//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu  (Read 6575 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline rudyk

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua umat Buddha berpandangan benar
Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« on: 06 December 2012, 11:43:45 AM »
Sekedar share saja. Meditasi Hindu(Vedic) prinsipnya adalah membuat pikiran tenang(settled-down) dgn cara membuat pikiran kelelahan. Tekniknya adalah dgn memusatkan perhatian pada satu object, benar2 hanya satu object tok yg ada dlm pikiran utk waktu yg cukup lama. Sifat alami pikiran adalah dinamis, cenderung keluyuran kemana2. Yg terjadi setelah pikiran dipaksa tdk kemana2 (dipaksa terpaku ke satu object tok) adalah pikiran menjadi saturated/jenuh, capek, sehingga settled-down. Keadaan mental seperti ini telah banyak membuat orang salah kaprah mengangap itu pencerahan(enlightenment). Yg ada adalah seseorang terbuai dgn rasa keenakan dlm keadaan itu.

Meditasi Buddhist yg diajarkan Sang Buddha, dlm AN 4.41 ada disebutkan 4 macam pengembangan samadhi. Tapi yg umum dikenal sepertinya cuma 2 saja, yaitu yg melibatkan jhana dan yg utk pengembangan sati(mindfulness=perhatian-penuh).
Banyak umat Buddha yg lupa kalau berprasangka buruk thdp orang lain termasuk perbuatan yg dilakukan dgn pikiran, akusala mano kamma.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #1 on: 06 December 2012, 11:50:01 AM »
Sekedar share saja. Meditasi Hindu(Vedic) prinsipnya adalah membuat pikiran tenang(settled-down) dgn cara membuat pikiran kelelahan. Tekniknya adalah dgn memusatkan perhatian pada satu object, benar2 hanya satu object tok yg ada dlm pikiran utk waktu yg cukup lama. Sifat alami pikiran adalah dinamis, cenderung keluyuran kemana2. Yg terjadi setelah pikiran dipaksa tdk kemana2 (dipaksa terpaku ke satu object tok) adalah pikiran menjadi saturated/jenuh, capek, sehingga settled-down. Keadaan mental seperti ini telah banyak membuat orang salah kaprah mengangap itu pencerahan(enlightenment). Yg ada adalah seseorang terbuai dgn rasa keenakan dlm keadaan itu.

Ini namanya samatha kalau di buddhis, memang konsentrasi ke satu objek saja, tapi bukan utk membuat pikiran kelelahan.   Hasilnya adalah ketenangan dan konsentrasi dan pencapaian jhana2.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline rudyk

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua umat Buddha berpandangan benar
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #2 on: 06 December 2012, 12:19:44 PM »
Ini namanya samatha kalau di buddhis, memang konsentrasi ke satu objek saja, tapi bukan utk membuat pikiran kelelahan.   Hasilnya adalah ketenangan dan konsentrasi dan pencapaian jhana2.
Maaf, saya tdk mau menanggapi lebih lanjut bukan karena apa2. Melihat signature anda, sepertinya anda bukan seorang buddhis. Saya pikir tidak adil berargumentasi tentang topik buddhis dgn non-buddhis krn tdk sepadan.
Tapi kalau anda bertanya kepada saya tentang samatha, saya akan jawab.

Mohon dimaklumi. Terima kasih.
Banyak umat Buddha yg lupa kalau berprasangka buruk thdp orang lain termasuk perbuatan yg dilakukan dgn pikiran, akusala mano kamma.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #3 on: 06 December 2012, 12:22:52 PM »
Maaf, saya tdk mau menanggapi lebih lanjut bukan karena apa2. Melihat signature anda, sepertinya anda bukan seorang buddhis. Saya pikir tidak adil berargumentasi tentang topik buddhis dgn non-buddhis krn tdk sepadan.
Tapi kalau anda bertanya kepada saya tentang samatha, saya akan jawab.

Mohon dimaklumi. Terima kasih.

anda menilai seseorang buddhis atau bukan berdasarkan signature? Jika Bro Sanjiva mengganti signaturenya seperti signature anda, maukah anda menjawabnya?

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #4 on: 06 December 2012, 12:34:50 PM »
anda menilai seseorang buddhis atau bukan berdasarkan signature? Jika Bro Sanjiva mengganti signaturenya seperti signature anda, maukah anda menjawabnya?

Maaf signature belum ada rencana diganti  ;D

Kalau tak mampu menangkap sarkasme dalam signature itu, silahkan saja kalau mau diskusi dengan yg lain, gw menyimak saja.  8) ^-^

BTW, agama di KTP gw buddha lho  :whistle: >:D
« Last Edit: 06 December 2012, 12:48:34 PM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline rudyk

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua umat Buddha berpandangan benar
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #5 on: 06 December 2012, 12:59:03 PM »
anda menilai seseorang buddhis atau bukan berdasarkan signature? Jika Bro Sanjiva mengganti signaturenya seperti signature anda, maukah anda menjawabnya?
Oh ternyata saya salah tangkap, tak tahunya signature Bro Sanjiva berisi maksud "tertentu". Maaf saya telat menyadarinya  :))

OK sekarang saya lanjut ke komentar Bro Sanjiva.
Bro Sanjiva, tolong tunjukkan di sutta mana dpt ditemukan Sang Buddha mengajarkan utk konsentrasi ke satu objek saja dan disebut meditasi samatha. Dan juga bagaimana secara teknis mencapai jhana dgn cara itu? Dan kalau bisa, berikan penjelasan (sesingkat mungkin) apa sebenarnya jhana itu.
Yg saya maksud dgn sutta adalah sutta dari kumpulan sutta utama (DN, MN, SN, AN) saja tanpa dari kitab komentarial spt Vissudhimagga. Sebagian dari KN dikatakan berisi komentarial. Saya tidak mau mengacu pada komentarial karena mengandung ketidaksesuaian dgn sutta2 utama.
Banyak umat Buddha yg lupa kalau berprasangka buruk thdp orang lain termasuk perbuatan yg dilakukan dgn pikiran, akusala mano kamma.

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #6 on: 06 December 2012, 01:43:03 PM »
udah ada contekannya di sini
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,157.0.html
Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?


ini beberapa potongan sutta yang berhubungan dengan jhana

MN 36
Maha-Saccaka Sutta

So when I had taken solid food and regained strength, then — quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful mental qualities, I entered & remained in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. But the pleasant feeling that arose in this way did not invade my mind or remain

    AN 4.123
    Jhana Sutta / Mental Absorbtion (1)
    "There is the case where an individual, withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities, enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. He savors that, longs for that, finds satisfaction through that. Staying there — fixed on that, dwelling there often, not falling away from that — then when he dies he reappears in conjunction with the devas of Brahma's retinue. The devas of Brahma's retinue, monks, have a life-span of an eon. A run-of-the-mill person having stayed there, having used up all the life-span of those devas, goes to hell, to the animal womb, to the state of the hungry shades. But a disciple of the Blessed One, having stayed there, having used up all the life-span of those devas, is unbound right in that state of being. This, monks, is the difference, this the distinction, this the distinguishing factor, between an educated disciple of the noble ones and an uneducated run-of-the-mill person, when there is a destination, a reappearing.
    ...


    AN 9.45

    Ubhatobhaga Sutta
    (Released) Both Ways
    [Udayin:] "'Released both ways, released both ways,' it is said. To what extent is one described by the Blessed One as released both ways?"

    [Ananda:] "There is the case, my friend, where a monk, withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities, enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. He remains touching with his body in whatever way there is an opening there, and he knows it through discernment. It is to this extent that one is described by the Blessed One as released both ways, though with a sequel.


    AN 4.124
    Jhana Sutta / Mental Absorbtion (2)
    "There is the case where an ind.ividual, withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities, enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation He regards whatever phenomena there that are connected with form, feeling, perception, fabrications, & consciousness, as inconstant, stressful, a disease, a cancer, an arrow, painful, an affliction, alien, a disintegration, an emptiness, not-self. At the break-up of the body, after death, he reappears in conjunction with the devas of the Pure Abodes. This rebirth is not in common with run-of-the-mill people.
    ....


    AN 5.28
    Samadhanga Sutta
    The Factors of Concentration


    The Blessed One said: "Now what, monks, is five-factored noble right concentration? There is the case where a monk — quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities — enters and remains in the first jhana: rapture and pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought and evaluation. He permeates and pervades, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born from withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal.

    "Just as if a skilled bathman or bathman's apprentice would pour bath powder into a brass basin and knead it together, sprinkling it again and again with water, so that his ball of bath powder — saturated, moisture-laden, permeated within and without — would nevertheless not drip; even so, the monk permeates, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born of withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal. This is the first development of the five-factored noble right concentration.
    ...


    AN 9.36
    Jhana Sutta
    Mental Absorption

    "I tell you, the ending of the mental fermentations depends on the first jhana... the second jhana... the third... the fourth... the dimension of the infinitude of space... the dimension of the infinitude of consciousness... the dimension of nothingness. I tell you, the ending of the mental fermentations depends on the dimension of neither perception nor non-perception.

    "'I tell you, the ending of the mental fermentations depends on the first jhana.' Thus it has been said. In reference to what was it said? There is the case where a monk, withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities, enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. He regards whatever phenomena there that are connected with form, feeling, perception, fabrications, & consciousness, as inconstant, stressful, a disease, a cancer, an arrow, painful, an affliction, alien, a disintegration, an emptiness, not-self. He turns his mind away from those phenomena, and having done so, inclines his mind to the property of deathlessness: 'This is peace, this is exquisite — the resolution of all fabrications; the relinquishment of all acquisitions; the ending of craving; dispassion; cessation; Unbinding.'
    ....


    AN 9.42
    Pañcala Sutta
    Pañcala's Verse

    "Now there is the case where a monk — quite withdrawn from sensuality,2 withdrawn from unskillful qualities — enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. Even this much is described by the Blessed One as the attaining of an opening in a confining place, though followed by a sequel. For even there there's a confining place. What is the confining place there? Just that directed thought & evaluation have not ceased. This is the confining place there.
    ...


    AN 11.10
    Sandha Sutta
    To Sandha

    "He dwells with his awareness overcome by ill will... sloth & drowsiness... restlessness & anxiety... uncertainty, obsessed with uncertainty. He does not discern the escape, as it actually is present, from uncertainty once it has arisen. Making that uncertainty the focal point, he absorbs himself with it, besorbs, resorbs, & supersorbs himself with it.

ini Check list nya

Harus ada di jhana 1:
1. Directed Thought (mengarahkan pada objek)
2. Evaluation (evaluasi atau tetap pada objek)
3. Rapture (kenikmatan)
4. Pleasure (kesenangan/kepuasan)
5. Singleness of mind (keterpusatan pikiran)

Yang sudah tidak ada ketika jhana 1
1. Sensual Desire (keinginan sensua)
2. Ill will (keinginan buruk/tidak baik/jahat)
3. sloth & torpor (kemalasan)
4. restlessness & anxiety (gelisah)
5. Uncertainty (keraguan, mis, udah sampe belon yaaah, bener nga yaah)

gitu loh checklistnya. Kalau itu semua terpenuhi, Jhana 1

Dalam sutta, ketenangan dan pandangan terang (samatha dan vipassana) adalah kualitas batin, bukan tehnik meditasi.

Utk mencapai jhana, dibutuhkan sila yang sempurna lalu kualitas batin ketenangan dan pandangan terang.

   
Quote
[9] "If a monk would wish, 'May I attain — whenever I want, without strain, without difficulty — the four jhanas that are heightened mental states, pleasant abidings in the here-&-now,' then he should be one who brings the precepts to perfection, who is committed to inner tranquillity of awareness, who does not neglect jhana, who is endowed with insight, and who frequents empty dwellings.

    [10] "If a monk would wish, 'May I — with the ending of mental fermentations — remain in the fermentation-free awareness-release & discernment-release, having directly known & realized them for myself in the here-&-now,' then he should be one who brings the precepts to perfection, who is committed to inner tranquillity of awareness, who does not neglect jhana, who is endowed with insight, and who frequents empty dwellings.

    ‘‘Ākaṅkheyya ce, bhikkhave, bhikkhu ‘catunnaṃ jhānānaṃ ābhicetasikānaṃ diṭṭhadhammasukhavihārānaṃ nikāmalābhī assaṃ akicchalābhī akasiralābhī’ti, sīlesvevassa paripūrakārī ajjhattaṃ cetosamathamanuyutto anirākatajjhāno vipassanāya samannāgato brūhetā suññāgārānaṃ.

    ‘‘Ākaṅkheyya ce, bhikkhave, bhikkhu ‘āsavānaṃ khayā anāsavaṃ cetovimuttiṃ paññāvimuttiṃ diṭṭheva dhamme sayaṃ abhiññā sacchikatvā upasampajja vihareyya’nti, sīlesvevassa paripūrakārī ajjhattaṃ cetosamathamanuyutto anirākatajjhāno vipassanāya samannāgato brūhetā suññāgārānaṃ.

Akan tetapi belakangan2 kemudian mulai dikelompokkan jadi samatha bhavana dan vipassana bhavana, which is yg malahan bahkan jadi makin jauh dipisah, satu katanya utk jhana dan satu lagi untuk pencerahan. Padahan kedua itu merupakan kualitas yang dibutuhkan utk jhana dan pencerahan.

« Last Edit: 06 December 2012, 01:54:53 PM by bluppy »

Offline rudyk

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua umat Buddha berpandangan benar
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #7 on: 06 December 2012, 10:01:17 PM »
udah ada contekannya di sini
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,157.0.html
Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Trims utk contekannya. Semoga bisa bermanfaat bagi banyak orang. Sebelumnya saya sudah tahu adanya sutta2 yg menyebutkan tentang jhana tersebut.
Sayangnya tak ada satupun dari sutta2 itu yg dpt menjawab pertanyaan saya kpd Sanjiva (sutta yg berisi instruksi Sang Buddha utk konsentrasi ke satu objek).
Sutta2 tersebut pd dasarnya sama, hanya mengulang faktor2 jhana. Ada beberapa sutta yg terlewatkan tapi sangat penting utk lebih memahami jhana, spt DN 9 dan AN 9.31. Mengetahui faktor2 jhana saja tdk banyak membantu. Dulu saya jg berpandangan serupa, hanya mengandalkan faktor2 jhana saja. Tapi setelah membaca DN 9, jadi ada gambaran lebih teknis tentang jhana dan nibbana.

Quote
Akan tetapi belakangan2 kemudian mulai dikelompokkan jadi samatha bhavana dan vipassana bhavana, which is yg malahan bahkan jadi makin jauh dipisah, satu katanya utk jhana dan satu lagi untuk pencerahan. Padahan kedua itu merupakan kualitas yang dibutuhkan utk jhana dan pencerahan.
Terus terang saya salut dgn admin forum ini (Sumedho). Tdk banyak orang yg tahu tentang hal ini. Banyak dari moderator milis2 barat malah tdk tahu.
Banyak umat Buddha yg lupa kalau berprasangka buruk thdp orang lain termasuk perbuatan yg dilakukan dgn pikiran, akusala mano kamma.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #8 on: 07 December 2012, 06:05:55 AM »
Terus terang saya salut dgn admin forum ini (Sumedho). Tdk banyak orang yg tahu tentang hal ini. Banyak dari moderator milis2 barat malah tdk tahu.

bold, karena salah menterjemahkan isi DN atau apa ! mohon diperjelas !
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #9 on: 07 December 2012, 06:12:05 AM »
Quote from: MN 118

15. “Para bhikkhu, ketika perhatian pada pernafasan dikembangkan dan dilatih, maka hal itu berbuah besar dan bermanfaat besar. Ketika perhatian pada pernafasan dikembangkan dan dilatih, maka hal itu memenuhi empat landasan perhatian. Ketika empat landasan perhatian dikembangkan dan dilatih, maka hal itu memenuhi tujuh faktor pencerahan. Ketika tujuh faktor pencerahan dikembangkan dan dilatih, maka hakl itu memenuhi pengetahuan dan pembebasan sejati.

16. “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, perhatian pada pernafasan dikembangkan dan dilatih, sehingga berbuah besar dan bermanfaat besar?

17. “Di sini seorang bhikkhu, pergi ke hutan atau ke bawah pohon atau ke gubuk kosong, duduk bersila, menegakkan tubuhnya, dan menegakkan perhatian di depannya, dengan penuh perhatian ia menarik nafas, penuh perhatian ia mengembuskan nafas.

18. “Menarik nafas panjang, ia memahami:  ‘Aku menarik nafas panjang’; atau mengembuskan nafas panjang, ia memahami: ‘Aku mengembuskan nafas panjang.’ Menarik nafas pendek, ia memahami: ‘Aku menarik nafas pendek’; atau mengembuskan nafas pendek, ia memahami: ‘Aku mengembuskan nafas pendek.’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan mengalami seluruh tubuh [nafas]’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan mengalami seluruh tubuh [nafas].’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan menenangkan bentukan jasmani’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menembuskan nafas dengan menenangkan bentukan jasmani.’

19. “Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan mengalami kegembiraan’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan mengalami kegembiraan.’  Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan mengalami kenikmatan’; [83] ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan mengalami kenikmatan.’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan mengalami bentukan batin; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan mengalami bentukan batin.’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan menenangkan bentukan batin; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan menenangkan bentukan batin.’

20. “Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan mengalami pikiran’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan mengalami pikiran.’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan menggembirakan pikiran’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan menggembirakan pikiran.’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan mengkonsentrasikan pikiran’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan mengkonsentrasikan pikiran.’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan membebaskan pikiran’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan membebaskan pikiran.’

21. “Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan merenungkan ketidak-kekalan’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan merenungkan ketidak-kekalan.’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan merenungkan peluruhan’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan merenungkan peluruhan.’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan merenungkan lenyapnya’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan merenungkan lenyapnya.’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan merenungkan lepasnya’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan merenungkan lepasnya.’

22. “Para bhikkhu, itu adalah bagaimana perhatian pada pernafasan dikembangkan dan dilatih, sehingga berbuah besar dan bermanfaat besar.

ini ada berapa objek ya?  :-?
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline rudyk

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua umat Buddha berpandangan benar
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #10 on: 07 December 2012, 10:09:58 PM »
bold, karena salah menterjemahkan isi DN atau apa ! mohon diperjelas !
simple, karena belajar dari yg menganut pandangan yg sama, yaitu yg mengelompokkan samatha dan vipassana.
Banyak umat Buddha yg lupa kalau berprasangka buruk thdp orang lain termasuk perbuatan yg dilakukan dgn pikiran, akusala mano kamma.

Offline rudyk

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua umat Buddha berpandangan benar
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #11 on: 07 December 2012, 10:27:10 PM »
ini ada berapa objek ya?  :-?
Tolong dihitung sendiri saja ya. Napas panjang dan napas pendek saja itu sudah berapa.
Disini yg penting bukan jumlah objeknya, anda belum mengerti perkara utamanya. Di awal thread saya bilang: "dipaksa terpaku ke satu object tok" atau singkatnya konsentrasi ke satu objek, itu maksudnya tidak melakukan apa2 selain itu. Kalau menurut Vimalaramsi itu sama saja dgn hypnosis.
Lagipula, anda menyertakan quote dari Anapanasati Sutta. Sedangkan topik konsentrasi ke satu objek ini lebih berkaitan dgn meditasi yg melibatkan jhana, bukan meditasi utk pengembangan sati (Anapana+Sati = Napas+Kesadaran Penuh).
Banyak umat Buddha yg lupa kalau berprasangka buruk thdp orang lain termasuk perbuatan yg dilakukan dgn pikiran, akusala mano kamma.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #12 on: 07 December 2012, 10:42:12 PM »
Tolong dihitung sendiri saja ya. Napas panjang dan napas pendek saja itu sudah berapa.
Disini yg penting bukan jumlah objeknya, anda belum mengerti perkara utamanya. Di awal thread saya bilang: "dipaksa terpaku ke satu object tok" atau singkatnya konsentrasi ke satu objek, itu maksudnya tidak melakukan apa2 selain itu. Kalau menurut Vimalaramsi itu sama saja dgn hypnosis.
Lagipula, anda menyertakan quote dari Anapanasati Sutta. Sedangkan topik konsentrasi ke satu objek ini lebih berkaitan dgn meditasi yg melibatkan jhana, bukan meditasi utk pengembangan sati (Anapana+Sati = Napas+Kesadaran Penuh).

Jadi menurut anda jika melibatkan jhana maka konsentrasi ke satu objek? bukankah Sang Buddha mengajarkan jhana? dan bukankah ini kontradiktif dengan pernyataan anda sebelumnya bahwa Sang Buddha tidak mengajarkan konsentrasi ke satu objek?

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Bedanya meditasi Buddhist dan meditasi Hindu
« Reply #13 on: 07 December 2012, 11:04:32 PM »
Tolong dihitung sendiri saja ya. Napas panjang dan napas pendek saja itu sudah berapa.
Disini yg penting bukan jumlah objeknya, anda belum mengerti perkara utamanya. Di awal thread saya bilang: "dipaksa terpaku ke satu object tok" atau singkatnya konsentrasi ke satu objek, itu maksudnya tidak melakukan apa2 selain itu. Kalau menurut Vimalaramsi itu sama saja dgn hypnosis.
Lagipula, anda menyertakan quote dari Anapanasati Sutta. Sedangkan topik konsentrasi ke satu objek ini lebih berkaitan dgn meditasi yg melibatkan jhana, bukan meditasi utk pengembangan sati (Anapana+Sati = Napas+Kesadaran Penuh).
tidak dipaksa ke satu objek, tapi fokusnya ke satu objek kale..
kalo gak ke satu objek, maka bisa saja si meditator mikirin istri di rumah, mikirin hari ini mau makan apa, mikirin selingkuhan, dan tidak perlu mengarahkannya...
« Last Edit: 07 December 2012, 11:06:57 PM by will_i_am »
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

 

anything