tergantung yang menanggapinya, sepertinya tujuan TS bukan utk ditertawakan atau menyindir
tapi utk meluruskan.
Jika ada yang tidak senang diluruskan ya udah bengkok terus aja
saya menganalisa pernyataan yg ini aja.
dalam membicarakan dua sistem kepercayaan yg berbeda, tidak ada yg namanya meluruskan sesuatu yg bengkok, karena yang namanya kepercayaan itu bukan berlandaskan pada fakta2 ilmiah melainkan lebih kepada keyakinan subjektif penganutnya. jadi kalo berbicara mengenai kepercayaan atau keyakinan, yang ada hanyalah pertukaran informasi dan saling mengerti.
jadi yg dimaksudkan quote di atas "meluruskan yg bengkok" adalah:
* kepercayaanku lurus
* kepercayaanmu bengkok
* karena kamu bengkok maka kamu harus diluruskan
jadi motif "meluruskan yg bengkok" di atas tidak lain hanyalah ...?
soal aliran pun saya tidak memilih yang manapun karena masing2 mempunyai keanehan yang rasanya tiak bisa masuk akal bagi saya, disini pembahasan mahayana yang sepertinya mengagungkan sosok buda yang disamakan dengan sosok tuhan ajaran lain, apakah anda menyetujui atau tidak silahkan saja gabung disini.
saya tidak memaksakan kepercayaan saya, hanya ingin tahu saja bagaimana menurut anda mengenai sosok apalokite sama buda dalam mahayana?
hehehehe... saya kok gak sependapat dengan klaim di atas.
seseorang yg tidak memilih aliran manapun, memiliki penilaian yg netral. anehnya, si orang "netral" ini getol banget menyerang dan mengejek keyakinan mahayana, sangat kritis pada ajaran mahayana, sedangkan keyakinan theravada yg memiliki kepercayaan yg senada tidak dikritisinya. si orang "netral" ini juga sangat cepat menerima kalo dijawab dengan sumber2 berbahasa pali sedangkan kalo dijelaskan berulang2 oleh mahayanis tetep nggak bisa inget.
sesudah dipojokkan, dia ngaku bukan buddhis. mungkin agar terdengar "netral"?
anehnya umat buda bisa sabar melihat orang mempelesetkan, menyesatkan, merusak ajarannya, tapi kalau ada yang tertawa guling2, merubah kata2 buda, apalokiteswara baru marah. gitu ya?
ini sama seperti anak kecil ngomong, "temenku nyolong mainan, jadi kenapa saya gak boleh nyolong permen?".
salah dibalas dengan salah, tidak menjadikan sang pembalas benar. tetap aja dua2nya salah.