//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Membangkitkan Penulis2 Buddhis  (Read 11952 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« on: 22 December 2010, 02:06:49 PM »
Namo Buddhaya,

Dewasa ini saya melihat adanya krisis buku-buku Buddhis. Oleh karena itu, nampaknya umat Buddha di Indonesia perlu membangkitkan para penulis2 Buddhis agar mulai bersemangat menulis buku2 tentang Buddhadharma. Jadi kita jangan hanya menerjemahkan saja buku2 dari luar, melainkan juga menuangkan karya-karyanya sendiri. Tentu saja harapan saya agar karya-karya tersebut dapat bersifat sistematis dan lengkap, dalam artiap mengupas sesuatu dari tingkat dasar hingga mendalam, disertai penunjang dari Tipitaka/ Tripitaka. Dengan demikian, literatur Buddhis Indonesia akan semakin maju.
Semoga kita dapat membangkitkan lagi khazanah kajian Buddhis seperti yang pernah berjaya di Nalanda dulu. Semoga....

Tan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #1 on: 22 December 2010, 04:15:27 PM »
sebaiknya pembuatan buku tipitaka/tripitaka dulu di utamakan, karena sangat sedikit sekali orang2 yang mengetahui isi tipitaka/tripitaka.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #2 on: 22 December 2010, 04:23:26 PM »
sebaiknya pembuatan buku tipitaka/tripitaka dulu di utamakan, karena sangat sedikit sekali orang2 yang mengetahui isi tipitaka/tripitaka.

betul sekali !
Tipitaka bahasa Indonesia belum lengkap ! ^:)^
masih sebagian kecil :'(
 _/\_
« Last Edit: 22 December 2010, 04:25:54 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #3 on: 22 December 2010, 06:59:22 PM »
Saya mendukung keduanya. Keduanya perlu digalakkan. Sementara ini, jangankan orang awan para sarjana Buddhist, mereka yang telah lulus dari STAB juga masih belum benar-benar menguasai Tipitaka. Kalau tidak percaya, coba tanya kepada mereka yang telah lulus STAB, berapa sutta yang mereka ketahui. Kalau mereka mampu menyebutkan sepuluh sutta dari Dīgha Nikāya, sepuluh sutta dari Majjhima Nikāya, sepuluh sutta dari Saṃyutta Nikāya itu benar-benar luar biasa. Saya sudah pernah test. Hasilnya sungguh sangat mengecewakan. Ini bukan sebagai cemoohan melainkan sebagai rasa kekecewaan saya. Dalam prinsip saya, mereka yang lulusan STAB adalah yang kita harapkan untuk maju, mendidik anak-anak kita, tetapi mereka masih belum benar-benar menguasai apa yang harus mereka kuasai. Karena itu, saya merasa penting juga untuk menerjemahkan Tipitaka ke dalam bahasa Indonesia.
Untuk kemampuan menulis, memang saya melihat ada suatu titik kelemahan di Indonesia. Tidak banyak yang sanggup menulis. Tidak banyak yang sanggup mengolah kata. Kadang saya melihat, banyak yang sanggup bicara tetapi mereka tidak sanggup menuangkan apa yang mereka ucapkan ke dalam tulisan. Seni menulis berbeda dengan seni berbicara. Karena alasan ini, mungkin banyak orang yang enggan untuk menuangkan gagasan yang mereka miliki ke dalam tulisan.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #4 on: 23 December 2010, 12:01:57 AM »
Namo Buddhaya,

Sebenarnya Tipitaka/ Tripitaka dalam bahasa Indonesia sudah dalam proses penerjemahan. Ini merupakan usaha yang positif. Sebenarnya sudah banyak diterjemahkan, hanya saja dilakukan sendiri2 dan tanpa konsolidasi yang memadai. Akibatnya masing-masing pihak jalan sendiri2, sehingga terkesan kok terjemahannya masih sedikit/ belum lengkap. Ada juga yang menerjemahkannya tetapi tidak dipublikasikan secara meluas.
Oleh karena itu, demi menanggulangi permasalahan ini, masing-masing pihak perlu saling bekerja sama. Saya melihat terkadang ada terjemahan yang dobel2. Jadi pihak A sudah menerjemahkannya dan pihak juga. Ini ada positif dan negatifnya. TErdapatnya beberapa terjemahan bagi naskah yang sama bisa dijadikan bahan perbandingan dan saling memperbaiki. Namun negatifnya, waktu yang dapat dipergunakan menerjemahkan naskah Tipitaka lain jadi tersia-siakan. Semoga ini dapat menjadi bahan masukan.
Sebagai catatan, kalau saya pribadi lebih fokus menerjemahkan teks2 Mahayana. Hanya karena kesibukan waktu kerap tertunda. Terjemahan Karandavyuha Sutra saja tertunda selama bertahun2. Belum lagi Manjushri Nama Samghiti.. baru selesai sebagian saja.

Namaste,

Tan

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #5 on: 23 December 2010, 12:29:01 AM »
Saya melihat juga banyak terjemahan yang rancu dan tidak sesuai konteksnya. Saya juga melihat masih terlalu sedikit yang diterjemahkan. Banyak yang tersisa. Lihat saja, buku-buku dari Kuddhaka Nikāya masih banyak yang belum diterjemahkan. Buku-buku dari Abhidhamma juga belum diterjemahkan. Saya rasa buku-buku tersebut perlu diterjamahkan kalau memang kita ingin umat Buddha Indonesia mempelajari agama Buddha dengan baik mengingat tidak semua umat Buddha yang dapat berbahasa Inggris apalai berbasa Pali atau Sanskrit.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #6 on: 23 December 2010, 06:22:04 AM »
Namo Buddhaya,

Sebenarnya Tipitaka/ Tripitaka dalam bahasa Indonesia sudah dalam proses penerjemahan. Ini merupakan usaha yang positif. Sebenarnya sudah banyak diterjemahkan, hanya saja dilakukan sendiri2 dan tanpa konsolidasi yang memadai. Akibatnya masing-masing pihak jalan sendiri2, sehingga terkesan kok terjemahannya masih sedikit/ belum lengkap. Ada juga yang menerjemahkannya tetapi tidak dipublikasikan secara meluas.
Oleh karena itu, demi menanggulangi permasalahan ini, masing-masing pihak perlu saling bekerja sama. Saya melihat terkadang ada terjemahan yang dobel2. Jadi pihak A sudah menerjemahkannya dan pihak juga. Ini ada positif dan negatifnya. TErdapatnya beberapa terjemahan bagi naskah yang sama bisa dijadikan bahan perbandingan dan saling memperbaiki. Namun negatifnya, waktu yang dapat dipergunakan menerjemahkan naskah Tipitaka lain jadi tersia-siakan. .

Namaste,

Tan

terjemahan Tipitaka bahasa Indon dikumpulin beberapa penterjemah juga hanya sebagian kecil ^-^
Sutta aja belum lengkap, Vinaya ?, Abhidhamma ?
 _/\_
« Last Edit: 23 December 2010, 06:26:12 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #7 on: 23 December 2010, 10:11:02 AM »
memang sudah saatnya regenerasi kok

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #8 on: 23 December 2010, 10:22:49 AM »
Namo Buddhaya,

Sebenarnya Tipitaka/ Tripitaka dalam bahasa Indonesia sudah dalam proses penerjemahan. Ini merupakan usaha yang positif. Sebenarnya sudah banyak diterjemahkan, hanya saja dilakukan sendiri2 dan tanpa konsolidasi yang memadai. Akibatnya masing-masing pihak jalan sendiri2, sehingga terkesan kok terjemahannya masih sedikit/ belum lengkap. Ada juga yang menerjemahkannya tetapi tidak dipublikasikan secara meluas.
Oleh karena itu, demi menanggulangi permasalahan ini, masing-masing pihak perlu saling bekerja sama. Saya melihat terkadang ada terjemahan yang dobel2. Jadi pihak A sudah menerjemahkannya dan pihak juga. Ini ada positif dan negatifnya. TErdapatnya beberapa terjemahan bagi naskah yang sama bisa dijadikan bahan perbandingan dan saling memperbaiki. Namun negatifnya, waktu yang dapat dipergunakan menerjemahkan naskah Tipitaka lain jadi tersia-siakan. Semoga ini dapat menjadi bahan masukan.
Sebagai catatan, kalau saya pribadi lebih fokus menerjemahkan teks2 Mahayana. Hanya karena kesibukan waktu kerap tertunda. Terjemahan Karandavyuha Sutra saja tertunda selama bertahun2. Belum lagi Manjushri Nama Samghiti.. baru selesai sebagian saja.

Namaste,

Tan
mau ambil rujukan dari tripitaka bagaimana, sedangkan tripitakanya saja belum tersedia lengkap, nanti asal ambil saja bisa menyesatkan pembaca.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #9 on: 23 December 2010, 11:45:07 AM »
memang sudah saatnya regenerasi kok
yg muda2 harus bangkit ya?
Samma Vayama

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #10 on: 23 December 2010, 11:45:49 AM »
Namo Buddhaya,

Mengenai Vinaya, sudah ada terjemahannya. Saya yang menerjemahkannya dari buku Vinaya Mukha buah karya seorang Bhikkhu Thailand. Dalam bahasa Indonesia diterbitkan dalam dua jilid, yakni jilid 1A dan 1B karena cukup tebal. Isinya tentang aturan2 pathimokha bagi para bhikkhu lengkap dengan penjelasannya. Jilid 2 dan 3 masih dalam proses penerjemahan, hanya saja isinya aturan2 minor.  Buku jilid 1A dan 1B (terbit 2008) sudah habis dibagikan.
Mengenai Abhidhamma memang belum ada terjemahannya dalam bahasa Indo, tetapi buku2 tentang Abhidhamma sudah ada banyak. Ya. Abhidhamma memang sulit terjemahannya. Banyak kata-kata teknis yang perlu dicari padanan maknanya dalam bahasa Indo. Ini masih perlu perjalanan panjang. Tapi untuk sementara boleh membaca dulu buku2 karya Pandit. J. Kaharuddin tentang Abhidhamma.
Memang kerancuan dalam penerjemahan bisa saja terjadi. Karena sebagian besar penerjemahan berpedoman pada buku bahasa Inggris dan bukannya Pali. Karena itu, butuh peran serta aktif para pembaca dalam memberikan kritik dan sarannya (khususnya yang paham Pali). Tentu saja kritik yang membangun dan harus ada dasarnya sesuai pengetahuan bahasa yang dimiliki.
Mengenai Tripitaka (Mahayana), sutra2 utama sudah ada bahasa Indonesianya. Coba cari buku Dharma Pitaka, terbitan Sangha Mahayana Indonesia. Lalu ada juga kumpulan sutra Mahayana I dan II (bisa diunduh di dhammacitta. Terjemahan2 lain menyusul. Sementara waktu kalau mau rujukan boleh diambil dari terjemahan sutra2 utama yang sudah ada. Saya kira itu sementara waktu cukup. Lebih baik lagi, kalau paham bahasa Mandarin klasik bisa juga ambil dari cbeta.org.

Demikian semoga bermanfaat adanya.

Namaste,

Tan

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #11 on: 23 December 2010, 11:48:23 AM »
Yang muda-muda memang mau tidak mau harus bangkit. Organisasi2 Buddhis sendiri harus mampu menyemangati kaum mudanya. Kalau perlu berikan insentif seperti di agama tetangga. Insentif ini tak harus uang, tetapi bisa juga penghargaan dan lain sebagainya. Kalau generasi "tua" dan "muda" bisa bangkit bersama tentunya sinergi ini akan mampu menghasilkan banyak hal. Terus maju!

Namaste,

Tan

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #12 on: 23 December 2010, 12:03:52 PM »
mau ambil rujukan dari tripitaka bagaimana, sedangkan tripitakanya saja belum tersedia lengkap, nanti asal ambil saja bisa menyesatkan pembaca.

Hmm.
bukan itu permasalahanya, Pemasalahannya ada tidaknya yang berani melakukannya, salah terjemahan itu bisa dieditorial, atau bisa dirembukan kembali, penulis itu tulisannya tidak 100 % benar, masih ada kesalahan, dan masih ada kesimpang siuran, tidak bisa total sempurna, tapi kadar permasalahanya penulis budhis sudah menurun, semenjak berdirinya forum Buddhis dimana mana, tapi mulai jarang ada nya penulis yang memberikan kadar dharma masih bisa dihitung oleh jari, sisanya comentar dan perdebatan, tapi penulis yang sungguh sungguh bekerja bisa terlihat hanya beberapa orang saja, yang ada laris laku debat kontroversial, kontribusi untuk melengkapi sejarah, dhamma, sutta, dsbnya. Hanya dilakukan sebagian orang, dan sekarang orang orang tersebut, kehilangan waktu untuk mendidikasikan dirinya karena waktu, bahan, pekerjaan yang lain, kadang pekerjaan organisasi, yang bisa lakukan adalah generasi yang muda, fresh, waktunya masih banyak, satu satu nya jalan adalah regenerasi

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #13 on: 23 December 2010, 12:06:44 PM »
yg muda2 harus bangkit ya?


Saya rsa bro tan sudah benar, yang udah senior membimbing yang junior ,memang yang junior kadang nyeleneh, mesti diingatkan, tapi kasih kesempatan mereka untuk perbaikan, tidak diadili habis habisan.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #14 on: 23 December 2010, 12:46:01 PM »
Yang muda-muda memang mau tidak mau harus bangkit. Organisasi2 Buddhis sendiri harus mampu menyemangati kaum mudanya. Kalau perlu berikan insentif seperti di agama tetangga. Insentif ini tak harus uang, tetapi bisa juga penghargaan dan lain sebagainya. Kalau generasi "tua" dan "muda" bisa bangkit bersama tentunya sinergi ini akan mampu menghasilkan banyak hal. Terus maju!

Namaste,

Tan

pakai apa maju ? kalau tidak didukung dana yang kuat ! 8)
teori sih bagus 'potensi anak muda' tetapi 'potensi dana tidak ada' :'(
kalau Tipitaka bahasa Thailand sudah lengkap karena didukung Sangha dan Pemerintah Thai. ^:)^
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.