//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!  (Read 169218 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #15 on: 24 March 2008, 08:19:50 AM »
 _/\_ memahami Avalokitesvara sebaiknya dipahami sebagai perwujudan lambang dari Cinta Kasih Universal. Setelah masuk ke China,well,harus dipahami bahwa kultur Chinese yang awalnya Taoisme membaur dalam Buddhism dan tercipta Buddhisme khas Tiongkok. Beberapa adalah baik namun ada juga yang membawa pemahaman batin yang salah.  _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Nilakantha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 349
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
  • Namo Nan Hai Kuan Shi Yin Phu Sat
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #16 on: 25 March 2008, 08:13:37 PM »
Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis.
That's true.
Terima kasih atas penjelasannya , GandalfTheElder.
 
 " Musuh terutama manusia adalah dirinya sendiri "

Om Mani Padme Hum
 :lotus:
“ Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan ‘Jalan’ .”
                         ( Dhammapada 276 )

Offline iwakbelido

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 251
  • Reputasi: 7
  • Gender: Male
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #17 on: 08 May 2008, 09:56:53 PM »
Bagaimana menurut ajaran Theravada? Apakah Dewi Kwan Im itu ada?
Maaf kalo bertanya mengenai Theravada tetapi masuk ke link ini, karena sepertinya di Theravada tidak ada kolom mengenai Dewi Kwan Im.

Terima kasih.  _/\_
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #18 on: 09 May 2008, 01:38:11 PM »
Bagaimana menurut ajaran Theravada? Apakah Dewi Kwan Im itu ada?
Maaf kalo bertanya mengenai Theravada tetapi masuk ke link ini, karena sepertinya di Theravada tidak ada kolom mengenai Dewi Kwan Im.

Terima kasih.  _/\_

Dalam Theravada memang tidak pernah menyebut bodhisatva2 lain.

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #19 on: 09 May 2008, 04:17:17 PM »
Ada bukti bahwa Avalokitesvara dikenal oleh umat Theravada di Sri Lanka pada abad ke-9 atau ke-10, sebagai adaptasi simbolis Buddhis, yaitu perwujudan aspek Karuna (Welas Asih) dari Sang Buddha. Berikut petikan dari buku yang ditulis oleh Y. A. Piyasilo Mahathera yang diterbitkan oleh Yayasan Penerbit Karaniya.

Kemasyhuran Avalokitesvara
Orang Jepang memungut nama Cina Avalokitesvara(Guanyin) dan mengubahnya jadi ‘Kannon’ atau ‘Kwannon’ (yang pertama lebih disukai). Orang Tibet menyebutnya ‘Spyan-ras-gzigs’ (Chenrezig, ‘dengan pandangan mengasihi’). Nama Mongolianya adalah ‘Niduber ujegci’ (‘dia yang melihat dengan mata’). Di Sri Lanka (di mana dia sering disalahartikan sebagai Maitreya, Sang Buddha masa depan), dia dikenal sebagai ‘Natha’ (‘Raja’ atau ‘Perlindungan’) atau ‘Nathadeva’, mungkin singkatan dari julukan lengkapnya Lokesvaranatha (‘Sang Raja yang melindungi dunia’). Di negara Theravada Asia Tenggara (terutama Muangthai dan Kamboja), dia dikenal sebagai Lokesvara (‘Raja dunia’). Avalokitesvara pada kenyataannya menjadi satu-satunya Bodhisattva Mahayana yang diterima oleh umat Buddha Theravada, atau kebanyakan dari mereka (bahkan di Burma).

Salah satu alasannya adalah bahwa dia merupakan penjelmaandari karuna Sang Buddha. Dalam Mahayana awal, kebijaksanaan (prajna) dan kasih sayang (karuna) membentuk dua ‘sayap’ pencerahan Sang Buddha: Penyadaran dan Ajaran-Nya tentang Dharma adalah aspek ‘kebijaksanaan’ sementara hidup dan tindakan-Nya adalah aspek ‘karunä’.

Mula-mula, aspek kebijaksanaan dianggap lebih penting daripada karuna. Pendekatan ini mencapai puncaknya dalam naskah Prajnaparamita (Kebijaksanaan Sempurna) (antara100 SM sampai 150 M). Kemudian, gagasan ini dijelmakan dan diubah menjadi Bodhisattva (misalnya Prajnaparamitadan Manjusri). Manjusri pada kenyataannya diperlakukan sebagai Bodhisattva yang terpenting.

Adaptasi Simbolis
Seiring dengan berlalunya waktu, karuna ditekankan danAvalokitesvara sebagai perwujudannya menjadi jalan tertinggi dalam mencapai pembebasan spiritual. Selama kurun waktu inilah Avalokitesvara melewati proses ‘adaptasi simbolis’ dengan mengasimilasi sifat dewa brahmanis sambil tetap mempertahankan sifat Buddhis hakiki —dengan demikian menetralkan pengaruh Hinduisme pada Buddhadharma.(Sebenarnya, Hindu juga melakukan hal yang sama; danakhirnya, mereka berhasil menyerap Buddhadharma dalam agama mereka —sampai Buddhadharma yang sekarang ini bangkit kembali di India, begitulah.)

Suatu kenyataan bahwa Avalokitesvara tidak disinggung dalam naskah yang lebih awal. Ini membuktikan bahwa dia dipahami oleh umat Buddha sebagai usaha untuk menghadapi cobaan dan godaan yang semakin besar. Belakangan, doktrin Avalokitesvara berkembang menjadi Adaptasi Simbolis yangmembuat banyak orang berpaling pada Buddhadharma.

Kitab Suci
Bagaimana bisa mayoritas umat Buddha dewasa ini dan selama dua ribu tahun terakhir begitu mudahnya menerima Avalokitesvara? Mengapa Avalokitesvara muncul jadi tokoh nomor satu? Faktor berikut memberikan beberapa jawaban penting bagi kedua pertanyaan tersebut:

1. Kitab Suci. Doktrin bahwa Avalokitesvara adalah jelmaan karuna Sang Buddha didasarkan pada Kitab Suci Buddhis (termasuk Kanon Pali). Dikatakan bahwa Sang Buddha, bangkit di pagi hari dari pencapaian karuna agung, mengamati dunia (mahakaruna samapattito vutthaya lokam volokento, D 2:37, DhA 1:21 2:367, P 1:126).

2. Sifat Sang Buddha. Dalam Maha-parinibbana Sutta, Sang Buddha berkata bahwa Beliau muncul dalam delapan kumpulan (orang mulia, brahmana, perumah tangga, pertapa, Empat Raja Dewata (Catummaharajikadeva), Tiga Puluh Tiga Dewa (Tavatimsa), Mara, dan Brahma) melihat dan berbicara seperti mereka untuk mengajar Dharma,mendorong, memperbaiki, dan menggembirakan mereka tanpa dikenali sama sekali oleh mereka (D 2:109). Avalokitesvara menunjukkan sifat-sifat yang sama.

3. Pengendalian Sang Buddha terhadap waktu. Sedikitnyadalam dua peristiwa Sang Buddha menunjukkan pengendalian-Nya terhadap waktu. Contoh pertama adalahketika Sang Buddha menimbulkan gambaran bidadaricantik luar biasa dalam pikiran Khemä, sang ratu Bimbi-sara, dan membiarkannya ‘melihat’ bidadari itu melewati masa muda, dewasa, usia tua, dan mati dalam waktu singkat (DhA 4:168 f). Contoh kedua ditemukan dalam Mahaparinibbana Sutta, di mana Sang Buddha mengisyaratkan kemampuan-Nya, hasil pencapaian-Nya akan Jalan Pencapaian beruas empat (iddhipada), untuk hidup selama satu kalpa (bisa berarti masa hidup normal manusia atau satu masa dunia) kepada Ananda (D 2:103117).

4. Sifat adiduniawi Sang Buddha Buddha. ‘Karena seorang Tathagata, tidak bisa dipahami walaupun sedang muncul di dunia ini, tidak layak mengatakannya ... bahwa setelah wafat Tathagata itu ada, tidak ada, ada dan tidak ada, atau bukan ada dan tidak ada’ (S 3:118; cf M 1:488). Kepada Dona sang brahmana yang melihat jejak kaki-Nya, Sang Buddha, dalam menjawab pertanyaannya, menyatakan bahwa keberadaan-Nya tidak bisa digolongkan ke dalam makhluk apa pun (dewa, makhluk kedewaan, yaksha, atau manusia) tetapi istilah ‘Buddha’-lah paling sesuai bagi-Nya (A 2:38). Kekuatan Sang Buddha itu di luar pemahaman pikiran yang belum cerah. Avalokitesvara,sebagai kekuatan spiritual positif bagi umat Buddha yang tak terhitung banyaknya selama berabad-abad, adalah aspek Pikiran Tertinggi yang tidak bisa dicabut.

5. Pemanusiaan Sang Buddha  Terlalu memanusiakan dan tidak melegendakan Sang Buddha membuat-Nya terlihat seperti guru Dharma yang tak berdaya. ‘Dia wafat—di Nirvana. Dia tidak bisa menolongmu; Anda harusmenolong diri sendiri!’ Ini adalah obat yang tepat di waktu yang salah. Sebagai akibatnya, umat awam yang putus asa (khususnya Theravada) mulai berpaling ke dewa Hindu (Sri Lanka), pemujaan nat (Burma), dewa bumi (Muangthai), dan ‘Buddha Bermuka Empat’ (Malaysia dan Singapura). Yang terakhir adalah pembaruan yangdikenalkan oleh bhikkhu Muangthai yang ternyata jadi sangat terkenal dengan pemujaan materialistisnya.

'Tengah' dari Jalan Tengah
Avalokitesvara tidak boleh disalahartikan sebagai dewa ‘Hindu’ yang ditemukan oleh bhikkhu yang putus asa agar bisa menyelamat-kan agamanya yang sedang sekarat. Dia mewakili jawaban bagi kebutuhan yang menekan dan pengalaman hidup bagi orang kebanyakan yang melihat Buddha Dharma lebih dari sekadar kitab suci dan pengetahuan, atau lebih buruk daripada itu, sebagai komersialisa-si religius dan apatispiritual.

Sementara Theravada cenderung terlalu menekankan aspek manusiawi Sang Buddha, Mahayana condong untuk mendewakan-Nya. Namun, dalam doktrin Avalokitesvara,yang diterima oleh kedua aliran (setidaknya dalam prinsip, sebagai perwujudan karuna), kedua aspek itu —manusia dan dewata— melebur bersama dalam sebuah keseimbangan spiritual. Avalokitesvara tidak hanya ‘menjawab’ pendoa tetapi juga menampakkan diri, dalam legenda rakyat populer dalambentuk manusia (memperlihatkan bahwa orang daerah sudah menerimanya ke dalam kebudayaan mereka —ini dikenal sebagai ‘penggalian’). Di sini kita bisa benar-benar berkata bahwa Buddhadharma adalah sebuah agama rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Avalokitesvara memberikan jalur ‘komunikasi’ khususdengan Buddha terutama bila dibutuhkan keyakinan dalamhidup sehari-hari. Pemujaan Avalokitesvara menghilangkan perlunya pendeta dan viharawan. Pendekatan ini penting bagi kebangkitan kembali Buddha-dharma di mana banyak bhiksu menjadi pendeta dan perantara lewat dispensasi ‘berkah’ dan hak istimewa.

Orang-orang yang percaya hanya perlu memohon langsung kepada Sang Avalokitesvara dalam salah satu bentuknya yang tak terhingga banyaknya. Seseorang hanya perlu mengutarakan kesulitannya dan laksana seorang Penasihat Agung, Sang Avalokitesvara selalu siap mendengarkan dengan penuh perhatian. Jika ada yang berpikir bahwa hal ini bernada ketuhanan, dia harus ingat bahwa meditasi Avalokitesvara juga muncul dalam bentuk metode visualisasi dengan realisasi ketanpa-akuan yang menghasilkan pandangan terang (vipas-sana) sebagai tujuannya.
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #20 on: 09 May 2008, 04:25:50 PM »
Figur Cinta Kasih yah pasti ada dimana-mana dan tidak ada dinding yang bisa menscope Metta Karuna sebagai milik dia atau mereka atauoknum siapa aja.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #21 on: 09 May 2008, 04:43:33 PM »
Dewi Kwan Im adalah perwujudan Cinta Kasih yg universal.

Ini saya setuju.

Dan oleh karena itu umat Buddha Mahayana banyak yg menjadikan beliau sebagai panutan, bahkan memuja beliau.

Ini sudah mulai masuk wilayah praktik Dhamma.

Menjadikan sosok Avalokitesvara sebagai panutan adalah hal yg sangat bagus, kamma baik dalam bentuk pikiran. Masalah mulai timbul jika sosok tersebut mulai dijadikan tempat meminta-minta. Disini praktik Dhamma sudah mulai melenceng. Tidak terbatas pada Kwan Im, pada sosok Gotama pun begitu (mahayana dan theravada). Orang2 dengan pemahaman salah berdoa meminta2 kepada tokoh yg seharusnya dijadikan panutan.

Masalah 'pandangan dan praktik salah' ini -menurut saya- akan lebih berpotensi menimpa umat Mahayana dikarenakan di Mahayana sangat banyak sosok avalokitesvara yg dijadikan panutan. Potensi miccha ditthi pada umat lebih besar.

Bagaimana sebaiknya para Garda Dhamma Mahayana mengantisipasi hal tsb?


 _/\_
::

 
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #22 on: 09 May 2008, 04:57:00 PM »
dalam Sutra Sadharma Pundarika bagian Avalokitesvara memang disebutkan bahwa memuja dan memanggil nama Avalokitesvara pada saat kesusahan maka akan didengar......mungkin dari ini org mulai menyembah Kwan Im sebagai sosok Penolong.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline iwakbelido

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 251
  • Reputasi: 7
  • Gender: Male
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #23 on: 09 May 2008, 05:22:46 PM »
...... timbul jika sosok tersebut mulai dijadikan tempat meminta-minta. Disini praktik Dhamma sudah mulai melenceng. Tidak terbatas pada Kwan Im, pada sosok Gotama pun begitu (mahayana dan theravada). Orang2 dengan pemahaman salah berdoa meminta2 kepada tokoh yg seharusnya dijadikan panutan.

Masalah 'pandangan dan praktik salah' ini -menurut saya- akan lebih berpotensi menimpa umat Mahayana dikarenakan di Mahayana sangat banyak sosok avalokitesvara yg dijadikan panutan. Potensi miccha ditthi pada umat lebih besar.
...........
 

Jadi kita tidak boleh memohon dan meminta kepada Beliau dan Buddha Gautama dalam ajaran agama Buddha? Jadi kita meminta / memohon dgn siapa? Maklum saya masih baru, jadi masih banyak yang harus saya pahami.  _/\_
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #24 on: 09 May 2008, 05:29:44 PM »
 [at]  Iwak Belido,

bukannya katanya udah paham pada saat dijelasin dalam Thread yang kamu baut soal Tuhan dan berdoa?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline iwakbelido

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 251
  • Reputasi: 7
  • Gender: Male
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #25 on: 09 May 2008, 05:35:00 PM »
[at]  Iwak Belido,

bukannya katanya udah paham pada saat dijelasin dalam Thread yang kamu baut soal Tuhan dan berdoa?

Tetapi masih ada beberapa hal yang masih membuat saya bingung, begitu banyaknya orang yang memohon kepada Dewi Kwan Im. Dan bila kita memohon itu salah, Rasanya masih sulit diterima saja oleh saya, mohon maklum ya.. Makanya saya masih banyak harus pelajari  _/\_  :)

Saya akan membaca lagi thread itu, terima kasih saudara Nyanadhana sudah mengingatkan saya  _/\_
« Last Edit: 09 May 2008, 05:37:55 PM by iwakbelido »
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #26 on: 09 May 2008, 05:42:35 PM »
 
Quote
Kemasyhuran Avalokitesvara
Orang Jepang memungut nama Cina Avalokitesvara(Guanyin) dan mengubahnya jadi ‘Kannon’ atau ‘Kwannon’ (yang pertama lebih disukai). Orang Tibet menyebutnya ‘Spyan-ras-gzigs’ (Chenrezig, ‘dengan pandangan mengasihi’). Nama Mongolianya adalah ‘Niduber ujegci’ (‘dia yang melihat dengan mata’). Di Sri Lanka (di mana dia sering disalahartikan sebagai Maitreya, Sang Buddha masa depan), dia dikenal sebagai ‘Natha’ (‘Raja’ atau ‘Perlindungan’) atau ‘Nathadeva’, mungkin singkatan dari julukan lengkapnya Lokesvaranatha (‘Sang Raja yang melindungi dunia’). Di negara Theravada Asia Tenggara (terutama Muangthai dan Kamboja), dia dikenal sebagai Lokesvara (‘Raja dunia’). Avalokitesvara pada kenyataannya menjadi satu-satunya Bodhisattva Mahayana yang diterima oleh umat Buddha Theravada, atau kebanyakan dari mereka (bahkan di Burma).

Ini disinggung dari aspek pemahaman sifat.
Secara konkret tidak dikenal adanya tokoh Avalokitesvara dalam Theravada. Tetapi dalam pemahaman mahayana, Avalokitesvara disamping diyakini sebagai sosok yang eksis, namun pada pemahaman absolutnya ditekankan pada aspek welas asihnya, bukan personifikasinya. Sehingga ada istilah "setiap orang yang mengembangkan sifat welas asih adalaha Avalokitesvara". Toh Avalokitesvara membangkitkan inspirasi welas asihnya juga terinspirasi dari seorang Buddha di kalpa lalu bernama Buddha Avalokitesvara.   

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #27 on: 11 May 2008, 02:33:02 PM »
Tetapi masih ada beberapa hal yang masih membuat saya bingung, begitu banyaknya orang yang memohon kepada Dewi Kwan Im. Dan bila kita memohon itu salah, Rasanya masih sulit diterima saja oleh saya, mohon maklum ya.. Makanya saya masih banyak harus pelajari

Rasanya emang sulit meninggalkan kebiasaan bahwa manusia selalu menginginkan sebuah figur super hero dalam dirinya,kemudia figur Kwan Im muncul dan menjadi populer dan manusia menganggapnya sebagai superhero.
Memohon tidak pernah salah kok Iwan, hanya saja itu tergantung pada kamma baik kamu untuk berbuah,terkadang contohnya,saya mengidamkan rejeki uang,toko lancar,eh ternyata suatu hari saya dapat pelanggan yang banyak dan saya bilang ternyata doa saya sudah terjawab, dan ketika saya suatu hari sepi pelanggan, nah balik lagi sosok siapa yang akan saya jadi pelampiasan kesal saya? bisa bisa Kwan Im lagi.

Ada jokes dari Guru Zen
Seorang ibu punya dua anak,yang satu jual payung,yang satu jual es potong. Ibunya sangat menyayangi anaknya lantas ia berdoa, Kwan Im,semoga hari ini cuacanya cerah yah,kalo bisa panas biar semua orang membeli es potong anak saya ini karena dia baru mulai usaha, namun si ibu teringat lagi pada anaknya yang jual payung, dan dia berdoa lagi , Kwan Im, semoga hari ini hujan yah,jadi orang bisa membeli payung dari anakku ini.
Lantas Kwan Im mau denger yang mana,kalau dia mengabulkan hujan,berarti ada satu anak sengsara karena hujan,esnya ga laku. trus kalo dia bikin panas,kasihan anak penjual payungnya.

DAri contoh ini,bisakah kamu menarik sebuah kesimpulan mengenai sebuah sosok superhero? Sangat membingungkan bukan? Nah,alangkah baiknya,kita bekerja atas diri sendiri dan dari usaha diri sendiri muncul akibat yang baik. dan mari juga, ada atau tidak ada Kwan Im,jadikan Ia cukup sebagai teladan anda dalam mengembangkan cinta kasih.  _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #28 on: 12 May 2008, 08:31:08 AM »
Oya, satu lagi mengenai 12 murid Yuan Shi Tian Zun (Dewata Tertinggi agama Tao yang berada di Daluo Tian dan salah satu dari San Qing). Berdasarkan legenda dan tek Tiongkok kuno, 4 dari 12 murid Yuan Shi Tian Zun bermanifestasi menjadi Bodhisattva Buddhis:

夾龍山飛雲洞懼留孫(後化身為懼留孫佛)
Gunung Jia Long, Fei Yun Cave Master Ju Liu Sun (kemudian menjadi Krakucchanda Buddha)

五龍山雲霄洞文殊廣法天尊(後化身為文殊菩薩)
Gunung Wu Long, Yun Xiao Cave Master Wen Shu (kemudian menjadi Manjushri Bodhisattva)

九宮山白鶴洞普賢真人(後化身為普賢菩薩)
Gunung Jiu Gong, Bai He Cave Master Pu Xian (kemudian menjadi Samantabhadra Bodhisattva)

普陀山落伽洞慈航道人(後化身為觀音菩薩)
Gunung Pu Tuo, Luo Qie Cave Master Ci Hang (kemudian menjadi Avalokitesvara Bodhisattva)

Di atas jelas menunjukkan bahwa kisah 12 murid Yuan Shi Tian Zun terkena pengaruh Buddhis. Hal ini bisa dilihat mulai dari penamaan:
"Wen Shu" adalah terjemahan Tionghoa dari Sanskrit Manjushri
"Pu Xian" adalah terjemahan Tionghoa dari Sanskrit Samantabhadra
"Pu Tuo" adalah pelafalan Tionghoa dari Sanskrit Potalaka

Dengan demikian Ci Hang Dao Ren (Da Shi) pun berasal dari pengaruh Buddhis dan bukan sebaliknya.

Namaste,
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #29 on: 12 May 2008, 03:04:26 PM »
Kwan Im juga merupakan simbol perwujudan universal.
Samanthamukha varga menyebutkan "barang siapa yang dapat diselamatkan melalui wujud Buddha, maka [Kwan Im] akan muncul dalam wujud Buddha utk membimbingnya'
'barang siapa yang dapat diselamatkan melalui wujud Pacceka Buddha, Sravaka Buddha, Brahma, Dewa, Raja, bhiksu, bhiksuni, umat awam, dll, maka [Kwan Im] akan muncul dalam wujud2 tersebut utk membimbingnya.

Kwan Im tidak slalu harus muncul dalam wujud figur Buddhis. Inilah sifat universalnya.
Setelah saya baca di beberapa Sutra Mahayana, saya juga menemukan bahwa Sakyamuni juga demikian, yakni muncul dalam wujud sesuai orang yang dapat dibimbing berdasarkan kecocokan wujud tersebut.
Inilah sifat universal Buddhisme.

 

anything