PERTANYAAN SEPUTAR PUJA BHAKTI
Untuk mempermudah pembaca memahami pengertian Puja bahakti yang benar, berikut ini Penulis merangkumkan beberapa pertanyaan yang sering di tanyakan oleh praktisi Dharma , sebagai berikut :
1. Saya punya altar di rumah dan setia melakukan Puja bhakti, tetapi terakhir ini hati saya ragu-ragu, Karena ada teman saya yang mengatakan saya percaya takhayul , menyembah patung dan berhala.
Jawab : Memang alasan yang paling jitu untuk menggoyangkan keyakinan kita adalah tuduhan menyembah patung dan berhala. Puja Bhakti adalah sarana kita untuk melatih diri kita, Dengan adanya rupang atau patung tersebut, memudahkan kita untuk berkonsentrasi dan melatih diri. Apabila kita dapat melatih diri tanpa rupang juga tidak masalah. Tetapi kebanyakan umat awam belum dapat mencapai tahap melatih diri tanpa obyek Puja Bhakti.Umat dari agama apapun sama saja, ke Gereja, Pura, Kelenteng dan vihara, Juga merupakan proses dari Puja Bhakti. Ketergantungan akan obyek-obyek tersebut baik patung, bangunannya ,upacaranya, tradisinya adalah proses yang wajar untuk latihan batin. Kalau kita percaya tanpa perlu kerja dan usaha, hanya sembahyang pada patung saja permohonan kita bias terkabul, sikap tersebut baru boleh di sebut takhayul dan berhala.
Karenanya kepada saudara-saudara seDhamrma, janganlah ragu-ragu lagi untuk melaksanakan Puja Bhakti.
2. Saya punya tekad untuk Puja Bhakti di rumah, tetapi ekonomi kami
tidak memungkinkan, bagaimana caranya ?
Jawab: Bersyukurlah apabila anda mempunyai tekad untuk Puja Bhakti di rumah. Dengan hati yang tulus pasti keinginan baik tersebut akan ada jalan keluar. Untuk memecahkan masalah tersebut, Yayasan Dhammadasa telah menyediakan satu set lengkap perangkat untuk Puja Bhakti di rumah yang terdiri dari altar, foto rupang dan perlengkapan Puja Bhakti. Di penjelasan terakhir dari buku ini ada cara anda bisa memperoleh perlengkapan secara cuma - cuma.
Semua orang berhak untuk sukses dan kaya, karenanya Yayasan Dhammadasa beserta para donatur dengan senang hati membuka jalan untuk anda yang hendak sukses dan kaya secara Dhamma , selanjutnya tergantung usaha anda.
3. Saya stiap minggu ke Vihara, apakah masih perlu puja bhakti di rumah?
Jawab : Ya tentu, ke Vihara sangat penting, tetapi dalam 1 minggu berapa kali kita ke vihara ? Biasanya 1 kali dan itu pun +/- 2 jam. Untuk mempercepat olah batin dan persiapan menuju sukses, perlu latihan yang terus menerus, yang lebih sering.
Contohnya, seorang olahragawan renang yang cuma latihan satu minggu satu kali di bandingkan dengan mereka yang latihan satu hari 2 kali, mana yang lebih unggul, mana yang lebih cepat mencapai kemajuan? Proses tersebut sama untuk mereka yang hendak sukses, semakin sering melatih diri semakin kita cepat sampai ke tujuan.
4. Saya takut repot dan lalai dalam melakukan Puja Bhakti kalau
mempunyai altar di rumah, bagaimana?
Jawab : Kunci mencapai sukses mengharuskan kerja keras dan berusaha. Kalau takut repot dan sering lalai berarti anda memang tidak siap untuk
jadi sukses. Tidak ada hasil gratis di dunia ini (NO FREE LUNCH),
karenanya anda harus bertekad dan berusaha, tanpa itu ya sulit di harapkan hasilnya.
5. Dirumah, keluarga saya bukanlah penganut agama yang taat, saya takut Puja Bhakti di rumah akan mendapatkan tantangan dari keluarga saya. Bagaimana caranya untuk meyakinkan mereka?
Jawab : Kita akan dapat meyakinkan orang-orang di sekitar kita dengan memberikan contoh yang baik. Misalnya dengan melakukan puja bhakti, kita menunjukkan ada perubahan positif dalam ucapan, perbuatan, atau pikiran kita.Apabila sebelum Puja Bhakti kita sering bertengkar dengan orang tua, setelah Puja Bhakti ada perubahan sikap kita yaitu lebih menghargai dan menghormati orang tua,lebih sayang kepada mereka. Dengan contoh,mereka akan juga berubah, mereka akan mengikuti anda dengan melakukan Puja Bhakti di rumah juga.
Bukankah dengan demikian anda telah melakukan kebajikan yang tak terbatas,menyadarkan orang tua dan keluarga untuk berjalan dalam dhamma dan Kebenaran,Langit Bumi akan bergetar akan jasa anda dan tentunya kesuksesan anda juga akan segera terwujud.
6.Bagaimanakah bentuk persembahan untuk altar di rumah ?
Jawab : Dalam Puja Bhakti di rumah, yang terutama perlu di perhatikan adalah kesungguhan dan ketulusan hati kita dalam menjalankan Puja Bhakti. Persembahan bukanlah di ukurkan dari jumlahnya tetapi dari kualitas hati kita. Para Junjungan kita tidak perlu lagi menerima persembahan benda materi dari kita, mereka telah mencapai kesucian, tetapi persembahan adalah wujud Bhakti dan terima kasih atas segala petunjuk dan bimbingan mereka, dan yang terutama persembahan merupakan sarana latihan untuk diri kita sendiri.
Karenanya dalam Puja Bhakti yang perlu di perhatikan adalah :
a. Kualitas hati, kesungguhan dan ketulusan hati.
b. Bentuk-bentuk persembahan hendaknya tidak terlalu berlebih-lebihan,cukuplah yang wajar saja.
Contoh: tidaklah perlu membakar lilin atau Hio raksasa,cukuplah yang wajar saja.
c. Bentuk persembahan yang biasa adalah Hio, lilin, air teh. Bentuk persembahan lengkap adalah persembahan biasa ditambah: buah, kue, permen dan bunga.
d. Puja Bhakti di lakukan setiap pagi dan malam hari.
e. Persembahan di hari biasa umumnya Hio, lilin dan air teh, pada hari besar ( tangga 1 dan 15 pada tanggalan Imlek/Lunar atau hari besar junjungan kita ), persembahan di usahakan yang lengkap, jumlahnya di sesuaikan dengan kemampuan kita.
7. Apa arti persembahan kita ?
Jawab :
a.Lilin melambangkan :
~ Cahaya penerangan yang menerangi kegelapan batin kita dan semua
mahkluk.
b.Hio melambangkan :
~ Keharuman perbuatan baik yang akan menyebar ke seluruh angkasa.
c.Buah melambangkan :
~ Hasil yang akan di capai sebagai akibat dari perbuatan baik.
d.Bunga melambangkan : Ketidak kekalan dari segala sesuatu, kecantikan
dan keindahan akan memudar dan berubah ( anicca )
e.Permen melambangkan :
Semua usaha yang berlandaskan ketekunan dan keteguhan yang berniat
baik, akan menikmati hasil yang manis.
f.Air teh melambangkan :
~Suatu proses pencucian kekotoran batin kita.
8.Apakah tidak mubazir semua persembahan yang kita lakukan ? Biaya hidup sudah tinggi, di tambah dengan biaya persembahan, apa hidup tidak semakin menderita ?
Jawab : Pertanyaan yang bagus sekali. Penulis belum pernah mendengar orang yang rajin sembahyang bangkrut, hanya karena sering mendengar persembahan. Yang sering kita dengar adalah orang bangkrut karena judi atau foya-foya. Semua persembahan di lakukan sesuai kemampuan kita dan setelah sembahyang, maka hasil spersembahan juga kita yang makan.
Dengan demikian tidaklah mubazir, sebenarnya apa saja dapat di persembahkan kepada junjungan kita sepanjang barang tersebut bernilai dan pantas.
Dalam salah satu kisah di zaman Hyang Buddha, dikisahkan dalam suatu kesempatan kehadiran Hyang Buddha di satu tempat, masyarakat berlomba-lomba memberikan persembahan terbaik, seorang nenek miskin pengagum Hyang Buddha, hatinya sangat berbunga dan bahagia mendengar Junjungannya akan mengunjungi kotanya, namun apa mau di kata, hati ingin sekali berdana kepada Junjungannya tetapi hidup dililit kemiskinan, satu sen pun tidak tersisa. Didorong oleh bhakti dan tulus yang begitu mendalam, sang nenek memutuskan memotong rambutnya yang panjang dan menjualnya demi beberapa sen untuk membeli pelita untuk di persembahkan. Pada saat Hyang Buddha berceramah, datanglah angin kencang yang di tiupkan Mara (semacam kekuatan jahat) untuk menggangu Hyang Buddha, semua persembahan pelita mati tertiup angin, keculai pelita sang nenek. Kenapa pelita sang nenek tidak padam ? Karena pelita tersebut di persembahkan betul-betul dari hati hati dan ketulusan, dan di tukar dengan barang yang sangat bernilai buat sang nenek yaitu rambutnya.
Dari kisah ini dapat di ambil hikmah bahwa persembahan kepada Junjungan harus berasal dari hati dan ketulusan bukan dari jumlah atau kualitas benda persembahan.
Penulis mempunyai pengalaman sendiri yang sangat unik, setiap persembahan yang Penulis lakukan, selalu membawa kebahagiaan.Contohnya dalam buku Mencapai Kekayaan Duniawi, Penulis menceritakan kisah Penulis yang dalam keadaan ekonomi yang tidak begitu baik, bertekad memasang altar di rumah dengan Junjungan Bodhisattva Satya Dharma ( Kwan Kong ), Tidak lama kemudian Penulis mendapatkan rezeki nomplok 40 kali dari biaya yang di telah Penulis keluarkan, sungguh suatu keajaiban.
9. Bagaimana tata cara Puja Bhakti yang baik ?
Jawab : Tidak ada satu ketentuan dasar tentang tata cara Puja Bhakti, begitu banyak tradisi yang berkembang dan masing-masing tradisi mempunyai tata cara tersendiri.
Apabila kita tidak mengikuti salah satu tradisi, maka tata cara sederhana ini dapat diikuti, yaitu sebagai berikut :
a. Altar senantiasa harus terjaga kebersihan dan kerapihannya, jangan terlalu banyak menaruh barang yang tidak ada hubungannya dengan persembahan di altar.
Altar yang bersih dan rapih memancarkan kewibawaan, bagi kita yang melihat pun hati menjadi tenang dan senang.
b. Setiap pagi hari mempersembahkan air teh, lilin dan hio. Setiap malam mempersembahkan Hio dan lilin. Besar kecilnya Hio di sesuaikan dengan situasi dan kondisi ruangan. Setiap tanggal 1 dan 15 kalender lunar dan hari besar Junjungan persembahan diusahakan yang lengkap. ( Hio setelah sembahyang mau di letakkan di Hio Lo Thien Kong juga boleh ).
c. Sewaktu mempersembahkan Hio, dalam hati mengucapkan hal-hal sebagai
berikut :
~ Mengucapkan terima kasih kepada Junjungan atas semua bimbingan yang
telah di berikan.
~ Mendoakan agar semua mahkluk Berbahagia, Negara makmur dan sentosa.
~ Mendoakan semua Karma baik kita berbuah, keluarga bahagia, sehat dan
semua usaha kita lancar dan sukses.
~ Atau hal-hal lain yang perlu kita sampaikan.
d. Setiap hari melaksanakan meditasi dan pembacaan mantra sebagai
bagian dari Puja Bhakti.
e. Setiap proses Puja Bhakti di laksanakan dengan khidmat, tulus, dan
penuh penghayatan.
10. Saya pernah membaca bahwa salah satu belenggun untuk mencapai
pembebasan adalah menganggap Puja Bhakti dapat membawa menuju kesucian, mohon tanggapannya.
Jawab : Memang benar untuk mempraktekkan Dhamrma yang baik dan benar adalah melalui Aum ( pikiran ), Ah ( ucapan ), Hum ( perbuatan ).
Ketiga-tiganya harus di praktekkan sejalan dan sama-sama maksudnya harus
sesuai antara ucapan, perbuatan dan pikiran. Jangan mulut manis, tapi hati
penuh iri dan benci.
Puja Bhakti adalah kunci penting untuk masuk pintu Dharma. Kunci
artinya dipakai untuk membuka hati kita agar melihat kebenaran. Kita tidak
boleh memunyai asumsi dengan puja Bhakti atau sembahyang semuanya sudah
beres. Kalau begitu semua orang bisa jadi suci dan masuk Surga dengan
mudah walau setelah Puja Bhakti dia melakukan perbuatan -perbuatan yang
menimbulkan karma buruk.
Dengan Puja Bhakti, orang akan mulai senang dengan Dharma, orang mulai
membaca buku Dharma, orang mulai berbuat baik, mengurangi perbuatan
buruk, mulai meditasi, mulai latihan tingkat yang lebih tinggi, dengan
demikian kesucian dapat di peroleh. Kalau kita bisa memahami nilai Puja
Bhakti tentu kita tidak akan takut untuk melekat dan menjadi terbelenggu.
11. Ada sebuah buku yang membahas tentang altar, dalam buku tersebut
menceritakan rupang dewata yang "ditempeli" oleh jin, kami jadi
khawatir untuk mendirikan altar dan mulai Puja Bhakti, bagaimana
pendapat Bapak ?
Jawab : Di langit ada hukum langit, di antara manusia ada hukum
manusia, demikian juga di alam jin jin / silauman, ada hukum tersendiri.
Setiap kita mendirikan Altar Puja, dilangit akan tercatat nama dan
alamat kita, alam dewata mempunyai Dhamrmapala ( Penjaga Dharma ) yang akan
rutin melakukan tugas melindungi para praktisi Dharma , bagaimana
mungkin jin/ siluman berani menggangu/menempel ?
Dalam melakukan Puja agar selalu ingat bahwa rupang / gambar junjugan
kita hanyalah lambang, yang selalu mengingatkan kita akan sifat-sifat
suci dari junjungan yang harus kita teladani, misalnya : Kwan Im Hud Co,
dengan sifat welas asih dan penolong mereka yang menderita. Dewa Kwan
kong, dengan sifat suci, setia, jujur dan adil.
Pada intinya, jangan percaya akan hal-hal yang tahayul, mantapkan hati
untuk mempraktekkan Dharma.
12. Apa benar setiap tahun kita harus memeriksa altar kita, baik posisi
altar, maupun kebersihan rupang? Menurut buku yang saya baca ,kita
harus memanggil ahli spiritual untuk melakukan penilaian ?
Jawab : Sekali lagi diingatkan fungsi altar adalah untuk sarana latihan
agar kita selalu rajin dan disiplin dalam melaksanakan Dharma. Menjaga
kebersihan Altar merupakan kewajiban, tetapi janganlah kita terobsesi
oleh hal-hal yang bersifat klenik / tahayul, misalnya : percaya bajwa
rupang bisa ditempeli jin/siluman. Kalau ada ahli spiritual yang
menyarankan untuk pemeriksaan altar setahun sekali, maka perlu di pertanyakan,
ada motivasi apa di balik saran tersebut ? Selama 15 tahun melakukan
Puja Bhakti, penulis tidak pernah melakukan dan tidak pernah percaya
akan hal-hal yang bersifat tahayul. Karena hal tersebut tidak sesuai
dengan Dharma dan tidak sesuai dengan tujuan kita bersarana/ ber Puja
Bhakti. Saran kami kepada para praktisi Dharma, hati harus teguh dan mantap
dalam praktek Dharma, salah satu hambatan utama praktek Dhamrma adalah
keragu-raguan, buang jauh-jauh keraguan anda, Lonceng Dharma sudah
berdentang, bangkitlah segera.
13. Saya bercita-cita membuat ruangan khusus untuk Puja Bhakti,
bagaimana pendapat Bapak ?
Jawab : Sangat luar biasa. Apabila rumah anda telah memungkinkan,
segeralah buat rupang khusus untuk puja bakti.
Beberapa keuntungan mempunyai ruang khusus puja bakti, antara lain :
~ memacu semangat kita untuk mendalami Dharma.
~ kita memasuki tahap penting dalam belajar Dharma, karena kita telah
menempatkan Dharma sebagai tujuan utama dalam hidup kita.
~ keluarga kita akan bersemangat dalam puja bhakti, terutama anak-anak
kita. Kita yang telah memberi mereka teladan, contoh yang baik, benteng
diri yang kokoh bagi anak-anak untuk menghadapi berbagai godaan dan
cobaan di masyarakat.
~mereka yang telah memiliki ruang khusus puja bhakti,jarang yang keluar
lagi dari jalur Dharma.
Kami menganjurkan kepada siapapun untuk bercita-cita mempunyai ruang
khusus puja bhakti dan mewujudkannya segera.