AFTA with China bikin pusing atau bikin maju ?
Tahun 2009 . Kita sudah lewati, tapi kita masuk 2010. tantangan baru didepan mata yaitu AFTA with China, permasalahan yang dihadapi adalah sektor Real Indonesia, selama ini memberikan pertumbuhan ekonomi Indonesia, Apa yang di maksud sektor real, sektor real adalah dimana perdagangan berbentuk pasar, yang nyata seperti pertokoan, pasar tradisonal, pertanian, dan sebagainya. Ancaman Free trade asia With china adalah Produk dari Tiongkok.
Tiongkok memiliki pendapatan kapitilisasi terbesar dunia pada saat ini, bahkan mengalahkan Amerika, Pertumbuhan ekonomi mereka meroket semenjak Amerika jatuh dari posisi keuangan dunia. Ini disebabkan ketidak stabilan ekonomi amerika dan kesalahan kebijakan ekonomi dalam bidang REAL ESTATE, yang memakan dana negara melebihi 10X dari dana Bank Century, untuk memulihkan ekonomi Amerika, sehingga negara yang terkenal akan Kapitalis itu terpaksa mengubah sistem imunisasi dana Kapitalis, diubah menjadi dalam pengawasan negara. Yang ujung2nya korupsi pada tingkatan pengusaha, dan penjabat pemerintah. LOKH KOK BISA negara seperti Amerika masih aja ada yang Bisa korupsi ?. tanya kenapa?.
Tapi saya mengajak anda berfikir logis, tentang AFTA ?, Bukan bicara Korupsi Bank century, bukan korupsi Real Estate Amerika yang berimbas global krisis financial. Kenapa AFTA, Karena kebiasaan Bangsa Indonesia kalau beli barang maunya "MURAH". Cep merek yang penting "MURAH". Mau gimana dapatnya yang penting "MURAH" dan bisa di "GENGSI DEPAN BANYAK ORANG". Impact Culture Bangsa yang senang "MURAH". Apa hubungan "MURAH" dengan AFTA, China memiliki potensial barang "MURAH". Tidak peduli bentuk barangnya sudah dipastikan dapat memukul semua perindustrian kita dengan barang "MURAH"nya, dengan begitu mampu merusak potensi pasar kita sendiri,
Termasuk Para pedagang dari Indonesia Tak terkecuali pedagang suku Tionghoa yang sudah menetap lama di Indonesia yang memiliki pabrik di Indonesia terkena imbasnya barang produk luar negeri yang bertuliskan "MADE IN CHINA". Produk mereka masuk pangsa Indonesia tidak mengenal kesukuan atau ras. tapi hanya mengenal "MURAH"nya dibisa dijangkau oleh Rakyat Indonesia, karena rakyat kita memiliki Sense of crisis culture shock atas barang "MURAH" tak peduli "MADE IN MANA AJA" yang penting saya bisa beli. Dimana China bisa menyediakan barang yang berkata "MURAH" yang dapat mengiurkan konsumen di Indonesia. Sementara Indonesia masih bisa menjaga mutu tapi tidak secara kualitas modern, China bisa menaruh konsep modernsitas dalam industri, sementara negara kita belum mampu.
Kalau ini dibiarkan terus menerus, maka yang terancam adalah Pangsa Pasar Indonesia. China negara yang patut kita Tiru, karena mereka dari negara Sosialis, dimana mengurungkan diri pada zaman Mao Zhe dung, berubah drastis menjadi Negara Naga raksasa ketika berubah zaman dari kebijakan Deng Shiao Ping, China memang Mitra yang kuat di Asia, kalau orang Indonesia tidak peduli sense of crisis culture Shock atas "MURAH", habis lah semua pondasi ekonomi Indonesia.
China mampu merefomis diri dari negara Sosialis yang mengucilkan diri menjadi Negara Sosialis yang modern mampu mengempur sistem Kapitalis Amerika yang carut marut akibat keserakahan Manusia,.
Peranan pemerintah memang penting Tapi lebih penting lagi peranan masyarakat. Peduli terhadap pangsa Pasar Indonesia.