Saya pernah berkali mendapat "kata2" seperti "hidup dihutan pasti hidup.." / "pemakan tumbuhan" dll
Bahkan hal2 yg saya rasa aneh jg terjadi.. khususnya saat sakit, pasti berkata.. "nah kan itu gara2 berVegetarian.. makanya bisa tekanan darah turun.. sakit tipes.. dan sakit2 lainnya".. walaupun dalam hati.. bertanya " memangnya bagi teman2 yg pola hidup non Vege tak pernah sakit tekanan darah turun.. sakit tipes.. dll :p "..
Yup, joke diatas sering saya dengar.. berarti kalo yg non vege di hutan ngak bisa hidup?
Nyatanya bhikkhu dhutangga ada yg vege(Ajahn Amaro) dan tidak vege juga bisa hidup. Bagaimana di gurun pasir apakah keduanya bisa hidup...khususnya yg buddhist? Kalo yg naik onta yg non vege bisa hidup kali ya...tapi nanti muncul alasan bunuh onta melanggar sila... akhirnya ngak makan juga..
Kembali lagi jalan tengah...
Misal orang yg memiliki penyakit tertentu dan harus vege... ya jalankan saja..
Atau yg vege ada penyakit tertentu harus memakan obat2 an dari hewani....ya makan saja
Ada kasus teman memiliki kanker payudara... lalu dia diet secara ketat menjadi vegetarian..hanya memakan sayur2 mentah dan buah2an yg dijus saja.. alhasil sekarang dia sudah sembuh.
Ada kasus pribadi, waktu saya di Thailand tinggal bersama bhikkhu2 dhutangga dan makan hanya mengandalkan pemberian umat. Rata2 makanannya tidak vege..banyak bercampur daging akhirnya makan sayurnya saja, dagingnya ya tidak diambil. Toh...masih ada yg mau makan dagingnya..
Bagaimana kalau tidak sengaja termakan dagingnya...ya sudah diperut mau diapakan, dosa? tidak dosa....!
Jadi ini kembali kepada pilihan pola hidup dan saling menghargai pandangan masing2.
Contoh : orang yg vege punya argumen cinta kasih supaya mencegah pembunuhan hewan oleh si penjagal dengan dimulai dari diri sendiri. Demand and supply.
Sementara yg non vege punya argumen, kita bernafas ataupun minum air ada mikroba atau bakteri itu juga membunuh...
Lalu mana yg benar..dua2nya benar.
Saya ambil contoh sila menghindari pembunuhan maka mikroba yang termakan apakah termasuk melanggar sila...? tentu tidak karena kembali kepada niat..sekalipun kematian suatu mikroba/ataupun sejenisnya yg termakan sifatnya tak bisa dikontrol. Dan tetap masuk kategori pembunuhan
Apakah yg non vege juga salah beli daging di pasar?, yg khususnya sudah jadi bangkai. Tentu tidak juga karena niat hanya untuk makan..karena bukan si pemakan yg bunuh tapi si penjagal.
Jadi ini masalah vege dan tidak vege atau kapan jadi non vege dan vege kembali pada pilihan yg harus disikapi dengan bijaksana dan bukan dengan keekstriman. Saya melihat suatu perdebatan mana yg benar vege dan tidak vege adalah suatu hal yg ekstrem dan tidak berguna.
Bukan hal yg ekstrem dan menjadi bermanfaat jika kita melihat kedua manfaat dan melihat kelebihan dari vege-non vege dan kekurangan dari vege -non vege secara ilmiah dan kita tinggal memilihnya...pola mana yg ingin kita ikuti.
Kalau mau dibuat argumen kedua belah pihak dari jaman dulu sampai sekarang memang menjadi kontroversial.
Saya juga mau bertanya sedikit diluar topik..untuk dibahas bersama..
Yaitu kembali mengenai di gurun pasir...
Jika ditengah-tengah gurun pasir kehabisan perbekalan makanan dan minuman yg tersisa adalah onta.. dan satu2nya cara adalah memakan dan meminum darah dan daging onta yg hidup itu...untuk survive. Karena kalau tidak dimakan itu onta hanya tinggal satu pilihan yaitu Anda akan mati kelaparan.
nah bagaimana menurut teman2 dari sudut pandang Buddhist..apakah membunuh onta tersebut melanggar sila? khususnya sila pertama?
Dan apa yg akan teman2 lakukan terhadap onta tersebut jika berada dalam situasi tersebut?