Ikrarnya keknya cuma ingin menjadi sammasambuddha, disaat itulah resmi jadi bodhisatta.
Nah apakah jadi buddha karena ikrar saja ? tidak sesimple itu sih.
Sang Buddha menyempurkan 10 parami-nya. Ketika kondisi dan keadaan mendukung, maka terjadilah apa yang harus terjadi.
Menurut yang pernah saya baca di buku Kronologi Hidup Buddha, seorang Bodhisatta resmi menjadi Bodhisatta setelah mengucapkan ikrarnya di hadapan seorang Sammasambuddha, dan kemudian Sammasambuddha itu memberkahinya / menyetujuinya (memberkahi setelah melihat dengan kemampuan batin bahwa calon Bodhisatta itu sudah "matang" untuk menjadi Bodhisatta).
Yang dimaksudkan dengan "matang" di sini ada beberapa kriteria, salah satunya adalah: seandainya calon Bodhisatta itu ingin menjadi arahat pada kehidupan itu (kehidupan pada saat mengucapkan ikrar di hadapan Sammasambuddha), maka ia dapat mencapainya pada kehidupan itu juga. Namun calon Bodhisatta itu ingin menunda ke-Buddha-annya demi kasih sayang kepada semua makhluk.
Menurut yang saya ketahui, setelah Bodhisatta menyempurnakan 10 parami, beliau tidak langsung menjadi Sammasambuddha pada kehidupan itu juga. Setelah Bodhisatta menyempurnakan 10 parami beliau akan terlahir di Surga Tusita hingga waktu yang tepat (sesuai kondisi yang tepat) untuk terlahir menjadi manusia (laki-laki dengan 32 tanda-tanda agung) untuk yang terakhir kalinya, alias kelak akan menjadi Sammasambuddha.
NB: Semua boleh bertekad dan bisa jadi Bodhisatta (kalau memang mau dan serius).
Pertanyaan berikutnya, kapankah jadi Bodhisatta?
Jawab: tergantung parami kita apakah sudah mencukupi atau belum.
Jika belum cukup, ya "menabunglah" mulai sekarang..