//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Lenyapnya perasaan dan persepsi  (Read 2427 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Lenyapnya perasaan dan persepsi
« on: 30 January 2008, 06:55:48 PM »
Tanya:


Saat seseorang mencapai tingkat Arahat melalui arupa jhana, di dalam salah satu sutta dikatakan "lenyapnya perasaan dan persepsi (extinction of feeling and perception)". Tolong dijelaskan secara panjang lebar artinya.
Apakah seorang Arahat sudah tidak punya persepsi lagi?
Lee, Perth, Australia

 

Jawaban dari Samaggi Phala (Y.M. Uttamo Thera) dan Dhamma Study Group Bogor (Sdr. Selamat Rodjali):
Namo Buddhaya,

Pencapaian Arahatta bukanlah melalui Arupa Jhana, karena arupa jhana dan beberapa jenis jhana ini merupakan hasil dari Samatha Bhavana atau meditasi konsentrasi. Sedangkan pencapaian kesucian sehingga Arahatta diperoleh dengan latihan Vipassana Bhavana atau meditasi perenungan. Namun, ada banyak di antara para arahatta yang melatih samatha bhavana sebelum vipassana, sehingga beliau mampu memasuki kondisi Arupa Jhana. Arupa Jhana sendiri memang sering diartikan sebagai "lenyapnya perasaan dan persepsi" karena selama dalam kondisi ini, seseorang tenggelam dalam ketenangan batin sehingga perasaan dan persepsi tidak ada lagi.

Saudara Lee yang baik, extiction of feeling and perception (padamnya perasaan dan pencerapan) direalisasi melalui proses Nirodha Samapati dengan syarat kedua hal di bawah ini terpenuhi semua (tidak bisa bila salah satu):
harus mampu dalam jhana tertinggi yaitu arupa jhana tingkat tertinggi
minimal harus sudah pada tingkat kesucian Anagami (jadi hanya Anagami atau Arahat tidak harus Arahat).
Jadi bukan merealisasi Arahat melalui arupa jhana seperti yang Saudara tanyakan.



Kondisi lenyapnya perasaan dan persepsi ini hanya dialami ketika seseorang bermeditasi dan memasuki kondisi arupa jhana, jadi bukan keadaan yang dialami dalam keseharian.

Pada kondisi di atas, citta (kesadaran) dan cetasika (faktor batin) padam, saat ini persepsi juga tentu padam, sedangkan jasmani tetap terpelihara hidup oleh kekuatan kamma kualitas tinggi. Jadi mahluk ini masih hidup. Mereka yang bertekad dan memiliki kemampuan di atas, dapat berada dalam kondisi nirodha samapati ini dalam waktu lama dan tak tergoncang / terganggu.

Sebagai informasi, di dalam Abhidhamma dibahas bahwa samapati ada 3 jenis, yaitu:
jhana samapati (direalisasi oleh orang yang memiliki jhana pada tingkat jhana tersebut)
phala samapati (direalisasi oleh mahluk ariya puggala pada tingkat phala ariya puggala tersebut)
nirodha samapati (direalisasi oleh anagami atau Arahat dengan kemampuan samatha tertinggi; artinya kombinasi samatha dan vipassana tertinggi).
Demikian sedikit penjelasan kami. Semoga Saudara berbahagia.

Semoga bermanfaat.

Semoga semua mahluk berbahagia.

 
http://www.buddhistonline.com/tanya/td144.shtml
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada