ampun, om markos, kok sampe dibawa balik ke thought lagi sih?
di post yg atas, saya hanya menyimpulkan ada dua macam paradigma yg sangat kontras dalam mempelajari / praktek buddha dhamma: paradigma yg mengakumulasi dan paradigma yg melepas. saya mengajak kita merenung dan mencoba kedua macam paradigma ini dalam praktek masing2 untuk menilainya sendiri...
tapi saya juga ikuti deh arah pembicaraan thought ini di bawah.
Jelas di sutta ini menyebutkan untuk mendevelop mind, bukan untuk stop mind, stop thought atau sebagainya... yg ada hanyalah stop clinging yg termasuk dalam stop Lobha, Dosa dan Moha
nah jika anda ada referensi mengenai thought, mind, mari kita lihat relevansinya kembali......
saya gak perlu nyari2 referensi sutta2 lah. mari lihat ke dalam seperti saran ajahn chah berikut:
One day, a famous woman lecturer on Buddhist metaphysics came to see Achaan Chah. This woman gave periodic teachings in Bangkok on the abhidharma and complex Buddhist psychology. In talking to Achaan Chah, she detailed how important it was for people to understand Buddhist psychology and how much her students benefited from their study with her. She asked him whether he agreed with the importance of such understanding.
"Yes, very important", he agreed.
Delighted, she further questioned whether he had his own students learn abhidharma.
"Oh, yes, of course."
And where, she asked, did he recommend they start, which books and studies were best?
"Only here," he said, pointing to his heart, "only here."
mari kita melihat ke dalam.
gini om markos, thought itu adalah sesuatu yg real yg anda lihat dalam meditasi.
cukup mengamati beberapa menit saja terlihat jelas ada "celoteh" yg bernyanyi di dalam kepala kita. celoteh ini kadang2 berasosiasi dengan masa lampau, kadang2 memprojeksikan masa depan. real kan? beneran ada kan?
apakah ini praktik buddhism?
ya jelas. semua guru meditasi buddhis mengenalinya. baca aja bukunya bhante gunaratana, bukunya ajahn brahm, atau master sheng yen atau yg lain2.
apakah celoteh ini bisa reda?
kayaknya jelas bisa.
mungkin anda pernah merasakan sendiri, saat thought anda agak reda, rasanya damai, semua indah, tidak ada ganjalan.
apakah celoteh ini bisa berhenti, berada hanya di saat ini (present) secara total?
mmmm.... ini sebaiknya dijawab dan dibuktikan oleh praktik masing2.
apakah kedamaian itu muncul dengan mengusir ldm, mengakumulasikan ketenangan, berusaha mencapai tingkat2 meditasi, memerangi kemelekatan, mendevelop mind (seperti kata anda)?
sama kayak di atas. silakan jawab dalam praktik masing2. cobalah paradigma akumulasi dan paradigma melepas / berhenti.
maaf kalo saya tidak mengutip apapun, tidak refer ke teori apapun dan ini mungkin mengecewakan anda...
kalo ini tidak bisa dimengerti ataupun dikaitkan dengan teori2, saya hanya bisa menulis sampai di sini saja.
ps: walaupun saya memakai istilah "celoteh", ini tidak selalu mengacu pada sesuatu yg terdengar