//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: comotan dari blog tetangga  (Read 206987 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #225 on: 07 August 2009, 09:57:40 AM »
Misii.. Numpang lewat n nambahin.. Sati/Smrti dah dikenal sebelum jaman Sang Buddha, sekurang-kurangnya sejak adanya Rg Veda.
Begitu juga dalam Jainisme. Brarti nambah jadi 7 dr 8 faktor dong? ;D

:) Kalau mau omong jujur, bahkan keseluruhan JMB 8 saya katakan bukan eksklusif punya "Buddhis". Oleh karena itu, maka kita mengenal yang namanya Pacceka Buddha (= Ariya yang memahami Buddha Dhamma tanpa mengenal Buddha-sasana sama sekali). Yang saya tekankan sebelumnya adalah Ditthi & Sati lah yang memuat Buddha-Dhamma, 6 lainnya adalah dhamma.

Sati dan ditthi tentu saja bukan hal baru atau eksklusif. Tetapi apakah mengarah pada samma ditthi & samma sati (definisi Buddha)? Saya rasa tidak. Sedangkan 6 lainnya bisa sesuai dengan dhamma versi Buddha. Contohnya adalah para petapa/brahmana masa lampau yang sering dikisahkan dan dipuji oleh Buddha karena memiliki sila (moralitas) dan samadhi (jhana), kendati pun tidak hidup di zaman munculnya Samma Sambuddha.



Offline sumana

  • Teman
  • **
  • Posts: 98
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Limit by yourself
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #226 on: 07 August 2009, 10:02:26 AM »
dear bro

saya rasa akan lebih baik jika tidak menyinggung mengenai pribadi org yg bersangkutan krn itu berpotensi utk menganggap semua yang ada di org itu, menjadi salah

sedangkan bagi saya, dia tidak 100% salah, masih banyak hal bermanfaat yang bisa kita dapat tarik dari dia, hanya saja ada salah pandang untuk beberapa hal seperti JMB-8, 4KM, pelaksanaan sila, pengabaian Kamma/tidak perlu berbuat, penggunaan simbol2 buddhis utk produk non buddhis

NB : saya akan forward ke milis2 pesan yg berhubungan dengan dhamma, yg mengkritisi namun bukan bersifat menyerang individu ybs

semoga bs bermanfaat yah

metta
_/\_  _/\_  _/\_

 :jempol: :jempol: :jempol:

 :lotus:
Kelahiran telah terjadi, sukha dan dukha silih berganti. Kehidupan tidak kekal, menggapai pembebasan terakhir (nibbana).

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #227 on: 07 August 2009, 10:09:44 AM »
Misii.. Numpang lewat n nambahin.. Sati/Smrti dah dikenal sebelum jaman Sang Buddha, sekurang-kurangnya sejak adanya Rg Veda.
Begitu juga dalam Jainisme. Brarti nambah jadi 7 dr 8 faktor dong? ;D

:) Kalau mau omong jujur, bahkan keseluruhan JMB 8 saya katakan bukan eksklusif punya "Buddhis". Oleh karena itu, maka kita mengenal yang namanya Pacceka Buddha (= Ariya yang memahami Buddha Dhamma tanpa mengenal Buddha-sasana sama sekali). Yang saya tekankan sebelumnya adalah Ditthi & Sati lah yang memuat Buddha-Dhamma, 6 lainnya adalah dhamma.

Sati dan ditthi tentu saja bukan hal baru atau eksklusif. Tetapi apakah mengarah pada samma ditthi & samma sati (definisi Buddha)? Saya rasa tidak. Sedangkan 6 lainnya bisa sesuai dengan dhamma versi Buddha. Contohnya adalah para petapa/brahmana masa lampau yang sering dikisahkan dan dipuji oleh Buddha karena memiliki sila (moralitas) dan samadhi (jhana), kendati pun tidak hidup di zaman munculnya Samma Sambuddha.




Untuk mengembalikan ke track semula.

saya bisa menerima jika dikatakan bahwa JMB8 bukan eksklusif milik Buddhis, tapi yang perlu diingat adalah bahwa "dalam ajaran manapun yang terdapat JMB8 [ini saja sudah menyiratkan bahwa 'bukan hanya dalam ajaran buddha'], maka di sana terdapat orang suci tingkat 1,2,3,4," dan sebaliknya.

kembali lagi apakah MMD memiliki JMB8?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #228 on: 07 August 2009, 10:17:18 AM »
Memang Sila dan samadhi ada di dalam ajaran2 lain, tapi apakah Sila yang dimaksud merupakan samma-sila? Apakah samadhi yang dimaksud merupakan samma-samadhi?
Kalau saya bilang, secara pannati memang sama2 Sila dan Samadhi namun bagaimana jika dilihat secara hakekatnya secara batin?

Misal mengenai jangan berbohong. Betul dia ga mau berbohong tapi karena tidak melatih batin secara cetasika samma-vaca, hanya bisa mengikuti bohong yg nyata tapi tetap toleran dengan "white lie", ga bisa menghindari ucapan kasar misal ngomelin anak dgn alasan demi kebaikan si anak itu sendiri

Bisa lihat juga dalam samadhi, apakah itu sudah samma-samadhi? Buddha sudah merujuk pada 40 objek, berbeda dengan entah berapa ribu objek lain yang ada di meditasi paham lain.
Misal dalam Usaha benar (samma vayama), apakah dia tahu bagaimana usaha menghancurkan kejahatan di batin?

Nah bagaimana kita bisa tahu mana yang samma/benar atau tidak benar?
Khun Sujin merujuk bhw seharusnya kita sudah mempunyai "pengertian benar" sehingga bisa menjalankan sila dengan pengertian benar, juga menjalankan samadhi, dengan pengertian benar

Ini yg saya sering sebut bahwa Sila, samadhi dan Panna adalah kombinasi yg saling menguatkan

Seperti saya sebutkan di atas, ada petapa/brahmana masa lampau yang dipuji oleh Buddha dalam hal sila dan samadhi.



Quote
Jadi Buddha Dhamma melampaui baik - buruk secara konseptual tapi secara batin, sesungguhnya tetap ada usaha menghindari perbuatan yg buruk dan menambah perbuatan yang baik sehingga hasil dari JMB-8 adalah Parami, timbunan kebajikan yang berujung di Nibbana, yang merupakan kondisi batin yang sobhana/indah

Jadi kalau ada yg harus "dilepaskan", itu adalah konsepnya.
Tapi mengurangi perbuatan buruk dan menambah perbuatan baik secara mano, kaya dan vacci tetap HARUS dilakukan

Bagi saya, tetap tidak menjelaskan sila "Samma Vaca" dalam bathin "sobhana" seorang Pilinda Vaccha.


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #229 on: 07 August 2009, 10:20:55 AM »
Untuk mengembalikan ke track semula.

saya bisa menerima jika dikatakan bahwa JMB8 bukan eksklusif milik Buddhis, tapi yang perlu diingat adalah bahwa "dalam ajaran manapun yang terdapat JMB8 [ini saja sudah menyiratkan bahwa 'bukan hanya dalam ajaran buddha'], maka di sana terdapat orang suci tingkat 1,2,3,4," dan sebaliknya.

kembali lagi apakah MMD memiliki JMB8?

Kembali lagi, definisi Buddhis harus ada JMB 8 adalah definisi Mahaparinibbana Sutta. Berbeda dengan definisi "Ajaran Tathagata" versi Sankhitta Sutta. Silahkan dinilai menurut kecenderungan masing-masing, yang manakah yang dipegang.

Apakah MMD memiliki, menganjurkan atau menolak, saya tidak tahu dan tidak peduli.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #230 on: 07 August 2009, 10:32:21 AM »
Sudahlah intinya disini sudah pada tahu Bahwa Pa Hudoyo mempunyai Pandangan Salah. titik ga pake koma ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ratnakumara

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #231 on: 07 August 2009, 10:38:30 AM »
Dear All,

Pacceka-Buddha, hanya muncul saat tidak ada Samma-Sambuddha dan tidak terdengar lagi Dhamma Sang Buddha. Pacceka-Buddha hanya mengalami pencerahan untuk dirinya sendiri, ia tidak bisa mengajarkannya pada makhluk lain. Oleh karena itu tidak ada ajaran "Pacceka-Buddha".

Jika ia hidup dimasa Samma-Sambuddha, atau dimasa adanya Dhamma Sang Buddha, maka ia akan bergabung dalam Sangha dan merealisasi Arahata-Magga-Phala.

Jalan Ariya Beruas Delapan, adalah khas Buddhist.

Sebab, diluar Buddha-Dhamma , tidak ada yang menembus Empat Kesunyataan Mulia ( itu artinya tidak ada samma-ditthi disana ).  Diluar Buddha Dhamma, tidak diakui bahwa hidup itu hakekatnya adalah penderitaan, sebab penderitaan adalah nafsu keinginan, berakhirnya penderitaan, dan adanya Jalan Menuju Berakhirnya Penderitaan.

Diluar Buddha-Dhamma, semua mengajarkan adanya "ATTA" ( Atman ) yang merupakan "percikan" dari Brahman. Ini adalah bukan "samma-ditthi".

Siapapun yang masih menganggap adanya "Atman" yang merupakan "percikan" Brahman, ia akan terbelenggu dan tidak bisa membebaskan diri dari samsara. Inilah sakaya-ditthi.

“ Walaupun seorang petapa atau brahmana menyatakan mengemukakan pemahaman penuh mengenai semua jenis kemelekatan, namun mereka tidak sepenuhnya menggambarkan pemahaman penuh mengenai semua jenis kemelekatan. Mereka menggambarkan pemahaman penuh mengenai kemelekatan terhadap kesenangan indera, kemelekatan terhadap peraturan dan pantangan, namun tanpa menggambarkan pemahaman penuh mengenai kemelekatan terhadap doktrin tentang diri. Mereka tidak memahami satu jenis kemelekatan ini seperti apa adanya. Maka dari itu, mereka menggambarkan hanya pemahaman penuh mengenai kemelekatan terhadap kesenangan indera, kemelekatan terhadap pandangan-pandangan, kemelekatan terhadap peraturan dan pantangan, namun tanpa menggambarkan pemahaman penuh mengenai KEMELEKATAN TERHADAP DOKTRIN TENTANG DIRI.” [ Culasihanada Sutta ; Majjhima-Nikaya, sutta ke-11 ]

Sabda Sang Buddha tersebut diatas  dengan jelas menyatakan bahwa factor-kritis yang membedakan ajaran Sang Buddha dari semua pandangan keagamaan dan filsafat lain adalah “pemahaman penuh Beliau mengenai kemelekatan terhadap doktrin tentang diri.” Akibatnya, hal ini berarti bahwa hanya Sang Buddha sendiri yang dapat menunjukkan bagaimana cara menanggulangi semua pandangan tentang diri lewat pengembangan penembusan kebenaran akan tanpa-diri. Karena guru-guru spiritual lain tidak memiliki pemahaman mengenai “tanpa-diri” ( Anatta ) ini, maka pernyataan-pernyataan bahwa mereka telah sepenuhnya memahami tiga jenis kemelekatan yang lainnya ( kemelekatan terhadap kesenangan indera, kemelekatan terhadap pandangan-pandangan, kemelekatan terhadap peraturan dan pantangan ) juga menjadi meragukan.

( cuplikan dari artikel saya, "Apakah Romo Hudoyo Berpandangan-Salah / Menyimpang [?]" )
[/b]


Banyak petapa dan Brahmana jaman Sang Buddha, masih melekat pada hiasan2 bunga, dan wangi2an, dan berbagai kemelekatan lain.

Semasa saya masih Kejawen, saya mengenal beberapa petapa sakti yang juga hidup selibat. Tapi , ada satu kemelekatan halus yang tidak bisa dihilangkan oleh Beliau2 tersebut, yaitu kemelekatan pada adanya "Atta" dan adanya "Brahman", serta kemelekatan pada kebahagiaan "Jhana". Inilah titik yang membedakan petapa2 diluar Buddha-Dhamma dengan petapa2 yang merupakan siswa Sang Buddha.

Semoga Bermanfaat.

May All Beings Attain Enlightenment,
Sadhu,Sadhu,Sadhu.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #232 on: 07 August 2009, 10:43:15 AM »
ralat deh, bukan semua agama :P

tentu ketiga semua itu ajaran semua buddha. kalau ngakunya satu saja yah artinya korupsi donk

Ketika Kundalakesa berguru pada Buddha, hanya diajarkan "yang satu", bukan "yang tiga". Lebih "parah" lagi Kisa Gotami yang "tidak diajar apa-apa" (apalagi 3 ajaran) malah disuruh cari biji lada.

Apakah Buddha Gotama ini seorang Buddha koruptor, atau Gotama bukanlah seorang Buddha?


Offline ratnakumara

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #233 on: 07 August 2009, 10:44:49 AM »
Dan jangan lupa lho, Romo Hudoyo beberapa kali menyatakan adanya si "AKU" yang menggerakkan existensi manusia, begitu ia nyatakan. Karena itu, dalam MMD, ia tidak mengajarkan para yogi untuk mengamati : ANICCA, DUKKHA, ANATTA, tapi ia menganjurkan para yogi untuk mengamati : ANICCA, DUKKHA, dan ,ATTA.  Sebab, kata Pak Hud,si "atta" inilah yang menggerakkan existensi manusia.  Inilah salah satu point "pandangan-salah" Pak Hudoyo, yang sudah saya kritisi pada artikel saya.

Mettacittena.
_/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #234 on: 07 August 2009, 10:47:35 AM »
ralat deh, bukan semua agama :P

tentu ketiga semua itu ajaran semua buddha. kalau ngakunya satu saja yah artinya korupsi donk

Ketika Kundalakesa berguru pada Buddha, hanya diajarkan "yang satu", bukan "yang tiga". Lebih "parah" lagi Kisa Gotami yang "tidak diajar apa-apa" (apalagi 3 ajaran) malah disuruh cari biji lada.

Apakah Buddha Gotama ini seorang Buddha koruptor, atau Gotama bukanlah seorang Buddha?



Bro Kainyn, seorang dokter yg bijaksana hanya memberikan obat sesuai dosis yang diperlukan untuk sembuh, seorang pasien mungkin harus menelan 3 butir obat untuk sembuh, pasien lainnya mungkin cukup 1 butir saja. di sini Sang Buddha adalah dokter yang tidak tertandingi yang menyembuhkan makhluk2.

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #235 on: 07 August 2009, 11:00:31 AM »
tidak berbuat jahat, berbuat baik -> ajaran universal/semua agama   
============================================
Yakin? Semua Agama? aye rasa tidak deh =))

Kalau mengorbankan anak sendiri utk persembahan itu
  termasuk yg baik atau gimana ............

rasanya sulit deh membedakan mana yg baik, dan mana yg yg yg yg
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #236 on: 07 August 2009, 11:04:32 AM »
ralat deh, bukan semua agama :P

tentu ketiga semua itu ajaran semua buddha. kalau ngakunya satu saja yah artinya korupsi donk

Ketika Kundalakesa berguru pada Buddha, hanya diajarkan "yang satu", bukan "yang tiga". Lebih "parah" lagi Kisa Gotami yang "tidak diajar apa-apa" (apalagi 3 ajaran) malah disuruh cari biji lada.

Apakah Buddha Gotama ini seorang Buddha koruptor, atau Gotama bukanlah seorang Buddha?



tapi Buddha kan nggak ada bilang ke Gotami (dan ke siapapun):

"Eh, Gotami, tidak ada perlunya berbuat baik...."

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline ratnakumara

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #237 on: 07 August 2009, 11:11:56 AM »
Dear All,

Sekedar pemberitahuan, artikel "Apakah Romo Hudoyo Berpandangan...dst." yang saya upload di blog saya mengalami beberapa proses re-editing. Jadi , mungkin ada beberapa perbedaan dengan yang lama ( termasuk dengan yang dicopy-paste di dhammacitta ini ).

Sekian, terimakasih.

May All Beings Attain Enlightenment,
Sadhu,Sadhu,Sadhu.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #238 on: 07 August 2009, 11:24:39 AM »

Saya ingin mengingatkan lagi, salah satu perbedaan ajaran Pak Hud dan Buddhisme adalah:

~ Pak Hud mengajarkan bahwa "Tidak perlu adanya usaha untuk berbuat baik atau ingin berbuat kebaikan, dsbnya..." Karena "Keinginan untuk berbuat baik adalah produk pikiran juga".

~ Sedangkan Buddhisme jelas2 mengajarkan "Perbanyak Kebaikan"

Kenapa menjadi begini, ya itu gara2 Pandangan Pak Hud bahwa sumber segala masalah kita adalah "Pikiran" sehingga "Setiap produk pikiran / 'pikiran' itu sendiri harus dihentikan" termasuk keinginan untuk berbuat baik, belas kasihan, simpati, dsbnya....

Perbedaan pemikiran Pak Hud ini (bahwa pikiran lah sumber sagala penderitaan) sangat mendasar yg mana akan menimbulkan banyak rentetan perbedaan lainnya sehingga  akhirnya meluas ke pendapat bahwa Seluruh Tipitaka kemungkinan tidak berasal dari SB langsung, kecuali HANYA 3 sutta saja (krn hanya 3 sutta ini yg bisa mendukung teori MMD) ...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline ratnakumara

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #239 on: 07 August 2009, 11:46:38 AM »
Memang Sang Buddha mengajarkan "Pikiran adalah Pelopor".

Tapi, tanpa penembusan akan Empat Kesunyataan Mulia ( Beserta penempuhan Jalan Ariya Beruas 8 ), maka tidak akan mungkin jelmaan panca-khanda berakhir ( yang berarti termasuk pikiran itu ikut berakhir ).

Pikiran hanya akan berakhir setelah "Parinibbana", yaitu saat jelmaan Panca-Khanda tidak ada lagi.

Bagaimana mungkin, seseorang yang menolak Empat Kesunyataan Mulia, bisa mengakhiri dukkha, sementara ia sendiri menolak mengakui dan menyadari bahwa hidup ini sejatinya adalah dukkha ? menolak mengakui dan menyadari sebab dukkha adalah nafsu-keinginan ( tanha )-nya, menolak mengakui dan menyadari adanya pengakhiran-dukkha ( Nibbana ), dan menolak mengakui serta menyadari adanya Jalan menuju pengakhiran-dukkha ?

Siapapun yang menolak Empat Kesunyataan tersebut, akan terus bertumimbal lahir, berkelana dalam samsara, itu artinya, pikirannya pun tidak akan pernah berhenti, karena jelmaan panca-khanda akan terus "mengada".

Dan itu sebabnya pula, mengapa pikiran Pak Hudoyo tidak pernah berhenti untuk berdebat dengan banyak orang, he he... :)

 

anything