Namo Buddhaya
Dear All,
tanggal 28 Juli 2009, seorang rekan ummat Buddha bernama Gunadipo mengajukan pertanyaan pada Bhante Sri Pannyavaro perihal perkembangan perdebatan antara pak Hudoyo dengan ummat2 Buddha ( termasuk saya, tentunya ).
Berikut ini adalah dialog Gunadipo dengan Bhante Sri Pannyavaro serta tanggapan pribadi Bhante Sri Pannyavaro ( bukan pendapat Sangha Theravada Indonesia ) atas permasalahan ini :
Mengikuti perkembangan di milis soal Romo Hudoyo yg katanya telah
menyebarkan ajaran yg menyimpang dari Ajaran Buddha, dan berangkat
dari keingintahuan saya atas bagaimana sebenarnya pendapat atau
tanggapan pribadi dari YM Sri Pannyavaro atas berita ini. Maka tadi
siang saya memberanikan diri utk bertanya langsung kepada Bhante
melalui pesan singkat. Jujur saya tidak berada pada pihak yg pro
ataupun kontra terhadap Pihak manapun. saya menilai tulisan ini tak
lebih dari sekadar himbauan bagi kita semua utk tetap terus waspada.
saya pikir jawaban Bhante ini cukup mendalam dan diperlukan perenungan
oleh diri sendiri yg tidak mudah dan tentunya pengetahuan yg diperoleh
utk diri sendiri.
Berikut tanya – jawab singkat saya dgn Bhante Pannyavaro;
Gunadipo:
Selamat siang Bhante yg saya Muliakan, membaca perkembangan di milis
Samaggi Phala tentang Romo Hudoyo yg dikatakan menyebarkan ajaran yg
menyimpang dari Ajaran Buddha oleh teman – teman di DhammaCitta;
sedikit membuat saya bingung sendiri. Mungkin hal yg sama juga terjadi
pada ummat Buddha lainnya. Bagaimana tanggapan Bhante?
Namun jika menurut Bhante, bahwa Bhante tidak / belum perlu
menanggapinya, abaikan saja pertanyaan dan keingintahuan saya ini.
Anumodana, semoga Bhante sehat sejahtera.
Bhante Pannyavaro:
Gunadipo, banyak umat Buddha yg kaget mendengar ungkapan Zen Buddhism :
“kalau engkau bertemu Buddha, bunuh Buddha!”
Apalagi bagi pemula. Trm ksh.
Gunadipo:
Anumodana atas jawaban Bhante yg penuh perenungan utk saya ini Bhante.
Akan saya coba pahami ungkapan itu. Apakah pertanyaan saya dan jawaban
Bhante ini boleh saya bagikan ke seluruh teman – teman ummat Buddha
lainnya?
Bhante Pannyavaro:
O ya, tdk ada yg rahasia, boleh saja Gunadipo. Trm ksh.
_________________________________
Demikian, sekali lagi ini tanggapan pribadi Bhante bukan tanggapan
organisasi. Ungkapan Zen Buddhism tadi menyiratkan pesan Dhamma yg
mendalam bagi saya pribadi dan semoga juga bermanfaat bagi rekan -
rekan sekalian. Bagi rekan – rekan yg lain yg mungkin memiliki sudut
pandang yg tersendiri terhadap ungkapan itu, silahkan utk dapat di
sharing kan.
–
Be Happy,
Gunadipo
Yang menjadi pertanyaan adalah, sebenarnya statement Bhante Pannyavaro itu, ditujukan untuk ummat Buddha yang kontra dengan Pak Hudoyo, atau justru ditujukan untuk Pak Hudoyo pribadi ?
Bisa saja, justru statement itu ditujukan pada Pak Hudoyo. Dalam artian, Pak Hudoyo sebaiknya merenungkan kalimat Zen itu, jangan2 Pak Hudoyo karena kaget mendengar kalimat Zen itu lantas menjadi “keblinger” dan mengajarkan pada banyak ummat Buddha untuk meninggalkan ajaran2 Buddha dan cukup duduk diam bermeditasi saja.
Bagaimana pendapat rekan2 ummat Buddha, alangkah baiknya hal ini kita diskusikan bersama.
Semoga Dhamma bersinar menerangi semua makhluk,
Sadhu,Sadhu,Sadhu.
Pendapat pribadi tentunya bukan pendapat keseluruhan organisasi, hal ini pernah saya alami juga wkt berdiskusi mengenai 1 hal dengan sanghanayaka terdahulu dimana beliau secara pribadi mendukung, namun ternyata secara organisasi mengambil sikap netral
hal ini sering disalah artikan oleh mereka yg kurang paham cara berorganisasi sehingga seolah saat seorang pimpinan berkata A, merujuk bahwa 1 organisasi juga bersikap A
Apalagi jika org itu tidak/belum tahu bagaimana struktur organisasi itu
Jika dilihat, struktur STI itu sangat kompleks dimana sejauh yg saya tahu, keputusan itu seharusnya dipegang oleh Dewan Pimpinan (Karakasanghasabha) dengan ketua umum Bhante Jotidhammo Thera, bukan Bhante Panna sebagai Kepala Sangha.
Berikut struktur STI berdasar SK Persamuhan Agung 2006
I.
I.1. Kepala Sangha (Sanghapamokha) : Sri Pannavaro Mahathera
I.2. Wakil Kepala Sangha (Upa-Sanghapamokha) : Sri Subalaratano Mahathera
II.
Dewan Sesepuh (Therasamagama)
II.1 Theranayaka (Ketua Dewan Sesepuh) : Dhammasubho Thera
II.2 Upa Theranayaka (Wk Ketua Dewan Sesepuh) : Dhammavijayo Mahathera
II.3 Anggota : Jagaro Thera
II.4 Anggota : Urudha DhammapiyoThera
II.5 Anggota : Viriyadharo Thera
III.
III. Dewan Pimpinan (Karakasanghasabha)
III.1
Ketua Umum (Sanghanayaka) : Jotidhammo Thera III.2 Ketua Bidang Sosial Budaya : Saddhaviro Thera
III.3 Ketua Bidang Pendidikan : Subahapañño Thera
III.4 Ketua Bidang Antar Lembaga : Dhammakaro Thera
III.5 Sekretaris I : Bhikkhu Cittagutto
III.6 Sekretaris II : Bhikkhu Abhayanando
III.7 Pengelola Sanghadana I : Cittanando Thera
III.8 Pengelola Sanghadana II : Bhikkhu Cattamano
IV.
Dewan Kehormatan (Adhikaranasabha)
II.1 Adhikarananayaka (Ketua Dwn Kehormatan) : Sukhemo Mahathera
II.2 Upa Adhikarananayaka (Wk Ketua Dewan Kehormatan) : Atimedho Thera
II.3 Anggota : Chandakaro Thera
II.4 Anggota : Suvijano Thera
II.5 Anggota : Cittanando Thera
KETUA BHIKKHU DAERAH PEMBINAAN PROVINSI
(PADESA NAYAKA)
DAN
WAKIL KETUA BHIKKHU DAERAH PEMBINAAN PROPINSI
(UPA PADESA NAYAKA)
Masa bakti 1 Januari 2009 s.d. 31 Desember 2011
Sumber : SK Rapat Dewan Pimpinan III / 2008