//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: comotan dari blog tetangga  (Read 206378 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #150 on: 30 July 2009, 11:03:22 PM »
oke ... ente emang 'jeli' bro ... :jempol:
saya jeri bukan jeli ;D
appamadena sampadetha

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #151 on: 31 July 2009, 01:10:56 AM »
Sang Buddha sering menasehati "Inilah Sila (moralitas), inilah Samadhi (konsentrasi), inilah Panna (kebijaksanaan). Besar sekali manfaat dan kemajuan batin bila meditasi Satipattha dikembangkan berdasarkan pada sila yang murni. Besar sekali manfaat dan kemajuan batin, bila kebijaksanaan dikembangkan berdasarkan metode yang benar".

 _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #152 on: 31 July 2009, 07:09:27 AM »
kalimat lengkap dalam SMS :

Bhante Pannyavaro:
Gunadipo, banyak umat Buddha yg kaget mendengar ungkapan Zen Buddhism :
“kalau engkau bertemu Buddha, bunuh Buddha!”
Apalagi bagi pemula. Trm ksh.


======================================================
kalau melihat isi smsnya bisa saja artinya umat Buddha saja bingung melihat MMD apalagi pemula yang beragama lain.

saya rasa perlunya sikap Bhante yang lebih tegas untuk memberikan keterangan yang tidak abu2, karena ini akan jadi penafsiran yang terus akan berkembang lagi nih :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ratnakumara

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #153 on: 31 July 2009, 08:27:48 AM »
Namo Buddhaya,
Dear All ;)

Kalau saya boleh ikut mengartikan, bahwa untuk seseorang yang dianggap "Pemuka" agama Buddha, jangan gegabah memberikan statement yang membuat ummat Buddha pemula kaget.

Saya tidak habis pikir, menurut saya kok baru kali ini ya di dalam kalangan Buddhist, ada seorang yang menganggap dirinya telah sadar, kemudian sering menganjurkan untuk meninggalkan "metode-kuno" Jalan Ariya Beruas Delapan dan cukup "eling", "diam", dan "berhenti"... .

Semasa saya masih Kejawen dulu, anjuran seperti ini khas sekali diungkapkan oleh para sesepuh Kejawen. Tapi kalau dianjurkan oleh seorang "pemuka" agama Buddha, saya baru mendengarnya kali ini lewat Bp.Hudoyo.

Apakah rekan2 mempunyai pandangan lain tentang hal ini...

Mettacittena,

May All beings b Happy,
Sadhu,Sadhu,Sadhu.

Memang, sebelum ini, apakah pernah ada ?

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #154 on: 31 July 2009, 08:45:29 AM »
Berikut pernyataan PH di milis laen :

Quote
Date: Wed, 29 Jul 2009 15:44:42
To: <milis_buddha [at] yahoogroups.com>
Subject: Re: [MB] UNTUK REKAN RATNA KUMARA


Rekan Johnson,

Anda pernah mengikuti retretr MMD beberapa kali. Kalau boleh saya bertanya, apakah Anda pada dewasa ini melakukan MMD?

Berikut jawaban saya terhadap pertanyaan Anda:

(1) Tidak ada korelasi sama sekali antara 4KM/JMB8 --atau ajaran agama apa pun juga-- dengan kesadaran vipassana/MMD. 4KM/JMB8 berada di dalam domain intelek/pikiran, merupakan produk berpikir, sedangkan kesadaran vipassana/MMD mentransendensikan (mengatasi) pikiran.

(2) Kalau orang "meninggalkan" kesadaran vipassana/MMD, maka terserah kepada masing-masing untuk menganut atau tidak menganut ajaran agamanya semula. Tetapi itu bukan urusan saya lagi.

PS: bila kontroversi yang menyangkut MMD & saya yang terjadi akhir-akhir ini tidak membawa manfaat batin Anda, tentu Anda tidak perlu mengikutinya/membacanya. Tetapi harus saya katakan di sini, bahwa saya mendapat masukan yang sebaliknya dari beberapa orang, bahwa mereka tercerahkan ketika mengikuti kontroversi itu.

Salam,
Hudoyo

Disini terlihat bhw PH tidak bisa memisahkan antara JMB-8 dan 4 KM sebagai suatu latihan yang mengkondisikan batin agar berada dalam kondisi sobhana/indah
dengan JMB-8 dan 4 KM sebagai suatu kebenaran panyati yg tertulis di tipitaka

Apalagi dengan menyebutkan bhw kesadaran vipassana/MMD mentransendensikan (mengatasi) pikiran dimana ini cocok dgn apa yg selalu didengungkan PH yaitu Berhentinya Pikiran
Padahal sampai seorang menjadi ariya puggala pun, PASTI proses pikiran/citta/kesadaran masih terus berlangsung
Bahkan Nibbana itu sendiripun sesungguhnya adalah kondisi batin (batin terdiri dari citta dan cetasika)
Itu hal yg sangat jelas bhw apa yg dituju adalah arah yg salah

Dengan melihat ini, semoga bs bermanfaat bagi kita utk lebih mengenal apa itu MMD

Offline N1AR

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 930
  • Reputasi: 22
  • Yui
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #155 on: 31 July 2009, 09:00:26 AM »
Namo Buddhaya,
Dear All ;)

Kalau saya boleh ikut mengartikan, bahwa untuk seseorang yang dianggap "Pemuka" agama Buddha, jangan gegabah memberikan statement yang membuat ummat Buddha pemula kaget.

Saya tidak habis pikir, menurut saya kok baru kali ini ya di dalam kalangan Buddhist, ada seorang yang menganggap dirinya telah sadar, kemudian sering menganjurkan untuk meninggalkan "metode-kuno" Jalan Ariya Beruas Delapan dan cukup "eling", "diam", dan "berhenti"... .

Semasa saya masih Kejawen dulu, anjuran seperti ini khas sekali diungkapkan oleh para sesepuh Kejawen. Tapi kalau dianjurkan oleh seorang "pemuka" agama Buddha, saya baru mendengarnya kali ini lewat Bp.Hudoyo.

Apakah rekan2 mempunyai pandangan lain tentang hal ini...

Mettacittena,

May All beings b Happy,
Sadhu,Sadhu,Sadhu.

Memang, sebelum ini, apakah pernah ada ?

sekalian tanya bos
kalau dalam kejawean meditasinya seperti
dari seperti anapanasati terus ketahap vipassana dan terakhir ke
istilah jawanya gak tahu ( ada air ketuban , ari , gitu lah ) lupa dulu pernah tanya2
dan menyatu dengan alam, alias yg maha esa , gitu yah

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #156 on: 31 July 2009, 09:01:31 AM »
Namo Buddhaya,
Dear All ;)

Kalau saya boleh ikut mengartikan, bahwa untuk seseorang yang dianggap "Pemuka" agama Buddha, jangan gegabah memberikan statement yang membuat ummat Buddha pemula kaget.

Saya tidak habis pikir, menurut saya kok baru kali ini ya di dalam kalangan Buddhist, ada seorang yang menganggap dirinya telah sadar, kemudian sering menganjurkan untuk meninggalkan "metode-kuno" Jalan Ariya Beruas Delapan dan cukup "eling", "diam", dan "berhenti"... .

Semasa saya masih Kejawen dulu, anjuran seperti ini khas sekali diungkapkan oleh para sesepuh Kejawen. Tapi kalau dianjurkan oleh seorang "pemuka" agama Buddha, saya baru mendengarnya kali ini lewat Bp.Hudoyo.

Apakah rekan2 mempunyai pandangan lain tentang hal ini...

Mettacittena,

May All beings b Happy,
Sadhu,Sadhu,Sadhu.

Memang, sebelum ini, apakah pernah ada ?

dear bro ratna yg kritis

sedikit sharing juga, saya menduga adanya pengaruh kejawen di MMD karena melihat adanya hal2 yg mirip seperti keheningan pikiran :

Quote
Melalui latihan bersemedi di harapkan agar orang dapat membebaskan dirinya dari keadaan sekitarnya, yaitu menghentikan segala fungsi tubuh dan keinginan serta nafsu jasmaninya. Hal ini dapat memberikan keheningan pikiran dan membuatnya mengerti dan menghayati hakekat hidup serta keselarasan antara kehidupan rohaniah dan jasmaniah.

hanya bedanya kalo MMD cukup saat "pikiran berhenti", di kejawen masih terus lanjut ke :

Quote
Apabila orang sudah bebas dari beban kehidupan duniawi (pamudharan), maka orang itu setelah melalui beberapa tahap berikutnya, pada suatu saat akan dapat bersatu dengan Tuhan (jumbuhing kawula Gusti, atau Manunggaling kawula-Gusti)/Pendekatan kepada Illahi

Baru bisa omong dalam hal ini dengan bro ratna, yg saya denger eks kejawen (cmiiw)

Sori kalo dianggap OOT dan melenceng kemana-mana

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #157 on: 31 July 2009, 09:07:26 AM »

Saya tidak habis pikir, menurut saya kok baru kali ini ya di dalam kalangan Buddhist, ada seorang yang menganggap dirinya telah sadar, kemudian sering menganjurkan untuk meninggalkan "metode-kuno" Jalan Ariya Beruas Delapan dan cukup "eling", "diam", dan "berhenti"... .

Ini pun sikap Pak Hud mendua:

~ Terkait memasarkan MMD, Pak Hud mengaku perlunya Sadar, Eling, tanggalkan Aku dsbnya, juga menyatakan JMB-8 dan Tipitaka diragukan dari mulut SB (yg dapat diartikan bahwa, Pak Hud sudah merealisasi "kesadaran Penuh" sehingga bisa melihat kebenaran sesunguhnya)
~ Di pihak lain (mungkin karena sering lepas kontrol dan dipertanyakan), Pak Hud mengaku HANYA eling ketika meditasi duduk, di luar itu AKU-nya kembali.

Menurut saya, jika seseorang mencapai taraf 'eling hanya ketika meditasi duduk' itu sih oke2 (biasa) saja... belum pada kapasitasnya bisa mengoreksi JMB-8 dan Tipitaka.

Jika mempunyai meditasi teknik tersendiri, janganlah membawa bendera2 Ajaran tertentu sembari mengoreksi Ajaran tsb... contohlah Anand Khrisna, yg membimbing meditasi dengan metode tersendiri, namun tidak pernah membawa dan mengoreksi bendera ajaran lain.

Para Arya dari zaman dulu sd sekarang, yg sudah merealisasi tingkatan batin mumpuni, tidak ada yg mengoreksi JMB-8 dan Tipitaka. Bahkan Master Vipassana kelas dunia, SN Goenka dan Gurunya U Ba Khin, yg mengusung meditasi vipassana Universal-pun, mengakui Tipitaka dan JMB-8.

Sesungguhnya, apa yg ingin dicapai dengan sesumbar "Jalan itu diragukan"... "Jalan ini diragukan"..., berdebat kesana-kesini? Ribut di milis2 dan forum2?

Apa yg dapat saya perhatikan dari para guru / master meditasi sejati adalah: mereka tidak pernah malang melintang debat dan ribut2 dgn para pemula di milis2 dan forum2....

::
« Last Edit: 31 July 2009, 09:10:53 AM by williamhalim »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #158 on: 31 July 2009, 09:11:17 AM »
Namo Buddhaya,
Dear All ;)

Kalau saya boleh ikut mengartikan, bahwa untuk seseorang yang dianggap "Pemuka" agama Buddha, jangan gegabah memberikan statement yang membuat ummat Buddha pemula kaget.

Saya tidak habis pikir, menurut saya kok baru kali ini ya di dalam kalangan Buddhist, ada seorang yang menganggap dirinya telah sadar, kemudian sering menganjurkan untuk meninggalkan "metode-kuno" Jalan Ariya Beruas Delapan dan cukup "eling", "diam", dan "berhenti"... .

Semasa saya masih Kejawen dulu, anjuran seperti ini khas sekali diungkapkan oleh para sesepuh Kejawen. Tapi kalau dianjurkan oleh seorang "pemuka" agama Buddha, saya baru mendengarnya kali ini lewat Bp.Hudoyo.

Apakah rekan2 mempunyai pandangan lain tentang hal ini...

Mettacittena,

May All beings b Happy,
Sadhu,Sadhu,Sadhu.

Memang, sebelum ini, apakah pernah ada ?

sekalian tanya bos
kalau dalam kejawean meditasinya seperti
dari seperti anapanasati terus ketahap vipassana dan terakhir ke
istilah jawanya gak tahu ( ada air ketuban , ari , gitu lah ) lupa dulu pernah tanya2
dan menyatu dengan alam, alias yg maha esa , gitu yah

Sekalian OOT deh

Quote
Hal yang mutlak perlu adalah kemampuan untuk melepaskan diri dari dunia kebendaan, yaitu memiliki sifat rila (rela) untuk melepaskan segala hak milik, pikiran atau perasaan untuk memiliki, serta keinginan untuk memiliki.. melalui sikap rohaniah ini orang dapat membebaskan diri dari berbagai kekuatan serta pengaruh dunia kebendaan di sekitarnya.

Sikap menyerah serta mutlak ini tidak boleh dianggap sebagai tanda sifat lemahnya seseorang; sebaliknya ia menandakan bahwa orang seperti itu memiliki kekuatan batin dan keteguhan iman. Kemampuan untuk membebaskan diri dari dunia kebendaan dan kehidupan duniawi juga melibatkan sikap narima yaitu sikap menerima nasib, dan sikap bersabar, yang berarti sikap menerima nasip dengan rela.

Kemampuan untuk memiliki sikap-sikap semacam itu dapat diperoleh dengan hidup sederhana dalam arti yang sesungguhnya, hidup bersih, tetapi juga dengan jalan melakukan berbagai kegiatan upacara kegiatan upacara yang meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dengan jalan mengendalikan diri, dan melakukan berbagai latihan samadi.

Melalui latihan bersemedi di harapkan agar orang dapat membebaskan dirinya dari keadaan sekitarnya, yaitu menghentikan segala fungsi tubuh dan keinginan serta nafsu jasmaninya. Hal ini dapat memberikan keheningan pikiran dan membuatnya mengerti dan menghayati hakekat hidup serta keselarasan antara kehidupan rohaniah dan jasmaniah. Apabila orang sudah bebas dari beban kehidupan duniawi (pamudharan), maka orang itu setelah melalui beberapa tahap berikutnya, pada suatu saat akan dapat bersatu dengan Tuhan (jumbuhing kawula Gusti, atau Manunggaling kawula-Gusti)/Pendekatan kepada Illahi.


Kalau saya lihat, istilah samatha masih benar karena sesungguhnya samatha adalah latihan konsentrasi dimana hasilnya adalah Jhana.
Ini bisa kita lihat bhw banyak yg mengajarkan meditasi, samadhi yg ujungnya adalah pencapaian alam brahma, bahkan dari jaman buddha

Namun untuk Vipassana, saya rasa tidak bisa dilakukan selama org tersebut belum mempunyai Pengertian yg Benar (samma ditthi) mengenai nama dan rupa. Itu kenapa Vipassana disebut dengan Insight Meditation, meditasi utk melihat ke dalam diri sendiri yg hasilnya adalah Vipassana Nana (Insight Knowledge)
Penjelasan mengenai nana, bisa dilihat di : http://web.ukonline.co.uk/buddhism/nga02.htm

semoga bermanfaat  _/\_

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #159 on: 31 July 2009, 09:24:18 AM »

Saya tidak habis pikir, menurut saya kok baru kali ini ya di dalam kalangan Buddhist, ada seorang yang menganggap dirinya telah sadar, kemudian sering menganjurkan untuk meninggalkan "metode-kuno" Jalan Ariya Beruas Delapan dan cukup "eling", "diam", dan "berhenti"... .

Ini pun sikap Pak Hud mendua:

~ Terkait memasarkan MMD, Pak Hud mengaku perlunya Sadar, Eling, tanggalkan Aku dsbnya, juga menyatakan JMB-8 dan Tipitaka diragukan dari mulut SB (yg dapat diartikan bahwa, Pak Hud sudah merealisasi "kesadaran Penuh" sehingga bisa melihat kebenaran sesunguhnya)
~ Di pihak lain (mungkin karena sering lepas kontrol dan dipertanyakan), Pak Hud mengaku HANYA eling ketika meditasi duduk, di luar itu AKU-nya kembali.

Menurut saya, jika seseorang mencapai taraf 'eling hanya ketika meditasi duduk' itu sih oke2 (biasa) saja... belum pada kapasitasnya bisa mengoreksi JMB-8 dan Tipitaka.

Jika mempunyai meditasi teknik tersendiri, janganlah membawa bendera2 Ajaran tertentu sembari mengoreksi Ajaran tsb... contohlah Anand Khrisna, yg membimbing meditasi dengan metode tersendiri, namun tidak pernah membawa dan mengoreksi bendera ajaran lain.

Para Arya dari zaman dulu sd sekarang, yg sudah merealisasi tingkatan batin mumpuni, tidak ada yg mengoreksi JMB-8 dan Tipitaka. Bahkan Master Vipassana kelas dunia, SN Goenka dan Gurunya U Ba Khin, yg mengusung meditasi vipassana Universal-pun, mengakui Tipitaka dan JMB-8.

Sesungguhnya, apa yg ingin dicapai dengan sesumbar "Jalan itu diragukan"... "Jalan ini diragukan"..., berdebat kesana-kesini? Ribut di milis2 dan forum2?

Apa yg dapat saya perhatikan dari para guru / master meditasi sejati adalah: mereka tidak pernah malang melintang debat dan ribut2 dgn para pemula di milis2 dan forum2....

::

Karena ketika duduk di depan layar komputer, PIKIRANNYA tidak diem  ;D sehingga muncul EGO..


Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #160 on: 31 July 2009, 11:25:23 AM »
Quote
Berikut pernyataan PH di milis laen :

Quote
Date: Wed, 29 Jul 2009 15:44:42
To: <milis_buddha [at] yahoogroups.com>
Subject: Re: [MB] UNTUK REKAN RATNA KUMARA


Rekan Johnson,

Anda pernah mengikuti retretr MMD beberapa kali. Kalau boleh saya bertanya, apakah Anda pada dewasa ini melakukan MMD?

Berikut jawaban saya terhadap pertanyaan Anda:

(1) Tidak ada korelasi sama sekali antara 4KM/JMB8 --atau ajaran agama apa pun juga-- dengan kesadaran vipassana/MMD. 4KM/JMB8 berada di dalam domain intelek/pikiran, merupakan produk berpikir, sedangkan kesadaran vipassana/MMD mentransendensikan (mengatasi) pikiran.

(2) Kalau orang "meninggalkan" kesadaran vipassana/MMD, maka terserah kepada masing-masing untuk menganut atau tidak menganut ajaran agamanya semula. Tetapi itu bukan urusan saya lagi.

PS: bila kontroversi yang menyangkut MMD & saya yang terjadi akhir-akhir ini tidak membawa manfaat batin Anda, tentu Anda tidak perlu mengikutinya/membacanya. Tetapi harus saya katakan di sini, bahwa saya mendapat masukan yang sebaliknya dari beberapa orang, bahwa mereka tercerahkan ketika mengikuti kontroversi itu.

Salam,
Hudoyo

Coba perhatikan yang dibold, Jelas dan pantas MMD memang bukan meditasi Buddhist yang diajarkan Sang Buddha dan juga tidak sesuai dengan bahiya sutta,malunkyaputta sutta dan mulapariyaya sutta.  Jadi ketiga sutta itu hanya digunakan untuk marketing dengan gaya gerilya jendral Sudirman di milis2 dan forum.

Sang Buddha selalu mengajarkan bahwa fungsi dari kesadaran vipasanna adalah untuk mengatasi kilesa, bukan mengatasi pikiran. Kalau kilesa ini terendap(dalam samatha) atau  hilang saat bervipasana, maka pikiran itu akan jernih dan cemerlang. Dan yang akan dominan hanya yg disebut 'yang mengetahui' yg melihat apa adanya/yatthabhutamnyanadassanam/pure citta(mungkin ada istilah lain dalam bahasa Abhidhammanya)

Dan jmb 8 dan 4 km bukanlah suatu domain pikiran ataupun produk berpikir. JUSTRU pengejewantahan NYATA jmb 8 dan 4 km yaitu tercapainya magga dan phala dalam artian magga phala inilah WUJUD/NYATA yg bukan produk berpikir dari JMB 8 dan 4 km. Ini yang telah direalisasi PARA ARIYA DAN SANG BUDDHA. Kalau kita sekarang sedang membicarakan jmb8 dan 4 km, ya ini adalah suatu konsep untuk menunjuk yang NYATA/paramatha sacca dan ini diperlukan tapi bukan dilekati, karena mau tidak mau sekarang kita harus berpikir dan mengkomunikasikan dalam suatu bahasa ataupun tulisan sehingga kita bisa  memahaminya.

Kesimpulan jmb8 dan 4 km bukanlah  domain intelek/hasil produk berpikir. Tapi 4 km dan jmb 8 adalah memang produk Paramatha sacca yg dikonsepkan agar mudah dicerna untuk kepentingan mengajar dan belajar.

Jadi sudah jelas dari "apa yang diatasi saat bervipasana" apakah MMD sesuai dengan ajaran Sang Buddha atau tidak.

Jadi ya sekarang terserah kita mau pilih yg mana. Kalau ada statement dari non buddhist mengatakan belajar MMD bermanfaat, karena membuat mereka bisa menjadi sadar, ya bagus dan bermanfaat TETAPI hanya sebatas itu saja. Berbeda dengan pelaksanaan Dhamma yang diajarkan Sang Buddha untuk merealisasi Dhamma sampai hilangnya kilesa dan bukan hanya sekedar sadar tetapi MAHA SADAR.


Smoga Mereka semua yg berada disini dan dimanapun berada termasuk makhluk dan para Dewa yang berada di 6 penjuru. Smoga mereka berbahagia.  _/\_


Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #161 on: 31 July 2009, 11:44:57 AM »
Quote
(1) Tidak ada korelasi sama sekali antara 4KM/JMB8 --atau ajaran agama apa pun juga-- dengan kesadaran vipassana/MMD. 4KM/JMB8 berada di dalam domain intelek/pikiran, merupakan produk berpikir, sedangkan kesadaran vipassana/MMD mentransendensikan (mengatasi) pikiran.

bro Bond yg lebih mahir dlm meditasi,

sewaktu meditasi (MMD maupun yg lain), adakah cara mengukur hasil
dari meditasi yg sedang berlangsung ? seperti brain wavenya gimana,
detak jantung, pernafasan dst... sehingga bisa menilai apakah meditasi
tsb udah mendekatin hasil yg diinginkan (ke arah yg lebih benar).

menurut saya, Dan hasilnya yg paling penting sewaktu meditasi.
dan memang saat itulah seharusnya tidak terikat dgn ajaran apapun..
tetapi sesaat meditator keluar dari meditasi, ya tetaplah
tingkah laku maupun pikirannya hrs tetap baik.

Adakah alat mengukur hasil meditasi ?

trims sebelumnya  _/\_
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #162 on: 31 July 2009, 12:03:39 PM »
bro Bond yg lebih mahir dlm meditasi,

sewaktu meditasi (MMD maupun yg lain), adakah cara mengukur hasil
dari meditasi yg sedang berlangsung ? seperti brain wavenya gimana,
detak jantung, pernafasan dst... sehingga bisa menilai apakah meditasi
tsb udah mendekatin hasil yg diinginkan (ke arah yg lebih benar).

menurut saya, Dan hasilnya yg paling penting sewaktu meditasi.
dan memang saat itulah seharusnya tidak terikat dgn ajaran apapun..
tetapi sesaat meditator keluar dari meditasi, ya tetaplah
tingkah laku maupun pikirannya hrs tetap baik.

Adakah alat mengukur hasil meditasi ?

trims sebelumnya  _/\_

Maaf saya nyelip dulu, numpang kasih opini...

IMO,
ukuran keberhasilan meditasi adalah dalam kehidupan sehari2 kita.

Apakah dengan bermeditasi, kita mulai bisa bersabar, toleran, lebih tenang dari sebelumnya.
Jika sebelumnya kita pemarah, gampang tersinggung, sulit menerima keadaan dan setelah bermeditasi sekian lama, kita merasakan perubahan diri, menjadi lebih lapang dada, pikiran nggak gampang terombang-ambing, maka itu artinya meditasi kita berhasil.

Kembalikan lagi ke tujuan dasar kita meyakini Ajaran Buddha sebagai kompas kita, yakni untuk terbebas dari dukkha, maka ukuran keberhasilan latihan (meditasi, penjagaan moral, dll) adalah: mulai berkurangnya dukkha kita.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #163 on: 31 July 2009, 12:08:19 PM »
Hanya mereka yang benar2 berpraktek meditasi bisa berkata-kata(komentar)...mereka yang tidak berpraktek hanyalah akan bersuara kosong.
Buddha Dhamma ditemukan dimana-mana,ia tidak tersangkut dalam satu scope agama.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #164 on: 31 July 2009, 12:17:57 PM »
Quote
(1) Tidak ada korelasi sama sekali antara 4KM/JMB8 --atau ajaran agama apa pun juga-- dengan kesadaran vipassana/MMD. 4KM/JMB8 berada di dalam domain intelek/pikiran, merupakan produk berpikir, sedangkan kesadaran vipassana/MMD mentransendensikan (mengatasi) pikiran.

bro Bond yg lebih mahir dlm meditasi,

sewaktu meditasi (MMD maupun yg lain), adakah cara mengukur hasil
dari meditasi yg sedang berlangsung ? seperti brain wavenya gimana,
detak jantung, pernafasan dst... sehingga bisa menilai apakah meditasi
tsb udah mendekatin hasil yg diinginkan (ke arah yg lebih benar).

menurut saya, Dan hasilnya yg paling penting sewaktu meditasi.
dan memang saat itulah seharusnya tidak terikat dgn ajaran apapun..
tetapi sesaat meditator keluar dari meditasi, ya tetaplah
tingkah laku maupun pikirannya hrs tetap baik.

Adakah alat mengukur hasil meditasi ?

trims sebelumnya  _/\_

Saya belom mahir lah, diatas langit masih ada langit  ;D

Kalau untuk brain wavenya bisa di test dengan alat namanya EEG. (elektromagnet apa gitu...lupa :D)

Kalau untuk tingkatannya/batin, yang saya tau ada 2 cara dan ini diperlukan guru yang mumpuni.

1. Dengan wawancara apa yg telah dicapai dan dialami dan TENTU gurunya pun levelnya harus melebihi atau setara dengan yang dilatih.
2. Dengan kekuatan abinna melihat batin orang itu.

Benar sekali Mr Saceng, saat meditasi tidak perlu melekati ajaran apapun juga tetapi dasar latihan, pandangan dan pengertian akan mempengaruhi hasilnya.
 
Saya ambil contoh banyak pemeditasi saat bermeditasi jatuh ke dalam Bhavanga( saya artikan secara awam adalah bawah sadar) disana keadaanya tenang dan mereka yg tidak tau akan menganggap bisa sebagai jhana, berhentinya pikiran, atau nibbana sementara.

Sama halnya agama lain melihat nimitta cahaya dalam jhana sebagai Tuhan. Oleh karena itu saat bermeditasi meninggalkan semua ajaran dan tidak perlu berpikir dll hanya pada saat ini adalah benar. Entah menyadari saja atau terfokus pada objek atau dengan kata lain entah itu samatha atau vipasana pengertian dan pandangan benar inilah alat kita untuk mendeteksi fenomena2 yg muncul dalam meditasi agar kita bisa melewati ilusi/jebakan-jebakan batman hingga kita bisa selangkah  demi selangkah maju dan tidak mengalami stagnasi.

Jadi tidaklah mungkin kita bermeditasi tanpa ada dasar pengertian dan pandangan benar. Meninggalkan ajaran bukan berarti meninggalkan total tetapi mentransformasikan ajaran secara konsep kedalam bentuk pengalaman Nyata hingga pengertian dan pandangan sejati tercipta. Inilah sebagai yang disebut pembuktian/ehipasiko secara benar. Tentunya kita sebagai buddhist mengikuti cara Sang Buddha bagaimana cara mentransformasikan seperti yg saya jelaskan. Konsep itu tidak salah..yang bahaya adalah jika pengertian dan pandangan salah dalam mengartikan pengalaman meditasi dan konsep itu sendiri.

Refleksi nyata dari hasil meditasi yg diajarkan Sang Tathagata adalah perilaku kita sehari-hari. Tidak tahu kalau jenis meditasi lain yg hasilnya tidak sesuai dengan Dhamma karena ini juga tergantung dari motif dan tujuan kita bermeditasi

Smoga bermanfaat _/\_
« Last Edit: 31 July 2009, 12:22:46 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

 

anything