Komentar terakhir saya untuk topik ini.
Dari jawaban Bhante Pannavaro di atas, “kalau engkau bertemu Buddha, bunuh Buddha!”
Saya menangkap sebuah pesan : Janganlah Melekat Kepada Sang Buddha, Guru, Sutta, dan sebagainya.
“Jika Kau bertemu Buddha, bunuh dia!”, kalimat ini sebenarnya merupakan ungkapan dari Master Zen Linji, pendiri aliran Linji Zen Buddhisme yang selalu mendorong siswanya untuk tidak melekat pada sosok guru dan berusaha mencapai pencerahan deangan usaha sendiri.
Salah satu poin dari MMD adalah tidak melekat, jika saya tidak salah tangkap. JIKA benar segala penyangkalan-penyangkalan dari Pak Hud adalah karena mengusung “bendera” ajaran agar orang, khususnya umat Buddha tidak melekat, maka ini adalah hal yang biasa sekaligus luar biasa.
JIKA benar mengusung ketidakmelekatan, sepertinya saya pribadi mungkin bisa memahami mengapa dalam awal MMD khusus umat Buddha tidak diperkenankan melakukan ritual puja bakti sedangkan agama lain diperkenankan. Hal ini
mungkin karena ritual puja bakti akan membelenggu pikiran umat Buddha dengan segala konsep ajaran yang berbau Buddhisme, sehingga dengan demikian umat Buddha akan mengait-kaitkan konsep ajaran Buddhisme dengan MMD yang “senada” dengan Buddhisme ketika melakukan MMD. Dan akhirnya kemelekatan akan ajaran, sutra, guru, dll tidak tersingkirkan. Sedangkan umat agama lain tidak memiliki konsep ajaran yang senada, sehingga tidak diperlukan tahapan “penyingkiran” konsep.
Sekali lagi hanya JIKA memang mengusung ketidakmelekatan sebagai tahapan awal MMD, dan JIKA memang Pak Hud ini menggunakan metode pengajaran seperti pengajaran Master Linji.
Terakhir, ini semua hanya perkiraan, benar atau salah, saya tidak tahu. MMD is a Cheerleader or a Cancer? I' don't know
Yang saya tahu: menggunakan belum berarti melekat, melekat pastilah menggunakan.
Selanjutnya no comment.