//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: comotan dari blog tetangga  (Read 206346 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ratnakumara

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #105 on: 30 July 2009, 10:16:50 AM »
Dear All,

Saya juga tanya :

Pak Hudoyo berkata :

> 3. Dalam meditasi vipassana tidak dianut ajaran & kitab apa pun..

Kalau tidak dianut ajaran apapun, lalu dari mana asal mulanya Pak Hudoyo tahu tentang "vipassana" ?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #106 on: 30 July 2009, 10:26:37 AM »
kalau masalah saddha, yah problem diri sendiri...
hanya saja memang dari percaya tanpa bukti, dan di buktikan baru percaya itu berbeda...
Memang berbeda. Bagi saya, memercayai keyakinan apapun, intinya sama, yaitu hanya sebatas teoritis dan kecocokan saja, karena belum dibuktikan. Tetapi saya tidak bilang kualitas pemikiran dari pemeluk ataupun hasil dari memercayai semua keyakinan, adalah sama.



Ya jelas tidak sampai, keenakan 'menggenggam' dan lupa dilepasin :))
Ya, semoga demikian.



dalam kasus ini, Apakah ada kebenaran sejati dalam MMD? sudah mencapai apakah pa Hudoyo? Sotapana? saya rasa pa Hudoyo tidak mau tahu mencapai apapun.
Kalau Pak Hudoyo, pandangannya, pribadinya, dan pencapaiannya, saya tidak tahu, dan tidak mau tahu. Dalam beberapa hal, saya bisa maklum kalau pandangan Pak Hudoyo mendapat respon negatif dari umat Buddha.

Tetapi mengenai metode MMD-nya, saya tidak mungkin mengatakan "bukan ajaran Buddha" karena memang menurut saya, itu bagian dari ajaran Buddha. Yang menjadi masalah mungkin hanyalah "istilah" dan cara penjelasan Pak Hudoyo yang mungkin berbeda.
Minggu kemarin, pada perayaan Asadha, Bhante Pannavaro bercerita tentang meditasi, dan apa yang disampaikan bhante sangat mirip (kalau bukan persis) yang diajarkan di MMD, yaitu tentang "tidak usah berusaha", "hanya mengamati".




Offline ratnakumara

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #107 on: 30 July 2009, 10:27:46 AM »
Bila Kau bertemu BUDDHA di JALAN , BUNUH BUDDHA!

Itulah sebenarnya kalimat Zen yang akhir2 ini diperbincangkan.

Artinya, kita bahkan Zen pun tetap mengajarkan JALAN dan itu harus ditempuh,
Tapi, jangan sampai ketika kita menempuh JALAN, kita kemudian terbayang2 dan melekat kuat terhadap sosok Buddha, seakan2 Buddha adalah "Juru-Selamat" .

Sehingga, ketika engkau sedang berJALAN lalu di benakmu muncul sosok juru selamat bernama BUDDHA, bunuhlah sosok juru selamatmu yang bernama BUDDHA itu, lalu teruslah menempuh jalan, hingga engkau berhasil menjadi BUDDHA itu sendiri.

Begitu menurut pendapat saya.

Apakah ada rekan2 yang berpendapat lain ... [?]

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #108 on: 30 July 2009, 10:37:47 AM »
Dalam meditasi vipassana ruang lingkupnya spt apa ya ?
kapan kita tau itu adalah dalam meditasi vipassana atau bukan ?

kalau gw lagi naik bemo, apaka itu dlm meditasi vipassana ?
bagimana kalau lagi berada dlm salah satu forum Buddhist ?
apa saja sih yg dpt disebut sebagai dlm meditasi vipassana ?

trims sebelumnya.

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #109 on: 30 July 2009, 10:41:17 AM »
logikanya: Jika seorang putthujjana tidak bisa memiliki Saddha karena Panna, maka ia tidak akan bisa menjadi Sotapanna... krn prosesnya adalah: si putthujjana merenungi ajaran, mengalami mendapatkan kebijaksanaan dari pengalamannya, sehingga Saddha tertanam dalam dirinya berdasarkan pengalamannya tsb.. begitu seterusnya terhadap pengalaman2 nya yg lain... ia akan berproses terus.. bertahap mencapai sotapanna dstnya...
Saddha semu, bisa saja. Tetapi saddha sejati, yang tidak tergoyahkan namun bukan dari kekerasan "kepala batu", adalah hasil dari realisasi kebijaksanaan. Sekali lagi, saya tidak bilang Saddha semu itu selalu buruk, namun saddha semu tetaplah semu, dan jika sampai taraf "tidak tergoyahkan", itu bahaya.



Quote
Menurut saya perbuatan baik diatas bukan dilakukan atas dasar 'pemahaman benar' melainkan didasari atas pemahaman salah, yakni: takut akan hukuman/pembalasan Tuhan. Seorang putthujjana bisa saja telah meyakini bahwa tidak baik melakukan pembunuhan (atau perbuatan2 salah lainnya) karena akibat pasti akan mengikutinya, terutama akibat 'pembentukan batinnya menjadi merosot'... ia meyakini hal ini karena ajaran yg dibacanya dan pengalamannya selama ini... berarti saddha-nya terbentuk karena Panna...
(sesungguhnya saya masih berpikiran bahwa seseorang tidak akan tau ia masih putthujjana atau telah masuk ke sotapanna... btw -ini hanya secuil pemikiran-)
Ya, oleh karena itu, saya tidak bahas "Tuhan"-nya, karena nanti jauh sampai ke Brahmajala Sutta. Walaupun sebetulnya saya katakan Buddhis pun masih terjerat dalam jaring Brahma tersebut (makanya tidak bisa lolos dari Samsara). Kalau mau bicara fair, saya rasa tidak ada umat Buddha juga yang bisa membuktikan jalannya kamma.
Tetapi intinya, saddha semu itu, apakah "hukuman Tuhan" atau "kamma" menjauhkan orang dari pelanggaran sila, maka saya kategorikan bermanfaat.




Quote
keyakinan semu tidak tergoyahkan = saya artikan kepercayaan semata, mungkin malah miccha ditthi, sama seperti kepercayaan di agama tetangga, bukan Saddha. Dan betul, 'keyakinan semu' ini hanya akan menjadi genggaman yg justru menghambat orang tsb.
Kalau begitu, di sini kita beda pendapat.
Saya tidak/belum mampu membuktikan 31 alam (atau lebih, jika ada), oleh karena itu kepercayaan saya terhadap "tidak adanya Tuhan personal" adalah semu.
Saya tidak/belum mampu buktikan kelahiran kembali dan terhentinya kelahiran kembali, oleh karena itu kepercayaan saya adalah semu.
Saya tidak akan "tidak tergoyahkan" dalam hal-hal yang belum saya buktikan sendiri.

Kalo bro willi mengatakan berbeda bahwa agama lain semu sedangkan agama Buddha sejati, berarti kembali lagi pada kecocokan masing-masing.


Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #110 on: 30 July 2009, 10:41:35 AM »
Quote
Tetapi mengenai metode MMD-nya, saya tidak mungkin mengatakan "bukan ajaran Buddha" karena memang menurut saya, itu bagian dari ajaran Buddha. Yang menjadi masalah mungkin hanyalah "istilah" dan cara penjelasan Pak Hudoyo yang mungkin berbeda.
Minggu kemarin, pada perayaan Asadha, Bhante Pannavaro bercerita tentang meditasi, dan apa yang disampaikan bhante sangat mirip (kalau bukan persis) yang diajarkan di MMD, yaitu tentang "tidak usah berusaha", "hanya mengamati".

meditasi yang disampaikan bhante mirip dengan mmd apa mmd yang mirip dgn yang disampaikan bhante?? atau hanya kesalahan penulisan saudara kainyn?

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #111 on: 30 July 2009, 10:43:11 AM »
Dear All,

Saya juga tanya :

Pak Hudoyo berkata :

> 3. Dalam meditasi vipassana tidak dianut ajaran & kitab apa pun..

Kalau tidak dianut ajaran apapun, lalu dari mana asal mulanya Pak Hudoyo tahu tentang "vipassana" ?


teori yg naik akan turun,
ada nafas masuk, ya ada nafas keluar.

(perkecualian kalau kentut itu khusus utk keluar doang)

pernah gak, guru meditasi mengingatkan pada murid2nya
jangan lupa BERNAFAS ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #112 on: 30 July 2009, 10:45:20 AM »
aku titip pertanyaan sama pak hud, klo mmd umat buddha gak boleh namaskara, dll... tp klo umat lain kok boleh sholat, bedoa, dll... maksudnya apa ya???

Numpang tanya, memangnya dalam MMD, umat lain boleh melakukan ritualnya?


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #113 on: 30 July 2009, 10:58:57 AM »
Quote
Tetapi mengenai metode MMD-nya, saya tidak mungkin mengatakan "bukan ajaran Buddha" karena memang menurut saya, itu bagian dari ajaran Buddha. Yang menjadi masalah mungkin hanyalah "istilah" dan cara penjelasan Pak Hudoyo yang mungkin berbeda.
Minggu kemarin, pada perayaan Asadha, Bhante Pannavaro bercerita tentang meditasi, dan apa yang disampaikan bhante sangat mirip (kalau bukan persis) yang diajarkan di MMD, yaitu tentang "tidak usah berusaha", "hanya mengamati".

meditasi yang disampaikan bhante mirip dengan mmd apa mmd yang mirip dgn yang disampaikan bhante?? atau hanya kesalahan penulisan saudara kainyn?

Saya tidak mengatakan siapa "meniru" siapa, tetapi apa yang dikatakan Bhante Pannavaro adalah sama dengan metode MMD. Sepertinya saya tidak ada keliru menulis. Mungkin bagi yang punya koneksi ke vihara-vihara, bisa mencari rekaman ceramah kemarin? Kalau sudah dengar sendiri, mungkin akan lebih jelas.


Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #114 on: 30 July 2009, 11:04:22 AM »
aku titip pertanyaan sama pak hud, klo mmd umat buddha gak boleh namaskara, dll... tp klo umat lain kok boleh sholat, bedoa, dll... maksudnya apa ya???

Numpang tanya, memangnya dalam MMD, umat lain boleh melakukan ritualnya?



Kalo baca dari jawaban-jawaban pak Hud sih iya.... seingat saya didalam thread MMD juga ada tulisan mengenai hal ini...
misalkan untuk muslim diperbolehkan shalat karena diharuskan didalam ajarannya, yg dijelaskan oleh pak hud... karena kalo tidak shalat hukumnya api neraka...dg berjalannya wkt dg kesadaran yng makin baik pelan akan ditinggal juga....menurut penjelasan pak hud....

Offline ratnakumara

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #115 on: 30 July 2009, 11:04:34 AM »
Permasalahannya sebenarnya sederhana,

Pak Hudoyo menolak JMB8, karena menurutnya pencerahan itu cukup melalui "vipassana" saja sesuai ajaran J.Krishnamurti yang ternyata berkorelasi dengan Bahiya-Sutta etc.

Sementara, vipassana itu bagian dari JMB8 khan ( ruas Samma-Sati ).

Sedangkan Buddhist umumnya, menjalankan JMB8 untuk merealisasi pencerahan.

Makanya dalam artikel saya menyatakan, jika hanya melalui vipassana an-sich,  maka seorang pencuri pun bisa memperoleh pencerahan-sempurna, tanpa ia harus memperbaiki moralitas ( sila ) nya, tanpa ia harus mengembangkan kedermawanan ( dana ), asalkan : "Dalam apa yang dilihat hanya ada apa yang dilihat, dalam apa yang didengar hanya ada apa yang didengar...dst."

Ajaran vipassana yang seperti itu, hanya cocok bagi seseorang yang memang sudah termurnikan Sila dan telah mapan praktik samadhi-nya, itu menurut saya. Sehingga, terlengkapilah sudah : Silla --> Samadhi --> Panna.

Jika saya keliru, mohon koreksinya. ;)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #116 on: 30 July 2009, 11:06:53 AM »

Kalau Pak Hudoyo, pandangannya, pribadinya, dan pencapaiannya, saya tidak tahu, dan tidak mau tahu. Dalam beberapa hal, saya bisa maklum kalau pandangan Pak Hudoyo mendapat respon negatif dari umat Buddha.

Tetapi mengenai metode MMD-nya, saya tidak mungkin mengatakan "bukan ajaran Buddha" karena memang menurut saya, itu bagian dari ajaran Buddha. Yang menjadi masalah mungkin hanyalah "istilah" dan cara penjelasan Pak Hudoyo yang mungkin berbeda.
Minggu kemarin, pada perayaan Asadha, Bhante Pannavaro bercerita tentang meditasi, dan apa yang disampaikan bhante sangat mirip (kalau bukan persis) yang diajarkan di MMD, yaitu tentang "tidak usah berusaha", "hanya mengamati".


Saya setuju sekali dan sependapat dengan Bro Kai.

Tidak ada yg salah dengan MMD yg diajarkan Pak Hudoyo. Mo vipassana atau samatha, terserah disebut.. Pengamatan secara pasif (ada yg menyebut 'tanpa uasaha' ada juga yg berpendapat ini adalah 'usaha jua'; tidak masalah, hanya sekedar 'label') bisa juga disebut 'penyerahan diri total' (yg didengung2kan dicapai oleh BR, suster ka****k), juga dalam meditasi Reiki -hampir mirip-... dan kesemua teknik ini akan bisa mengantar kita pada kondisi 'tertentu'...

Masalahnya adalah 'pemikiran2' Pak Hud yg dilontarkan:
~ JMB-8 diragukan dari mulut SB (yg bisa diartikan: menurut Pak Hud JMB-8 sesungguhnya tidak bisa mengantar ke pencerahan)
~ Meragukan bait2 Tipitaka, kecuali Malunkya cs...
~ Bersikap dualisme: di depan umat Buddhist melontarkan bahwa MMD adalah metode SB, tapi di umat lain tidak disinggung2 dari SB... harusnya bersikap konsisten. Dengan bersikap begini jadi terbaca bahwa MMD jadi sekedar barang komersial yg pondasinya lemah, bisa diubah2 sesuai pasar dengan tujuan marketing semata. Bukan vipassana murni yg pondasinya kokoh dan konsisten.

Juga ditambah sikap Pak Hudoyo sendiri yg masih tidak stabil... yg akan melahirkan pemikiran bahwa:
~ sikap belum stabil, gampang emosi, berarti belum mengikis kekotoran batin sd titik tertentu, kok berani2nya meragukan JMB-8?
~ sikap yg belum stabil ini, artinya belum mencapai 'tahapan tertentu', artinya belum bisa membuktikan MMD sebagai 'Vipassana alternatif yg telah ter-uji coba'...
~ beberap statement dan sikap pak hud yg menunjukkan bahwa: Pak Hud hanya bermeditasi ketika duduk, mencapai keheningan batin ketika duduk... sikap yg ditunjukkan dan statement ini bertolak belakang dengan inti Vipassana sendiri, yakni: lebih mementingkan kesadaran dalam keseharian, meditasi duduk hanyalah sarana latihan. Hasil sesungguhnya terlihat dalam keseharian.

----

Karena MMD sendiri, dengan tekniknya bisa mengantarkan kita pada kondisi mental tertentu, maka MMD sendiri sebenarnya cukup bermanfaat. Hanya disayangkan sikap Pak Hud dan statement2 nya yg masih belum matang. Disatu sisi, bagi yg mengerti, tidak apa2, akan mengambil manfaat MMD saja dan tidak akan pusing dengan tingkah laku Pak Hud, namun disisi lain, bagi murid yg pengertiannya masih dangkal, akan menelan bulat2 pernyataan2 Pak Hud dan mencontoh sikap2 Beliau. Contohnya rekan kita R*** dulu (maaf R***, saya katakan 'dulu' krn sekarang mungkin telah berbeda).

Inilah yg menurut sy mungkin dimaksud oleh Bhante Panna:
Karena -menurut saya- tidak mungkin oleh Bhante Panna mengatakan blak2an seperti yg saya maksud diatas, maka tersirat oleh saya:

~ MMD bisa bermanfaat, namun pelajari dan latih MMD-nya saja, lupakan sosok pengajarnya, jangan contoh bulat2 dan jangan ambil aksi.

Kalau ketemu Buddha, bunuh Buddha....

::
« Last Edit: 30 July 2009, 12:14:08 PM by Sumedho »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #117 on: 30 July 2009, 11:13:54 AM »
Kalo baca dari jawaban-jawaban pak Hud sih iya.... seingat saya didalam thread MMD juga ada tulisan mengenai hal ini...
misalkan untuk muslim diperbolehkan shalat karena diharuskan didalam ajarannya, yg dijelaskan oleh pak hud... karena kalo tidak shalat hukumnya api neraka...dg berjalannya wkt dg kesadaran yng makin baik pelan akan ditinggal juga....menurut penjelasan pak hud....


Setahu saya, memang semua ritual diperbolehkan. Bahkan buddhis pun kalau mau namaskara, rasanya tidak akan dihalangi. Tetapi memang semua itu tidak dianjurkan. Saya pikir ada benarnya karena tidak bisa mengaitkan meditasi (khususnya vipassana) dengan ritual keagamaan. Dan yang harus memberi teladan, seharusnya "tuan rumah" ajaran Vipassana sendiri, yaitu umat Buddha. Kalau dibalik, tidak boleh sholat tapi boleh namaskara, apa tidak menimbulkan pertanyaan, "jangan-jangan Buddhanisasi dengan kedok vipassana?"


Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #118 on: 30 July 2009, 11:23:21 AM »

Kalau begitu, di sini kita beda pendapat.
Saya tidak/belum mampu membuktikan 31 alam (atau lebih, jika ada), oleh karena itu kepercayaan saya terhadap "tidak adanya Tuhan personal" adalah semu.
Saya tidak/belum mampu buktikan kelahiran kembali dan terhentinya kelahiran kembali, oleh karena itu kepercayaan saya adalah semu.
Saya tidak akan "tidak tergoyahkan" dalam hal-hal yang belum saya buktikan sendiri.


Saya mulai bisa melihat dasar perbedaan pandangan kita soal Saddha ini.

~ Bro Kai berpendapat Saddha adalah terhadap keseluruhan  Ajaran Buddha.
~ Sementara saya berpendapat, Saddha tidak harus terhadap keseluruhan Ajaran, namun bertahap sesuai dengan yg telah dibuktikan (dialami sendiri) dan sesuai dengan tingkat kebijaksanaan yg dicapai.

Misalnya, saya sendiri ketika pertama2 kali mengenal ajaran Buddha, saya mengalami "Hidup adalah dukkha, dikarenakan keinginan2 kita yg melekat"... ini adalah Saddha saya yg saya peroleh dulu.. secuil Panna saya, kemudian dilanjutkan dengan tahapan2 selanjutnya...

Jelas pada saat itu saya yg seorang Putthujjana mempunyai satu titik Saddha, yg selanjutnya Saddha tsb menopang saya untuk mengamati dan merenungkan hal2 lainnya menuju Saddha2 berikutnya... kumpulan Saddha2 yg saling menunjang dgn Panna, Konsentrasi, Sila dll suatu saat akan mengantar Putthujanna menjadi Sotapanna.. dstnya...

Itu alasan kenapa sy menyatakan seorang Putthujjana bisa mempunyai Saddha.

Mengenai Ajaran Hukum Kamma, apakah bisa menjadi Saddha atau tidak, tergantung tingkat kebijaksanaan yg telah diraih, mungkin ada yg sudah, mungkin ada yg belum...

Semuanya adalah proses yg berkelanjutan sedikit demi sedikit...

::



Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: comotan dari blog tetangga
« Reply #119 on: 30 July 2009, 11:28:21 AM »
aku titip pertanyaan sama pak hud, klo mmd umat buddha gak boleh namaskara, dll... tp klo umat lain kok boleh sholat, bedoa, dll... maksudnya apa ya???

Numpang tanya, memangnya dalam MMD, umat lain boleh melakukan ritualnya?

Tamu harus diberi servics yg lebih bagus dunnk!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya