//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.  (Read 1821939 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1605 on: 05 August 2010, 11:16:17 PM »
saya sudah meralat kata "mabuk"

ngomong2 soal FITNAH, coba kita perhatikan bagaimana SANG MAHA GURU BUDDHA HIDUP memfitnah Theravada

"Ketentuan bhiksu Theravada dalam hal makan sangat keras, tidak menyentuh 5 jenis makanan berbau tajam, sebab itu semacam makanan yang bisa meningkatkan pikiran birahi, mereka tidak makan. Walaupun, di dalam Sila Tantra tidak pantang vegetarian atau non vegetarian, namun, saat mau makan, sila Theravada yang sesungguhnya harus melakukan visualisasi, daging divisualisasi menjadi batu, sayur mayur divisualisasi menjadi rumput. Visualisasi yang lebih keras lagi, daging divisualisasi menjadi kotoran, poo, makanan enak, Anda harus bayangkan menjadi poo, Anda baru makan, divisualisasi menjadi bau, Anda baru makan. Divisualisasi menjadi batu, visualisasi menjadi rumput, mengunyah sayur-mayur berarti mengunyah rumput, malah tidak boleh masak, bukan hasil tumis, goreng, kukus, masak, bakar, tim di dapur kita! Setiap pagi, menopang sebuah patra, persembahan dari orang lain akan ditaruh di dalamnya, atau disusun menjadi satu baris, Anda pilih sendiri, sudah ada rute tertentu. Menopang patra maksudnya mengisi makanan ke dalam patra tersebut, mengisi makanan seharian mereka. Mereka tidak makan di atas jam 12, setelah lewat tengah hari, tidak ada makan malam, tidak ada cemilan malam, sebanyak itulah makan siang, setelah Anda makan, bertahan terus sampai besok pagi, lalu menopang patra lagi. Tengah hari makan sekali, saat matahari tepat di tengah, makan sesedikit itu. Jadi, bhiksu Theravada tidak ada yang gemuk-gemuk, semuanya kurus kering, sebab, ia makan sehari sekali pada tengah hari. Makan yang satu kali ini pun harus divisualisasi menjadi bau, divisualisasi menjadi poo, divisualisasi menjadi batu, divisualisasi menjadi rumput, Anda baru makan. Demi mempertahankan hidup, demikianlah sila Theravada menghadapi hasrat makan. Mereka menghadapi tidur dengan menggunakan "Budaodan", Anda tidak dibiarkan tidur berbaring, semuanya tidur duduk, sebab, bila tidur berbaring, bisa tidur seperti babi mati, Anda pun menciptakan karma di dalam mimpi."

sumber : http://indonesia.tbsn.org
Mengenai visualisasi, mungkin maksudnya adalah aharapatikulasanna. Sebetulnya bukan divisualisasi jadi makan kotoran juga, tetapi direnungkan bahwa makanan tersebut akan berproses di perut dan akhirnya menjadi "poo". Tetapi bukan dibayangkan makan "poo". Mengenai 5 jenis makanan berbau keras juga adanya di vinaya Mahayana, bukan Theravada.

Mengenai tidur tidak berbaring juga memang ada dalam sila pertapaan keras, tetapi kalau tidak melakukannya bukan berarti jadi seperti babi mati dan mimpi aneh-aneh. Itu hanya sebuah tekad disiplin saja.
agaknya kegaduhan di forum DC ini diakibatkan karena terjemahan artikel ini tidak akurat, sehingga bila dibaca dalam bahasa indonesia menjadi agak aneh. penerjemah artikel ini juga tidak menerjemahkan kata "poo".

kalau begitu, mungkin Bro 4DMYN bisa memberikan terjemahan alternatif yg lebih tepat.

Quote
Quote
Mengenai minuman alkohol, setahu saya kalau kandungannya sangat rendah dan tidak memungkinkan (dan memang tidak dibuat) untuk orang mabuk, maka minuman itu tidak masalah untuk diminum. Sebaliknya kalau minuman yang memang memabukkan, walaupun dikonsumsi dalam jumlah yang tidak memabukkan, tetap dihindari dalam sila. Boleh minum asal jangan mabuk setahu saya adalah peraturan di Taoisme.
arak untuk ramuan obat-obatan tradisional biasanya memiliki kadar alkohol yang cukup tinggi dan dapat memabukkan bila diminum dalam jumlah yang cukup banyak. 
sedangkan dalam Taoisme tidak ada larangan minum arak. Dalam kisah 8 immortals , Li Tieguai, digambarkan selalu membawa botol minuman.yang berisi ramuan obat dan arak.


Sang Buddha Gotama memperbolehkan bhikkhu mengkonsumsi obat-obatan jika sakit. yang saya pahami dalam Vinaya, jika penyakit itu bisa disembuhkan dengan minum arak, maka arak itu adalah obat, jadi tidak ada pelanggaran di sini. dan biasanya untuk obat kita tidak meminumnya dalam takaran "banyak" melainkan sesuai dosis yang dianjurkan.

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1606 on: 05 August 2010, 11:16:34 PM »
soal topi, setau saya sewaktu mahaguru berkunjung ke viharanya Ganden Tripa, beliau dihadiahi oleh tuan rumah topi  gelugpa, sebagai tanda persahabatan. Jadi amat wajar bila hadiah tersebut kemudian hari dipakai oleh mahaguru.
soal topi hitam karmapa, saya kurang begitu tau, tapi saya rasa itu juga hadiah. Jadi wajar-wajar saja dipakai. Topi tidak melambangkan mahaguru adalah pimpinan aliran tertentu. topi itu adalah lambang persahabatan.



Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1607 on: 05 August 2010, 11:18:15 PM »
saya sudah meralat kata "mabuk"

anda terus meyebarkan fitnah busuk, anda ralat jadi apa coba?

tidak menyimak ini sudah menjadi kebiasaan atau memang kebudayaan LSY ? baca lagi Bro, tidak perlu mengumbar emosi di sini, hanya akan memperlihatkan kebodohan anda


anda tidak menyimak Bro, mengenai arak sudah saya jawab sebelumnya.

mengenai Vinaya, saya tidak tertarik mempelajari Vinaya karangan LSY, saya masih setia dengan Vinaya sah dari Buddha Gotama.

mengenai watak pemabuk, saya hanya mengikuti pandangan umum, orang yg doyan minum arak umumnya disebut pemabuk. kalau anda keberatan dengan sebutan itu baiklah saya ralat menjadi "watak seorang tukang minum arak" atau "watak buddha tukang minum arak."

saya menyimak kebohongan dan fitnah anda yang ini.

tuh kan anda bisa ketemu, di situ saya sudah meralat tidak menyebut "pemabuk" lagi.

jika guru anda mengajarkan pengikutnya agar mempersembahkan arak, apakah itu untuk dibuang atau diminum Bro? ayo jawab dengan menggunakan nurani anda
itu untuk persembahan ke altar dharmapala atau dewa bumi, cara mempersembahkannya adalah dengan menuangkan arak tersebut di depan altar dharmapala atau dewa bumi. jadi arak tersebut tidak diminum oleh manusia.



begitukah? jadi anda mengatakan bahwa guru anda LSY tidak minum arak?
benar, tidak ada bukti bahwa mahaguru saya seperti yang anda tuduhkan.
Quote
ini sebenarnya topik remeh, saya ingin pindah ke topik yg lebih hot, tapi kalau anda memaksa, saya akan memberikan bukti lain lagi.
bukankah ini memang tujuan anda? menjelek-jelekkan dan MEMFITNAH mahaguru saya.


saya sedang berusaha untuk meluruskan yang bengkok, dan mencoba untuk menyadarkan anda, semoga anda kembali ke jalan yang benar

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1608 on: 05 August 2010, 11:18:31 PM »
saya sudah meralat kata "mabuk"

ngomong2 soal FITNAH, coba kita perhatikan bagaimana SANG MAHA GURU BUDDHA HIDUP memfitnah Theravada

"Ketentuan bhiksu Theravada dalam hal makan sangat keras, tidak menyentuh 5 jenis makanan berbau tajam, sebab itu semacam makanan yang bisa meningkatkan pikiran birahi, mereka tidak makan. Walaupun, di dalam Sila Tantra tidak pantang vegetarian atau non vegetarian, namun, saat mau makan, sila Theravada yang sesungguhnya harus melakukan visualisasi, daging divisualisasi menjadi batu, sayur mayur divisualisasi menjadi rumput. Visualisasi yang lebih keras lagi, daging divisualisasi menjadi kotoran, poo, makanan enak, Anda harus bayangkan menjadi poo, Anda baru makan, divisualisasi menjadi bau, Anda baru makan. Divisualisasi menjadi batu, visualisasi menjadi rumput, mengunyah sayur-mayur berarti mengunyah rumput, malah tidak boleh masak, bukan hasil tumis, goreng, kukus, masak, bakar, tim di dapur kita! Setiap pagi, menopang sebuah patra, persembahan dari orang lain akan ditaruh di dalamnya, atau disusun menjadi satu baris, Anda pilih sendiri, sudah ada rute tertentu. Menopang patra maksudnya mengisi makanan ke dalam patra tersebut, mengisi makanan seharian mereka. Mereka tidak makan di atas jam 12, setelah lewat tengah hari, tidak ada makan malam, tidak ada cemilan malam, sebanyak itulah makan siang, setelah Anda makan, bertahan terus sampai besok pagi, lalu menopang patra lagi. Tengah hari makan sekali, saat matahari tepat di tengah, makan sesedikit itu. Jadi, bhiksu Theravada tidak ada yang gemuk-gemuk, semuanya kurus kering, sebab, ia makan sehari sekali pada tengah hari. Makan yang satu kali ini pun harus divisualisasi menjadi bau, divisualisasi menjadi poo, divisualisasi menjadi batu, divisualisasi menjadi rumput, Anda baru makan. Demi mempertahankan hidup, demikianlah sila Theravada menghadapi hasrat makan. Mereka menghadapi tidur dengan menggunakan "Budaodan", Anda tidak dibiarkan tidur berbaring, semuanya tidur duduk, sebab, bila tidur berbaring, bisa tidur seperti babi mati, Anda pun menciptakan karma di dalam mimpi."

sumber : http://indonesia.tbsn.org
Mengenai visualisasi, mungkin maksudnya adalah aharapatikulasanna. Sebetulnya bukan divisualisasi jadi makan kotoran juga, tetapi direnungkan bahwa makanan tersebut akan berproses di perut dan akhirnya menjadi "poo". Tetapi bukan dibayangkan makan "poo". Mengenai 5 jenis makanan berbau keras juga adanya di vinaya Mahayana, bukan Theravada.

Mengenai tidur tidak berbaring juga memang ada dalam sila pertapaan keras, tetapi kalau tidak melakukannya bukan berarti jadi seperti babi mati dan mimpi aneh-aneh. Itu hanya sebuah tekad disiplin saja.
agaknya kegaduhan di forum DC ini diakibatkan karena terjemahan artikel ini tidak akurat, sehingga bila dibaca dalam bahasa indonesia menjadi agak aneh. penerjemah artikel ini juga tidak menerjemahkan kata "poo".

kalau begitu, mungkin Bro 4DMYN bisa memberikan terjemahan alternatif yg lebih tepat.

Quote
Quote
Mengenai minuman alkohol, setahu saya kalau kandungannya sangat rendah dan tidak memungkinkan (dan memang tidak dibuat) untuk orang mabuk, maka minuman itu tidak masalah untuk diminum. Sebaliknya kalau minuman yang memang memabukkan, walaupun dikonsumsi dalam jumlah yang tidak memabukkan, tetap dihindari dalam sila. Boleh minum asal jangan mabuk setahu saya adalah peraturan di Taoisme.
arak untuk ramuan obat-obatan tradisional biasanya memiliki kadar alkohol yang cukup tinggi dan dapat memabukkan bila diminum dalam jumlah yang cukup banyak. 
sedangkan dalam Taoisme tidak ada larangan minum arak. Dalam kisah 8 immortals , Li Tieguai, digambarkan selalu membawa botol minuman.yang berisi ramuan obat dan arak.


Sang Buddha Gotama memperbolehkan bhikkhu mengkonsumsi obat-obatan jika sakit. yang saya pahami dalam Vinaya, jika penyakit itu bisa disembuhkan dengan minum arak, maka arak itu adalah obat, jadi tidak ada pelanggaran di sini. dan biasanya untuk obat kita tidak meminumnya dalam takaran "banyak" melainkan sesuai dosis yang dianjurkan.
Kalau demikian pendapat mahaguru sangat sesuai dengan pendapat Sang Buddha Gotama. sekarang anda tau kan gunanya ngopi bersama Sang Buddha?  karena ngopi inilah, maka beliau bisa mendapatkan banyak wejangan tentang sila dan vinaya.

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1609 on: 05 August 2010, 11:19:56 PM »
saya sudah meralat kata "mabuk"

anda terus meyebarkan fitnah busuk, anda ralat jadi apa coba?

tidak menyimak ini sudah menjadi kebiasaan atau memang kebudayaan LSY ? baca lagi Bro, tidak perlu mengumbar emosi di sini, hanya akan memperlihatkan kebodohan anda


anda tidak menyimak Bro, mengenai arak sudah saya jawab sebelumnya.

mengenai Vinaya, saya tidak tertarik mempelajari Vinaya karangan LSY, saya masih setia dengan Vinaya sah dari Buddha Gotama.

mengenai watak pemabuk, saya hanya mengikuti pandangan umum, orang yg doyan minum arak umumnya disebut pemabuk. kalau anda keberatan dengan sebutan itu baiklah saya ralat menjadi "watak seorang tukang minum arak" atau "watak buddha tukang minum arak."

saya menyimak kebohongan dan fitnah anda yang ini.

tuh kan anda bisa ketemu, di situ saya sudah meralat tidak menyebut "pemabuk" lagi.

jika guru anda mengajarkan pengikutnya agar mempersembahkan arak, apakah itu untuk dibuang atau diminum Bro? ayo jawab dengan menggunakan nurani anda
itu untuk persembahan ke altar dharmapala atau dewa bumi, cara mempersembahkannya adalah dengan menuangkan arak tersebut di depan altar dharmapala atau dewa bumi. jadi arak tersebut tidak diminum oleh manusia.



begitukah? jadi anda mengatakan bahwa guru anda LSY tidak minum arak?
benar, tidak ada bukti bahwa mahaguru saya seperti yang anda tuduhkan.
Quote
ini sebenarnya topik remeh, saya ingin pindah ke topik yg lebih hot, tapi kalau anda memaksa, saya akan memberikan bukti lain lagi.
bukankah ini memang tujuan anda? menjelek-jelekkan dan MEMFITNAH mahaguru saya.


saya sedang berusaha untuk meluruskan yang bengkok, dan mencoba untuk menyadarkan anda, semoga anda kembali ke jalan yang benar
anda merasa diri anda lurus tapi mem-FITNAH tanpa bukti sama sekali tidak bisa dikatakan lurus.


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1610 on: 05 August 2010, 11:22:44 PM »
saya sudah meralat kata "mabuk"

ngomong2 soal FITNAH, coba kita perhatikan bagaimana SANG MAHA GURU BUDDHA HIDUP memfitnah Theravada

"Ketentuan bhiksu Theravada dalam hal makan sangat keras, tidak menyentuh 5 jenis makanan berbau tajam, sebab itu semacam makanan yang bisa meningkatkan pikiran birahi, mereka tidak makan. Walaupun, di dalam Sila Tantra tidak pantang vegetarian atau non vegetarian, namun, saat mau makan, sila Theravada yang sesungguhnya harus melakukan visualisasi, daging divisualisasi menjadi batu, sayur mayur divisualisasi menjadi rumput. Visualisasi yang lebih keras lagi, daging divisualisasi menjadi kotoran, poo, makanan enak, Anda harus bayangkan menjadi poo, Anda baru makan, divisualisasi menjadi bau, Anda baru makan. Divisualisasi menjadi batu, visualisasi menjadi rumput, mengunyah sayur-mayur berarti mengunyah rumput, malah tidak boleh masak, bukan hasil tumis, goreng, kukus, masak, bakar, tim di dapur kita! Setiap pagi, menopang sebuah patra, persembahan dari orang lain akan ditaruh di dalamnya, atau disusun menjadi satu baris, Anda pilih sendiri, sudah ada rute tertentu. Menopang patra maksudnya mengisi makanan ke dalam patra tersebut, mengisi makanan seharian mereka. Mereka tidak makan di atas jam 12, setelah lewat tengah hari, tidak ada makan malam, tidak ada cemilan malam, sebanyak itulah makan siang, setelah Anda makan, bertahan terus sampai besok pagi, lalu menopang patra lagi. Tengah hari makan sekali, saat matahari tepat di tengah, makan sesedikit itu. Jadi, bhiksu Theravada tidak ada yang gemuk-gemuk, semuanya kurus kering, sebab, ia makan sehari sekali pada tengah hari. Makan yang satu kali ini pun harus divisualisasi menjadi bau, divisualisasi menjadi poo, divisualisasi menjadi batu, divisualisasi menjadi rumput, Anda baru makan. Demi mempertahankan hidup, demikianlah sila Theravada menghadapi hasrat makan. Mereka menghadapi tidur dengan menggunakan "Budaodan", Anda tidak dibiarkan tidur berbaring, semuanya tidur duduk, sebab, bila tidur berbaring, bisa tidur seperti babi mati, Anda pun menciptakan karma di dalam mimpi."

sumber : http://indonesia.tbsn.org
Mengenai visualisasi, mungkin maksudnya adalah aharapatikulasanna. Sebetulnya bukan divisualisasi jadi makan kotoran juga, tetapi direnungkan bahwa makanan tersebut akan berproses di perut dan akhirnya menjadi "poo". Tetapi bukan dibayangkan makan "poo". Mengenai 5 jenis makanan berbau keras juga adanya di vinaya Mahayana, bukan Theravada.

Mengenai tidur tidak berbaring juga memang ada dalam sila pertapaan keras, tetapi kalau tidak melakukannya bukan berarti jadi seperti babi mati dan mimpi aneh-aneh. Itu hanya sebuah tekad disiplin saja.
agaknya kegaduhan di forum DC ini diakibatkan karena terjemahan artikel ini tidak akurat, sehingga bila dibaca dalam bahasa indonesia menjadi agak aneh. penerjemah artikel ini juga tidak menerjemahkan kata "poo".

kalau begitu, mungkin Bro 4DMYN bisa memberikan terjemahan alternatif yg lebih tepat.

Quote
Quote
Mengenai minuman alkohol, setahu saya kalau kandungannya sangat rendah dan tidak memungkinkan (dan memang tidak dibuat) untuk orang mabuk, maka minuman itu tidak masalah untuk diminum. Sebaliknya kalau minuman yang memang memabukkan, walaupun dikonsumsi dalam jumlah yang tidak memabukkan, tetap dihindari dalam sila. Boleh minum asal jangan mabuk setahu saya adalah peraturan di Taoisme.
arak untuk ramuan obat-obatan tradisional biasanya memiliki kadar alkohol yang cukup tinggi dan dapat memabukkan bila diminum dalam jumlah yang cukup banyak. 
sedangkan dalam Taoisme tidak ada larangan minum arak. Dalam kisah 8 immortals , Li Tieguai, digambarkan selalu membawa botol minuman.yang berisi ramuan obat dan arak.


Sang Buddha Gotama memperbolehkan bhikkhu mengkonsumsi obat-obatan jika sakit. yang saya pahami dalam Vinaya, jika penyakit itu bisa disembuhkan dengan minum arak, maka arak itu adalah obat, jadi tidak ada pelanggaran di sini. dan biasanya untuk obat kita tidak meminumnya dalam takaran "banyak" melainkan sesuai dosis yang dianjurkan.
Kalau demikian pendapat mahaguru sangat sesuai dengan pendapat Sang Buddha Gotama. sekarang anda tau kan gunanya ngopi bersama Sang Buddha?  karena ngopi inilah, maka beliau bisa mendapatkan banyak wejangan tentang sila dan vinaya.


sila dan vinaya mana yg anda maksudkan? apakah termasuk sila berbohong dan memutar-balikkan sutta?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1611 on: 05 August 2010, 11:23:56 PM »
saya sudah meralat kata "mabuk"

anda terus meyebarkan fitnah busuk, anda ralat jadi apa coba?

tidak menyimak ini sudah menjadi kebiasaan atau memang kebudayaan LSY ? baca lagi Bro, tidak perlu mengumbar emosi di sini, hanya akan memperlihatkan kebodohan anda


anda tidak menyimak Bro, mengenai arak sudah saya jawab sebelumnya.

mengenai Vinaya, saya tidak tertarik mempelajari Vinaya karangan LSY, saya masih setia dengan Vinaya sah dari Buddha Gotama.

mengenai watak pemabuk, saya hanya mengikuti pandangan umum, orang yg doyan minum arak umumnya disebut pemabuk. kalau anda keberatan dengan sebutan itu baiklah saya ralat menjadi "watak seorang tukang minum arak" atau "watak buddha tukang minum arak."

saya menyimak kebohongan dan fitnah anda yang ini.

tuh kan anda bisa ketemu, di situ saya sudah meralat tidak menyebut "pemabuk" lagi.

jika guru anda mengajarkan pengikutnya agar mempersembahkan arak, apakah itu untuk dibuang atau diminum Bro? ayo jawab dengan menggunakan nurani anda
itu untuk persembahan ke altar dharmapala atau dewa bumi, cara mempersembahkannya adalah dengan menuangkan arak tersebut di depan altar dharmapala atau dewa bumi. jadi arak tersebut tidak diminum oleh manusia.



begitukah? jadi anda mengatakan bahwa guru anda LSY tidak minum arak?
benar, tidak ada bukti bahwa mahaguru saya seperti yang anda tuduhkan.
Quote
ini sebenarnya topik remeh, saya ingin pindah ke topik yg lebih hot, tapi kalau anda memaksa, saya akan memberikan bukti lain lagi.
bukankah ini memang tujuan anda? menjelek-jelekkan dan MEMFITNAH mahaguru saya.


saya sedang berusaha untuk meluruskan yang bengkok, dan mencoba untuk menyadarkan anda, semoga anda kembali ke jalan yang benar
anda merasa diri anda lurus tapi mem-FITNAH tanpa bukti sama sekali tidak bisa dikatakan lurus.



ada bukti kok, hanya saja saya merasa belum waktunya untuk dikeluarkan, segalanya baik pada waktunya

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1612 on: 05 August 2010, 11:25:53 PM »
ok bro kelana

anda bilang sumber tdk boleh dari kalanagan tbs sendiri karena hanya dipercaya oleh kalangan tbs sendiri

dengan kata lain anda bilang sutra dari suatu aliran hanya akan dipercaya oleh aliran itu sendiri

berarti bila anda theravada anda tdk akan percaya sutra mahayana dan tantra

berarti bila anda mahayana anda tdk akan percaya sutra theravada dan tantra

baiklah bagi semuanya yang tidak percaya akan abhiseka ini,

saya beritahu 4 cara agar anda percaya

1. anda datang langsung ke karmapa17 dan tanya tentang inkarnasi lalunya apakah pernah mengabhiseka master lu

2. anda kunjungi master lu dan minta lihat tanda bukti silsilah dari karmapa 16 yaitu japamala kristal putih milik dharmasami dan ratna kasala dari vihara xijin xinlongde

3. anda bunuh diri sekarang (extrim ya??). dan anda pasti jatuh ke neraka. anda tanyalah pada raja yama siapa master lu sebenarnya, juga tny perihal abhiseka

4. anda latihlah diri sehingga mencapai kebuddhaan. lalu anda akan tahu siapa itu master lu. karena hanya buddha yang bisa mengenali buddha

silahkan coba

dan seandainya anda semua berhasil membuktikan bahwa abhiseka itu tidak benar dan dibuat-buat,

saya bersumpah akan membakar semua buku master lu dan keluar dari tbs

saya tidak akan ingkar janji

langit dan bumi menjadi saksi saya
 




kalau saya jadi Bro Kelana,

siapa peduli loe mau keluar atau mau masuk tbsn atau bakar buku?
siapa peduli loe mau ingkar janji atau tidak?

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1613 on: 05 August 2010, 11:28:59 PM »
saya sudah meralat kata "mabuk"

ngomong2 soal FITNAH, coba kita perhatikan bagaimana SANG MAHA GURU BUDDHA HIDUP memfitnah Theravada

"Ketentuan bhiksu Theravada dalam hal makan sangat keras, tidak menyentuh 5 jenis makanan berbau tajam, sebab itu semacam makanan yang bisa meningkatkan pikiran birahi, mereka tidak makan. Walaupun, di dalam Sila Tantra tidak pantang vegetarian atau non vegetarian, namun, saat mau makan, sila Theravada yang sesungguhnya harus melakukan visualisasi, daging divisualisasi menjadi batu, sayur mayur divisualisasi menjadi rumput. Visualisasi yang lebih keras lagi, daging divisualisasi menjadi kotoran, poo, makanan enak, Anda harus bayangkan menjadi poo, Anda baru makan, divisualisasi menjadi bau, Anda baru makan. Divisualisasi menjadi batu, visualisasi menjadi rumput, mengunyah sayur-mayur berarti mengunyah rumput, malah tidak boleh masak, bukan hasil tumis, goreng, kukus, masak, bakar, tim di dapur kita! Setiap pagi, menopang sebuah patra, persembahan dari orang lain akan ditaruh di dalamnya, atau disusun menjadi satu baris, Anda pilih sendiri, sudah ada rute tertentu. Menopang patra maksudnya mengisi makanan ke dalam patra tersebut, mengisi makanan seharian mereka. Mereka tidak makan di atas jam 12, setelah lewat tengah hari, tidak ada makan malam, tidak ada cemilan malam, sebanyak itulah makan siang, setelah Anda makan, bertahan terus sampai besok pagi, lalu menopang patra lagi. Tengah hari makan sekali, saat matahari tepat di tengah, makan sesedikit itu. Jadi, bhiksu Theravada tidak ada yang gemuk-gemuk, semuanya kurus kering, sebab, ia makan sehari sekali pada tengah hari. Makan yang satu kali ini pun harus divisualisasi menjadi bau, divisualisasi menjadi poo, divisualisasi menjadi batu, divisualisasi menjadi rumput, Anda baru makan. Demi mempertahankan hidup, demikianlah sila Theravada menghadapi hasrat makan. Mereka menghadapi tidur dengan menggunakan "Budaodan", Anda tidak dibiarkan tidur berbaring, semuanya tidur duduk, sebab, bila tidur berbaring, bisa tidur seperti babi mati, Anda pun menciptakan karma di dalam mimpi."

sumber : http://indonesia.tbsn.org
Mengenai visualisasi, mungkin maksudnya adalah aharapatikulasanna. Sebetulnya bukan divisualisasi jadi makan kotoran juga, tetapi direnungkan bahwa makanan tersebut akan berproses di perut dan akhirnya menjadi "poo". Tetapi bukan dibayangkan makan "poo". Mengenai 5 jenis makanan berbau keras juga adanya di vinaya Mahayana, bukan Theravada.

Mengenai tidur tidak berbaring juga memang ada dalam sila pertapaan keras, tetapi kalau tidak melakukannya bukan berarti jadi seperti babi mati dan mimpi aneh-aneh. Itu hanya sebuah tekad disiplin saja.
agaknya kegaduhan di forum DC ini diakibatkan karena terjemahan artikel ini tidak akurat, sehingga bila dibaca dalam bahasa indonesia menjadi agak aneh. penerjemah artikel ini juga tidak menerjemahkan kata "poo".

kalau begitu, mungkin Bro 4DMYN bisa memberikan terjemahan alternatif yg lebih tepat.

Quote
Quote
Mengenai minuman alkohol, setahu saya kalau kandungannya sangat rendah dan tidak memungkinkan (dan memang tidak dibuat) untuk orang mabuk, maka minuman itu tidak masalah untuk diminum. Sebaliknya kalau minuman yang memang memabukkan, walaupun dikonsumsi dalam jumlah yang tidak memabukkan, tetap dihindari dalam sila. Boleh minum asal jangan mabuk setahu saya adalah peraturan di Taoisme.
arak untuk ramuan obat-obatan tradisional biasanya memiliki kadar alkohol yang cukup tinggi dan dapat memabukkan bila diminum dalam jumlah yang cukup banyak. 
sedangkan dalam Taoisme tidak ada larangan minum arak. Dalam kisah 8 immortals , Li Tieguai, digambarkan selalu membawa botol minuman.yang berisi ramuan obat dan arak.


Sang Buddha Gotama memperbolehkan bhikkhu mengkonsumsi obat-obatan jika sakit. yang saya pahami dalam Vinaya, jika penyakit itu bisa disembuhkan dengan minum arak, maka arak itu adalah obat, jadi tidak ada pelanggaran di sini. dan biasanya untuk obat kita tidak meminumnya dalam takaran "banyak" melainkan sesuai dosis yang dianjurkan.
Kalau demikian pendapat mahaguru sangat sesuai dengan pendapat Sang Buddha Gotama. sekarang anda tau kan gunanya ngopi bersama Sang Buddha?  karena ngopi inilah, maka beliau bisa mendapatkan banyak wejangan tentang sila dan vinaya.


sila dan vinaya mana yg anda maksudkan? apakah termasuk sila berbohong dan memutar-balikkan sutta?
tentang minum arak. penjelasan anda jelas kalah jauh dibandingkan penjelasan mahaguru. mahaguru tidak pernah memutarbalikkan sutta dan berbohong.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1614 on: 05 August 2010, 11:31:03 PM »
Quote
Sang Buddha berkata, "Saat Saya masih di dunia, ada seorang Arahat yang bernama Svagata, daya kesaktiannya dapat menundukkan naga berbisa. Kemudian, pada suatu ketika, ia salah minum segelas minuman keras berkadar tinggi yang warnanya seperti air, tak disangka mabuk sampai pingsan, lantas tidur di tengah mata air di pinggir jalan, ada beberapa ekor kodok berlompatan di badannya."


Bro 4DMYN, apakah kutipan di atas menurut anda juga kesalahan penerjemahan?

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1615 on: 05 August 2010, 11:34:25 PM »
Quote
Sang Buddha berkata, "Saat Saya masih di dunia, ada seorang Arahat yang bernama Svagata, daya kesaktiannya dapat menundukkan naga berbisa. Kemudian, pada suatu ketika, ia salah minum segelas minuman keras berkadar tinggi yang warnanya seperti air, tak disangka mabuk sampai pingsan, lantas tidur di tengah mata air di pinggir jalan, ada beberapa ekor kodok berlompatan di badannya."


Bro 4DMYN, apakah kutipan di atas menurut anda juga kesalahan penerjemahan?

gue belum tau versi originalnya, jadi gak mau berkomentar

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1616 on: 05 August 2010, 11:39:45 PM »
In the early 1960s, the 16th Karmapa brought the Black Crown and other valuable relics of the Kagyu lineage to Rumtek monastery in Sikkim. They remained there in safekeeping until 1993 following the 16th Karmapa’s death. The ensuing split in his lineage caused a conflict at the monastery between supporters of the two rival claimants for the title of Karmapa. Since that time, it is said that many valuable items have disappeared from the cloister. On July 5th, 2004 the Indian Supreme Court delivered a final judgement to grant Rumtek monastery to the Karmapa Charitable Trust, principal supporters of Thaye Dorje, one of the rival candidates for the title of 17th Karmapa. Since then an inventory of valuables is being prepared. As such, the location and integrity of the Black Crown is currently unknown.


Jadi kita tahu lokasinya sekarang. Edit wikipedia gih =))
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1617 on: 05 August 2010, 11:40:25 PM »
Quote
Tanpa basa basi lagi, saya harus berbicara tanpa sungkan sungkan lagi untuk
menunjukkan biksu macam apa XY itu?
Kau bukannya berceramah. Kau sedang main sandiwara.
Kau bukannya menulis.
Kau cuma menjiplak cerita cerita Budhis (dan dilakukan tanpa kreativitas).
Kau bukannya beramal.
Apakah kau mengorbankan harta mu?
Kau bukannya cuma ke luar negri tapi kau sedang menkonsolidasi organisasi
mu.
Karena masyarakat bisa menilai, mereka tahu siapa yang pintar main politik.
Karena kau sudah berbuat banyak di arena politik, untuk menghormati mu, mereka
telah memberikan mu titel "biksu politik".
Mengapa kau mesti merasa aneh dengan pendapat masyarakat ini? Hanya
kepala botak mu yang aneh!

Hahahaha....

Master Hsing Yun yang sangat berjasa besar malah dikritik sampai begini ??

Asal anda tahu saja, Tsem Tulku Rinpoche yang diakui oleh lama2 besar Gelug termasuk Dalai Lama saja memuji ceramah Master Hsing Yun.

Kalau anda mau tahu ttg Master Hsing Yun, beli aja buku biografinya yang diterbitkan Ehipassiko, lah ntar anda tahu sendiri Master Hsing Yun yang sesungguhnya itu bagaimana.  8) 8) 8)

Para bhiksuni Vajrayana dan bhikkuni Theravada yang berkualitaspun 80% ditahbiskan oleh para bhiksuni Fo Guang Shan. Apa anda mau bilang para gelongma penerus silsilah Vajrayana tersebut pada kena tipu semua?

Di Indo sendiri banyak Sangha Mahayana yang ditahbis di Fo Guang Shan, apa semuanya juga kena tipu bhiksu politik  menurut anda?

Justru dengan mata kepala saya sendiri, saya melihat organisasi muda mudi di bawah Fo Guang Shan sangat maju dan sangat memiliki semangat Mahayana dan semangat tanpa takhayul (magic2) segala!! Sungguh semangat Master Taixu yang dianut Master Hsing Yun tentang Humanistic Buddhism jelas2 berhasil diterapkan, tak lekang oleh zaman.

Jd kalau tidak mau difitnah, lebih baik jangan memfitnah orang lain apalagi dengan kasar mengatakan "menjiplak tanpa kreativitas". Memangnya kenapa kalau kisah Buddhis di Tripitaka dijiplak persis? Justru kitab suci Tripitaka, makanya jangan diubah2 sesuai dengan kreativitas sendiri!

 _/\_
The Siddha Wanderer
ini semua kan hasil dari imajinasi anda saja. apakah XY = Hsing Yun ?


Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1618 on: 05 August 2010, 11:41:38 PM »
In the early 1960s, the 16th Karmapa brought the Black Crown and other valuable relics of the Kagyu lineage to Rumtek monastery in Sikkim. They remained there in safekeeping until 1993 following the 16th Karmapa’s death. The ensuing split in his lineage caused a conflict at the monastery between supporters of the two rival claimants for the title of Karmapa. Since that time, it is said that many valuable items have disappeared from the cloister. On July 5th, 2004 the Indian Supreme Court delivered a final judgement to grant Rumtek monastery to the Karmapa Charitable Trust, principal supporters of Thaye Dorje, one of the rival candidates for the title of 17th Karmapa. Since then an inventory of valuables is being prepared. As such, the location and integrity of the Black Crown is currently unknown.


Jadi kita tahu lokasinya sekarang. Edit wikipedia gih =))
sekarang ini ada 2 orang Karmapa, dan ke-2 nya pakai Black Crown anda tau yang mana yang asli?  emangnya dengan teknologi jaman sekarang gak bisa bikin topi yang serupa ya? apa ada yang aneh?
gue ini heran kenapa orang pakai topi saja diributkan. kalo ada orang yang pakai topi hitam tiruan, dengan motivasi ingin mengikuti jejak Karmapa-16, bukankah motivasinya ini sangat bagus.
« Last Edit: 05 August 2010, 11:44:15 PM by 4DMYN »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #1619 on: 05 August 2010, 11:43:34 PM »
Quote
Sang Buddha berkata, "Saat Saya masih di dunia, ada seorang Arahat yang bernama Svagata, daya kesaktiannya dapat menundukkan naga berbisa. Kemudian, pada suatu ketika, ia salah minum segelas minuman keras berkadar tinggi yang warnanya seperti air, tak disangka mabuk sampai pingsan, lantas tidur di tengah mata air di pinggir jalan, ada beberapa ekor kodok berlompatan di badannya."


Bro 4DMYN, apakah kutipan di atas menurut anda juga kesalahan penerjemahan?


karena saya tidak memiliki sumber yg lebih valid, adalah wajar jika saya beranggapan bahwa kutipan di atas adalah bersumber dari guru anda. dan dari kutipan itu, jelas bahwa LSY berbohong dan memutar-balikkan sutta. kenapa anda masih menolak untuk melihat kenyataan? setebal itukah debu di matamu?

 

anything