//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bhavaviveka "vs" Hinayana  (Read 184865 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #645 on: 24 February 2009, 01:29:15 AM »
Jadi benar menurut pendapat mas Tesla bahwa semula ada diri, setelah mencapai pencerahan diri menjadi tiada.
justru itu, tergantung definisi "diri" mas truth lover dahulu.
jika dalam pengertian bahwa ada diri yg merupakan dasar atau esensi dari kelima kelompok (tubuh dan bathin), maka sejak semula itu tidak ada.

diri yg saya maksud adalah kelekatan terhadap kelima kelompok itu sendiri.

Quote
Setelah mencapai pencerahan yang tinggal hanya batin dan jasmani, karena diri yang timbul karena pikiran selalu menghubungkan apa yang dicerapinya sebagai "ini aku, ini milikku" telah lenyap.

sepertinya terbalik, justru karena ada "diri" maka, pikiran tersebut selalu muncul, bahwa "ini aku, ini milikku".

Quote
Dengan demikian bila pikiran yang selalu menghubungkan apa yang dicerapinya sebagai "ini aku, ini milikku" telah lenyap maka ia telah mencapai pencerahan.

Begitukah?
jika pandangan yg salah ini telah berhasil dihancurkan, maka artinya ia berhasil menghancurkan satu (cuma satu) belenggu rendah, yaitu sakkaya ditthi.

utk pencerahan menjadi ariya, mis: sotapanna, harus ada 3 belenggu yg dihancurkan.
pandangan tentang diri, keraguan dan kemelekatan terhadap ritual atau latihan2.

Quote
Quote
Melekat pada jasmani, maka 'aku ada', ...;
    melekat pada perasaan ...;
    melekat pada persepsi ...;
    melekat pada bentukan ...;
    melekat pada kesadaran, maka 'aku ada', ...."
    Khandha Samyutta ix,1

ada di website mana nih mas? kok saya nggak ketemu?
bagian dari tipitaka

Quote
Mohon penjelasan lebih lanjut.

 _/\_
bagian mana yg ingin diperjelas?
coba lihat juga Nibbana, Atta & Anatta, essay tentang nibbana yg ditulis oleh Nyanavira Thera
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #646 on: 24 February 2009, 01:45:34 AM »
Quote
ada di website mana nih mas? kok saya nggak ketemu?
ini versi lengkapnya:

Quote
9. Theravaggo

1. Ānandasuttaṃ

83. Sāvatthinidānaṃ . Tatra kho āyasmā ānando bhikkhū āmantesi – ‘‘āvuso, bhikkhave’’ti. ‘‘Āvuso’’ti kho te bhikkhū āyasmato ānandassa paccassosuṃ. Āyasmā ānando etadavoca –

‘‘Puṇṇo nāma, āvuso, āyasmā mantāṇiputto [mantāniputto (ka. sī. syā. kaṃ. pī. ka.)] amhākaṃ navakānaṃ sataṃ bahūpakāro hoti. So amhe iminā ovādena ovadati – ‘upādāya, āvuso ānanda, asmīti hoti, no anupādāya. Kiñca upādāya asmīti hoti, no anupādāya? Rūpaṃ upādāya asmīti hoti, no anupādāya. Vedanaṃ… saññaṃ… saṅkhāre… viññāṇaṃ upādāya asmīti hoti, no anupādāya’’’.

‘‘Seyyathāpi, āvuso ānanda, itthī vā puriso vā daharo yuvā maṇḍanakajātiko ādāse vā parisuddhe pariyodāte acche vā udakapatte sakaṃ mukhanimittaṃ paccavekkhamāno upādāya passeyya, no anupādāya; evameva kho, āvuso ānanda, rūpaṃ upādāya asmīti hoti, no anupādāya. Vedanaṃ… saññaṃ… saṅkhāre… viññāṇaṃ upādāya asmīti hoti, no anupādāya.

‘‘Taṃ kiṃ maññasi, āvuso ānanda, ‘rūpaṃ niccaṃ vā aniccaṃ vā’’’ti? ‘Aniccaṃ, āvuso’. Vedanā… saññā … saṅkhārā… viññāṇaṃ niccaṃ vā aniccaṃ vā’ti? ‘Aniccaṃ, āvuso’. Tasmātiha…pe… evaṃ passaṃ…pe… nāparaṃ itthattāyāti pajānātīti. Puṇṇo nāma āvuso āyasmā mantāṇiputto amhākaṃ navakānaṃ sataṃ bahūpakāro hoti. So amhe iminā ovādena ovadati. Idañca pana me āyasmato puṇṇassa mantāṇiputtassa dhammadesanaṃ sutvā dhammo abhisamitoti. Paṭhamaṃ.

Rūpaṃ upādāya asmīti hoti, no anupādāya. Vedanaṃ… saññaṃ… saṅkhāre… viññāṇaṃ upādāya asmīti hoti, no anupādāya’’’.

melekat pada rupa (tubuh), maka aku ada (asmiti), bukan tidak melekat (anupadaya). perasaan (vedana)... pencerapan (sanna)... bentukan mental (sankhara)... melekat pada kesadaran (vinnana), maka aku ada, bukan tidak melekat
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #647 on: 24 February 2009, 01:54:02 AM »
Untung sang guru Buddha tidak merancang melakukan hal itu yach pada akhir hidupnya (pada kondisi sakit), apa akibatnya klo sang Guru melakukan hal ini sebagai panutan, begitu juga pada orang-orang (murid-muridNya) yang dihormati sebagai orang bijaksana. Bisa-bisa sperti di suatu daerah di pulau jawa atau tradisi di jepang sana, dimana penduduknya cenderung menyelesaikan masalah dengan cara tersebut.  :o  ???
tahu darimana Sang Buddha tidak merancang parinibbananya?
di parinibbana sutta, ada dalam pikiran Buddha, bahwa ia akan memberitahukan dulu pada yg mengikutinya & kemudian baru parinibbana. (seharusnya ada jg di parinirvana sutra versi mahayana)

yg kamu katakan mengenai cara tersebut, saya yakini adalah bunuh diri. pada zaman Buddha, ada beberapa bhikkhu yg bunuh diri, namun dinyatakan tidak tercela oleh Sang Buddha, diantaranya adalah: Godhika, Vakkali, Channa.

saran saya, jgn menilai suatu tindakan dari permukaannya. niat yg mendasarinyalah yg harus ditelusuri
« Last Edit: 24 February 2009, 01:59:33 AM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #648 on: 24 February 2009, 03:28:26 AM »
Quote
Jadi benar menurut pendapat mas Tesla bahwa semula ada diri, setelah mencapai pencerahan diri menjadi tiada.
justru itu, tergantung definisi "diri" mas truth lover dahulu.
jika dalam pengertian bahwa ada diri yg merupakan dasar atau esensi dari kelima kelompok (tubuh dan bathin), maka sejak semula itu tidak ada.

diri yg saya maksud adalah kelekatan terhadap kelima kelompok itu sendiri.

Setelah mencapai pencerahan diri ada atau tidak ada?

Quote
Quote
Setelah mencapai pencerahan yang tinggal hanya batin dan jasmani, karena diri yang timbul karena pikiran selalu menghubungkan apa yang dicerapinya sebagai "ini aku, ini milikku" telah lenyap.

sepertinya terbalik, justru karena ada "diri" maka, pikiran tersebut selalu muncul, bahwa "ini aku, ini milikku".

Setelah mencapai pencerahan diri ada atau tidak ada?

Quote
Quote
Dengan demikian bila pikiran yang selalu menghubungkan apa yang dicerapinya sebagai "ini aku, ini milikku" telah lenyap maka ia telah mencapai pencerahan.

Begitukah?
jika pandangan yg salah ini telah berhasil dihancurkan, maka artinya ia berhasil menghancurkan satu (cuma satu) belenggu rendah, yaitu sakkaya ditthi.

Setelah mencapai pencerahan diri ada atau tidak ada?

Quote
utk pencerahan menjadi ariya, mis: sotapanna, harus ada 3 belenggu yg dihancurkan.
pandangan tentang diri, keraguan dan kemelekatan terhadap ritual atau latihan2.

Setelah mencapai pencerahan diri ada atau tidak ada?

Quote
Quote
Quote
Melekat pada jasmani, maka 'aku ada', ...;
    melekat pada perasaan ...;
    melekat pada persepsi ...;
    melekat pada bentukan ...;
    melekat pada kesadaran, maka 'aku ada', ...."
    Khandha Samyutta ix,1

ada di website mana nih mas? kok saya nggak ketemu?
bagian dari tipitaka

tolong lebih jelas dan lebih detil bagian tipitaka yang mana?


Mohon penjelasan lebih lanjut.

 _/\_


The truth, and nothing but the truth...

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #649 on: 24 February 2009, 07:21:18 AM »
kutipan coeda :
Untung sang guru Buddha tidak merancang melakukan hal itu yach pada akhir hidupnya (pada kondisi sakit), apa akibatnya klo sang Guru melakukan hal ini sebagai panutan, begitu juga pada orang-orang (murid-muridNya) yang dihormati sebagai orang bijaksana. Bisa-bisa sperti di suatu daerah di pulau jawa atau tradisi di jepang sana, dimana penduduknya cenderung menyelesaikan masalah dengan cara tersebut.

kutipan tesla :
yg kamu katakan mengenai cara tersebut, saya yakini adalah bunuh diri. pada zaman Buddha, ada beberapa bhikkhu yg bunuh diri, namun dinyatakan tidak tercela oleh Sang Buddha, diantaranya adalah: Godhika, Vakkali, Channa.



'guru kencing berdiri, murid kencing berlari'.
Untung-untung.... guru Buddha tidak.  _/\_  :o  ^:)^
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #650 on: 24 February 2009, 08:28:22 AM »
Quote
Setelah mencapai pencerahan diri ada atau tidak ada?
jika berdasarkan definisi saya, diri adalah kelekatan thd kelima kelompok (panca upadana khanda), maka ketelah pencerahan yg tidak ada lagi kelekatan itu, shg yg tertinggal hanyalah kelima kelompok saja (panca khanda)

definisi "diri" menurut mas truth lover apa?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #651 on: 24 February 2009, 08:47:50 AM »
Bukan merancang-rancang sendiri menurut keinginan/kehendak bebas diri sendiri (delusi) sebagai entitas keberadaan kehidupan manusia dalam nama dan rupa, melakukan tindakan (pengrusakan, pemusnahan/penghancuran fisik (dalam hal ini dalam melakukan tindakan bunuh diri/kematian yang disengaja)) dalam menuju pencapaian Nibanna, tetapi batin mereka yang mengetahui,  ketika seseorang merasakan tubuhnya akan berakhir, ia mengerti 'Saya merasakan tubuh ini akan berakhir' dan bertindak selalu mengawasi, selalu waspada dan terjaga sampai berakhirnya (kehidupan) tubuh ini, (seperti) sesederhana ketika lampu kehabisan minyak dan sumbu.
Ini kata/pengajaran Buddha loh!


kutipan dari Nibanna, atta dan anatta tulisan tesla :
     "Saya mendengar ini dikatakan oleh Sang Bhagava, Sang Arahat:
     'Para bhikkhu, ada dua Unsur Kepadaman (nibbaanadhaatu). Apakah
     yang dua itu? Unsur Kepadaman Dengan Sisa (saupaadisesaa) dan
     Unsur Kepadaman Tanpa Sisa (anupaadisesaa).
     Para bhikkhu, yang manakah Unsur Kepadaman Dengan Sisa? Para
     bhikkhu, seorang bhikkhu adalah Arahat, yang arus kotoran batinnya
     (asava) telah musnah, yang telah menjalani hidup dan melakukan apa
     yang harus dilakukan, telah meletakkan beban, mencapai
     kesejahteraannya sendiri, memusnahkan kelekatan pada kehidupan,
     yang bebas melalui pemahaman benar. Di dalam dirinya tersisa lima
     daya (indriyaa); karena belum hancur ia menderita hal-hal yang enak
     dan yang tidak enak, ia mengalami hal-hal yang nikmat dan yang
     menyakitkan. Musnahnya nafsu, kebencian dan ketidaktahuan, para
     bhikkhu, itulah yang dinamakan Unsur Kepadaman Dengan Sisa.
     Para bhikkhu, yang manakah Unsur Kepadaman Tanpa Sisa? Para
     bhikkhu, seorang bhikkhu adalah Arahat ...(dst)... Para bhikkhu, semua
     perasaannya, yang tidak lagi menyenangi apa yang ada di sini
     sekarang, akan menjadi dingin; inilah, para bhikkhu, yang dinamakan
     Unsur Kepadaman Tanpa Sisa.
     Inilah, para bhikkhu, kedua Unsur Kepadaman.'

     Sang Bhagava mengucapkan kata-kata itu. Ini pula yang dikatakannya:
     'Kedua Unsur Kepadaman ini telah dijelaskan Oleh Yang Tak
     Terbelenggu, Sang Suci, Sang Waspada:
     Di sini, melalui penghancuran semua yang membawa pada keberadaan,
     Satu Unsur Dengan Sisa masih ada, dalam hidup ini;
     Dan satu Unsur Tanpa Sisa, yang akan datang
     Di mana makhluk-makhluk (eksistensi) semuanya berakhir.
 Batin mereka yang mengetahui keadaan tak terbentuk ini
      Bebas, melalui penghancuran semua yang membawa pada kehidupan:
      Intisari Ajaran tercapai, orang-orang ini bersukacita
      Dalam penghancuran, segala keberadaan ditanggalkan.
'
     Kata-kata ini juga diucapkan oleh Sang Bhagava, demikian kudengar."
     (Itivuttaka, Dukanipáta, II,7)


 Tanpa meninggalkan nafsu, kebencian, dan delusi, tidak ada yg bebas
     dari kelahiran...

     (Anguttara II,i,6)


 Bhikku, seperti sebuah lampu minyak yg bergantung pada minyak dan
     sumbu, dan sesederhana ketika kehabisan minyak dan sumbu, sehingga
     tanpa pendukung, lampu tersebut padam; Demikianlah, Bhikkhu, ketika
     seorang bhikkhu merasakan tubuhnya akan berakhir
, ia mengerti 'Saya
     merasakan tubuh ini akan berakhir', dan ketika ia merasakan hidupnya
     akan berakhir, ia mengerti 'saya merasakan hidup ini akan berakhir', dan
     dia mengerti 'Dengan berakhirnya tubuh ini dan dengan berakhirnya
     hidup ini, semua perasaan tidak bersukacita di dalamnya, di sini dan
     sekarang akan menjadi dingin
'.
      (Vedaná Samyutta, 7)

 Para pertapa dan brahmana, bhikkhu, yg berpikir diri dalam berbagai
     bentuk, mereka semua berpikir dalam kelima kelompok kelekatan atau
     salah satu darinya.

    (Khandha Samyutta 47)

     Nibbana, bhikkhu, adalah bukan diri. Jika nibbana adalah diri, bhikkhu,
     maka nibbana tidak akan menghasilkan penderitaan, dan orang bisa
     mendapatkan nibbana, 'Biarlah nibbanaku begini, biarlah nibbanaku tidak
     begitu'
.


     Dan memang, bhikkhu, nibbana adalah bukan diri, jadi nibbana
     menghasilkan penderitaan
, dan tidak seorangpun mendapat nibbana,
     'Biarlah nibbanaku begini, biarlah nibbanaku tidak begitu.
'


semoga dimengerti
good hope and love
« Last Edit: 24 February 2009, 09:00:22 AM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #652 on: 24 February 2009, 09:09:10 AM »
Quote
tolong lebih jelas dan lebih detil bagian tipitaka yang mana?
kan udah ditulis sejak semula: Khandha Samyutta ix,1

dan udah saya post di reply #647
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

cunda

  • Guest
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #653 on: 24 February 2009, 02:46:46 PM »

terima kasih atas penjelasannya,

Jadi benar menurut pendapat mas Tesla bahwa semula ada diri, setelah mencapai pencerahan diri menjadi tiada.

Diri muncul karena pikiran "ini aku, ini milikku" selalu muncul dalam diri putthujana dalam artian ia selalu menghubungkan apa yg dicerapinya dg pikiran tersebut.
 
Setelah mencapai pencerahan yang tinggal hanya batin dan jasmani, karena diri yang timbul karena pikiran selalu menghubungkan apa yang dicerapinya sebagai "ini aku, ini milikku" telah lenyap.

Dengan demikian bila pikiran yang selalu menghubungkan apa yang dicerapinya sebagai "ini aku, ini milikku" telah lenyap maka ia telah mencapai pencerahan.

Begitukah?

Quote
Melekat pada jasmani, maka 'aku ada', ...;
    melekat pada perasaan ...;
    melekat pada persepsi ...;
    melekat pada bentukan ...;
    melekat pada kesadaran, maka 'aku ada', ...."
    Khandha Samyutta ix,1

ada di website mana nih mas? kok saya nggak ketemu?

Mohon penjelasan lebih lanjut.

 _/\_


namaste suvatthi hotu

coba lihat di

Saṃyuttanikāyo; Khandhavaggo; 1. Khandhasaṃyuttaṃ; 1. Nakulapituvaggo; 1. Nakulapitusuttaṃ


thuti

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #654 on: 24 February 2009, 02:52:58 PM »
bukan di Nakulapituvaggo romo, tapi:

Saṃyuttanikāyo > Khandhavaggo > 9. Theravaggo > 1. Ānandasuttaṃ > 83. > bagian akhir paragraf ke 2

thuti
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

cunda

  • Guest
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #655 on: 24 February 2009, 03:48:45 PM »
bukan di Nakulapituvaggo romo, tapi:

Saṃyuttanikāyo > Khandhavaggo > 9. Theravaggo > 1. Ānandasuttaṃ > 83. > bagian akhir paragraf ke 2

thuti


namaste suvatthi hotu

anda benar lht di

Saṃyuttanikāyo; Khandhavaggo; 1. Khandhasaṃyuttaṃ; 9. Theravaggo
1. Ānandasuttaṃ 83



thuti


Offline BlackDragon

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 154
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • *SADHAKA*
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #656 on: 24 February 2009, 05:33:32 PM »
Quote
Quote from: coedabgf on Today at 08:47:50 AM
Bukan merancang-rancang sendiri menurut keinginan/kehendak bebas diri sendiri (delusi) sebagai entitas keberadaan kehidupan manusia dalam nama dan rupa, melakukan tindakan (pengrusakan, pemusnahan/penghancuran fisik (dalam hal ini dalam melakukan tindakan bunuh diri/kematian yang disengaja)) dalam menuju pencapaian Nibanna, tetapi batin mereka yang mengetahui,  ketika seseorang merasakan tubuhnya akan berakhir, ia mengerti 'Saya merasakan tubuh ini akan berakhir' dan bertindak selalu mengawasi, selalu waspada dan terjaga sampai berakhirnya (kehidupan) tubuh ini, (seperti) sesederhana ketika lampu kehabisan minyak dan sumbu.
Ini kata/pengajaran Buddha loh!

Saya setuju dgn Bro Tesla bahwa kita tdk bisa menilai dari apa yg terlihat di permukaan.
Tapi jelas dari kutipan di atas Sang Buddha tidak membenarkan seorang Arahat membunuh diri nya sendiri dgn alasan apapun, melainkan hanya menyadari saja pada saat proses kematian diri terjadi.
Andai kata Sang Buddha pun memberitahu kpd murid2nya bahwa dia akan parinibana, saya rasa itu hanya sekedar memberitahu, bukannya merencanakan kematiannya/Parinibana.(CMIIW)
 _/\_
« Last Edit: 24 February 2009, 05:45:32 PM by BlackDragon »
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #657 on: 24 February 2009, 05:45:41 PM »
-- deleted --
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline BlackDragon

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 154
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • *SADHAKA*
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #658 on: 24 February 2009, 06:18:47 PM »
Quote
bukan suhu, MN 144,

didalamnya ada dialog Sariputta bersama Maha Cunda berusaha mencegah Channa utk menggunakan pisau.

Permisi Bro, kalo saya mau liat cari nya dmn yah?
Kalo bisa tlg di post disini.
Maklum saya masih junior jd byk yg tdk mengerti utk buka2 perpustakaan.
Penasaran, mdh2an bisa membawa pemahaman baru.
thx  _/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #659 on: 24 February 2009, 07:01:33 PM »
Quote
Setelah mencapai pencerahan diri ada atau tidak ada?
jika berdasarkan definisi saya, diri adalah kelekatan thd kelima kelompok (panca upadana khanda), maka ketelah pencerahan yg tidak ada lagi kelekatan itu, shg yg tertinggal hanyalah kelima kelompok saja (panca khanda)

definisi "diri" menurut mas truth lover apa?

Setelah mencapai pencerahan, diri ada atau tidak ada?


 _/\_
The truth, and nothing but the truth...

 

anything