Berhubung yg cr kpuasan adalah pelanggan, sdh tentu si pelacur hny pelampiasan. Tidak ada kewajiban saling memuaskan spt layaknya suami istri.
Kalau dilihat dari sisi ini,
sebagian besar istri juga jadi pelampiasan. Bisa di cek sendiri hasil survey, berapa persen istri yg mendapatkan kepuasan dalam hub. seksual rumah tangganya.
Juga, bisa di cek/googling hasil survey berapa persen suami-istri yg 'saling memuaskan' setiap kali berhubungan suami isteri.
Persentase nya sangat kecil....
Sebagian besar cerita seks rumah tangga adalah: istri sedang tidak mood berhubungan, tapi terpaksa melayani krn
kewajiban terhadap suami. Tidak terjadi 'saling memuaskan' disini.
Pelacur juga melayani karena
kewajiban (atas deal perjanjian jual-beli)
Cerita indah seks perkawinan hanya saat tahun2 awal perkawinan, di-saat hormon kedua belah pihak masih menggebu2. Si barat semakin membumbui dgn label 'making love' yg berarti perwujudan terdalam cintakasih, yg berarti aktivitas seksual sebagai sesuatu yg suci dan indah. Sebaliknya buddisme melihat aktivitas yg katanya 'suci dan indah' ini tidak lebih dari 'kelakuan hewan', berikut penjelasannya:
Buddhisme melihat aktivitas seksual ini lebih jernih: 'saling memproduksi tanha'. Buddhisme tidak melihat suami melakukan dengan istri, atau sesama pacar, atau dengan pasangan bayaran, ataupun memuaskan diri sendiri alias masturbasi, Buddhisme sangat netral dalam memandang aktivitas ini sebagai: Suatu kegiatan untuk menyenangkan panca-indera. Dan apapun kegiatan yg ditujukan untuk menyenangkan indera, bagi Buddhisme adalah kegiatan yg tidak ada manfaatnya bagi kemajuan batin.
::