[at] Gunawan, Markosprawira dan bond
sebelumnya saya minta maaf bila Anda semua merasa tersinggung dengan tulisan2 saya mengenai agama ka****k. yah bagaimana ya, kalau ada pertanyaan yang diajukan ke saya misalnya mengenai pikiran dan Tuhan itu hebat mana? ya saya jawab sesuai dengan pengertian saya, dalam hal ini secara agama ka****k.
menurut hemat saya, orang berdiskusi akan memakai dasar pemikiran dan keyakinannya masing2, yang nga akan bisa disisihkan begitu saja. keduanya sudah menyatu.
bila jawaban saya tidak berkenan dan dianggap berusaha mengkr****nkan Anda2 sekalian … I’m so sorry.
tujuan saya adalah untuk berdiskusi, karena dulu saya Budha juga dan banyak hal2 yang nga saya mengerti.
saya akan posting lagi atas pertanyaan2 diskusi teman2, tapi saya maaf nga akan menjawab pertanyaan2 Anda semua karena pasti saya menjawabnya atas dasar agama saya.
[at] Mas Hope = Saya mau tanya Siapa yang menentukan Hidup Mati Seseorang? Bagaimana dengan Orang yang Bunuh Diri? Katanya Tuhan anda Hebat tapi koq Tidak ada tindakan untuk Menghentikan perbuatan bunuh diri itu. Seseorang melakukan Bunuh diri bukan karena Tuhan anda tetapi dari Niat dan Pikiran orang yang mau Bunuh Diri.
Jadi Saya Setuju dengan Mas Fran ,,, Bahwa PIKIRAN adalah lebih Hebat daripada Tuhan....
Semoga Bisa di terima Mas Hope....
Semoga anda berbahagia dengan keyakinan anda Mas Hope....
Semoga Anda dapat Mamahami Perbedaan ini Mas Hope........
Semoga Anda sadar dan menyudahi Misi mengkr****nisasi (Percuma deh)... Mas Hope......
Semoga Semua makhluk Berbahagia.
thanks & best regards
Gunawan S S
ini ada kaitannya dengan agama saya, saya nga bisa jawab karena saya menghormati forum ini.
dear hope,
Saya melihat bahwa sepertinya sudut pandangnya sudah berbeda, sebaiknya diskusi ini disudahi saja yah...
karena selama masih berpegang pada "jiwa yg kekal", ada Tuhan sebagai pencipta, maka selama itu pula, alur pemikiran secara buddhism yang berpegang pada hukum kamma, Anatta tidak akan pernah "masuk akal"
Jika anda berkenan untuk melepas dahulu konsep jiwa yg kekal dan tuhan yg menciptakan, maka saya akan mengajak anda untuk melihat proses kehidupan seperti air sungai yg mengalir
Air sungai mengalir dengan menggerus dasarnya yg berlumpur
Juga ada masukan2 dari saluran2 air di kiri dan kanannya
Kesemuanya ini membuat air sungai di 1 titik, setiap saat selalu berubah2 komposisinya
Air sungai yg di depan merupakan kelanjutan dari air di belakangnya
Namun air yg di depan, tidaklah sama dengan air di belakangnya.
Demikian juga manusia.
Terdiri dari komposisi batin (citta/pikiran dan cetasika/faktor2 batin) dan fisik (4 unsur utama dan 28 unsur pembentuknya), yang setiap saat selalu berubah-ubah
Markos saat ini merupakan kelanjutan dari Markos 1 menit yg lalu
Markos saat ini, merupakan hasil dari apa yg diperbuat Markos atau mahluk apapun saya di bnyk kehidupan yg lampau
Namun Markos saat ini, tidaklah sama dengan Markos yg lampau karena esensinya sudah berubah semua
Semoga contoh ini bisa dimengerti yah........
dear markosprawira,
oke, saya kesampingkan dulu pemahaman saya.
pertanyaan saya : Annata apakah tidak kontradiktif dengan keunggulan agama Budha sebagai ajaran yang paling logis?
saya bisa pahami analogi air sungai, ya berarti hidup manusia ini adalah proses terus menerus menuju kesempurnaan.
Seharusnya, jika seseorang ingin mempelajari Ajaran Buddha denga tulus, ia haruslah mengosongkan air didalam cangkirnya. Mengapa, karena mereka masuk ke forum Buddhist. Lain halnya jika sebaliknya, individu disini masuk ke forum agama lain untuk mempelajarinya, maka individu itu harus mengosongkan air dicangkirnya juga. Dari kenetralan batin dalam melihat objek berupa suatu ajaran tersebut lalu diperbandingkan melalui pengalaman nyata barulah akan bermanfaat. Tetapi bila hanya mempertanyakan tanpa melakukan langkah2 yg sepatutnya agar ajaran Buddha dapat dimengerti, maka hanya buang2 waktu. Yg terjadi adalah argumen yg tidak ada ujungnya.
Saya setuju dengan bro Markos menyudahi diskusi tentang tuhan, roh dsb.
Kalau memang mau membicarakan tuhan, lebih baik membicarakan tuhan yg nyata, tuhan Medho
terima kasih atas masukannya.
terserah teman2 dan Moderator apakah topic ini akan di locked.
terserah bila diskusi ini akan disudahi saja karena Anda semua menilai saya ngotot.
tapi sebelumnya, bila berkenan mohon jawab pertanyaan saya di halaman sebelumnya yang belum terjawab :
1. kalau di Budha, bagaimana mengetahui bahwa orang tsb sudah mencapai Nibbana?
2. nyawa adalah paduan unsur2 ... unsur2 apa?? siapa yang memadukan? dari mana? bagaimana bisa masuk ke raga?
terima kasih.
Sdr. Hope, saya akan menanggapi pstingan Anda di atas...
Ya, saya harap diskusi ini akan berjalan sehat, dan tidak perlu ada kata2 yg dapat menyinggung sesama rekan2 di forum ini. Anda benar kita berdiskusi dengan memegang persepsi kita masing2, untuk kemudian saling berargumen dan berpendapat. Namun alangkah bijaknya kalau kita berpikiran terbuka (bebas) sehingga diskusi pun menjadi ajang untuk menambah pengetahuan, bukannya ajang untuk mengintimidasi. Karena Anda datang ke forum ini sebagai 'tamu', maka kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menguraikan pemahaman mengenai Buddhisme agar Anda (setidaknya) dapat memahaminya.
Pertanyaan dari Sdr. Fran dan Sdr. Gunawan di atas belum Anda jawab, karena Anda tidak ingin memperpanjang menjadi debat panas. Saya bukannya ingin mengangkat reaksi Anda atas pertanyaan Sdr. Fran dan Sdr. Gunawan. Namun kalau Anda merasa hal itu salah dalam pandangan Anda, sebaiknya kemukakanlah agar kami pun bisa memahami cara pandang Anda. Tapi itu semua kehendak Anda, dan saya tidak memaksa...
Justru Anatta (tanpa substansi inti) adalah sejalan dengan logika dan ilmiah. Anda sudah tahu bukan bahwa yg namanya manusia itu terdiri dari apa saja? Terdiri dari tulang, daging, kulit, otot, darah, dsb. Lalu tiap2 jaringan dan organ itu terdiri atas apa saja? Kalau dibedah sampai yg paling halus, semuanya hanyalah paduan atom2 saja bukan? Bahkan atom2 juga bukan unsur mutlak di dunia ini? Lalu di mana Roh? Terdiri dari apa dia?
Mengenai analogi manusia = air sungai, itu hanya merujuk pada kondisi yg tidak pernah sama (selalu berubah). Hidup manusia bukanlah 'mengalir' seperti air sungai. Sistem kehidupan ini 'merancang' semua makhluk untuk hidup di dalam tindakan / perbuatan. Dari perbuatanlah semua makhluk mendapatkan akibat / reaksi. Dan 'kesempurnaan' adalah akibat dari perbuatan.
Sayang sekali Anda yg datang ke forum ini jika mendapat hasil diskusi yg kurang memuaskan batin Anda. Saran saya justru thread ini sebaiknya jangan di-closed.
Orang yg sudah mencapai Nibbana sangat berbeda dengan orang awam. Secara analisis makhluk memang tidak ada bedanya antara orang yg sudah mencapai Nibbana (Arahat) dengan seorang yg bejat bin biadab. Yg berbeda adalah kualitas hidup dan batinnya. Hal ini terlihat dari cara pandang terhadap suatu hal, cara berpikir, dan keputusan menjalani kehidupannya. Dari hal2 ini seorang yg telah mencapai Nibbana akan terlihat jelas sebagai pribadi yg berkualitas dari penampilannya di hidup ini, cara berbicara, body language, dan reaksi yg anggun terhadap masalah2 yg dialami. Orang yg telah mencapai Nibbana akan selalu damai, tidak akan tergesa2, tidak lagi ada reaksi bahagia atau sedih, bijaksana, dan tidak lagi berpikir , berbicara maupun berbuat hal yg tercela.
Nyawa (kehidupan) hanyalah paduan dari badan jasmani dan batin. Ketika kedua unsur dominan ini terurai, maka tidak ada lagi kehidupan (alias makhluk ybs mati). Sebagian penjelasan akan nyawa sudah saya jabarkan di postingan sebelumnya. Dan konsep Buddhis ini universal, artinya Buddhisme mengakui kesamaan kondisi antara nyawa manusia dengan makhluk lainnya. (Bandingkan dengan "Teori Roh" yg menunjukkan 'diskriminasi' antara nyawa pada manusia dengan nyawa pada makhluk lain).
Salam...