gimana seorang buddha bisa menjelma kembali setelah parinibbana??
sedangkan saat seorang buddha parinibbana saja, panca kandha-nya juga udah tidak berjalan lagi, alias turned off..
kalo seorang buddha berpikir "biarlah aku menjelma kembali untuk kebahagiaan para makhluk", berarti argumen ini secara tidak langsung menyatakan:
1. buddha masih mempunyai keinginan untuk menjelma, yang mana keinginan itu udah di hapus dari dirinya sejak saat mencapai pencerahan..
2. kalopun bukan keinginan, berarti anda menyatakan bahwa seorang buddha setelah parinibbana setidaknya masih mempunyai pikiran (sehingga bisa mikir untuk menjelma), yang notabene adalah salah satu dari panca kandha yang seharusnya sudah tidak ada lagi segera setelah sang buddha parinibbana..
CMIIW
mohon bimbingannya dari para senior sekalian..
1. Yang tidak berjalan lagi panca khanda, bukan Kebuddhaan itu sendiri. Dalam agama Buddha dijelaskan bahwa parinibbana itu bukan musnah, juga bukan ada (eksis) seperti keberadaan yang kita rasakan dan jalani sekarang (berbentuk nama dan rupa). Jadi otomatis pertanyaan Anda sudah terjawab, yang berhenti (
turned-off) adalah Panca Khanda, bukan Kebuddhaan itu sendiri (dalam Mahayana dikenal aspek Dharmakaya, yaitu perwujudan kebahagiaan dari Buddha itu sendiri, dan tentunya Anda/Buddha masih bisa berpikir dan merasa 'ada', bukan musnah).
2. Pikiran disini tentunya bukan (tidak sama dengan) Sankhara dalam Panca Khanda.
Dalam Mahayana, selain mencapai keterbebasan untuk diri sendiri (bebas dari dukkha/samsara), ada juga yang disebut purifikasi sahaloka, atau membebaskan/membahagiakan makhluk-makhluk yang ada dalam jangkauan Kebuddhaan (ksetra) seorang Buddha (Samma Sambuddha). Bila sahaloka tersebut murni (bebas dari makhluk menderita), maka dinamakan ksetra murni atau sukhavati.
Bila ada yang kurang jelas mohon ditanyakan kembali. Salam dan semoga berbahagia.