Sadhana abhicaruka bisa dikategorikan sebagai upaya kausalya. Jadi secara implisit (ada komentar) Tantrayana hendak menjelaskan, "jika Anda sudah memelajari prinsip Buddhisme yang dasar (Hinayana); maka Anda seharusnya punya modal pemahaman yang cukup bahwa membunuh untuk menghentikan seseorang berbuat karma buruk lebih jauh adalah wujud dari cinta-kasih".
Setelah dibunuh, orang itu tidak bisa berbuat karma buruk lagi?
Saya
no comment untuk hal ini. Saya mempersilakan teman-teman yang dari Tantrayana menjawabnya...
Sadhana abhicaruka bisa dikategorikan sebagai upaya kausalya. Jadi secara implisit (ada komentar) Tantrayana hendak menjelaskan, "jika Anda sudah memelajari prinsip Buddhisme yang dasar (Hinayana); maka Anda seharusnya punya modal pemahaman yang cukup bahwa membunuh untuk menghentikan seseorang berbuat karma buruk lebih jauh adalah wujud dari cinta-kasih".
Setelah dibunuh, orang itu tidak bisa berbuat karma buruk lagi?
ya apakah setelah mati, maka karma buruk otomatis terhenti?
Jika berhasil diseberangkan ke "Tanah Buddha" atau "alam surga", tentu saja jadi "makhluk bahagia" di sana. Menurut mitologi Buddhisme, "makhluk bahagia" tentu tidak akan banyak melakukan kamma buruk. Apakah otomatis terhenti? Tidak juga. Sama seperti bila kita menolong seorang pencuri, tentu kamma buruk pencurinya tidak otomatis berhenti. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan bertanya pada orang yang lebih paham soal sadhana abhicaruka.