//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Perang produk kayu (antara eropa & usa dengan negara berkembang [ind])  (Read 2430 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Quote
Indonesia memiliki kawasan hutan produksi yang sangat luas yang sebagian diantaranya masih belum dikelola secara produktif. Artikel ini akan memberi gambaran prospek bisnis kehutanan di Indonesia. Untuk itu, artikel ini menguraikan isu-isu pasar produk kayu dunia, potensi yang dimiliki Indonesia, peluang bisnis kayu, peluang bisnis nonkayu,hambatan yang terjadi. Permintaan produk kayu dunia terus mengalami peningkatan.Tiga pasar utama produk hutan primer adalah Eropa,Amerika Utara dan Tengah,dan Asia.Eropa masih menjadi eksportir netto. Eksporimpor untuk Amerika Utara dan Tengah kurang lebih berimbang.

Dua negara besar di pasar Amerika Utara dan Tengah ini adalah Amerika Serikat (AS) dan Kanada sebagai eksportir netto terbesar. Sebagian besar kayu yang diproduksi Kanada tergolong sebagai softwood, sedangkan pasar AS juga membutuhkan hardwood yang banyak diproduksi di Indonesia. Sementara itu, untuk pasar Asia impor masih jauh melampaui ekspornya.NegaraAsia pengimpor kayu terbesar adalah China, Jepang, dan Korea Selatan. Indonesia mempunyai potensi dan keunggulan komparatif dalam produk hasil hutan, khususnya kayu. Beberapa unsur keunggulan tersebut mencakup luas kawasan yang sangat besar,lingkungan tempat tumbuh yang mendukung, tenaga kerja yang sangat melimpah, serta budaya masyarakat yang masih dekat dengan bertanam pohon.

Menurut data Statistik Kehutanan 2008, luas hutan produksi tetap total adalah 59,1 juta hektare yang terbagi ke dalam hutan produksi tanaman 10,1 juta hektare dan hutan produksi alam 49,0 juta hektare. Dari hutan produksi alam tersebut, 26,2jutahektaretelahdikelola dalam bentuk Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK). Dengan demikian terdapat sekitar 22,8 juta hektare hutan alam yang belum jelas pengelolanya yang hadir secara efektif di lapangan. Tanah dan iklim memungkinkan hutan di Indonesia dapat tumbuh dengan sangat cepat.Karakteristik ini sangat ditakuti negara-negara Eropa yang secara tradisionil merupakan penghasil kayu utama.

Jika di Eropa hutan tanaman untuk pulp baru dapat dipanen setelah berumur 30–40 tahun bahkan lebih, di Indonesia hutan tanaman pulp dapat dipanen pada umur kurang dari 10 tahun. Situasi ini sering menimbulkan perang dagang yang tidak sehat dengan bersembunyi di balik berbagai isu, khususnya isu lingkungan. Isu dumping yang diharamkan dalam perdagangan internasional pernah juga dilontarkan untuk menghambat laju industri kehutanan kita. Indonesia berpeluang besar menjadi produsen kertas terbesar di dunia dan hal ini tampaknya hanya masalah waktu.

Gambaran bagaimana tanah dan iklim Indonesia sangat mendukung pertumbuhan hutan dapat disimak contoh berikut. Angkaangka asumsi dibuat serealistis mungkin, bahkan cenderung dibesarkan untuk biaya dan agak dikecilkan untuk harga jual dan produksi. Biaya tanam dan pemeliharaan per hektare sengon adalah Rp10 juta.Volume kayu panen dengan daur 6 tahun adalah 100 meter kubik per hektare.Harga jual adalah Rp350 ribu per meter kubik.Apa yang diperoleh dari hutan sengon tersebut setara menabung dengan tingkat bunga riil 23% per tahun. Peluang bisnis hasil hutan bukan kayu juga sangat menjanjikan. Ambil contoh bisnis rotan misalnya.

Ada banyak jenis rotan yang dijumpai di Indonesia.Sekitar 85% rotan di pasar dunia berasal dari Indonesia. Potensi rotan lestari mencapai 622 ribu ton per tahun, sementara produksi riil baru mencapai 109 ribu ton dan hanya 40 ribu ton yang dapat ditampung industri pengolahan dalam negeri. Angka-angka tersebut menggambarkan betapa besar potensi rotan yang perlu diolah untuk menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja. Produk dan jasa hutan lainnya masih sangat banyak yang masih menunggu sentuhan yang kreatif dan produktif. Disamping gambaran potensi yang luar biasa di atas tentu saja ada beberapa hambatan yang perlu diperhatikan dan diperbaiki.
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/359573/
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/359572/
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/359571/