//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet  (Read 57982 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
langkah2 makhluk dari alam abhassara menjadi berbagai bentuk karena memakan sari tanah gimana yach ?
dan mewujud menjadi hewan2 gitu apa karena keserakahannya ?

Menurut saya, maksudnya?
Kalau dari wujud "cahaya" itu, berangsur-angsur berwujud padat. Hal itu disebabkan karena kemelekatan pada kenikmatan makanan. Kemudian mulai berkembang kecenderungan "pria" dan "wanita". Di alam Abhassara, Brahma dikatakan semuanya "pria", atau lebih tepatnya aseksual, karena tidak ada padanan "wanita"-nya. Tetapi ketika mulai melekat di alam manusia, berangsur-angsung kecenderungannya muncul. Menurut Kitab Komentar, hal ini disebabkan oleh kehidupan-kehidupan sebelumnya, sebelum mencapai alam Abhassara.

Kalau cenderung berwujud hewan itu, menurut spekulasi saya, bukan diversifikasi dari manusia "cahaya", tetapi ketika manusia sudah dalam batas moralitas minimal, maka cenderung seperti hewan. Ketika mereka meninggal pun, cenderung terlahir kembali di alam binatang. Namun seperti ada masanya mahluk merosot dari alam tinggi menuju manusia, ada juga masanya mahluk meningkat dari alam rendah menuju manusia. Pada masa itu, kemungkinan (sekali lagi, ini hanya spekulasi pribadi) fisiologis manusia cenderung mirip hewan. Lalu bersamaan dengan meningkatnya moralitas, maka fisiologis manusia, makin menjauhi bentuk hewan, menjadi indah dan kemudian merosot lagi. Demikian siklus berulang. 


Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
 [at] Om Markos
Yup terimakasih atas penjelasannya :)
Sudah baca Agganna Sutta, yg saya tanyakan pada Bro Kain, apakah memang makhluk2 tsb merujuk pada manusia? Dikatakan setelah meninggal dari alam Brahma Abhassara, makhluk2 tsb terlahir kembali di alam ini. Berarti makhluk2 tsb jelas bukan lagi makhluk Brahma Abhassara, tetapi belum pasti juga manusia bukan?
Di antara alam Brahma Abhassara dg manussa bhumi, setidaknya terdapat bbrp alam Brahma yg lebih rendah dan bbrp tingkat sugati bhumi.

Oya, mengenai kemunculan makhluk2 secara serempak dan bkn cm 1, cukup sesuai koq, dng teori Synchronicity.
appamadena sampadetha

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
[...] Berarti makhluk2 tsb jelas bukan lagi makhluk Brahma Abhassara, tetapi belum pasti juga manusia bukan?

Pada saat mengembang ini, makhluk-makhluk dari alam Brahmà âbhassara, setelah meninggal dunia dari sana, sebagian besar terlahir kembali di alam ini. Di sini mereka berdiam, dengan ciptaan-pikiran, dengan kegembiraan sebagai makanan, bercahaya, melayang di angkasa, agung – dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama.

Entah apa yang anda tafsirkan dengan "alam ini".
Untuk menambahkan, ketika itu Buddha berbincang-bincang dengan Vasettha dan Bharadvaja tentang kasta. Setahu saya, mereka di alam manusia.

Kemudian jika dibaca lebih lanjut, dikisahkan "evolusi" dari manusia "cahaya" menjadi padat, mempunyai jenis kelamin, sampai punya kepemilikan, dan akhirnya ada perbedaan pekerjaan, sehingga muncullah sistem "kasta". Sepertinya tidak ada dijelaskan mengenai perpindahan alam kelahiran.


Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Yup, betul sekali bro Kai......

Saat itu Buddha sudah dengan jelas menyatakan mengenai kelahiran di alam manusia yg berhubungan dengan kasta

 [at] xuvie

mengenai Brahma : jika seorang brahma meninggal, dia TIDAK MUNGKIN terlahir di alam Brahma di bawahnya krn sudah sifat dari pencapaian jhana adalah jika dia sudah mencapai jhana yg lebih tinggi misal Jhana yg membuat dia terlahir di alam Abhassara, dia TIDAK MUNGKIN terlahir di alam brahma yg pencapaian jhana-nya lebih rendah

dan mengenai beberapa sugati bhumi lain yaitu 6 alam dewa , sudah jelas dijawab oleh bro Kai mengenai kondisi saat sutta itu diucapkan

semoga bisa memperjelas

metta

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Yup, betul sekali bro Kai......

Saat itu Buddha sudah dengan jelas menyatakan mengenai kelahiran di alam manusia yg berhubungan dengan kasta

Ya, dan beruntung sekali Buddha juga sekaligus menjelaskan tentang evolusi alam dari keadaan bumi yang tidak bisa melihat langit, zat organik pertama yang muncul di air, sampai pada evolusi manusia halus menuju kasar, aseksual menjadi seksual, dan hal-hal yang menyebabkan hal itu terjadi. 

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
betul sekali bro Kai............

GRP utk anda.....

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
moohon maap kalo salah ... mohon di koreksi ... agak2 ga nyantol tula

jadi kalo di urut kira2 ... setelah makluk cahaya itu memadat, berkelamin (manusia awal ?), terus beperkerjaan dll, terus meninggal, rebirth lagi .. sebagian yg rebirth itu jadi hewan kewan dsb itu ?

mohon bimbel nya ... :)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
moohon maap kalo salah ... mohon di koreksi ... agak2 ga nyantol tula

jadi kalo di urut kira2 ... setelah makluk cahaya itu memadat, berkelamin (manusia awal ?), terus beperkerjaan dll, terus meninggal, rebirth lagi .. sebagian yg rebirth itu jadi hewan kewan dsb itu ?

mohon bimbel nya ... :)

Kalau menurut Aganna Sutta, yang berbentuk cahaya itu hanya pada permulaan kappa pengembangan, yaitu bumi baru terbentuk. Untuk selanjutnya, sepertinya tidak bolak-balik ke bentuk cahaya, tetapi hanya berubah rentang waktu hidup, tinggi badan, dan keadaan fisik (banyaknya penyakit) sesuai dengan naik/turunnya moralitas.

Menurut spekulasi saya, ketika zaman moralitasnya sangat rendah, maka kebanyakan dari mereka terlahir di alam rendah (binatang). Ketika kekuatan kamma buruk mereka habis dan perlahan-lahan "naik" kembali ke alam manusia, maka mereka masih mempertahankan karakteristik mereka, di samping mereka sudah punya akal dan berpikir.

Teori kamma adalah hal yang kompleks. Bisa saja kita cari kemungkinan-kemungkinan lainnya, tapi tetap saja ujung-ujungnya berupa spekulasi juga, dan jelas tidak membawa pada perkembangan bathin. Yang saya post di sini adalah untuk menunjukkan bahwa dalam ajaran Buddha, secara garis besar, manusia itu "begini" karena ada sebabnya, berbeda dengan konsep agama lain yang mungkin sudah ada blue-print-nya dari Sang Pencipta sehingga evolusi adalah hal yang ditentang. Buddha tidak mengajarkan evolusi manusia (homo sapiens) berasal dari kera, tetapi perubahan fisiologis sesuai perubahan kondisi dan kamma setelah waktu yang sangat panjang, adalah sesuai dengan dhamma. Dengan demikian, teori evolusi tidak (atau setidaknya, belum) bertentangan dengan dhamma.



betul sekali bro Kai............

GRP utk anda.....

Thanx, bro Markos.


Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
apa itu berarti yg namanya mahluk "alam manusia" itu tidak harus berbentuk seperti kita sekarang ini?
tapi bisa berubah2 sesuai kondisi moralnya?

manusia purba yg moralnya meningkat akhirnya wujudnya ikut berevolusi menyesuaikan dengan peruabhan tingkat moral itu jadi kayak kita sekarang?

:outoftopic:
apa jaman itu mereka sudah kenal Dhamma yah? mungkin ajaran "Mata Pencaharian Benar" belum berlaku buat mahluk cahaya itu... apa coba mata pencaharian mereka... :D
:backtotopic:

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
apa itu berarti yg namanya mahluk "alam manusia" itu tidak harus berbentuk seperti kita sekarang ini?
tapi bisa berubah2 sesuai kondisi moralnya?
Seperti bisa dibaca dalam riwayat Buddha masa lampau, tinggi mereka berbeda jauh dengan kita sekarang. Dengan beda tubuh begitu jauh, sepertinya makanannya juga berbeda. Karena makanan berbeda, cara hidup juga berbeda. Dengan begitu, perbedaan fisiologis sepertinya adalah hal yang mungkin.

Quote
manusia purba yg moralnya meningkat akhirnya wujudnya ikut berevolusi menyesuaikan dengan peruabhan tingkat moral itu jadi kayak kita sekarang?
Menurut saya, mungkin begitu.


Quote
apa jaman itu mereka sudah kenal Dhamma yah? mungkin ajaran "Mata Pencaharian Benar" belum berlaku buat mahluk cahaya itu... apa coba mata pencaharian mereka... :D

Pada saat mengembang ini, makhluk-makhluk dari alam Brahmà âbhassara, setelah meninggal dunia dari sana, sebagian besar terlahir kembali di alam ini. Di sini mereka berdiam, dengan ciptaan-pikiran, dengan kegembiraan sebagai makanan, bercahaya, melayang di angkasa, agung – dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama.

Mereka tidak bermatapencaharian.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
 [at]  Bro Kain

Mereka (Sang Buddha, Bharadvaja dan Vasettha) memang ada di alam manusia, tapi belum berarti 'alam ini' = alam manusia. Kata 'alam ini' tdk menyiratkan bahwa penghuninya pd masa itu adalah manusia. Kita berbagi alam ini bukan hanya dng sesama manusia saja bukan? Bbrp dugati bhumi dan bbrp sugati bhumi pun ada di 'alam ini' dan mungkin pula bbrp alam Brahma pun ada di 'alam ini' dengan dimensi yg berbeda. 
Dr bbrp sumber Sutta yg berbeda dan tulisan para scholar mengenai Buddhisme, kita dpt melihat bahwa setelah kehancuran alam semesta ini, saat itu, makhluk2 biasanya terlahir kembali di alam Brahma Abhassara (Brahmajala Sutta). Berarti kehancuran alam semesta tdk terjadi hingga 31 alam kehidupan, tetapi bersifat partial saja (mungkin sebatas sampai alam Brahma Appamanasubha yg dibawah alam Brahma Abhassara saja). dan setelah kekuatan yg mendukung kehidupannya di alam tsb habis, mereka pun terlahir kembali dan biasanya cenderung jatuh ke alam yg lebih rendah.
Perpindahan alam kelahiran berarti identik dng perpindahan bentuk kelahiran, setuju bukan? Bentuk kelahiran ada bbrp dan tentunya ada kelahiran secara spontan yg terjadi pada makhluk alam rendah dan alam tinggi. Ingat cerita Brahma Baka di Brahma-nimantanika Sutta yg bahkan tidak menyadari kelahiran kembalinya dari alam Brahma Abhassara yg lebih tinggi ke yg lebih rendah, saking 'spontan'nya.

 [at] Om Markos

Kenapa tidak mungkin? Jika kekuatan Jhana tingkat tertentu yg mendukung kelahirannya habis, mungkin saja utk terlahir kembali ke alam dg kekuatan Jhana yg lebih rendah. Salah satunya ada di cerita Brahma Baka di Jayamangala Gatha atau Brahma-nimantanika Sutta. Dan secara kebetulan di 1 thread sebelah Acek Ryu baru2 mempost sutta yg berhubungan dg hal ini (makasih pada Acek Ganteng Ryu) ;D
Quote
Pernahkah anda mendengar peribahasa: Terang dan berkilauan di alam Brahma, menyeruput di kandang babi? (Ya, kami pernah, bhante). Ketika berada di alam Brahma, seluruh tubuh mereka terlihat terang dan bersinar-sinar, juga berumur panjang sampai beberapa siklus dunia. Akan tetapi, ketika akibat dari kekuatan jhāna dan perbuatan baik (kusala) mereka habis, ke mana mereka akan datang? (ke kandang babi, bhante). Itulah sebabnya Sang Buddha mengatakan bahwa mereka terlahir di alam Brahma yang rendah.

_/\_
appamadena sampadetha

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
[at]  Bro Kain

Mereka (Sang Buddha, Bharadvaja dan Vasettha) memang ada di alam manusia, tapi belum berarti 'alam ini' = alam manusia. Kata 'alam ini' tdk menyiratkan bahwa penghuninya pd masa itu adalah manusia. Kita berbagi alam ini bukan hanya dng sesama manusia saja bukan? Bbrp dugati bhumi dan bbrp sugati bhumi pun ada di 'alam ini' dan mungkin pula bbrp alam Brahma pun ada di 'alam ini' dengan dimensi yg berbeda. 
Dr bbrp sumber Sutta yg berbeda dan tulisan para scholar mengenai Buddhisme, kita dpt melihat bahwa setelah kehancuran alam semesta ini, saat itu, makhluk2 biasanya terlahir kembali di alam Brahma Abhassara (Brahmajala Sutta). Berarti kehancuran alam semesta tdk terjadi hingga 31 alam kehidupan, tetapi bersifat partial saja (mungkin sebatas sampai alam Brahma Appamanasubha yg dibawah alam Brahma Abhassara saja). dan setelah kekuatan yg mendukung kehidupannya di alam tsb habis, mereka pun terlahir kembali dan biasanya cenderung jatuh ke alam yg lebih rendah.

Perpindahan alam kelahiran berarti identik dng perpindahan bentuk kelahiran, setuju bukan? Bentuk kelahiran ada bbrp dan tentunya ada kelahiran secara spontan yg terjadi pada makhluk alam rendah dan alam tinggi. Ingat cerita Brahma Baka di Brahma-nimantanika Sutta yg bahkan tidak menyadari kelahiran kembalinya dari alam Brahma Abhassara yg lebih tinggi ke yg lebih rendah, saking 'spontan'nya.

Saya tidak terlalu improvisasi yang rumit-rumit. Kebetulan Buddha selalu menjelaskan dengan jelas jika seseorang pindah alam kelahiran.
Jadi ketika misalnya Buddha bercerita dalam Brahmajala Sutta bagaimana seseorang bisa memeluk pandangan semi-eternalisme, Buddha mengatakan dengan jelas perpindahan alamnya. Dari Abhassara, meninggal dari alam sana, terlahir di alam Brahma di bawahnya menjadi Maha-Brahma. Kemudian sebagian pengikutnya meninggal dari alam sana, dan terlahir di sini. Di sini, mereka mengembangkan meditasi, dst.

Dalam Aganna Sutta, Buddha hanya menyebutkan 1 kali perpindahan alam. Selanjutnya tidak disebutkan lagi kematian di alam satu, dan terlahir di alam lain, hanya menjelaskan perubahan kondisi yang akhirnya sampai pada pembentukan kasta dengan segala profesinya, yang kita tahu dengan pasti adalah karakteristik alam manusia.

Selain dari itu, Brahma Abhassara adalah mahluk dengan tubuh yang sama, dan pencerapan berbeda. Diversifikasi fisiologis mahluk alam Abhassara adalah tidak mungkin. Sedangkan alam Brahma di bawahnya, adalah mahluk dengan tubuh berbeda, namun pencerapannya sama. Dengan demikian, tidak dimungkinkan adanya diversifikasi berdasarkan gender (pria/wanita). Lalu apakah mereka terjatuh ke alam deva? Tidak juga. Di alam deva, gender juga terpisah dengan jelas, sedangkan dikatakan setelah terlahir di "alam sini", belum ada pria/wanita.

Jadi kembali lagi, itulah tafsiran saya bahwa "alam ini" adalah alam manusia.


Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
 [at]  Bro Kain
Sip. Penjelasan yg 'cukup' memuaskan. GRP +1 _/\_
appamadena sampadetha

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
[at]  Bro Kain
Sip. Penjelasan yg 'cukup' memuaskan. GRP +1 _/\_

Thanx, Bro xuvie.

Offline gamebira

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
Teori Darwinnya sendiri khan masih open utk pengembangan selanjutnya, kita liat aja nanti. Sementara itu gimana kalo melanjutkan kita semua melanjutkan latihan masing2.

 

anything