AGANNA SUTTA (27)
Sumber : Sutta Pitaka Digha Nikaya
Oleh : Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha
Penerbit : Badan Penerbit Ariya Surya Chandra, 1991
Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar tersebut, dan hal itu berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat; dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini; maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk, dengan berpikir : Kita lebih indah daripada mereka; mereka lebih buruk daripada kita.
AGANNA SUTTA (27)
Sumber : Sutta Pitaka Digha Nikaya
Oleh : Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha
Penerbit : Badan Penerbit Ariya Surya Chandra, 1991
lain kali, mod yg tidak cinta produk sendiri, akan didenda
:)) tadi gw juga mao gt :))
Dalam kitab suci Tipitaka menerangkan ada 31 alam kehidupan.
diantaranya ada Alam Brahma, Alam Dewa, Alam Manusia, Alam Asura, Alam Peta, Alam Binatang, Alam Neraka
Udah pasti dalam ajaran Buddha Manusia dan Binatang BERBEDA
Jadi teori Darwin tidak berlaku di ajaran Buddha
Kalau ada yang setuju & menyakini Teori Darwin benar, Silakan saja, itu hak mereka untuk berkeyakinan
_/\_
Kalau ga salah simpanse sbg kerabat dekat manusia (menurut darwinisme) memiliki kemiripan sekitar 95% DNA dg manusia kan? Tapi dalam kenyataannya antara manusia dng simpanse adl berbeda. Ada kemungkinan kejadiannya bukan bertahap melalui evolusi monyet menjadi manusia melainkan bersamaan atau hampir bersamaan. kalau menurut sutta buddhisme, interpretasi demikian bisa ditemukan di Aganna Sutta yg dipost om MarkosQuoteMereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar tersebut, dan hal itu berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat; dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini; maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk, dengan berpikir : Kita lebih indah daripada mereka; mereka lebih buruk daripada kita.
Dalam kitab suci Tipitaka menerangkan ada 31 alam kehidupan.
diantaranya ada Alam Brahma, Alam Dewa, Alam Manusia, Alam Asura, Alam Peta, Alam Binatang, Alam Neraka
Udah pasti dalam ajaran Buddha Manusia dan Binatang BERBEDA
Jadi teori Darwin tidak berlaku di ajaran Buddha
Kalau ada yang setuju & menyakini Teori Darwin benar, Silakan saja, itu hak mereka untuk berkeyakinan
_/\_
bagaimana tentang asal usul manusia menurut informasi sutta :-?
apakah manusia dan alam brahma itu berbeda atau sama?
ini diskusi tanpa ujung...
temen** Bagaimana pandangan agama buddha , tentang teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet???
please share..
klo repost please delete n link yo.. thanks
temen** Bagaimana pandangan agama buddha , tentang teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet???
please share..
klo repost please delete n link yo.. thanks
Tidak ada jawabannya karena pertanyaannya salah.
Teori Darwin tidak pernah menyatakan manusia dari monyet.
Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Pertanyaan - HY
http://www.slideshare.net/bemuslim/runtuhnya-teori-evolusi-dalam-20-pertanyaan-presentation
disono dibahas tuntasssss.... ;D
teori evolusi tidak absah secara ILMIAH
teori evolusi tidak lain merupakan penipuan ilmiah paling hebat sepanjang sejarah :-[
kan ada monyet yg masih evolusi, EVlinn=EVolusi
ALAM Manussa dan alam binatang... Apa yang membedakan..?
BENTUK manusia dan binatang, apa yang membedakan?
Kalo menurut gw cuma casingnya aja lah...
Evolution lebih tepat ;Dkan ada monyet yg masih evolusi, EVlinn=EVolusi
ihh jahat..lagi serius nehh.. :P
Alam tiracchana termasuk salah satu dari 4 alam apaya. Mahluk yang lahir disana adalah Dugati Ahetuka Puggala
Sementara alam manusia sudah termasuk alam yg berbahagia (Sugati). Karena itu setidaknya yg lahir adalah Sugati Ahetuka Puggala, Dvihetuka sampai Tihetuka Puggala
Jadi tidak hanya casing namun secara kualitas "isinya" juga berbeda
katanya
tiada awal...
Teori Darwin tidak pernah menyatakan manusia dari monyet.
Teori Darwin didasarkan pengamatan penting dan kesimpulan yang ditarik darinya.[3]
1. Spesies pada dasarnya memiliki fertilitas yang sangat tinggi. Jumlah keturunan yang dilahirkan lebih banyak dari keturunan yang bisa mencapai usia dewasa.
2. Populasi kira-kira tetap berjumlah sama, dengan sedikit perubahan.
3. Sumber makanan adalah terbatas, tetapi relatif stabil dalam jangka waktu lama.
4. Oleh karena itu terjadi perjuangan secara implisit untuk bertahan hidup
5. Pada spesies yang melakukan reproduksi secara seksual, biasanya tidak ada dua individu yang identik.
6. Beberapa variasi dalam spesies secara langsung mempengaruhi kemampuan individu untuk bertahan dalam kondisi alam tertentu.
7. Sebagian besar dari variasi ini bersifat turunan.
8. Individu yang kurang sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya memiliki kemungkinan bertahan hidup yang yang lebih kecil dan kemungkinan akan lebih banyak melakukan reproduksi.
9. Individu yang selamat kemungkinan besar akan menurunkan ciri-ciri yang dimilikinya kepada generasi berikutnya.
10. Proses yang menyebabkan perubahan ini menghasilkan populasi yang perlahan-lahan bisa beradaptasi dengan lingkungan, dan pada akhirnya, setelah berlangsung secara terus-menerus akan terbentuk keragaman yang baru, dan akhirnya spesies baru.
menurut gw, teori darwin tuh salah banget.. masa gw di bilang mirip monkey.. gw mirip sama manohara huakakakakaperasaan ini thread diskusi umum.. bukan thread kafe jongkok..
Lalu kalau dilihat dari kemunduran mahluk (dari alam Abhassara turun ke alam manusia), manusia bisa berbentuk seperti Brahma Abhassara, maka (jika dilihat dari sudut pandang dhamma,) mungkin saja pada zaman meningkatnya mahluk (dari hewan, menjadi manusia), manusia pun berwujud cenderung seperti hewan.kalo soal ini sih yg keliatan secara fisik saat jumlah hewan berkurang dan jumlah manusia meningkat seperti sekarang ini, tampaknya secara fisik manusia tapi batin dan perilaku sikapnya cenderung seperti hewan.
Btw, Bro Kain, di Agganna sutta yakin memang itu manusia yg seperti mahluk Brahma Abhassara?
hmm..sori semuanya... baru s4 ol..
ni pertanyaan dari temen aye... dia baca jg kagak ngerti katanya.. hahaha,,,,
mmg sich rumit banget.. pertama aye juga jelasin seperti yang bro markos post...
tapi ktnya malah membingungkan.. hahaha...
Btw, Bro Kain, di Agganna sutta yakin memang itu manusia yg seperti mahluk Brahma Abhassara?QuoteLalu kalau dilihat dari kemunduran mahluk (dari alam Abhassara turun ke alam manusia), manusia bisa berbentuk seperti Brahma Abhassara, maka (jika dilihat dari sudut pandang dhamma,) mungkin saja pada zaman meningkatnya mahluk (dari hewan, menjadi manusia), manusia pun berwujud cenderung seperti hewan.
kalo soal ini sih yg keliatan secara fisik saat jumlah hewan berkurang dan jumlah manusia meningkat seperti sekarang ini, tampaknya secara fisik manusia tapi batin dan perilaku sikapnya cenderung seperti hewan.
langkah2 makhluk dari alam abhassara menjadi berbagai bentuk karena memakan sari tanah gimana yach ?
dan mewujud menjadi hewan2 gitu apa karena keserakahannya ?
[...] Berarti makhluk2 tsb jelas bukan lagi makhluk Brahma Abhassara, tetapi belum pasti juga manusia bukan?
Pada saat mengembang ini, makhluk-makhluk dari alam Brahmà âbhassara, setelah meninggal dunia dari sana, sebagian besar terlahir kembali di alam ini. Di sini mereka berdiam, dengan ciptaan-pikiran, dengan kegembiraan sebagai makanan, bercahaya, melayang di angkasa, agung – dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama.’
Yup, betul sekali bro Kai......
Saat itu Buddha sudah dengan jelas menyatakan mengenai kelahiran di alam manusia yg berhubungan dengan kasta
moohon maap kalo salah ... mohon di koreksi ... agak2 ga nyantol tula
jadi kalo di urut kira2 ... setelah makluk cahaya itu memadat, berkelamin (manusia awal ?), terus beperkerjaan dll, terus meninggal, rebirth lagi .. sebagian yg rebirth itu jadi hewan kewan dsb itu ?
mohon bimbel nya ... :)
betul sekali bro Kai............
GRP utk anda.....
apa itu berarti yg namanya mahluk "alam manusia" itu tidak harus berbentuk seperti kita sekarang ini?Seperti bisa dibaca dalam riwayat Buddha masa lampau, tinggi mereka berbeda jauh dengan kita sekarang. Dengan beda tubuh begitu jauh, sepertinya makanannya juga berbeda. Karena makanan berbeda, cara hidup juga berbeda. Dengan begitu, perbedaan fisiologis sepertinya adalah hal yang mungkin.
tapi bisa berubah2 sesuai kondisi moralnya?
manusia purba yg moralnya meningkat akhirnya wujudnya ikut berevolusi menyesuaikan dengan peruabhan tingkat moral itu jadi kayak kita sekarang?Menurut saya, mungkin begitu.
apa jaman itu mereka sudah kenal Dhamma yah? mungkin ajaran "Mata Pencaharian Benar" belum berlaku buat mahluk cahaya itu... apa coba mata pencaharian mereka... :D
Pada saat mengembang ini, makhluk-makhluk dari alam Brahmà âbhassara, setelah meninggal dunia dari sana, sebagian besar terlahir kembali di alam ini. Di sini mereka berdiam, dengan ciptaan-pikiran, dengan kegembiraan sebagai makanan, bercahaya, melayang di angkasa, agung – dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama.’
Pernahkah anda mendengar peribahasa: Terang dan berkilauan di alam Brahma, menyeruput di kandang babi? (Ya, kami pernah, bhante). Ketika berada di alam Brahma, seluruh tubuh mereka terlihat terang dan bersinar-sinar, juga berumur panjang sampai beberapa siklus dunia. Akan tetapi, ketika akibat dari kekuatan jhāna dan perbuatan baik (kusala) mereka habis, ke mana mereka akan datang? (ke kandang babi, bhante). Itulah sebabnya Sang Buddha mengatakan bahwa mereka terlahir di alam Brahma yang rendah.
[at] Bro Kain
Mereka (Sang Buddha, Bharadvaja dan Vasettha) memang ada di alam manusia, tapi belum berarti 'alam ini' = alam manusia. Kata 'alam ini' tdk menyiratkan bahwa penghuninya pd masa itu adalah manusia. Kita berbagi alam ini bukan hanya dng sesama manusia saja bukan? Bbrp dugati bhumi dan bbrp sugati bhumi pun ada di 'alam ini' dan mungkin pula bbrp alam Brahma pun ada di 'alam ini' dengan dimensi yg berbeda.
Dr bbrp sumber Sutta yg berbeda dan tulisan para scholar mengenai Buddhisme, kita dpt melihat bahwa setelah kehancuran alam semesta ini, saat itu, makhluk2 biasanya terlahir kembali di alam Brahma Abhassara (Brahmajala Sutta). Berarti kehancuran alam semesta tdk terjadi hingga 31 alam kehidupan, tetapi bersifat partial saja (mungkin sebatas sampai alam Brahma Appamanasubha yg dibawah alam Brahma Abhassara saja). dan setelah kekuatan yg mendukung kehidupannya di alam tsb habis, mereka pun terlahir kembali dan biasanya cenderung jatuh ke alam yg lebih rendah.
Perpindahan alam kelahiran berarti identik dng perpindahan bentuk kelahiran, setuju bukan? Bentuk kelahiran ada bbrp dan tentunya ada kelahiran secara spontan yg terjadi pada makhluk alam rendah dan alam tinggi. Ingat cerita Brahma Baka di Brahma-nimantanika Sutta yg bahkan tidak menyadari kelahiran kembalinya dari alam Brahma Abhassara yg lebih tinggi ke yg lebih rendah, saking 'spontan'nya.
[at] Bro Kain
Sip. Penjelasan yg 'cukup' memuaskan. GRP +1 _/\_
[at] Om Markos
Kenapa tidak mungkin? Jika kekuatan Jhana tingkat tertentu yg mendukung kelahirannya habis, mungkin saja utk terlahir kembali ke alam dg kekuatan Jhana yg lebih rendah. Salah satunya ada di cerita Brahma Baka di Jayamangala Gatha atau Brahma-nimantanika Sutta. Dan secara kebetulan di 1 thread sebelah Acek Ryu baru2 mempost sutta yg berhubungan dg hal ini (makasih pada Acek Ganteng Ryu) ;DQuotePernahkah anda mendengar peribahasa: Terang dan berkilauan di alam Brahma, menyeruput di kandang babi? (Ya, kami pernah, bhante). Ketika berada di alam Brahma, seluruh tubuh mereka terlihat terang dan bersinar-sinar, juga berumur panjang sampai beberapa siklus dunia. Akan tetapi, ketika akibat dari kekuatan jhāna dan perbuatan baik (kusala) mereka habis, ke mana mereka akan datang? (ke kandang babi, bhante). Itulah sebabnya Sang Buddha mengatakan bahwa mereka terlahir di alam Brahma yang rendah.
_/\_
I have heard that on one occasion the Blessed One was staying near Savatthi in Jeta's Grove, Anathapindika's monastery. There he addressed the monks, "Monks!"
"Yes, lord," the monks responded.
The Blessed One said: "On one occasion recently I was staying in Ukkattha in the Subhaga forest at the root of a royal sala tree. Now on that occasion an evil viewpoint had arisen to Baka-Brahma: 'This is constant. This is permanent. This is eternal. This is total. This is not subject to falling away — for this does not take birth, does not age, does not die, does not fall away, does not reappear.1 And there is no other, higher escape.'
"So I — having known with my awareness the train of thought in Baka Brahma's awareness — as a strong man would extend his flexed arm or flex his extended arm, vanished into the root of the royal sala tree in the Subhaga forest in Ukkattha and appeared in that brahma world. Baka Brahma saw me coming in the distance and, on seeing me, said, 'Come, good sir. You are well-come, good sir. It has been long, good sir, since you arranged to come here — for this, good sir, is constant. This is permanent. This is eternal. This is total. This is not subject to falling away — for here one does not take birth, does not age, does not die, does not fall away, does not reappear. And there is no other, higher escape.'
"When this was said, I told Baka Brahma, 'How immersed in ignorance is Baka Brahma! How immersed in ignorance is Baka Brahma! — in that what is actually inconstant he calls "constant." What is actually impermanent he calls "permanent." What is actually non-eternal he calls "eternal." What is actually partial he calls "total." What is actually subject to falling away he calls "not subject to falling away." Where one takes birth, ages, dies, falls away, and reappears, he says, "For here one does not take birth, does not age, does not die, does not fall away, does not reappear." And there being another, higher escape, he says, "There is no other, higher escape."'
"Then Mara, the Evil One, taking possession of an attendant of the Brahma assembly, said to me, 'Monk! Monk! Don't attack him! Don't attack him! For this Brahma, monk, is the Great Brahma, the Conqueror, the Unconquered, the All-Seeing, All-Powerful, the Sovereign Lord, the Maker, Creator, Chief, Appointer and Ruler, Father of All That Have Been and Shall Be. There were, monk, before your time, brahmans & contemplatives in the world
who found fault with earth and were disgusted with earth,
who found fault with liquid and were disgusted with liquid,
who found fault with fire and were disgusted with fire,
who found fault with wind and were disgusted with wind,
who found fault with beings and were disgusted with beings,
who found fault with devas and were disgusted with devas,
who found fault with Pajapati and were disgusted with Pajapati,2
who found fault with Brahma and were disgusted with Brahma.
"'They, with the break-up of the body, with the cutting off of life, were established in a coarse body.3 There were, monk, before your time, brahmans & contemplatives in the world
who praised earth and were delighted with earth,
who praised liquid and were delighted with liquid,
who praised fire and were delighted with fire,
who praised wind and were delighted with wind,
who praised beings and were delighted with beings,
who praised devas and were delighted with devas,
who praised Pajapati and were delighted with Pajapati,
who praised Brahma and were delighted with Brahma.
"'They, with the break-up of the body, with the cutting off of life, were established in a refined body. So I tell you, monk, "Please, good sir, do only as Brahma says. Don't defy the word of Brahma. If you defy the word of Brahma, then — as a man, when the goddess of fortune approaches, chases her away with a stick, or as a man, falling into hell, loses hold of the earth with his hands and feet — that will be what you have accomplished. Please, good sir, do only as Brahma says. Don't defy the word of Brahma. Don't you see that Brahma's assembly has gathered?"' And so Mara the Evil One directed my attention to Brahma's assembly.
"When this was said, I told Mara the Evil One, 'I know you, Evil One. Don't assume, "He doesn't know me." You are Mara, Evil One. And Brahma, and Brahma's assembly, and the attendants of Brahma's assembly have all fallen into your hands. They have all fallen into your power. And you think, "This one, too, has come into my hands, has come under my control." But, Evil One, I have neither come into your hands nor have I come under your control.'
"When this was said, Baka Brahma told me, 'But, good sir, what is actually constant I call "constant." What is actually permanent I call "permanent." What is actually eternal I call "eternal." What is actually total I call "total." What is actually not subject to falling away I call "not subject to falling away." Where one does not take birth, age, die, fall away, or reappear, I say, "For this does not take birth, does not age, does not die, does not fall away, does not reappear." And there being no other, higher escape, I say, "There is no other, higher escape."
"'There were, monk, before your time, brahmans & contemplatives in the world whose ascetic practice lasted as long as your entire life span. They knew, when there was another, higher escape, that there was another, higher escape; or, when there was no other, higher escape, that there was no other, higher escape. So I tell you, monk, both that you will not find another, higher escape, and that, to that extent, you will reap your share of trouble & weariness. Monk, if you relish earth, you will lie close to me, lie within my domain, for me to banish and to do with as I like. If you relish liquid ... fire ... wind ... beings ... devas ... Pajapati ... brahma, you will lie close to me, lie within my domain, for me to banish and to do with as I like.'
"'I, too, know that, brahma. If I relish earth, I will lie close to you, lie within your domain, for you to banish and to do with as you like. If I relish liquid ... fire ... wind ... beings ... devas ... Pajapati ... brahma, I will lie close to you, lie within your domain, for you to banish and to do with as you like. Moreover, I discern your sphere, I discern your splendor: "Baka Brahma has this much great power. Baka Brahma has this much great might. Baka Brahma has this much great influence."'
"'Well, monk, how do you discern my sphere, how do you discern my splendor: "Baka Brahma has this much great power. Baka Brahma has this much great might. Baka Brahma has this much great influence"?'
"'As far as suns & moons revolve,
shining, illuminating the directions,
over a thousand-fold world
your control holds sway.
There you know those above & below,
those with lust & those without,
the state of what is as it is,
the state of what becomes otherwise,
the coming & going of beings.
"'That, brahma, is how I discern your sphere, that is how I discern your splendor: "Baka Brahma has this much great power. Baka Brahma has this much great might. Baka Brahma has this much great influence." There are, brahma, bodies other than yours that you don't know, don't see, but that I know, I see. There is, brahma, the body named Abhassara (Radiant/Luminous) from which you fell away & reappeared here.4 From your having lived here so long, your memory of that has become muddled. That is why you don't know it, don't see it, but I know it, I see it. Thus I am not your mere equal in terms of direct knowing, so how could I be inferior? I am actually superior to you.
"'There is, brahma, the body named Subhakinha (Beautiful Black/Refulgent Glory) ... the body named Vehapphala (Sky-fruit/Great Fruit), {the body named Abhibhu (Conqueror)}5 which you don't know, don't see, but that I know, I see. Thus I am not your mere equal in terms of direct knowing, so how could I be your inferior? I am actually superior to you.
"'Having directly known earth as earth, and having directly known the extent of what has not been experienced through the earthness of earth,6 I wasn't earth, I wasn't in earth, I wasn't coming from earth, I wasn't "Earth is mine." I didn't affirm earth.7 Thus I am not your mere equal in terms of direct knowing, so how could I be inferior? I am actually superior to you.
"'Having directly known liquid as liquid ... fire as fire ... wind as wind ... beings as beings ... devas as devas ... Pajapati as Pajapati ... brahma as brahma ... the radiant as radiant ... the beautiful black as the beautiful black ... the sky-fruit as the sky-fruit ... the conqueror as the conqueror ...
"'Having directly known the all as the all,8 and having directly known the extent of what has not been experienced through the allness of the all, I wasn't the all, I wasn't in the all, I wasn't coming forth from the all, I wasn't "The all is mine." I didn't affirm the all. Thus I am not your mere equal in terms of direct knowing, so how could I be inferior? I am actually superior to you.'
"'If, good sir, you have directly known the extent of what has not been experienced through the allness of the all, may it not turn out to be actually vain and void for you.'
"'Consciousness without surface,
endless, radiant all around,has not been experienced through the earthness of earth ... the liquidity of liquid ... the fieriness of fire ... the windiness of wind ... the allness of the all.'9
"'Well then, good sir, I will disappear from you.'
"'Well then, brahma, disappear from me if you can.'
"Then Baka Brahma, [thinking,] 'I will disappear from Gotama the contemplative. I will disappear from Gotama the contemplative,' was not able to disappear from me. When this was said, I said to Baka Brahma, 'Well then, brahma, I will disappear from you.'
"'Well then, good sir, disappear from me if you can.'
"So then, monks, I fabricated a fabrication of psychic power to the extent that Brahma, the Brahma assembly, and the attendants of the Brahma assembly heard my voice but did not see me. Having disappeared, I recited this verse:
'Having seen
danger
right in becoming,
and becoming
searching for non-becoming,10
I didn't affirm
any kind of becoming,
or cling to any delight.'"Then in Brahma, the Brahma assembly, and the attendants of the Brahma assembly there arose a sense of amazement & awe: 'How amazing! How awesome! — The great power, the great might of Gotama the contemplative! Never before have we seen or heard of any other contemplative or brahman of such great power, such great might as that of this Gotama the contemplative, who went forth from a Sakyan clan! Living in a generation that so delights in becoming, so rejoices in becoming, is so fond of becoming, he has pulled out becoming by the root!'
"Then Mara, the Evil One, taking possession of an attendant of the Brahma assembly, said to me, 'If, good sir, this is what you discern, if this is what you have awakened to, do not lead (lay) disciples or those gone forth. Do not teach the Dhamma to (lay) disciples or those gone forth. Do not yearn for (lay) disciples or those gone forth. There were, good sir, before your time, brahmans & contemplatives in the world who claimed to be worthy & rightly self-awakened. They led (lay) disciples & those gone forth. They taught the Dhamma to (lay) disciples & those gone forth. They yearned for (lay) disciples & those gone forth. Having led (lay) disciples & those gone forth, having taught the Dhamma to (lay) disciples & those gone forth, having yearned for (lay) disciples & those gone forth, they — on the break-up of the body, with the cutting off of life — were established in a coarse body.
"'There were, good sir, before your time, brahmans & contemplatives in the world who claimed to be worthy & rightly self-awakened. They did not lead (lay) disciples or those gone forth. They did not teach the Dhamma to (lay) disciples or those gone forth. They did not yearn for (lay) disciples or those gone forth. Having not led (lay) disciples or those gone forth, having not taught the Dhamma to (lay) disciples or those gone forth, having not yearned for (lay) disciples or those gone forth, they — on the break-up of the body, with the cutting off of life — were established in a refined body.
"'So, monk, I tell you this: Please, good sir, be effortless. Abide committed to a pleasant abiding in the here-&-now — for it is skillful, good sir, that this not be taught. Don't instruct others.'
"When this was said, I told Mara the Evil One, 'I know you, Evil One. Don't assume, "He doesn't know me." You are Mara, Evil One. And it's not sympathetic to welfare that you speak thus to me. It's sympathetic to what is not welfare that you speak thus to me. You think this, Evil One: "Those to whom Gotama the contemplative will teach the Dhamma will defy my sovereignty. Without being rightly self-awakened, Evil One, your contemplatives & brahmans claimed to be rightly self-awakened. I, however, being rightly self-awakened claim to be rightly self-awakened. For when the Tathagata is teaching the Dhamma to his disciples, he is Such. When he is not teaching the Dhamma to his disciples, he is Such. When leading his disciples he is Such. When not leading his disciples he is Such. Why is that? The fermentations that defile, that lead to further becoming, that disturb, that ripen in stress, that tend to future birth, aging, & death: Those the Tathagata has abandoned, their root destroyed, like an uprooted palmyra tree, deprived of the conditions of development, not destined for future arising. Just as a palmyra tree with its crown cut off is incapable of growing again; so, too, the fermentations that defile, that lead to further becoming, that disturb, that ripen in stress, that tend to future birth, aging, & death: Those the Tathagata has abandoned, their root destroyed, like an uprooted palmyra tree, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.'"
Thus, because of the silencing of Mara, and because of the brahma's invitation, this discourse is entitled, "The Brahma Invitation."
^ Ya iya...
Di atas monyet masih ada monyet :hammer:
Ya makhluk alam abhassara itu yang setelah mencicipi sari tanah (KONON), bertambah padat dan semakin jelas bentuk tubuhnya <-- kita gak tau wujud deskripsi ini kaya gimana. Monyetkah? Manusia? Alien? Monster?
Segala sesuatu itu terus berubah sesuai dengan kondisi lingkungan...
Sampai saat ini ya teori evolusi menurut gw yang paling masuk akal, meski nggak sepenuhnya...
Itu yg saya maksud dengan kelahiran spontan dari alam yg lebih tinggi ke yg lebih rendah Om. :)[at] Om Markos
Kenapa tidak mungkin? Jika kekuatan Jhana tingkat tertentu yg mendukung kelahirannya habis, mungkin saja utk terlahir kembali ke alam dg kekuatan Jhana yg lebih rendah. Salah satunya ada di cerita Brahma Baka di Jayamangala Gatha atau Brahma-nimantanika Sutta.
Gini loh bro..... konsep dalam Garuka kamma ada beberapa dimana salah satunya adalah kusala garuka kamma yg lebih besar, menghancurkan kusala garuka kamma yg lebih kecil
kusala garuka kamma disini merujuk ke jhana sehingga dengan demikian, jika waktu di alam brahma yg lebih besar habis, dia sudah tidak bisa lahir lagi di alam brahma yg lebih rendah karena potensinya sudah tidak ada
Sori, saya liat di Brahma-nimantanika Sutta (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.049.than.html) tapi ga nemu yg anda rujuk diatas.
Berikut saya quote :Quote
........
There are, brahma, bodies other than yours that you don't know, don't see, but that I know, I see. There is, brahma, the body named Abhassara (Radiant/Luminous) from which you fell away & reappeared here.4 From your having lived here so long, your memory of that has become muddled. That is why you don't know it, don't see it, but I know it, I see it. Thus I am not your mere equal in terms of direct knowing, so how could I be inferior? I am actually superior to you.
Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Pertanyaan - HY
http://www.slideshare.net/bemuslim/runtuhnya-teori-evolusi-dalam-20-pertanyaan-presentation
teori evolusi tidak absah secara ILMIAH
teori evolusi tidak lain merupakan penipuan ilmiah paling hebat sepanjang sejarah :-[
Teori evolusi tak pernah menyatakan manusia sebagai keturunan monyet. Tidak Charles Darwin, tidak Richard Dawkins, atau evolusionis lain. Jika simpanse sebagai kerabat terdekat manusia yang masih eksis sekarang saja bukanlah moyang manusia, apalagi monyet yang bahkan tak termasuk keluarga kera besar?
Evolusi makhluk hidup itu bercabang, demikian pula evolusi primata.
Skema percabangan evolusi di atas menunjukkan saat dimana awalnya mereka memiliki 'moyang bersama', dan kemudian evolusi mereka terpisah, sehingga yang satu tidak menjadi moyang yang lain, melainkan kerabat. Sekali lagi, evolusi tidaklah linear, tidak ada ketentuan kalau satu makhluk harus merupakan moyangmakhluk lain.
Jadi semoga di ke depannya tidak ada lagi pertanyaan seperti 'kenapa monyet tidak berevolusi menjadi manusia?' - karena jawabannya amat jelas dan sederhana: mereka bukan moyang manusia, mereka takkan berevolusi menjadi manusia karena arah evolusi mereka berbeda.
Mungkin seperti susu yang dapat menjadi mentega dan keju. Susu tidak dapat dikatakan sebagai mentega sehingga pernyataan keju berasal dari mentega adalah salah. :)
Kl gt susu termasuk ke alam mana ya? kan bukan alam manusia jg bukan alam hewan kan?Saya juga tak tau, cc. Mungkin peralihan *asbun*. ;D
Mungkin seperti susu yang dapat diolah menjadi mentega atau keju. Karena susu tidak sama dengan mentega, pernyataan ″Keju berasal dari mentega″ menjadi salah. :)
Kl gt susu termasuk ke alam mana ya? kan bukan alam manusia jg bukan alam hewan kan?
[at] dhammadinna, karena ada yang bilang manusia berevolusi dari monyet, padahal bukan dari monyet, tapi dari nenek moyangnya monyet yang juga adalah nenek moyangnya manusia. Disini susu = nenek moyang monyet/manusia, mentega = monyet, keju = manusia.
Mohon koreksinya jika ada salah. :)
[at] dhammadinna, karena ada yang bilang manusia berevolusi dari monyet, padahal bukan dari monyet, tapi dari nenek moyangnya monyet yang juga adalah nenek moyangnya manusia. Disini susu = nenek moyang monyet/manusia, mentega = monyet, keju = manusia.
Mohon koreksinya jika ada salah. :)
temen** Bagaimana pandangan agama buddha , tentang teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet???
please share..
klo repost please delete n link yo.. thanks
Distant human ancestor was an insect-eating shrew-like creature
A reconstructed image of the ancestor of all placental mammals (including humans) has been published in the journal Science.
family Hominidae Great apes (Humans, chimpanzees, bonobos, gorillas, and orangutans)
^ ^ ^ kok dibedain? manusia kan termasuk mamalia..Iya ya, seharusnya ditulis ″nenek moyang manusia″ saja. Hehe... Terima kasih koreksinya, cc.
Species Hominidae termasuk alam manusia ato hewan ya? ;D
Mas Wiki said:
Hominidae; juga dikenal sebagai kera besar, membentuk sebuah keluarga taksonomi dari primata, mengikutkan empat genera / genus yang masih ada: simpanse (Pan) dan bonobo, gorila (Gorilla), manusia (Homo), dan orangutan (Pongo).
Note: Monyet tidak termasuk dalam hominidae.
Lalu, tentang manusia, dalam biologi urutan klasifikasinya begini:
Kingdom: Animalia
Phylum: Vertebrata
class: Mammalia
order: Primata
family: Hominidae
Genus: Homo
Species: sapiens
Jadi, manusia dan (misalnya) gorila, urutannya sama dari kingdom hingga family. Jadi, dalam bidang biologi, manusia dan gorila termasuk hewan ---> kingdom: Animalia.
Tapi kalo berbicara tentang 'alam' dalam Buddhism, yang terdiri dari 31 alam kehidupan, maka penggolongan manusia berbeda dengan binatang. Manusia di alam manusia (Manussa) sedangkan hewan di alam hewan (Tiracchana).
__________
Kenapa penggolongan manusia dalam biologi berbeda dengan Buddhism? Karena konteksnya berbeda.
^ ^ ^
oo... saya baru nangkep maksud pertanyaanmu....
Maksudmu, saat mulai split, ada yang mengarah ke manusia dan ada yang mengarah ke gorila, nah saat belum jelas identitasnya manusia apa gorila, itu dia sebenernya di alam mana gitu ya (dalam Buddhism) ?
Umm.. saya juga kurang tau... :D
Menurut tradisi Theravada, alam digolongkan jadi 6 bagian: Sorga, Manusia, Asura, Peta, Binatang, Neraka. Sorga itu itu ada 26 (kalo menurut Mahayana ada 28, mungkin kawan dari Mahayana ada yang mau jelaskan?), yang terdiri dari 20 Alam Brahma (4 Arupa & 16 Rupa) dan 6 Sorga yang masih mengenal nafsu indriah.
Penggolongan ini dilakukan belakangan, jadi Buddha Gotama emang ga pernah ngomong2 bahwa alam itu ada sejumlah x. Biasanya cuma dikatakan seseorang akan terlahir di sini/situ. Seperti alam Asura sendiri awalnya tidak ditetapkan sebagai alam tersendiri karena mereka adalah penghuni Tavatimsa juga. Tavatimsa juga sebelum Sakka (Raja Dewa) yang sekarang terlahir di sana juga belom tentu namanya Tavatimsa (= 33 mahadewa, yang diambil dari jumlah pengikut Sakka sekarang berjumlah 33).
Adanya surga begitu banyak bukan karena 'ada' yang nentuin jumlahnya, namun karena setiap mahluk mempunyai akumulasi kamma yang beragam, maka keberadaan alamnya pun beragam. Alam Asannasatta termasuk dalam alam Brahma Jhana 4.
Ajaran Buddha ada BUKANLAH untuk membuktikan keberadaan alam-alam lain. Yang diajarkan adalah pengikisan noda bathin yang bisa dilakukan, dibuktikan dan dijalankan sekarang. Walaupun demikian, bukan tidak ada caranya untuk membuktikan. Dengan mengembangkan kekuatan bathin tertentu, itu mungkin saja dibuktikan. Tapi, sama seperti halnya Nibbana, itu harus dibuktikan sendiri. Tidak bisa minta orang lain menunjukkan. Itu sama saja seperti orang minta pembuktian bahwa makan bisa kenyang, tapi suruh orang lain yang makan. Itu tidak bisa terjadi.
Juga sebelum jauh2 ngomong Nibbana, harus punya pengertian benar dulu tentang Nibbana. Dalam Brahmajala Sutta ada dikatakan 5 pandangan (salah menurut Buddha) berkenaan dengan Nibbana. Pandangan orang lagi 'On' itu termasuk salah satunya. Jadi orang bisa sembarangan omong "Nibbana ada", "Nibbana tidak ada", "NIbbana seperti ini", "saya sudah merealisasikan", ga ada habis2nya.
Agama Buddha tidak menganjurkan kepada kita untuk tenggelam dalam debat filosofis yang tidak berguna dan membuang waktu yang berharga. Lebih baik waktu tersebut dimanfaatkan untuk melatih pikiran yang pada gilirannya akan membawa kemajuan batin dalam pencapaian penerangan sempurna. Oleh karena itu, asal mula dari alam maupun manusia tidak dibahas dalam ajaran Buddha karena ketidakrelevanan dari topik tersebut dalam usaha kita dalam mencapai penerangan sempurna yang merupakan tujuan akhir dari agama Buddha.
Setelah kita menyelami teori evolusi dan pandangan agama Buddha terhadap teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa agama Buddha tidak berada dalam posisi mendukung maupun menolak teori evolusi tersebut. Sepanjang teori evolusi (maupun teori ilmu pengetahuan lainnya) tidak menghalangi umat Buddha dalam usahanya mencapai penerangan sempurna, maka umat Buddha dapat mengambil posisi yang kritis dalam proses pengembangan teori ilmu pengetahuan dan sains.
Yup....That's it... Kalo ga salah awal terbentuknya semesta kan dari cahaya jadi padat kan, berarti tu jg evolusi ya dr alam arupa jadi alam rupa ya? ;D
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Jadi sekarang jika ada orang nanya ″Berapa alam yang ada dalam Buddhisme?″, jawabnya, ″Sang Buddha tidak pernah menyebutkan dengan pasti ada berapa alam″, gitu?
Penjelasannya bagus. Saya jadi setuju dengan cc. Jadi menurut postingan om Kainyn, apakah kalau manusia bermutasi menjadi zombie, maka dapat dikatakan "alam baru" telah tercipta akibat kumpulan kamma individu/kelompok tertentu? Atau alam baru memang selalu tercipta jika ada kondisi yang mendukungnya?
Tidak dikatakan bahwa terbentuknya semesta itu dari cahaya.
Tapi di DN 27 (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_27:_Agganna_Sutta), ada suatu masa di mana sebagian besar makhluk terlahir di alam brahma Abhassara (mereka bercahaya). Singkat cerita, muncul tanah yang lezat. Mereka memakan tanah ini, nanti lama-kelamaan cahaya tubuhnya lenyap dan tubuhnya menjadi kasar.
Apakah ini bisa disebut evolusi?
Evolusi membahas tentang origin of species, yaitu asal-usul keanekaragaman makhluk. Dari kutipan di atas, keanekaragaman itu didasari oleh gen yang diwariskan. Kalo lebih lanjut, IMHO, ada pengaruh juga dari habitat/lingkungan.
Berdasarkan pengertian 'evolusi' tsb, maka brahma Abhassara yang hilang cahaya tubuhnya, dan tubuhnya menjadi lebih kasar, itu di luar lingkup bahasan evolusi, karena tidak ada pewarisan gen, dst.
________________________
Lalu dari tubuh halus (bercahaya) ke tubuh kasar (padat), itu bukan alam arupa menjadi rupa. Untuk definisi alam arupa dan rupa, coba lihat di sini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1657.0
bilang aja, Sang Buddha tidak menyebutkan berapa jumlah alam.
zombie makhluk fiktif kan? ga perlu dibahas deh kalo fiktif...
Selain itu, dalam kutipan di atas kita juga dapat menemukan pernyataan
mengenai perubahan karakteristik fisik dan evolusi yang terjadi pada
makhluk yang ada di bumi tersebut. Pernyataan inilah yang seringkali
diinterpretasikan sebagai bentuk teori evolusi dalam agama Buddha.
Akan tetapi, banyak juga para ahli yang menginterpretasikan kutipan
tersebut tidak dapat diartikan secara harfiah dan merupakan bentuk
perumpamaan dari kemelekatan. Kesimpulan ini dapat ditarik karena
sutta
tersebut tidak semata-mata bercerita dengan penciptaan dunia
dan proses kehidupan. Lebih dari pada itu, kutipan tersebut dapat juga
diartikan sebagai salah satu bentuk kemelekatan makhluk terhadap
kenikmatan keduniawian yang dinikmati oleh makhluk tersebut di bumi.
Pada gilirannya, kemelekatan tersebut akan menimbulkan penderitaan
dan mulainya proses tumimbal lahir yang terus menerus pada makhluk
Kl dari cahaya ke bentuk kasar emang ga ada pewarisan gen sih... tapi sepertinya tu asal usul manusia ya bukan asal usul mammals karena cuma terdiri dari 4 kasta ‘Ada, Vāseṭṭha, empat kasta ini: Khattiya, Brāhmaṇa, pedagang dan pekerja.....’
^ ^ ^
Yang quote dari eka-citta di atas, saya kurang setuju kalo disebutkan bahwa kutipan sutta itu hanya sekedar perumpamaan.
Saya lebih cenderung berpikir bahwa sutta itu tidak menceritakan secara detil proses evolusi makhluk hingga menjadi manusia. Makanya, sutta itu tidak bisa dijadikan patokan untuk membahas evolusi.
Jadi, kalo mau tau gimana prosesnya, kita serahkan saja ke sains...
saya anggap mammals, maksudmu secara umum adalah hewan ya... CMIIW
Memang sepertinya itu asal-usul terbentuknya species manusia. Tapi saya rasa sih belum tentu demikian, karena sang Buddha berbicara dalam konteks "proses munculnya kasta", maka tentu fokusnya ke manusia. Hewan tidak dibahas.
Entah apakah ada atau tidaknya percabangan dari evolusi "nenek moyang" makhluk, menjadi hewan (selain species manusia), tidak tau juga. Karena tidak dibahas.
temen** Bagaimana pandangan agama buddha , tentang teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet???
please share..
klo repost please delete n link yo.. thanks