Bro Chikennn yg baik...anumodana...
topik yg bagus...
Unek2 anda akan dibaca bukan hanya oleh member aktif forum ini, tapi oleh banyak orang di seluruh dunia, dan bahkan mungkin oleh para bhikkhu juga. Jadi jangan berkecil hati kalau tidak ada tanggapan dari member lain.
Kalau boleh saya menyarankan, sebaiknya masyarakat buddhist Kal-Bar yg harus memulai inisiatif ini, setelah itu selanjutnya akan banyak bantuan yg datang dari berbagai pihak.
Sy setuju dengan Bro Indra.
Sy mau sharing dikit...
Vihara theravada (Vihara Vimala Chanda Arama) di Singkawang kalo ga salah telah di bangun kira-kira 3 tahun yg lalu dan merupakan satu-satunya vihara theravada di Singkawang.... berarti theravada telah di kenal oleh org singkawang (sebagian kecil) selama 3 tahunan. Kenapa saya bilang sebagian kecil? karena setau saya ketika pulang ke Singkawang pada bln Oktober yg lalu (yg sebelumnya udah dapat no. telp vihara itu dari teman yg berada di jakarta)...Sy ada telp ke vihara dan tanya-tanya ama penjaga vihara tsb ttg alamat, jadwal kebaktian, umat dan waktu itu pas Bhante lagi keluar kota. Setelah tahu alamatnya dan sy tanya ama saudara2 dan teman2 ttg alamt tersebut tapi banyak org singkawang (tinggal di kota) yg ga tau ttg keberadaan vihara theravada itu. Setelah sy tahu alamat dan jadwal kebaktian dari penjaga vihara, sy pun kesulitan transport untuk ke sana (kondisi sy blm pas), jadi sy ga ikut kebaktian di sana.
Suatu hari adik saya (& kel) ajak sy ke taman wisata yg jauh dari kota...selama perjalanan sy liat kiri kanan...pas waktu itu sy melihat vihara Theravada dan kamipun mampir kesana. Sy senang sekali...akhirnya ketemu vihara theravada itu. Kamipun (termasuk ponakan jg) masuk untuk namaskara dan foto2 di situ. Sy lihat situasi di sana emang sepi dan sy lsg berpikir tempat (terpencil dan dekat kuburan) itu cocok untuk meditasi tapi kalo dlm segi mengenalkan agama Buddha theravada kepada org singkawang (yg tinggal di kota) kekna agak sulit. Org singkawang tsb udah terbiasa dengan dg tempat ibadah agama lain yg berada di tengah kota, kalo srh mereka ke vihara theravada..pasti alasannya jarak yg jauh itu dan satu lagi yg pernah sy tanyakan kepada mama saya yg suka cung2 cep, mengapa ga mau masuk agama buddha? alasannya yaitu harus ciak cay... mama sy paling takut ciak cay. kalo Papa sy sebelumnya pernah masuk aliran L**, di Singkawang aliran L** itu mengaku agama buddha dan dulu banyak org yg masuk. Beberapa thn yg lalu..aliran itu sering meminta dana yg ga jelas, maka banyak org yg keluar (termasuk papa sy). Dari situ papa sy kapok kalo dgr agama buddha. Ortu sy harus di beri pengertian yg jelas dan pelan-pelan agar bisa merubah pola pikirnya terhadap agama buddha itu... begitu juga dg org singkawang yg lain itu dan jelas itu membutuhkan banyak Usaha para buddhist untuk menjelaskan semua itu di kalangan masyarakat Singkawang. Ini bukan tugas yg mudah lho (ga kek kita membalikkan telapak tangan kita).
Btw...beberapa hari yg lalu, sy telp adik sy yg di Singkawang dan dia cerita ttg anaknya (ponakkan sy yg pernah ikut sy ke vihara itu, dia kelas 1 SMP) itu setiap minggu ada mengikuti kebaktian di Vihara Theravada tsb dan Vihara tsb ada menyediakan mobil untuk antar jemput umatnya. Sy senang sekali mendengar kabar itu... berarti transport bukan kendala lagi. Nah..gimana kalo umatnya tambah banyak dan mobilnya kurang? otamatis itu perlu dana untuk membeli mobil lagi ato mungkin ada warga singkawang yg ingin meminjamkan mobilnya u/keperluan vihara. Sy rasa Vihara itu perlu dukungan dana kita. Bagi siapa yg terketuk hatinya untuk membantu vihara tsb...bisa membantu menggalangkan dana untuk vihara tsb. Untuk mengetahui kondisi Vihara tersebut... bisa menghubungi Bhante Thitayanyo (maaf..kalo salah menuliskan nama Bhante) di No. HP. 0859870055 ato (0562) 3320574.
Saran saya : sebaiknya mengenalkan agama Buddha Theravada di kalangan pelajar dulu. Mereka lebih cepat yakin terhadap agama tsb kek ponakkan sy itu.
Semoga sharing ini bermanfaat...sadhu3x...