Kumpulan Pertanyaan Aneh

[Forte]

masih masalah kemarin ya tes ?

[tesla]

masih masalah kemarin ya tes ?

bener bro... sttt

kemaren dikasih kesempatan, udah dinasehatin lagi, baik 1 bulan, kambuh lagi skr...

[ryu]

maksudnya seperti sistem upah? kayanya kalau ini, udah lama gugur, alias sudah bolos > 50%. kebayang ga? uniknya kerja bisa lupa, upah tidak lupa.

cut aja deh, nanti kalau udah tobat baru deh dipertimbangkan lagi

[johan3000]

gw berada di ujung batas kesabaran

masih masalah kemarin ya tes ?

ini kira2 masalah apa? koq malah gw gak nyangkut (mengerti)


kalau lagi meditasi Bhawana...memancarkan metta, apakah kita pilih2 siapa yg layak menerima ?

cut aja deh, nanti kalau udah tobat baru deh dipertimbangkan lagi

Nah kalau adiknya cantik gw rasa masih bisa diteruskan bantuannya

[kullatiro]

semua ada batas nya tidak bisa terlalu berlebihan bila tidak akan sakit sendiri ( sampai mana batas rasa sakit yang dapat anda toleransi dan tanggung tergantung anda sendiri) kita menolong orang agar bukan di manfaat kan orang tersebut untuk kepentingan pribadinya, tapi agar mereka bisa berdiri sendiri.

kita semua ada mempunyai batas kemampuan untuk menolong orang lain, bila memang tidak bisa kita harus melepas tangan kita bilang saja tidak sanggup lagi.

bila bisa bersikap fair pada orang lain kita harus juga bersikap lebih fair kepada diri kita sendiri.

kadang kita mesti melepas bilang saja kalau bisa kerja denqan benar dan memantapkan pikiran baru boleh balik kerja lagi, kalau tidak bisa tunggu 6 bulan (tergantung anda mau berapa lama)lagi baru balik kerja biarkan nyaho( tahu diri) biarkan mereka  merasakan penderitaan dulu baru bisa berpikir jernih dan kerja dengan benar.
 
Biarkan mereka merasa sedikit kelaparan bagus juga agar tahu diri sedikit kadang mesti sedikit kejam untuk kebaikan mereka juga. banyak cara lain misal nya memotong uang makan mereka sehari hari dll tergantung anda mau cara bagaimana harus ingat kekejaman nya harus terukur tidak hanya demi mereka juga demi diri kita sendiri juga atau kebaikan bersama.

agar dapat membuat orang tersebut bisa berpikir ada tidak yang mau mengulurkan tangan membantu dia.

[Forte]

bener bro... sttt

kemaren dikasih kesempatan, udah dinasehatin lagi, baik 1 bulan, kambuh lagi skr...

harus tegas seh bro..
kalau orang gak mau mancing.. dikasih kail percuma..  dia lebih butuh ikan.. kasih aja beras..
kalau dia mau numpang makan ya silakan.. daripada makan hati terus kasih dia kesempatan kan

[johan3000]

kalau orang gak mau mancing..

kita buat ikan bakar supaya dia merasakan wanginya asap ikan bakar.... kasih sepotong kecil utk dicicipin.....

mana tau bisa semangat utk memangcing ?   

[Forte]

kadang komen2 bro saceng ini membantu untuk refreshing ketawa

[morpheus]

contoh kasus langsung aja deh

kalau misalnya ada orang yg sebenarnya udah dalam pemikiran logis tidak pantas utk ditolong, maksudnya udah diberi bantuan materil & nasehat2 agar hidupnya lebih baik, tetapi semua bantuan (pancing, bukan ikan) tidak berhasil dimanfaatkan dg baik dan kembali hidup dalam pontang-panting. secara intelektual orang ini bukan idiot, malah pintar, tetapi secara mental sangat lemah (gampang swayed tidak focus). lebih tergoda kesenangan sesaat (foya2) yg menghancurkan hidupnya lebih parah di masa depan. walau hutang sudah bertebar di mana... orangnya tetap hidup saat ini (tercerahkan?) ada uang hari ini ya dipakai hari ini (versi hiperbola gw). namun... tanpa campur tangan orang yg membantu (kalau semua bantuan ditarik) kayanya makan bbrp bulan ke depan pun susah (mungkin hiperbola jg tp kira2 ginilah gambarannya).

sejauh ini gw berada di pihak yg meng-encorage orang lain utk membantu dia bahkan ketika kelalaian2 yg dulu dibuat, shg hal ini bener2 membuat gw frustasi krn sekarang udah keliatan kerjanya selalu tidak bertanggungjawab & gw berada di ujung batas kesabaran (dan di batas ke-malu-an jg). apakah saya menganjurkan utk stop aja? di sisi lain saya juga mikir saya pasti bakal menerima kebencian dari dia krn bagaimanapun dalam kelompok ini gw yg mutusin.

dalem teori managemen, ada beberapa cara memanage anak buah. kalo masih blom mampu dan blom dipercaya, bisa dimicro manage dulu, dimonitor tiap minggu, dicek hasil kerjanya, diarahkan terus-menerus. setelah mulai mampu, baru diberi kepercayaan untuk memutuskan sendiri sampai pada delegasi secara independent dan empowerment.

yg penting dalam memicro manage orang adalah konsekuensinya dirundingkan di depan dan diusahakan idenya berasal dari dia sendiri. misalnya gini, "jadi ini saya bantu minggu ini, kalo misalnya gak mencapai target ini dan kamu masih gini2, gimana menurut kamu?". ntar dia bakal bilang sendiri, "ya dikasih hukuman aja, potong duit ini itu...". jadi saat hukuman dijatuhkan, dia gak bisa marah kepada om tesla, hanya bisa marah kepada diri sendiri.

disini sepertinya orang itu masih dalam taraf blom mampu bekerja. jadi harus dimicro manage dan dikasih arahan2 dan dimonitor hasil kerjanya tiap hari. kalo dalam review tiap minggu masih mengecewakan, apa boleh buat, terpaksa dipecat...

btw, dari pengalaman saya, yg dimicro manage gini 99% berujung dipecat karena tetap gak mampu.

[williamhalim]

sebagaimana kelompok sosial2 (mis: forum ini) yg berdiri, selalu ada kriteria utk menolong orang.
pertanyaan:

apa kriteria umum seseorang layak utk ditolong/dibantu?

imo:
sebatas pertanyaannya kita anggap wajar (tidak bertujuan untuk memancing perdebatan atau sekedar pertanyaan iseng bermain2) akan kita jawab sebatas yg kita ketahui atau kita sharing sebatas pengalaman kita...

::

[williamhalim]

baru baca contoh kasus yg dipost Bro Tesla...

okey, sy sharing pengalaman sy juga, semoga bisa jadi pertimbangan..

Kita semua belajar dhamma, sudah tau bahwa menolong orang lain adalah hal yg baik, baik bagi org lain dan baik bagi kita untuk melatih metta karuna. ok.

Tapi dalam praktik keseharian, kita selalu dihadapkan pada kondisi yg 'sulit'. Contohnya: saudara2 kita, mungkin kondisi kita lbh mapan dibanding saudara2 ortu kita yg lain, mereka wajib kita bantu. Tapi sebatas mana akan kita bantu? Kita sudah berusaha memberi mereka pekerjaan, tanpa surat lamaran, tanpa percobaan, lgsg masuk bekerja. Tetapi selama bekerja malah mereka menunjukkan sikap lbh malas dan indispliner dibanding karyw lain. Akhirnya kita berhentikan. Bagi orang2 yg tidak tau, beredar issue kita tidak mau menolong saudara sendiri. Tidak mungkin bagi kita untuk menjelaskan ke setiap orang kasus yg sesungguhnya...

Saudara2 yg lain, ternyata malas juga, mereka selalu datang untuk meminta uang. Oke, sekali dua kita beri. Bulanannya pun kita supply (sejauh kita mampu), tapi ini-pun dirasa jauh dari cukup bagi mereka, dan bbrp kali permintaan bantuan mrk kita tolak. Diluaran beredar kabar "bahkan saudara sendiri minta uang-pun ditolak"... Susah ya, padahal kita sudah bantu bulanan berkala, sampai seberapa limitnya kita mesti menghidupi mereka?

Inilah kasus yg sering terjadi disekitar kita. Pada intinya, kita mesti merenungi dan mengambil kesimpulan sikap.

Saya menetapkan standar pribadi dalam menyikapi hal2 diatas:
- kita tetap membantu jika kita sanggup.
- ada batasan dan kondisinya
- jika mereka malas/nggak mau berubah, kita tidak akan terlalu pusing
- apapun sikap balik mrk thp kita / tanggapan orang2 lain, kita tidak akan pusing juga

::

[johan3000]

williamhalim
Saya menetapkan standar pribadi dalam menyikapi hal2 diatas:
- kita tetap membantu jika kita sanggup.
- ada batasan dan kondisinya
- jika mereka malas/nggak mau berubah, kita tidak akan terlalu pusing
- apapun sikap balik mrk thp kita / tanggapan orang2 lain, kita tidak akan pusing juga

bagaimana sih bodoh/pelupa mencapai pencerahan ?
si bodoh ini diminta menglafalkan kalimat pendek sambil menyapu....

akhirnya dia mencapai pencerahan....

ada yg ingat cerita/sutta tsb ?

apakah Buddha mengatakan kalau dia tidak bisa, Buddha tidak akan terlalu pusing ?

[kullatiro]

se ingat wa di cerita jataka athakata ada seperti itu cerita ke empat tapi bukan nyapu tapi memandang kain bersih sambil berbicara bersihlah segala kekotoran (Removal of Impurity; Removal of Impurity.) terus menerus.

http://www.sacred-texts.com/bud/j1/j1007.htm

[kullatiro]

kalau lagi meditasi Bhawana...memancarkan metta, apakah kita pilih2 siapa yg layak menerima ?

baca brahmavihara  yahh tentang meta

"The Sublime Attitudes"   

Ahaṃ sukhito homi

May I be happy.

Niddukkho homi

May I be free from stress & pain.

Avero homi

May I be free from animosity.

Abyāpajjho homi

May I be free from oppression.

Anīgho homi

May I be free from trouble.

Sukhī attānaṃ pariharāmi

May I look after myself with ease.

(METTĀ — GOOD WILL)

Sabbe sattā sukhitā hontu.

May all living beings be happy.

Sabbe sattā averā hontu.

May all living beings be free from animosity.

Sabbe sattā abyāpajjhā hontu.

May all living beings be free from oppression.

Sabbe sattā anīghā hontu.

May all living beings be free from trouble.

Sabbe sattā sukhī attānaṃ pariharantu.

May all living beings look after themselves with ease.
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/dhammayut/chanting.html#sublime

lalu lanjut lagi tentang metta juga di metta sutta (karineya metta sutta)
Ye keci pāṇa-bhūtatthi
tasā vā thāvarā vā anavasesā,

Whatever beings there may be, weak or strong, without exception,

Dīghā vā ye mahantā vā
majjhimā rassakā aṇuka-thūlā,

Long, large, middling, short, subtle, blatant,

Diṭṭhā vā ye ca adiṭṭhā
ye ca dūre vasanti avidūre,

Seen or unseen, near or far,

Bhūtā vā sambhavesī vā
sabbe sattā bhavantu sukhitattā.

Born or seeking birth: May all beings be happy at heart.

Na paro paraṃ nikubbetha
nātimaññetha katthaci naṃ kiñci,

Let no one deceive another or despise anyone anywhere,

Byārosanā paṭīgha-saññā
nāññam-aññassa dukkham-iccheyya.

Or through anger or resistance wish for another to suffer.

Mātā yathā niyaṃ puttaṃ
āyusā eka-puttam-anurakkhe,

As a mother would risk her life to protect her child, her only child,

http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/dhammayut/chanting.html#metta

[Yani Puk]

pertanyaan iseng dan  terlintas begitu aja

Apa neh forum gak ada forum konsultasi dg Dr specialis SPOG?