//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cuap-cuap aa'tono  (Read 47190 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #30 on: 07 August 2009, 09:24:15 PM »
Quote
NB. Tulisan ini bukan lah sentimen pribadi terhadap Nasrani, juga bukan sebagai seorang anti-christ, bukan karena terpengaruh setan/iblis seperti yang dituduhkan pihak Nasrani, tapi saya membawa anda untuk berpikir logis dan relistis terhadap kenyataan, bukan terhadap kata-kata spektakuler/indah yang ternyata hanya lah isapan jempol belaka, terlebih jika kata-kata spektakuler/indah tersebut diterima mentah-mentah, kemudian muncul sikap fanatik yang besar kemudian menjelek-jelekan agama lain.

tapi kok contoh kasusnya banyak dari agama itu ya ^-^

karena dr agama itu yg paling aneh pemikirannya n ga ada logis nya, sehingga paling mudah tuk di kritisi dan bs sebagai bahan dasar tuk tulisan sy yg selalu menyatakan sesuatu secara telanjang n jelas jika ada sesuatu hal yg tidak beres bagi sy... nah loh bingung toh ? klo ga bingung, ga mungkin tanya pertanyaan diatas... ya ga ? :))

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #31 on: 14 August 2009, 12:23:07 AM »
Keampuhan Doaku

Kemarin ada teman yang baru saya kenal datang ke toko, setelah ngobrol panjang seputar pekerjaan, dia tanpa sadar menceritakan keadaan keluarganya yang baru mengalami guncangan. Ia bercerita dengan dengan sedikit terbawa emosi, mungkin terlalu bersemangat ketika menceritakan keadaan keluarganya.

Ia sudah bercerai dengan istrinya (terpaut usia 9 tahun), karena istrinya ketahuan berselingkuh dan ia sangat marah dengan kejadian itu, bahkan sempat terlontaran niat untuk membunuh istri dan pasangan selingkuhan istrinya, wow...

Ia mengatakan sebelum istrinya ketahuan selingkuh, ia mempunyai firasat, salah satunya ketika ia berdoa kepada Tuhan nya (Tuhan Nasrani) istrinya terlihat seperti orang yg gelisah dan tidak tenang.

Ia juga mengatakan bahwa doa-doa yang diucapkan dan disampaikan nya kepada Tuhan nya sangat manjur, bahkan dia mengatakan bahwa diri nya pernah selamat dari kecelakaan yang menimpa diri nya.

Cerita-cerita dia menunjukan bahwa Tuhan nya sangat perduli pada diri nya, sehingga pasti mengabulkan setiap doa-doa nya, tapi ada kejanggalan dalam hal ini, apakah dia tidak pernah berdoa untuk meminta Tuhan agar menyadarkan istrinya atau bahkan menjauhkan istrinya dari pengaruh pria lain yang memiliki niat buruk terhadap istrinya (sebelum terjadi perselingkuhan) sehingga tidak menyebabkan keluarganya berantakan.

Mengapa terlihat begitu aneh, kadang doa teman saya seakan dikabulkan, kadang doa teman saya tidak dikabulkan. Apakah ada kriteria khusus agar Tuhan dapat mendengar dan mengabulkan suatu doa yang tulus datang dari hati umat nya yang membutuhkan pertolongan diri nya.

Menurut cerita teman saya, dia dan istri nya dulu menikah didepan altar (ka****k) dan tentunya ia sudah bersumpah untuk sehidup semati didepan Tuhan. Bukankah mereka menikah karena mereka telah dipersatukan oleh Tuhannya dan hanya bisa dipisahkan oleh maut yaitu kematian. Pertanyaan nya koq bisa mereka bercerai ? Apakah Tuhan nya salah mempertemukan mereka ? Atau perlu mengkambing hitamkan si Iblis/Setan lagi ? Atau itu karena ada nya Free Will ? Apakah keputusan Tuhan nya yang baik kalah dengan Free Will manusia yang dapat berakibat buruk ?

Dari cerita diatas, seakan teman saya adalah seorang penganut Nasrani yang taat, tapi apakah diri nya sedang dirasuki Setan/Iblis sampai dia memiliki niat untuk membunuh ?

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #32 on: 16 August 2009, 05:36:46 PM »
Apa penyebab aku sukses ?

Saat ini ada beberapa pengusaha yang sedang gencar-gencar nya melakukan sharing pengalaman sukses nya, mereka berlomba-lomba menciptakan enterpreneur baru dimasyarakat. Buku-buku mengenai pandangan, teori dan pengalaman hidup mereka beredar luas dimasyarakat, mungkin jumlahnya ratusan dan setiap buku memiliki ciri khas masing-masing.

Ada yang menawarkan konsep berusaha dengan giat dan keras menggunakan semua komponen yang ada serta pandai melihat peluang atau kesempatan yang ditawarkan. Ada yang menawarkan konsep tidak perlu bersusah payah tinggal duduk diam dan rajin membuka internet maka bisa sukses. Ada yang menawarkan konsep cerdik dalam menggunakan aliran dana bahkan cerdik dalam bernegosiasi sehingga tidak diperlukan modal besar untuk sukses dan lainnya.

Setiap konsep yang tertulis dalam sebuah buku oleh seorang pengarang tentu nya ada pembaca yang menjadi penggemarnya atau dalam kata lain pengikut konsep didalam buku tersebut dan dari seluruh pembaca yang menjadi penggemar buku tersebut tentunya tidak semua dari mereka yang keluar menjadi seorang enterpreneur sukses, mengapa ?

Mungkin kita akan mengatakan "Banyak jalan menuju ke Roma", tapi ada teman saya membaca beberapa buku, yang berarti ada beberapa konsep untuk menjadi enterpreneur yang tertanam dibenaknya, tetapi tetap saja dia belum menjadi seorang enterpreneur sukses, mengapa ?

Ternyata untuk menjadi seorang enterpreneur sukses, tidak semudah seseorang menerima dan yakin akan konsep itu, juga tidak semudah seseorang yang hanya menjalankan setiap konsep/teori yang tertulis. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi enterpreneur sukses, salah satu nya adalah faktor "Lucky".

Apa yang menyebabkan faktor "Lucky" itu muncul dalam diri kita ? Apakah karena kita diberikan rejeki melimpah oleh Mahluk Adi Kodrati ? Jika demikian bagaimana dengan nasib orang yang tidak memperoleh faktor "Lucky" dalam hidup nya ? Apakah faktor "Lucky" itu muncul dengan sendiri nya tanpa adanya sebab ?

Hal ini sama dengan keberadaan Agama, setiap Agama menawarkan konsep keselamatan dan kesuksesan yang menggoda kepada para penganutnya yang percaya serta setiap Agama mempunyai ciri khas nya masing-masing. Namun dari beberapa orang yang menerima dan percaya pada sebuah konsep, juga tidak ada kata mutlak bahwa keseluruhan dari mereka keluar menjadi seorang yang terselamatkan dan memperoleh kesuksesan selama hidup didunia, mengapa ?

Apakah ada faktor "Lucky" juga dalam hal ini ? Apakah hanya orang-orang yang terpilih yang bisa menjadi sukses didunia ini dan terselamatkan ? Tidak ada jaminan atas pernyataan itu dan juga ada ketidakadilan dalam konsep itu, bagaimana dengan mereka yang tidak terpilih, apakah mereka hanya hidup menderita didunia ini ?

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #33 on: 17 August 2009, 02:45:38 PM »
Tuhan itu hatimu, ia akan berubah seiring dengan hatimu...
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #34 on: 18 August 2009, 09:29:50 AM »
Mantap bro, anda sudah melihat keberadaan nya... Tuhan ada didalam diri kita, tp bukan cuma di hati anda dan saya, dia mencakupi seluruh tubuh dan bathin anda dan saya... jangan pernah mencari keberadaannya diluar diri kita, karena yg muncul dan terlihat hanya bayangan hasil karya imajinasi manusia...

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #35 on: 19 August 2009, 12:49:30 AM »
Sama halnya Dhamma, yg dibela itu hanya Dhamma yg dalam pikiran sesuai bayangan penafsiran kita bro. :)
appamadena sampadetha

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #36 on: 19 August 2009, 08:29:37 PM »
^
 [at] xuvie : jd menurut anda dhamma yg benar itu bagaimana, agar bs dibela oleh setiap orang, bukan dhamma berdasarkan bayangan penafsiran kita, boleh dunk di share disini...

yg menjadi pandangan dalam cuap-cuap sy adalah kenyataan/pengalaman hidup yg sy saksikan dan alami. penafsiran yg sy selami berdasarnya realita dilapangan berdasarkan pengalaman hidup orang2 yg menderita dan yg bahagia.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #37 on: 19 August 2009, 08:45:05 PM »
yg berdasar pengalaman hidup aa tono yg menderita dan yg bahagia manaaa ? :whistle:
i'm just a mammal with troubled soul



Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #38 on: 19 August 2009, 09:20:00 PM »
yg berdasar pengalaman hidup aa tono yg menderita dan yg bahagia manaaa ? :whistle:

pernah aa share, tp ga tau di thread ini ada atau ga, tp di blog sy ada tuh... di thread ini hanya sebagian yg sy copy kan dr blog sy...

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #39 on: 19 August 2009, 09:57:05 PM »
tidak Tuhan sedang mencobanya...
Samma Vayama

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #40 on: 19 August 2009, 10:01:44 PM »
tidak Tuhan sedang mencobanya...

hehehe... iya aa lupa... tp itu seandainya keberadaanya benar.... maka pasti gw bakal memarahi nya ketika dia mulai mencobai gw... :))

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #41 on: 20 August 2009, 07:07:05 PM »
 [at] Aa Tono
Membela dhamma? Perlukah itu? Hmm.. :-?
Mungkin perlu ya.. Tapi baiknya disikapi dg hati-hati krn jika tidak, bisa jadi yg dibela hanya 'bayangan' dhamma dalam pemikiran kita saja. Alih-alih, tidak membawa manfaat baik bagi kita maupun yg lain.

Kriteria Dhamma yg benar menurut saya? Ngga ah.. Ntar jadinya orang buta menuntun orang buta. ;D
Kriteria Dhamma menurut Sang Buddha aja ok? ;)

Dalam Gotami Sutta, dhamma dan adhamma itu dijelaskan sbb:
Spoiler: ShowHide

"Gotami, the qualities of which you may know, 'These qualities lead to passion, not to dispassion; to being fettered, not to being unfettered; to accumulating, not to shedding; to self-aggrandizement, not to modesty; to discontent, not to contentment; to entanglement, not to seclusion; to laziness, not to aroused persistence; to being burdensome, not to being unburdensome': You may definitely hold, 'This is not the Dhamma, this is not the Vinaya, this is not the Teacher's instruction.'

"As for the qualities of which you may know, 'These qualities lead to dispassion, not to passion; to being unfettered, not to being fettered; to shedding, not to accumulating; to modesty, not to self-aggrandizement; to contentment, not to discontent; to seclusion, not to entanglement; to aroused persistence, not to laziness; to being unburdensome, not to being burdensome': You may definitely hold, 'This is the Dhamma, this is the Vinaya, this is the Teacher's instruction.'"



Sedangkan mengenai cara kita menyikapi pandangan orang lain yg berbeda, dalam Brahmajala Sutta dikatakan:

1.5 "Para bhikkhu, jika seseorang menghinaKu, Dhamma atau Sangha, kalian tidak boleh marah, tersinggung atau terganggu akan hal itu. Jika kalian marah atau tidak senang akan penghinaan itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Karena jika orang lain menghinaKu, Dhamma atau Sangha, dan kalian marah atau tidak senang, dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka katakan itu benar atau salah?" "Tidak, Bhagava" "Jika orang lain menghinaKu, Dhamma atau Sangha, maka kalian harus menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan mengatakan: 'Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami, itu tidak ada pada kami.'"

1.6. "Jika orang lain memujiKu, Dhamma atau Sangha, kalian tidak boleh gembira, bahagia atau senang akan hal itu. Jika kalian gembira, bahagia atau senang akan pujian itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Jika orang lain memujiKu, Dhamma atau Sangha, kalian harus mengakui kebenaran sebagai kebenaran, dengan mengatakan: 'Itu benar, itu tepat sekali, itu adalah jalan kami, itu ada pada kami.'"

Dikutip dari perpus DC ;)
http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.01.wlsh.html

P.S
Thanks Suhu dan segenap tim DC Press :)

_/\_
appamadena sampadetha

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #42 on: 20 August 2009, 10:29:26 PM »
[at] Aa Tono
Membela dhamma? Perlukah itu? Hmm.. :-?
Mungkin perlu ya.. Tapi baiknya disikapi dg hati-hati krn jika tidak, bisa jadi yg dibela hanya 'bayangan' dhamma dalam pemikiran kita saja. Alih-alih, tidak membawa manfaat baik bagi kita maupun yg lain.

ehm... apakah cuap2 sy itu berarti sy membela dhamma ? apakah sy menulis kritik atas keberadaan Tuhan itu berarti membela dhamma ? disisi mana anda melihatnya ? apa tolak ukur anda sehingga muncul statment itu ?

mengenai bermanfaat atau tidak atas tulisan sy terhadpa diri sy, sy sdh ketahui dalam sutta tertulis sy adalah pelaku atas perbuatan sy, sy mewarisi perbuatan sy. mengenai bermanfaat atau tidak untuk orang lain, itu tergantung dr pribadi orang yg membaca tulisan sy, maka nya sy membuat pooling di thread ini, jika tidak bermanfaat dan tidak menyukai, lewatkan artikelnya dan isi pooling nya... selesai


Kriteria Dhamma yg benar menurut saya? Ngga ah.. Ntar jadinya orang buta menuntun orang buta. ;D
Kriteria Dhamma menurut Sang Buddha aja ok? ;)

Dalam Gotami Sutta, dhamma dan adhamma itu dijelaskan sbb:

"Gotami, the qualities of which you may know, 'These qualities lead to passion, not to dispassion; to being fettered, not to being unfettered; to accumulating, not to shedding; to self-aggrandizement, not to modesty; to discontent, not to contentment; to entanglement, not to seclusion; to laziness, not to aroused persistence; to being burdensome, not to being unburdensome': You may definitely hold, 'This is not the Dhamma, this is not the Vinaya, this is not the Teacher's instruction.'

"As for the qualities of which you may know, 'These qualities lead to dispassion, not to passion; to being unfettered, not to being fettered; to shedding, not to accumulating; to modesty, not to self-aggrandizement; to contentment, not to discontent; to seclusion, not to entanglement; to aroused persistence, not to laziness; to being unburdensome, not to being burdensome': You may definitely hold, 'This is the Dhamma, this is the Vinaya, this is the Teacher's instruction.'"

wah sy bukan orang yg muna, maaf, sy ga punya pandangan idealis seperti itu... mungkin anda bs berpikir idealis seperti itu, yo monggo, tp jika anda melanggar 1 aja itu cukup membuat malu diri anda...


Sedangkan mengenai cara kita menyikapi pandangan orang lain yg berbeda, dalam Brahmajala Sutta dikatakan:

1.5 "Para bhikkhu, jika seseorang menghinaKu, Dhamma atau Sangha, kalian tidak boleh marah, tersinggung atau terganggu akan hal itu. Jika kalian marah atau tidak senang akan penghinaan itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Karena jika orang lain menghinaKu, Dhamma atau Sangha, dan kalian marah atau tidak senang, dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka katakan itu benar atau salah?" "Tidak, Bhagava" "Jika orang lain menghinaKu, Dhamma atau Sangha, maka kalian harus menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan mengatakan: 'Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami, itu tidak ada pada kami.'"

1.6. "Jika orang lain memujiKu, Dhamma atau Sangha, kalian tidak boleh gembira, bahagia atau senang akan hal itu. Jika kalian gembira, bahagia atau senang akan pujian itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Jika orang lain memujiKu, Dhamma atau Sangha, kalian harus mengakui kebenaran sebagai kebenaran, dengan mengatakan: 'Itu benar, itu tepat sekali, itu adalah jalan kami, itu ada pada kami.'"

pernah ga anda memberikan sutta itu kepada guru MMD anda ? jika ia di hina, jika ia dikritik dan terganggu... seharusnya bagaimana ? itu yg sy katakan muna dan terlalu idealis, berbicara perfect depan orang, tp tindakan tidak mencerminkan apa yg ia katakan... ehm...

dalam setiap tulisan sy, sy menyatakan suatu hal yg nyata, berdasarkan apa yg sy liat dan alami di lapangan secara real. jika ada bagian yg saya karang/buat2, boleh anda kritisi secara langsung, easy going aja...

sy cuma punya konsep yg simple, jika berani berbicara A maka tunjukan kebenaran dari A, contoh nya di judul "keampuhan doaku" jika doa itu sedasyat apa yg dikatakan oleh penganut agama X tentunya tidak ada yg mustahil dalam doa bukan ?

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #43 on: 20 August 2009, 11:18:13 PM »
Silakan, yg jelas memang saya juga belum mencapai kesempurnaan, tapi yg jelas saya berusaha tidak memandang sesuatu itu dari segi munafik atau tidak. Pertama-tama, munafik itu tidak ada dalam kamus Buddhisme. Sang Buddha sendiri tidak pernah membuat kosa kata padanan dg kata munafik. :)

Terlebih sebelumnya saya sudah menulis saya sendiri tidak dapat memberi kriteria Dhamma yg benar menurut saya, tampaknya memang Anda lebih senang berkutat dalam argumen2 fallacy bernada 'ad hominem' dalam diskusi Aa..
Alih2 drpd memberi kriteria menurut saya, saya memberi kriteria Dhamma yg ideal menurut Sang Guru sbg pembelajaran dan penyempurnaan bagi kita. Mengapa Anda menolak kata2 Sang Guru dg perkataan yg sebenarnya tidak perlu Anda tulis?

Memang tidak penting menurut saya, tapi saya tau saya punya andil. Jika sesuatu yg tidak penting ini saya lewatkan begitu saja, tulisan yg tidak penting ini gampang sekali memancing dan menggiring opini orang2 yg tidak tahu. Jadi saya usahakan utk memberi tahu. Jika setelahnya Anda tidak menerima itu terserah pada Anda. Yg jelas saya beritikad baik dan tidak menyerang Anda. Terlebih meski Anda menulis ini dg judul 'cuap-cuap Aa'Tono', topik ini masih relevan utk saya tulis,bahas&balas karena ada dlm forum umum. Berbeda jika ini di forum milik Anda, atau blog Anda sendiri dan sejenisnya yg memang Anda berhak dan memiliki otoritas. :)

Ketidaksempurnaan yg ada seharusnya dijadikan cambuk bg diri kita utk terus menyempurnakan. Masalah mengomentari pihak sana, haruskah saya lakukan di depan Anda utk memberi bahan bakar bagi ego Anda? Saya memiliki sikap dan alasan saya sendiri dalam melakukannya.
Yg jelas saya tidak menjelekkan pihak sana di depan pihak sini.
Dan tidak pula menjelekkan pihak sini di depan pihak sana.
Yg saya lakukan adl memberi pandangan yg berimbang mengenai pihak sini di depan pihak sana.
Dan sebaliknya memberi pandangan berimbang mengenai pihak sana di depan pihak sini.
Dan saya tidak mendukung pula tindakan 'menampar anak 2x utk 1x kesalahannya.'

Dalam berdiskusi, simpelnya adalah saya bertanya, Anda menjawab. Seperti itulah seharusnya sebuah diskusi. Bukannya menjawab, Anda malah berputar-putar dan melempar ke pihak lain, PH, yg notabene tidak turut dlm diskusi ini. Cari di wikipedia.org mengenai fallacy, argumentum ad hominem. Dan bila perlu yg lebih lengkapnya di fallacyfiles.org.
Dan dalam 3 Sutta di Anguttara Nikaya 3.67, 10.69 dan 10.70 Kathavatthu Sutta, ada dijelaskan oleh Sang Guru mengenai topik diskusi dan cara berdiskusi yg baik dan benar.
Yu belajar dulu rambu2, syarat dan prasyarat mengenai diskusi yg membawa keuntungan utk diri kita dan orang lain. Tentunya termasuk pengembangan samma-vaca sbg salah 1 unsur dalam JMB8 yg sering Aa ungkit2 dlm berbagai kesempatan, terutama dg yg tidak menganggap JMB8. :)

Saya rasa cukup sekian deh diskusi ini. Saya tidak melihat keuntungan lebih jauh utk 'muter-muter'.

Mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #44 on: 21 August 2009, 05:52:01 AM »
[at] Aa Tono
Membela dhamma? Perlukah itu? Hmm.. :-?
Mungkin perlu ya.. Tapi baiknya disikapi dg hati-hati krn jika tidak, bisa jadi yg dibela hanya 'bayangan' dhamma dalam pemikiran kita saja. Alih-alih, tidak membawa manfaat baik bagi kita maupun yg lain.

Kriteria Dhamma yg benar menurut saya? Ngga ah.. Ntar jadinya orang buta menuntun orang buta. ;D
Kriteria Dhamma menurut Sang Buddha aja ok? ;)

Dalam Gotami Sutta, dhamma dan adhamma itu dijelaskan sbb:
Spoiler: ShowHide

"Gotami, the qualities of which you may know, 'These qualities lead to passion, not to dispassion; to being fettered, not to being unfettered; to accumulating, not to shedding; to self-aggrandizement, not to modesty; to discontent, not to contentment; to entanglement, not to seclusion; to laziness, not to aroused persistence; to being burdensome, not to being unburdensome': You may definitely hold, 'This is not the Dhamma, this is not the Vinaya, this is not the Teacher's instruction.'

"As for the qualities of which you may know, 'These qualities lead to dispassion, not to passion; to being unfettered, not to being fettered; to shedding, not to accumulating; to modesty, not to self-aggrandizement; to contentment, not to discontent; to seclusion, not to entanglement; to aroused persistence, not to laziness; to being unburdensome, not to being burdensome': You may definitely hold, 'This is the Dhamma, this is the Vinaya, this is the Teacher's instruction.'"



Sedangkan mengenai cara kita menyikapi pandangan orang lain yg berbeda, dalam Brahmajala Sutta dikatakan:

1.5 "Para bhikkhu, jika seseorang menghinaKu, Dhamma atau Sangha, kalian tidak boleh marah, tersinggung atau terganggu akan hal itu. Jika kalian marah atau tidak senang akan penghinaan itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Karena jika orang lain menghinaKu, Dhamma atau Sangha, dan kalian marah atau tidak senang, dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka katakan itu benar atau salah?" "Tidak, Bhagava" "Jika orang lain menghinaKu, Dhamma atau Sangha, maka kalian harus menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan mengatakan: 'Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami, itu tidak ada pada kami.'"

1.6. "Jika orang lain memujiKu, Dhamma atau Sangha, kalian tidak boleh gembira, bahagia atau senang akan hal itu. Jika kalian gembira, bahagia atau senang akan pujian itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Jika orang lain memujiKu, Dhamma atau Sangha, kalian harus mengakui kebenaran sebagai kebenaran, dengan mengatakan: 'Itu benar, itu tepat sekali, itu adalah jalan kami, itu ada pada kami.'"

Dikutip dari perpus DC ;)
http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.01.wlsh.html

P.S
Thanks Suhu dan segenap tim DC Press :)

_/\_

Maaf om Xuvie saya tidak yakin kata kata itu berasal dari Buddha =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

 

anything