source : xxx
Bila hidup ini dikatakan sebagai panggung sandiwara, maka Biksu XY dapat
dikatakan sebagai "Aktor Utama" di Kalangan Budhis. Ia tidak hanya pandai
memainkan peran, tapi juga dalam membuat skenario (cerita), mengatur, dubbing, dan
penggunaan warna. Ia sungguh seorang aktor yang sukses.
Karena sangat menyayanginya, saya menaruh harapan besar pada dirinya.
Saya merepotkan diri mengamati apa yang ia lakukan, bagaimana ia berbicara, dan
membaca tulisan tulisan nya untuk menganalisa siasat siasat rumit nya. Saya mau
tidak mau berdesah (menarik napas panjang). Lebih parah lagi, adakalanya saya
gemetar dan menjadi "dingin kaki". Saya sungguh sedih melihat nya.
Belum lama ini saya membaca tulisan nya yang berjudul "Pertobatan Saya"
yang muncul di halaman 6 dari "Abad Sinar Budha" yang dicetak pada 1 April 1993.
Supaya pasti, saya membaca tulisan nya itu tiga kali. Beberapa kata yang
digunakan nya menimbulkan simpati saya. Sedangkan banyak siasat nya memberi
saya banyak masukan yang mendalam.
Biksu XY menulis demikian:
"Dalam Ritual Pertobatan, sewaktu saya membaca hal berikut ini:
--- Semua karma buruk masa lampau yang telah saya lakukan adalah karena
loba, dosa, dan moha dan dilakukan secara tubuh, ucapan, dan pikiran.
Dengan tulus saya bertobat. ---
Saya sungguh merasa menyesal akan diri saya. Selama 67 tahun ini, saya
telah melakukan banyak hal yang patut saya sesali."
Saya rasa paragrap diatas betul betul keluar dari hati sanubari nya. Ini
bukanlah pura pura atau bagian dari sandiwara. Ini adalah pertobatan murni.
8
Pada dasarnya, artikel nya ini ditulis dengan baik. Ia mengisahkan riwayat
hidup nya dari usia 10 sampai 67 tahun. Diantaranya,
Ia memberi contoh tentang bagaimana ia membunuh ikan, udang, dan ular,
Ia menyampaikan penyesalan bahwa ia tidak dapat membalas budi orang tua
dan guru nya.
Dan, ia menceritakan bagaimana ia menyimpan dompet yang ia temukan ...