//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - JH sugathadasa

Pages: [1] 2
1
Kesempatan Berbuat Baik / Fangsen BEC - 18 Des 2010
« on: 17 December 2010, 03:07:15 PM »
Amitofo.

BEC akan mengadakan fangsen pada hari Sabtu, 18 Des 10 pukul 06 pagi di Pantai Mutiara - Jakarta Utara.
Ajaklah sanak saudara utk fangsen bersama.

Info : Hubungi BEC di 5882922

 _/\_

Rgds,
Jong H


2
Amitofo.

BEC akan mengadakan serangkaian kegiatan yang dipimpin langsung oleh Ven. Hai Tao

- 2 Nov 2010 Jam 4 sore Fangsen di Jetty Pantai Mutiara
- 3 Nov 2010 jam 8 pagi Atthasila di The Golf PIK
- 3 Nov 2010 sore Bhaisajya Guru Buddha jam 6 malam Apihoma

Info lebih lanjut bisa menghubungi 021-5882922.  _/\_


Rgds,
Jong H


3
Fangshen dlm rangka menyambut Kwan Im She Jit

Wujudkan kasih dgn melepas ikan ke habitatnya.Menyambut Kwan Im She Jit, Ekayana Buddhist Centre mengadakan Fangshen pada tgl 24 Juli jam 6 pagi di Jeti Pantai Mutiara.

"Kasih & Berkah-Nya Mengalir Tiada Henti, Seribu Permohonan Seribu Jawaban"

EKAYANA BUDDHIST CENTRE
Jl. Mangga II No. 8, Duri Kepa-Jakarta Barat 11510
(Tanjung Duren Barat-Greenville)
Telp. +62-21-5687921/22 Fax. +62-21-5687923

 _/\_

4
Jadwal Jakarta (19-30 Mei 2010)


Biografi & Penjelasan


Peta Lokasi


Semoga bermanfaat

 _/\_

Rgds,
Jong H

5
Jadwal Kegiatan Waisak Nasional 2554/2010 - KASI


Kamis, 27 Mei 2010
 05:00
   Meditasi dan pembacaan paritta di Mendut
 09:00
   Prosesi dari Vihara Mendut ke Candi Mendut dengan membawa pelita penerangan Waisak dan air berkah Waisak, dilanjutkan dengan pemberkahan Air Berkah Waisak untuk umat.  Pembacaan paritta, sutra dan mantra oleh umat dan delegasi organisasi yang hadir secara bergantian di Candi Mendut.Bakti Sosial Pengobatan Waisak ( Pelataran Manohara)
 18:00
   Pembacaan paritta, sutra dan mantra oleh umat dan delegasi organisasi yang hadir secara bergantian di Candi Borobudur.


Jum’at, 28 Mei 2010
05:00   Pradaksina mengelilingi Candi Borobudur dengan satu kali namaskara untuk setiap tiga langkah maju. Pembacaan paritta, sutra dan mantra menyambut detik-detik Waisak
06:00    Meditasi Waisak di Candi Mendut dan Candi Borobudur. Detik jatuh pada pukul pukul 06.07.23 WIB
08:00
   Pembacaan paritta, sutra dan mantra secara bergantian oleh umat dan delegasi organisasi yang hadir di Candi Mendut dan Candi Borobudur.
09:00     Pembagian air berkah Waisak.
13:00     Persiapan prosesi.
14:00   Prosesi dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur.
16:00
   Upacara puja bakti Waisak di Candi Borobudur.
19:00   Upacara selesai.

Brosur KASI


Jadwal Parita KASI




Jadwal Kegiatan Waisak Nasional 2554/2010 - Walubi


Tgl 26 s/d 27 Mei 2010 - 08.00 WIB
Bakti Sosial Pengobatan Gratis Untuk sekitar 10.000 Pasien di Zona 2 Candi Burobudur.

Tgl 28 Mei 2010
1. Jam 05.00 – 06.00 Umat bersiap di altar utama (Zone 1 Candi Borobudur)
2. Jam 06.00 Persiapan detik Waisak pukul 06.07.23 WIB
3. Jam 06.00 – 06.20 Renungan detik Waisak dilanjutkan dengan meditasi
4. Jam 06.20 – 06.40 Pesan Waisak
5. Jam 06.40 – 07.00 Blessing
6. Jam 07.00 – 08.00 Makan pagi
7. Jam 08.00 – 09.30 Persiapan prosesi
8. Jam 09.30 – 11.00 Prosesi
9. Jam 11.00 – 12.00 Kembali ke tenda masing-masing majelis (Zone II)
10. Jam 12.00 – 13.00 Makan siang di tenda masing-masing
11. Jam 13.00 – 15.00 Acara di tenda masing-masing (puja bhakti & ceramah)
12. Jam 15.00 – 17.00 Acara Lomba Kotbah, pembagian air Berkah di Tenda masing masing.
13. Jam 17.00 – 18.00 Umat dari semua altar masing - masing diarahkan menuju Tenda Utama
14. Jam 19.00 – 21.00 Acara Dharmasanti Waisak bersama RI 1dan umat Buddha serta para tamu undangan.
15. Jam 21.00 - selesai Naik ke Zone I memasang lilin dan pradaksina mengitari Candi Borobudur diakhiri dengan pelepasan lentera ke udara.

Route Walubi


Semoga bermanfaat.
 _/\_


--
http://kowajong.multiply.com "Welcome To My World !"
http://dharma-initiatives.blogspot.com/


6
Sebagian besar sudah pernah dengar ttg Mama Lauren, tapi mungkin tidak byk yg tahu ttg dirinya.

Postingan ini dibuat tanpa ada maksud apa2, hanya sekedar sharing saja.  _/\_

===========================================================
(bagian 1)



NENEK SIHIR NAIK SAPU TERBANG

Banyak orang tua melarang anaknya bermain bersamanya. Bahkan, mereka menyebut Lauren kecil terkena kutukan.

Suasana pantai sangat lengang. Hanya terdengar embusan angin sepoi-sepoi menerpa tubuh. Jiwa raga saya menyatu dengan alam. Hening, terasa damai. Hanya dalam hitungan detik, kedamaian yang saya rasakan itu tiba-tiba hancur berantakan, berhamburan. Sebuah bola api berwarna merah menyala muncul dari laut mendekati saya. Saya diam terpaku, mematung, tak sanggup lari. Di depan mata saya, bola api itu lantas meledak dengan dahsyat! Banyak sekali mayat di sekitar saya! Oh, Tuhan. akan ada bom... Bali!

Seperti itulah penglihatan (vision) yang muncul dalam pikiran saya. Prosesnya sulit diduga, datang begitu saja. Begitu tiba-tiba, saat saya sedang melakukan meditasi di Pantai Kuta. Entah kenapa, saya dilanda perasaan yang begitu kuat bahwa akan ada sesuatu yang dahsyat menimpa Pulau Dewata.

Empat hari setelah saya pulang ke Jakarta, terdengar berita menggemparkan itu. Sayangnya, tak banyak yang percaya ketika sebelumnya saya sempat memberi pernyataan melalui sebuah stasiun televisi di sana agar semua pihak berhati-hati. Mereka malah mengatakan, sebagai Pulau Dewata, Bali dilindungi banyak dewa-dewi. Jadi, tak usah cemas.

Ya, wajar saja jika tak semua orang bisa menerima dan memahami vision saya itu. Bahkan, sejak kecil saya sudah tak asing lagi dengan perlakuan serta pandangan curiga orang-orang di sekitar. Banyak orang tua yang melarang anaknya berteman dengan saya. Mereka menganggap saya gadis kecil yang aneh. Ada juga yang tega mengatakan bahwa saya terkena kutukan, bahkan menjuluki saya "nenek sihir yang naik sapu terbang"!

Padahal, apa yang harus saya lakukan? Menampiknya pun saya tak bisa. Karena, saat kejadian-kejadian aneh itu berlangsung, saya sendiri masih terlampau kecil untuk mengerti. Saya tidak menyadari bahwa sesungguhnya saya memiliki ’bakat’ untuk melihat masa depan, yang di kemudian hari sering disebut sebagai kekuatan supranatural.

Gadis Sebatang Kara di Tengah Perang
Lahir di Negeri Kincir Angin, di sebuah kota kecil Eindhoven, 23 Januari 1932, kisah hidup saya sedari kecil mungkin terdengar menyedihkan. Maklum saja, di usia tiga bulan saya sudah ditinggal Mama untuk selama-lamanya. Anna Breche, itu nama lengkap ibu saya. Sayangnya, saya tak sempat mengenal sosok beliau. Ayah yang saya panggil papa berasal dari Belgia, Lau Van Hooff, seorang arsitek. Karena tuntutan pekerjaannya, ia memboyong keluarganya ke Belanda.

Tapi, saya juga tak lama merasakan kasih sayang ayah. Sejak Mama meninggal, Papa mengajak saya kembali ke Belgia, lalu beliau menikah lagi dengan adik ibu saya. Mereka memberi saya seorang adik perempuan yang usianya hanya berbeda tiga tahun dari saya. Sementara, dari perkawinan pertamanya (sebelum dengan ibu saya), Papa juga memberikan tiga orang kakak tiri. Saya tak begitu dekat mengenal mereka.

Hmm, agak rumit memang ’pohon keluarga’ saya. Namun, saya tak pernah menyadarinya sampai suatu ketika Papa meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Sejak itu, secara resmi saya memang tinggal bersama ’ibu kedua’ (yang juga bibi saya) dan Ria, adik tiri saya. Namun, boleh dibilang, Opa dan Oma-lah yang mengasuh saya sejak kecil. Opa berdarah Persia-Prancis, sementara Oma berdarah Spanyol.

Setelah berusia 6 tahun, saya baru mengetahui bahwa orang-orang yang biasa saya panggil Opa dan Oma tersebut bukanlah kakek dan nenek kandung saya. Nenek buyut saya, Antoineta (yang juga tinggal bersama kami dan paling berperan penting dalam kehidupan masa kecil saya), menceritakan semuanya secara terus terang.

Akibatnya, dalam usia yang sangat dini, saya sudah berpikir keras tentang makna hidup ini. Nenek Antoineta-lah yang dengan sabar mengajari saya agar menjalani hidup apa adanya. Menerima dengan lapang dada segala keadaan. Belajar untuk tidak cepat putus asa dan sakit hati. Apalagi menyakiti sesama ciptaan-Nya.

Dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Misalnya, jangan me-mukul binatang, apalagi membunuhnya. Kalau saya memetik kembang hanya untuk dibuang sia-sia, saya kena marah! Walau dari luar saya terlihat cuek dan senang berpenampilan tomboi (karena tidak suka pakai rok dan lebih klop berteman dengan anak laki-laki), sesungguhnya saya adalah gadis kecil yang sensitif. Menyendiri, bermain di alam, dan berteman dengan hewan --burung-burung, kelinci, kucing, anjing-- adalah rutinitas sehari-hari.

Saya masih ingat betul, ’teman curhat’’ saya ketika berusia delapan tahun adalah seekor kodok hijau yang gendut. Bummel, itu nama yang saya berikan untuknya, selalu saya bawa ke tempat tidur dan menjadi teman bicara yang setia. Bertahun-tahun kami menjadi sa-habat karena Bummel adalah pendengar yang baik. Paling-paling dia hanya berkomentar, "Wak... wak... wak...," ketika saya asyik mengoceh panjang lebar dengannya. Ha...ha...ha....

Pendek kata, saya menjelma jadi anak yang tumbuh terlalu cepat. Bukan soal fisik, tetapi lebih dalam hal pemikiran. Saya sudah memikirkan hal-hal yang sebetulnya ’belum waktunya’ dipikirkan oleh anak-anak seusia saya. Apalagi, waktu itu juga masa perang (awal Perang Dunia II). Semua orang tidak bisa bebas ke mana-mana. Malam hari, ketika sedang enak-enaknya tidur, terpaksa harus bangun karena alarm tanda bahaya berbunyi, dan kami semua harus masuk ke shelter (lubang perlindungan) bawah tanah.

Situasi perang juga menuntut kami harus mampu membela diri. Keadaan juga mengharuskan saya menjadi gadis pemberani dan mampu hidup mandiri. Mungkin karena itu, tanpa sadar sikap saya terbentuk menjadi keras. Apalagi, ketika saya berusia 10 tahun, Opa berpulang, dan tiga tahun kemudian, giliran Oma meninggalkan saya selamanya. Saya harus merelakan kepergian Oma Antoineta yang begitu saya cintai.

Di usia 16 tahun, saya tak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Untunglah, kedisiplinan diri dan nilai-nilai yang ditanamkan Oma Antoineta sudah telanjur melekat kuat dalam diri saya, sehingga membuat saya mampu bertahan menghadapi cobaan demi cobaan.

Dialah satu-satunya orang yang mau menerima keberadaan saya apa adanya. Oma Antoineta percaya pada ’keajaiban-keajaiban’ yang saya lihat dan rasakan. Usia saya baru 7 tahun ketika vision itu datang, tepatnya tahun 1939, ketika Perang Dunia II belum lama pecah. Saya duduk di bangku kelas satu SD dan sedang belajar di kelas bersama teman-teman. Tiba-tiba terdengar suara bisikan di telinga saya, menyuruh saya cepat-cepat keluar dari kelas. Berulang kali suara itu terdengar, tanpa saya tahu siapa yang mengucapkannya.

Untuk sesaat saya diam dan bimbang. Tapi, akhirnya saya menyampaikan apa yang saya dengar kepada ibu guru. "Bu, kita diminta cepat berkemas dari ruangan ini. Kita harus segera pergi harus...!"

Tapi, ibu guru menganggap saya sedang mempermainkannya. Akibatnya, saya dimarahi dan diusir pulang. Saya pun keluar kelas dengan gelisah sekaligus sedih. Sedih karena dianggap mengarang cerita bohong. Sambil menangis saya pulang ke rumah. Setiba di rumah, tangis saya makin menjadi-jadi, karena Oma ikut me-marahi saya. Oma pun tidak memercayai cerita saya. Dianggapnya saya sedang berkhayal.

Hanya Oma Antoineta yang menghibur saya. Dia percaya pada semua perkataan saya, termasuk suara-suara misterius yang saya dengar. Tak lama kemudian, kami pun mendengar kabar mengenaskan; sekolah saya hancur terkena bom! Ratusan orang tewas dalam peristiwa itu!

Sejak saat itulah saya mulai menyadari bahwa diri saya berbeda. Terutama karena setelah itu masih terjadi lagi rentetan peristiwa yang sebelumnya sempat ’bermain-main’ di telinga dan pelupuk mata saya. Singkat kata, sebelum peristiwa-peristiwa aneh yang kerap tidak masuk akal itu benar-benar terjadi, saya sudah terlebih dulu mengetahuinya lewat ’penglihatan’ maupun ’pendengaran’.

Hal itu tidak sekadar firasat semata. Prosesnya bahkan mence-ngangkan. Misalnya saja, telinga saya tiba-tiba menangkap suara yang mengatakan, "Ada tabrakan!" Setelah mendengar suara gaib itu, hati saya biasanya jadi gundah gulana. Hati saya pun terkoyak ketika kecelakaan itu sungguh terjadi, padahal lokasinya cukup jauh dari rumah kami! Duh! Mungkin, itulah penyebab banyak orang tua keberatan anak-anaknya bermain dengan saya. Mereka takut bakal terjadi sesuatu yang mengerikan.

Pada saat-saat seperti itu, Oma Antoineta menjadi orang yang paling memahami diri saya. Tak sekadar pengganti orang tua dan teman, bagi saya beliau adalah seorang sufi yang bijaksana. Ketaatannya sebagai seorang muslimah menjadi panutan saya. Nilai-nilai filosofis tertanam lewat cara hidupnya sehari-hari. Contohnya, ketika suatu hari ia mengalami musibah perampokan, Oma Antoineta malah masih bisa bernyanyi. Saya heran dan bertanya penasaran, "Apa Oma tidak sedih?"

Jawaban beliau masih saya ingat sampai sekarang. "Aduh," katanya, "kamu bisa bayangkan kalau saya perampoknya? Mengambil barang orang adalah dosa besar. Jadi, saya bersyukur karena bukan saya perampoknya. Mungkin, barang yang hilang itu bukan rezeki saya lagi, sudah saatnya berganti pemilik."
Nah, dalam sekali falsafahnya, bukan? Hal-hal yang dicontohkan Oma Antoineta membuat saya mampu melihat segala sesuatu dalam hidup ini dari sudut pandang yang berbeda.

http://www.femina-online.com/serial/serial_detail.asp?id=162&views=158

Bersambung

7
Rekan- Sedharma.

Kemarin sewaktu ikut acara Pindapata STI di Fatahillah Beos, saya mendapatkan brosur rencana Pembangunan Lampung Meditation Centre (LMC) oleh Yayasan Vijaya Kasih Indonesia.

Berikut saya share brosur lengkapnya.





Yayasan Vijaya Kasih Indonesia
Bank BCA KCU Bandar Lampung
No rekening 0200 88 2989
Alamat Sekretariat :
Jl. Ikan Mas No 15/22 Kel. Kangkung
Teluk Betung, Bandar Lampung 35224
Telp. 0828 801810 17/ 0721 353 6343

Bagi yang telah melakukan transfer, mohon agar dapat diinformasikan melalui sms dengan menginformasikan nama dan alamat lengkap ke :
1. Lily Susanti - 081806398785
    Email : lily-susanti [at] cbn.net.id
2. Rita - 081933565007
    Email : pru_liuphin [at] yahoo.co.id

Untuk keterangan lebih lanjut, dapat menghubungi :
1. Bp. Gerry M / Lim Co Gek Hp 0812 796 9858
2. Bp. Toni Hp 0812 796 3099
3. Sdr. Timin Hp 0819 2982 1345
4. Bhikku Vijaya Putta 0859 2155 7069

 _/\_

8
Info Ekayana.

Pemberkatan Balita diadakan di Vhr. Ekayana
Minggu, 30 Mei 2010
Pkl. 13.30 - selesai

Berminat hubungi :
- Betty 0856-886-8629
- Ester 0815-913-7161
- Tirta 0818-0879-7666

 _/\_

9
Kesempatan Berbuat Baik / Fangsen BEC - 8 Mei 2010
« on: 05 May 2010, 02:45:48 PM »
Amitufuo.

BEC mengadakan Fangsen pada tgl 8 Mei 2010 (Sabtu)
Pk. 06.00 - selesai
Tempat : Jetty Pantai Mutiara.

 _/\_

10
"Dengan Kedamaian Membangun Kebahagiaan Sejati"

Ikutilah PINDAPATA
Gema Waisak 2554 BE/ 2010
Minggu, 16 Mei 2010
pk.06.00 - 11.00 wib

Rute Pindapata (4KM) :
Museum Fatahillah (depan BNI) - Beos - Pintu Besar Selatan - Hayam Wuruk - Harco - Lindeteves - Olimo - berputar Jl.Gajah Mada - Pintu Besar Utara - kembali menuju museum Fatahillah.

Acara pengobatan massal dan donor darah di halaman Museum Fatahillah
Pukul : 09.00 s/d 11.30 wib

Bakti Sosial
Seluruh hasil pindapata akan dipergunakan untuk kegiatan bakti sosial dalam rangka memperingati Waisak 2554 BE/ 2010. Pelaksanaan bakti sosial akan disesuaikan dengan situasi, kebutuhan, serta dana yang diperoleh.

Diikuti oleh :
Lebih dari 20 Bhikku Sangha Theravada Indonesia
* Pindapata adalah tradisi bagi para bhikku mengumpulkan dana makanan dengan berjalan kaki
** Jumlah bhikku sewaktu-waktu dapat berubah sesuai keadaan
*** Lokasi acara pengobatan massal dan donor darah, disesuaikan dengan situasi setempat.


Informasi lebih lanjut, hubungi :
Ibu Djudjun (081586108883)
Ibu Wawa (081905398233)
Bp. Rupoko (081311504242)
Bp. Fandy (021 68285822)
Bp. Afung (021 91902277)







11
Lingkungan / Mata Pelajaran Meditasi Bikin Siswa Lebih Berprestasi
« on: 18 January 2010, 04:01:07 PM »
Mata Pelajaran Meditasi Bikin Siswa Lebih Berprestasi
Nurul Ulfah - detikHealth



Setiap minggunya, para siswa di Tonbridge School, Inggris mendapat 40 menit kelas meditasi dan penghilang stres. Mata pelajaran meditasi itu dirancang khusus oleh para psikolog dan menjadi mata pelajaran pertama penghilang stres yang masuk dalam kurikulum sekolah.

Para psikolog dari Universities of Oxford and Cambridge tahun lalu pernah melakukan studi mengenai efek meditasi terhadap efektivitas belajar siswa di sekolah khusus pria tersebut. Karena keberhasilannya dalam meningkatkan kemampuan belajar para siswa, maka pihak sekolah memutuskan untuk menjadikannya sebagai mata pelajaran dalam kurikulum sekolah.

"Mata pelajaran ini dirancang untuk mengembangkan kemampuan berkonsentrasi dan menghilangkan perasaan gelisah. Kelas meditasi ini juga menunjukkan pada para siswa akan pentingnya ketenangan. Meditasi juga bisa membantu mereka membangun pola pikir sehat yang nantinya akan berdampak bagi kesehatan mental seperti mengurangi depresi, kecanduan atau masalah makan yang banyak dialami remaja," jelas seorang peneliti seperti dikutip dari Timesonline, Senin (18/1/2010).

Meditasi diketahui sebagai tradisi yang membawa manfaat bagi tubuh maupun pikiran. Bahkan the National Institute for Health and Clinical Excellence merekomendasikannya dalam menangani beberapa kasus penyakit pasien.

Richard Burnett, seorang pengajar di Tonbridge School mengatakan, dibutuhkan perubahan budaya untuk menerapkan mata pelajaran meditasi tersebut, terutama dalam hal menciptakan ketenangan dalam kelas.

"Biasanya guru kesulitan menyuruh muridnya untuk tenang dan tidak ribut, akhirnya ia memintanya dengan sedikit memaksa dan marah-marah. Tapi dalam kelas meditasi ini, ketenangan justru harus diciptakan tanpa ada paksaan. Ketenangan harus bisa dinikmati karena akan menghasilkan efek positif," tutur Burnett.

Para siswa yang melakukan meditasi memang mengaku mendapatkan manfaat dari mengikuti kelas meditasi tersebut. Para siswa dilaporkan jadi lebih sedikit tegang jika dihadapkan pada pelajaran-pelajaran sekolah yang berat dan mengalami peningkatan prestasi dalam beberapa mata pelajaran tersebut.

Karenannya, Tonbridge School dinobatkan sebagai sekolah pertama yang sukses menerapkan teknik meditasi dalam bidang akademik.

"Kami ingin menunjukkan ada bukti ilmiah yang dihasilkan dari teknik tersebut. Jika itu berhasil, kenapa tidak digunakan? Lagipula jika mereka bisa mengatasi stres sejak dini, saya yakin masa depannya akan lebih baik" kata Mark Williams, salah seorang peneliti sekaligus direktur Mindfulness Centre, Oxford.

Teknik-teknik penghilang stres yang diajarkan dalam mata pelajaran meditasi antara lain teknik fokus pada satu hal, teknik menenangkan diri dan berkonsentrasi, sikap menerima, bercermin pada diri sendiri dan lainnya.

Para siswa mendapat satu sesi mata pelajaran meditasi sebanyak 40 menit dalam seminggu dengan menggunakan MP3 yang berisi arahan-arahan dalam melakukan meditasi. "Mereka juga bisa melakukannya di luar kelas, pada saat akan mengerjakan tugas sekolah atau sebelum ujian," kata Mark.(fah/ir)

12
Teman2, saya mo tanya nih mungkin ada yg lebih tahu.

Apakah wanita hamil yg usia kehamilannya memasuki 7 bulan perlu dilakukan suatu upacara/ritual/pembacaan parita khusus ?

Tmn saya yg seorang Muslim mengatakan di agamanya ada ritual 7bulanan.
Dan saya baru saja buka Buku Paritta Theravada juga ada paritta khususnya.

Apakah mmg seperti itu ? Kenapa harus bulan ke 7 ya ?
Apakah bila tdk dilakukan, apakah ada efek negatif nya ?
Dan upacara/ritual/pembacaan parita seperti apa yg mesti diadakan (baca sendiri saja cukup/hrs undang bhante) ?

Mungkin ada yg pernah melewati masa2 ini, tolong dishare ya

 _/\_


13
Yayasan Sangha Theravada Indonesia menyelenggarakan Sanghadana untuk pembangunan Vihara Sikkhadama Santibhumi.

Minggu, 22 Nov 2009
Pukul 15.00 - 17.00
di Pusdiklat Buddhis
Vihara Sikkhadama Santibhumi
BSD City Sektor VII Blok C no 6
Bumi Serpong Damai, Tangerang
(Dekat Samsat & Telkom)

Dhammadesana :
YM Sri Pannyavaro Mahathera
"Membangun Fondasi Pendidikan Demi Masa Depan"

Ayo, bersama-sama kita semai kebajikan di ladang subur ini.
Salurkan dana Anda ke rekening Panitia Pembangunan di :
Bank BCA Cabang Serpong Tangerang
No Rek. 497 029 490 8
a.n Balaratana Asoka / Pranoto Latif
Setelah berdana, kirim bukti transfer (bukti setor) ke nomor fax (021) 55743325 / 5919381 atau persembahkan langsung kepada Bhikku Sanha dalam acara ini.

Terima kasih atas kebajikan Anda.
Kusala karma ini akan memberikan manfaat yang besar dan mendatangkan keberkahan & kebahagiaan bagi Anda sekeluarga.

Informasi :
Bpk. Daudy Gunadi (0811 958 650)
Ibu. Yun Enny (0816 1946 726)
Ibu. Nani Winata (0811 858 077)

Thanks
Rgds, Jong H

 _/\_

14
Lingkungan / Kebebasan Berekspresi yg Kebablasan
« on: 06 August 2009, 11:18:07 AM »
Kemaren mlm (cap go) gua mampir ke Kelenteng Boen Tek Bio (Vhr Padumuttara) - Pasar Lama, Tgr sebelum pulang ke Serpong.
Bagi yg belum pernah kesana, kelenteng/vhr ini lumayan terkenal, sangat ramai dan salah satu yg tertua di kawasan Tgr (selain vhr avalokistesvara banten).

Kemaren pas kesana lg ada kebaktian liam keng (baca paritta) di dpn altar Kwan Im Phu Sat (Avalokitesvara Bodhisatva).
Gua kmaren ga ikut kebaktian itu sih, niatnya mmg cuma utk sembayang di kelentengnya aja.
Pas baru nyampe, wah rame bener.. ada barisan orang lg baca keng di kelentengnya.
Tapi sesaat kemudian gua sempat terusik oleh suara music dugem yg sangat kenceng.  :o
(asli... lebih kenceng dr toa mesjid) dan kerasnya bunyi music mirip suasana kalo berada ga jauh dari pintu diskotik gitu.
Dalam hati gua sempat koment "Parah bgt nih.. Siapa sih ga ada otak, orang lg liam keng juga!"

Trus gua masuk ke dalam, ke arah belakang kelenteng.
Arah suara semakin kenceng, dan ternyata itu suara datangnya dari Aula Vihara.
Dan disana sedang ada acara pentas, anak2 ABG lg pada disco2 gitu (umur smp - sma gitu deh).
Gua sempet ga habis pikir, ga salah nih !!!??
Di samping lg ada kebaktian baca keng, ini anak2 muda-nya pada lg joget2 pake rok pendek di panggung.
Mending musicnya cuma radius lokal, itu suara music gua prediksi radius puluhan rumah juga nyampe tuh.
Apalagi kelenteng yg lokasinya pas di sebelah Aula itu.

Memang sih acara2 itu dlm rangka perayaan Kwan Im Se Jit (yg puncaknya tgl 8/9 Aug nanti)
Tapi apa ga bisa nunggu baca keng selesai ? Dan kenapa harus music dugem, pada sadar ga ya ini kawasan kelenteng/vhr lho..
Kayaknya kurang pantas aja sih kalo menurut gua.

Dan ada 1 hal lagi yg bikin gua miris dengernya.
Gua sempet menanyakan ini kepada seseorang yg dari segi umur dah senior bgt (rambut putih), dia panitia yg lg jaga depan meja hio.
Gua menanyakan kok bisa sih .. lagi baca keng, itu anak2 muda malah muter music dugem disco2 gitu di samping.
Panitia Acara -nya apa ga bs milih waktu lain?
Tau ga jawaban dari si encek2 itu, Oh itu gpp. Itu kan di Aula, kita sama2 agama Buddha kok. Gpp itu mah.
Nah lho.. Gubrakkk !!!???

Gua sempat mikir, ini apa gua yg masih penuh dgn ke-Aku-an atau para pengurus senior tersebut yg udah mencapai Jhana & Kesucian semua.
Atau para pengurus senior (lg ngebohongin hati nurani sendiri) dgn nyoba ngikutan & toleran ama trend anak muda zaman skrg.
Yang gua sayangkan adalah bukan acara pentas seninya itu, tapi waktunya yg kurang pas. Apa panitia acara ga koordinasi dulu sama panitia kebaktian ?
Kalo umat Buddha sendiri ga bs menghormati kebaktian, apalagi pihak lain !??

Duh !!
Inilah kebebasan berekspresi yg kebablasan.

Mungkin disini ada yg kenal pengurus/panitia sana, semoga ini bisa jadi masukan.  _/\_

Rgds,
Jong H (Cuma umat biasa yg concern).












15
Namo Sakyamuni Buddhaya,

Sangha Mahayana Indonesia mengadakan program pabhaja dan memberikan kesempatan kepada umat Buddha di Indonesia untuk belajar mengenal dan menjalani kehidupan Sramana ( calon bhiksu) serta melaksanakan Vinaya dalam kehidupan monastik.

Pabhaja akan dilaksanakan : 14- Agustus - 31 Agustus 2009
                            Samatha Meditation Center
                            Jl. Pasir Cina, desa pacet, Cipanas
                           
Persayaratan :
- Beragama Buddha (khususnya yang sudah mengenal mahayana)
- Usia 17 - 50 tahun ( tidak dalam kondisi bekerja ataupun sekolah)
- Sehat Jasmani dan Rohani

Bagi yang berminat dapat mendapatkan formulir dan info lebih lanjut di :
Sekretariat Sangha Mahayana Indonesia
Jl. Taman Sari Raya no . 77 A-B Jakarta Barat
Telpon : 021-6244716
Dengan saudara Chandra Kirana

 _/\_

Pages: [1] 2