//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - btj

Pages: 1 [2] 3 4 5 6 7 8 9 ... 13
16
Jika ada 3000 alasan yang dilihat sebagai penderitaan, maka cukup mencari satu alasan bahwa pernikahan adalah kebahagiaan (seperti saat pertama anda jatuh cinta dan saat di mana anda memutuskan untuk menikah).

Ketika kita jatuh cinta, 3000 penderitaan pun seolah2 sanggup dilibas hanya oleh satu alasan, C-I-N-T-A. :D

Jatuh cinta adalah gampang (hampir tak membutuhkan usaha yg signifikan), namun utk membangun cinta kok seolah2 ada 3000 rintangan terbentang di depan mata.

Mencintai seseorang, bisa juga berarti mencintai* apa yang menjadi hobi/kesukaan pasangan kita, termasuk teman2 gengnya.

* : bukan mencintai dalam arti mencintai pasangan kita, selingkuh jadinya. :).

Banyak kasus (hubungan kandas) yang disebabkan oleh keputusan yang keliru, seolah2 memberikan pilihan "pilih aku (suami) atau teman2 (geng)mu?
Ini adalah langkah yang keliru.
Suami dan teman baik hampir sama pentingnya bagi seseorang.
Mirip dgn kasus : pilih aku atau ibumu?
Ini pilihan yang mematikan pikiran.
Jadi usahakan jangan sampai terjadi.

Cmiiw.

17
Diskusi Umum / Re: bgaimana Buddhist melakukan PEMAAFAN ?
« on: 25 June 2015, 09:55:09 AM »
Jika begitu adanya, maka gimana kalau judul tridnya diganti menjadi "bagaimana Buddhist menambal "jalan berlubang""? :)

18
Diskusi Umum / Re: bgaimana Buddhist melakukan PEMAAFAN ?
« on: 24 June 2015, 06:37:05 PM »
Buddhist melakukan pemaafan dengan cara memaafkan. :D

Memaafkan berarti melepaskan ego (tidak memberi makan ego).

19
Keluarga & Teman / Re: Mohon Saran Cara Menyampaikan Pada Orang Tua
« on: 24 June 2015, 06:08:12 PM »
Konsekwensinya apa kira2 kalau tidak menyampaikan pada ortunya?

20
Buddhisme untuk Pemula / Re: RESIKO SAYA MENYAKINI BUDHA
« on: 24 June 2015, 05:39:26 PM »
Pertama2 saya turut prihatin dengan apa yang dialami oleh sdr Mrlucky.
Jika boleh tahu, apa motivasi atau apa sebab yang memicu anda beralih keyakinan?

Kedua (saran ini sebetulnya sudah terlambat, tapi manatahu bisa menjadi perbaikan hubungan dengan keluarga dan kerabat), seharusnya anda tak perlu meninggalkan semua kegiatan ritual agama anda yang lama (berdoa, tata krama, aturan agamanya, dll).
Ajaran Buddha bukanlah sesuatu untuk diyakini tapi untuk dibuktikan kebenarannya lalu dimanfaatkan untuk kesejahteraan semua makhluk (tentu termasuk diri sendiri, keluarga dan kerabat).

Anda dapat melakukan meditasi dalam segala cara (termasuk dalam ritual doa agama apapun, yang penting adalah sikap batin (menyadari apa yang sedang dilakukan), bukan sikap badan (ritual)nya).
Anda dapat pula menerapkan ajaran Buddha dalam aktivitas sehari2 (mungkin pertama2 anda melakukannya, tapi lama kelamaan anda mulai kebablasan (meninggalkan ritual lama)). Ini yang menjadi biang permasalahan. Seharusnya anda lebih tahu konsekwensinya.

Jika memungkinkan, cobalah memperbaiki kembali hubungan dgn keluarganya.
Jangan sampai suatu hari anda menyesali pilihan anda.

Keluarga adalah yang utama.
Kehadiran kita di dunia adalah berasal dari orang tua.
Tanpa orang tua, siapalah kita.

Sang Buddha meninggalkan keluarga bukanlah demi kepentingannya sendiri, tapi demi keluarga dan orang lain serta para Dewa.

Apapun yang terjadi nanti, janganlah melupakan keluarga anda.

Jadi, cobalah pertimbangkan kembali, apakah resiko anda (menyakini) Buddha sudah sesuai atau belum?
Seharusnya anda tidak menyakini Buddha, tapi cukup menerapkan/mempraktekkan ajaranNya saja.

21
Ikutan iya TS.

Sepertinya kasusnya dilematis.
1. Jika dilarang bergaul dengan gengnya, ini bisa malah menjadi bumerang (alasan perceraian)
2. Jika dibiarkan bebas/sering bergaul, takut terpengaruh.

Daripada kisah perceraian keempat temannya menjadi momok bagi TS, gimana jika dibalik?
Maksudnya menunjukkan bahwa hubungan pernikahan tidaklah seburuk yang mereka (teman yang sudah bercerai) nilai.
Kali aja mereka malah menjadi ngiler dan pengen balik lagi menjalani kembali hubungan pernikahan (keluarga).

Caranya? Misalnya :
1. Melakukan kegiatan yang mirip mereka lakukan.
2. Sekali2 TS coba ikut hadir pertemuan mereka (jika boleh), menjadi bagian dari mereka.
Ini barangkali bisa menjadi panutan bagi mereka bahwa pernikahan tidaklah sepahit yang mereka lihat selama ini.
3. Mencari alasan2 untuk menyakinkan istri agar tidak sampai terpengaruh oleh yang lain (teman yang sudah bercerai), misalnya demi anak2, pikirkan masa tua nanti (bukan kebebasan masa muda yang sesaat), dll.
4. Bahkan kalau bisa (kisah perceraian teman2nya) jangan dijadikan sugesti, bersikaplah seperti biasa, tak perlu terpengaruh olehnya.

5. Jika ada gejala ke arah sana (amit2), maka mau tidak mau ilmunya harus dipake sebagai persiapan batin, segala yang berkondisi adalah tidak kekal.
Toh sebuah hubungan kandas gak hanya disebabkan oleh satu faktor saja.

Maaf kalau ada salah kata.
Semoga trid ini hanya angan2 (mimpi buruk) belaka (tidak dibutuhkan karena ternyata hubungannya tidak bermasalah seperti yang dikhawatirkan).

22
Ada pepatah dalam agama Buddha (yang konon adalah ajaran pamungkas para Buddha) yaitu :
1. Janganlah berbuat jahat.
2. Perbanyak kebajikan
3. Sucikan hati dan pikiran.

Segala yang kita alami, baik senang maupun tidak menyenangkan sepertinya berakar sumber dari 3 point di atas.
Tanpa mengamalkan ajaran tersebut di atas, usaha2 duniawi/konvensional kemungkinan hanya berujung gali lobang tutup lobang.

Manusia cenderung mencari solusi ketika masalah muncul dan lengah ketika kehidupan lancar.
Namun, sifat atau karakter manusia tersebut (waspada ataupun lengah) juga sangat ditentukan oleh benih yang telah dikumpulkan/diperbuat.

23
Buddhisme untuk Pemula / Re: help tentang KARMA dikehidupan nyata
« on: 06 May 2015, 09:14:57 AM »
berarti semakin banyak kesempatan menolong berarti semakin banyak kesempatan berbuat kebajikan ??
klo gitu repot juga yah klo kita terlalu banyak mengetahui masalah  [at] _ [at]

Terkadang kita memiliki niat, kemampuan dan kemauan untuk  menolong pun belum akan ada kesempatan.

Dan terkadang kita membutuhkan bantuan tapi tidak ada yang mau membantu.
Bayangkan ketika kita membawa banyak barang berat dengan sepeda motor dan terjebak di jalan yang banjir air mana motornya mogok lagi. Org lain hanya sibuk lalu lalang dan sibuk dengan urusan masing2 tanpa ada yang memperhatikan kita.
Atau sebaliknya, kita sedang terpojok (membutuhkan bantuan), tapi karena sesuatu hal, kita menolak bantuan dari orang lain. Orang lain hanya bisa berdiam diri sambil mendoakan kita.
Keadaan ini bisa saja merupakan akibat dari sifat cuek kita ketika mengetahui orang lain dalam bahaya.

24
Buddhisme untuk Pemula / Re: help tentang KARMA dikehidupan nyata
« on: 05 May 2015, 12:34:49 PM »
Quote
kasus 4
dalam pandangan buddhis ,kalo kita mengetaui teman kita dalam bahaya dan kita membiarkan saja apakah kita terkena karma buruk ? ato tidak terkena karma sama sekali karena kita tidak melakukan kejahatan


dan pada kasus 1 dan 2 dan 3 dan 4 karma karma apa yang saya peroleh ?
Membiarkan orang lain berada dalam keadaan bahaya tentu tidaklah sesuai dengan prinsip daya upaya benar.
Kamma bisa dilakukan oleh pikiran, ucapan dan jasmani.
Membiarkan seseorang dalam bahaya seharusnya berkaitan dengan kamma pikiran.
Dalam hal ini, pikiran melalui indera dan pengetahuan mengetahui keadaan bahaya yang dialami seseorang namun tidak mencegahnya, ini walaupun sulit dikatakan sebagai tidak melakukan kamma buruk namun secara tak langsung telah mematahkan/mematikan sifat metta dan panna.

Berbeda halnya dengan adanya usaha pencegahan namun berakhir dengan kegagalan.
Jika kita telah berusaha mencegah keadaan bahaya yang dialami seseorang namun ternyata gagal, maka paling tidak sifat metta telah berhasil dikembangkan.

Ada hal yang lebih menarik dalam membahas studi kasus no.4.
Sepertinya tindakan pembiaran tersebut tidak terjadi begitu saja (tanpa sebab).
Seharusnya ada hal yang mendorong motivasi seseorang ketika menghadapi keadaan seperti itu, apakah akan menolong (mencegah)nya atau membiarkannya.

Ketika kita melihat seorang nenek terjatuh.
Apakah kita akan membiarkannya ataukah menolongnya.
Nah jauh sebelum keputusan tsb (apakah akan menolong atau membiarkannya) dibuat, ada faktor yang menentukan keputusan tersebut.
Saya pikir hal ini (faktor pemicu dibalik tindakan (kamma) seseorang justru lebih penting daripada membahas kamma vipaka dari suatu tindakan.

25
Buddhisme untuk Pemula / Re: help tentang KARMA dikehidupan nyata
« on: 05 May 2015, 12:11:00 PM »
Quote
kasus 3 contohnya lebih kompleks
misalnya kita bertemu dengan teman dan teman kita hobby membeli makanan dipinggir jalan yang SAYA KETAHUI beracun anggaplah makanan tersebut pisang goreng yg dicampur plastik biar garring/renyah

dan tidak ada gunanya menceramahi teman saya tentang makanan yang dicampur plastik/beracun karena dia keras kepala

jadi untuk menyelamatkan teman, saya terpaksa membuang makanan tersebut biar teman saya tidak memakannya
dan karena saya membuang makanan tersebut, saya dimaki maki/dicaci maki
yang saya ingin bertanya ,apakah dengan sengaja membuang makanan itu saya terkena karma buruk atau baik ? kalo buruk seberapa burukkah ?
Seburuk yang anda alami.
Hanya anda yang tahu seberapa buruk pengalaman dicaci maki oleh seorang teman yang ingin anda "selamatkan".
Apakah anda akan menyesali usaha "penyelamatan" tersebut?
Sebaiknya jangan, karena jika disesali, takutnya niat baik tersebut tidak akan berbuah manis nantinya.

Kejadian/pengalaman dicaci maki adalah buah kamma yang mungkin berasal dari kamma anda di waktu yang lain, bukan berasal dari kamma anda untuk menyelamatkan teman anda dari keracunan.

Karena jika vipaka (dicaci maki) tersebut adalah berasal dari niat dan usaha anda yang baik untuk mencegah teman dari keracunan, tentu akan berkontradiksi dengan hukum kamma, di mana dinyatakan bahwa sesuai benih yang ditanam, begitulah buah yang akan dipetiknya.
Pelaku kebajikan akan memperoleh kebaikan, dan sebaliknya.
Otak/pikiran kita mungkin bisa keliru memaknai hukum kamma, tapi hukum kamma seharusnya tidak akan tumpang tindih.

26
Buddhisme untuk Pemula / Re: help tentang KARMA dikehidupan nyata
« on: 05 May 2015, 11:54:20 AM »
Quote
kasus 2 berhubungan dengan sepeda motor
misalnya teman ingin pinjam sepeda motor saya, dan saya mengetahui rem motor saya sedang bolong, dan saya tidak meminjamkan motor saya kepada teman karena bolong, namun teman saya tidak percaya rem bolong dan mengganggap saya sombong karena tidak mau memimjamkan motor kepadanya
dalam kasus diatas karma apa yang saya peroleh ? buruk ? atau baik
Pada kasus di atas, yang mengetahui kamma apa yang diperoleh seharusnya anda sendiri karena anda yang mengalaminya.

Mungkin ada faktor penyebab tertentu yang menyebabkan mosi tidak percaya teman terhadap anda walaupun niat anda adalah baik, namun alih2 teman tersebut menyadari dan menghargai niat baik anda, dia justru berprasangka buruk terhadap anda.

Sekilas memang tampak adanya ketidaksesuaian antara niat baik dan perbuatan baik (berusaha menjelaskan bahwa rem bolong) dengan akibat yang diterima (reaksi teman yang mencurigai anda sombong karena tidak mau meminjamkan motornya).

Namun jika ditelaah lebih mendalam, mungkin kita akan menemukan sebab2 yang bekerja di baliknya.
Mungkin apa yang anda alami tersebut (dituduh sombong) bukanlah akibat dari niat baik anda (berusaha menjelaskan bahwa rem sedang bolong), namun tuduhan (sombong) tersebut bisa saja adalah akibat dari kamma yang lain (mungkin dulu anda memang pernah (maaf)membohonginya dan sekarang sedang berbuah dan sakitnya (akibatnya) itu karena sekarang anda berniat baik (mencegahnya dari kecelakaan akibat rem bolong tapi bukannya berterima kasih malah dituduh sombong)

Tapi ingat, niat baik anda yang sekarang (mencegah teman dari kecelakaan) tentu akan berbuah baik pula nantinya.

Itulah unik (sulit)nya mengenali cara kerja karma, ada sesuatu yang tidak tampak dibalik sesuatu yang tampak.

Jadi dalam studi kasus ke-2, apakah anda mengalami karma buruk atau baik, anda yang lebih jelas tentunya.
Apakah anda menderita atau tidak ketika dituduh sebagai sombong?
Jika menderita, maka mungkin dapat dipastikan bahwa anda sedang mengalami karma buruk.

27
Buddhisme untuk Pemula / Re: help tentang KARMA dikehidupan nyata
« on: 05 May 2015, 11:14:43 AM »
Quote
langsung kepada point utama saja

kasus 1 misalnya dalam kehidupan nyata
rem mobil teman jebol dan saya mengetahuinya namun saya tidak memberitahukan kepada teman tersebut dan membiarkannya menggunakan mobil yang remnya jebol sehingga terjadilah kecelakaan
apakah kita terkena karma buruk ? ato tidak terkena karma sama sekali karena kita tidak ada niat melakukan kejahatan
Karena cetana = kamma.
Dan jika niat di sini merujuk kepada cetana, maka seharusnya kita tidak terkena kamma, karena sudah dijelaskan di atas bahwa perbuatan tersebut dilakukan tanpa niat.

28
Buddhisme untuk Pemula / Re: help tentang KARMA dikehidupan nyata
« on: 05 May 2015, 10:28:37 AM »
Karena cetana = kamma.
Maka sangat penting menyadari ketika cetana tersebut timbul.
Cetana yang baik akan menghasilkan kamma yang baik, kamma yang baik akan menghasilkan vipaka yang baik pula.
Dan sebaliknya.

Ada analogi yang mungkin berkaitan dengan hukum kamma.
Ibarat seseorang yang memegang sebuah mangkok berisi penuh air.
Di belakang orang tersebut mengikuti seorang yang memegang pisau tajam.
Lalu orang yang memegang mangkok tadi disuruh berjalan.
Tiap kali jika ada airnya yang tumpah atau menetes sedikit aja pun akan ditusuk pisau dari belakang.
Semakin banyak tumpahan airnya, semakin kuat tusukan pisaunya.

Mangkuk berisi penuh dengan air ibarat kesadaran kita (yang harus dijaga setiap saat).
Jika kesadaran kita tinggi, maka hal ini akan bisa mencegah efek kamma.
Ketika kesadaran melemah, ketika kamma berbuah maka kita akan semakin menderita olehnya, sulit melihat dan menerima apa adanya.

Tusukan pisau ibarat kamma vipaka.

29
Buddhisme untuk Pemula / Re: help tentang KARMA dikehidupan nyata
« on: 04 May 2015, 01:09:30 PM »
Konon katanya cetana adalah kamma.
Dengan kata lain, kamma berasal dari cetana.
Jadi sangat penting menyadari atau mendeteksi cetana yang muncul sebelum terjadinya kamma.

Pada beberapa kasus di atas, jika cetananya adalah baik, maka vipakanya akan baik pula, dan sebaliknya.
Masalahnya, sering kali kita lalai atau tidak berhasil mendeteksi cetana yang muncul sebelum suatu kamma terjadi. Paling2 kita mungkin kebanyakan hanya berhasil menyadarinya setelah kejadian telah terjadi.

Akan sangat berbeda "rasanya", jika kita berhasil mendeteksi munculnya cetana, lalu kemudian menentukannya sedemikian rupa (sebaik mungkin), dengan kita lalai dan membiarkan cetana yang didorong oleh faktor sebelumnya tanpa sepengetahuan dan kendali kita.

Biasanya jika kita telah menentukan cetana kita untuk suatu tindakan tertentu dan ternyata hasilnya tidak sesuai dengan keinginan kita, maka penyesalan seharusnya dapat dihindari, dan kamma buruk mungkin tidak akan mempan terhadap kita nantinya.

Seperti pada contoh kasus di atas.
Anda mungkin dapat membandingkan antara cetana yang terdeteksi dan ditentukan dengan cetana yang lolos dari pantauan kita, yang muncul sebelum kecelakaan teman tsb terjadi.
Jadi kita tak perlu malu atau segan untuk memberitahukan teman apa cetana kita dengan kata2 yang baik agar kelak kita tidak menyesalinya.
Karena cetana yang baik akan menhasilkan kamma baik pula, dan sebaliknya.

30
Kafe Jongkok / Re: Celotehan Betet yang Mencerahkan
« on: 04 May 2015, 12:08:32 PM »
sabar
anda baru saja ada kegiatan kematian.
jangan terlalu mengumbar energi.

jika setuju
      pria binaan wanita
ya mangga kang

hoiii semuanya
bdj setuju pria binaan wanita
pelukan ibu adalah prioritas baginya.

Tenang, semuanya akan kebagian pada waktunya nanti, tak perlu buru2. Kematian tak akan lari dikejar.
Jadi, untuk kesekian kalinya, saya saranin anda merenungkan kembali apakah akan membawa serta label pria sejati dan menyesalinya kelak di pangkuan ibunda atau melepaskannya saat ini juga dan terbebas dari kemungkinan ratapan di kemudian hari.

Pages: 1 [2] 3 4 5 6 7 8 9 ... 13
anything