Berikutnya Guru Yun Gu mengajar Tuan Liao Fan beberapa hal pokok dalam pembinaan diri.
“Engkau perlu mengembangkan kebajikan dan timbang rasa dan memperlakukan orang lain dengan welas asih dan harmoni. Juga, menjaga kesehatan, energi, dan semangat dirimu.”
Pertama-tama, Guru Yun Gu mendorong Tuan Liao Fan mengumpulkan jasa-jasa baik, dengan mengakhiri perilakunya yang tidak benar dan mengembangkan kebajikan. Ini merupakan landasan bagi kemajuan di dalam Agama Buddha atau ajaran2 duniawi. Jika tidak dengan penuh semangat mengumpulkan jasa-jasa baik dan kebajikan dengan cara menghindarkan diri dari kejahatan dan mempraktekkan semua bentuk kebaikan hati, bagaimana bisa kita berharap menjadi, “mereka yang memiliki ribuan uang” atau “mereka yang mengumpulkan cukup pahala dan kebajikan untuk seratus generasi?” Keseluruhan negeri menghormati Konfusius. Seluruh dunia menghormati Guru Buddha Sakyamuni. Yang pertama mengumpulkan jasa-jasa besar untuk dunia ini. Yang belakangan mengumpulkan jasa-jasa besar untuk alam semesta.
Kedua, kita perlu toleran pada orang lain, meluaskan pikiran dan hati kita. Jika tidak, maka kita akan tertimpa lebih banyak perselisihan, yang akan menghadirkan rintangan lanjutan bagi upaya pengembangan diri kita. Kita mengembangkan kewaspadaan, pikiran dan pandangan benar, serta kemurnian batin. Jika tidak mampu mencapai kemurnian batin, maka kita tidak akan sadar. Ini akan menghasilkan pikiran dan pandangan yang menyimpang. Pikiran dan pandangan yang tepat dan pikiran yang penuh pencerahan bergantung pada fondasi kemurnian batin. Oleh karena itu, kita perlu mampu bersikap toleran pada orang lain.
Tidak perlu bersikap terlalu serius terhadap sesuatu, tidak perlu mencela semuanya. Seperti yang kita pelajari di dalam Sutra Intan, “semuanya seperti mimpi, ilusi, buih, bayangan.” Tidak ada yang nyata. Seperti dikatakan orang zaman dahulu kala, setiap fenomena adalah “sementara mega yang melintas”. Tidak ada yang perlu untuk dipertengkarkan. Tidak ada yang perlu membuat kita marah. Tidak ada perlunya melekat pada apapun, karena ini akan menghalangi pengembangan kemurnian batin.
Perlu sekali bersikap lembut, penuh kasih sayang dan damai. Tidak bersikap seperti itu merupakan masalah terbesar Tuan Liao Fan. Kita perlu mempraktekkan cinta kasih dan kasih sayang kepada setiap orang dan setiap makhluk. Guru Buddha mengajarkan bahwa kedua kebajikan ini tidak membeda-bedakan, dipancarkan sama terhadap semua. Konfusius mengajarkan kasih sayang, yang dekat dengan ajaran Buddha. Beliau menjelaskan bahwa, “orang yang bajik tidak memiliki musuh.” Jika masih memiliki perasaan kasar kepada orang lain, maka artinya kita tidak memiliki cinta kasih dan kasih sayang. Perselisihan dan kekerasan sama sekali tidak ada di dalam hati yang penuh kasih sayang. Itu sama dengan welas asih agung Para Buddha. Orang yang berbeda, kata-kata yang lain, makna yang sama. Inilah yang perlu kita pelajari dan praktekkan, untuk bisa betul2 membawa manfaat bagi diri kita sendiri.