Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: WhoAmI on 11 August 2010, 11:08:58 AM

Title: Definisi perbuatan baik
Post by: WhoAmI on 11 August 2010, 11:08:58 AM
Kita sering mendengar dan juga menyatakan "saya ingin berbuat baik"
sebenarnya seperti apakah definisi berbuat baik menurut agama Budha?
Yuk kita diskusikan bersama...
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Hendra Susanto on 11 August 2010, 11:11:24 AM
apa gak salah kamar ini? mestinya di thread diskusi umum
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: WhoAmI on 11 August 2010, 11:19:40 AM
oh, sori2... mohon moderator tuk pindahin ya... sori dah ngrepotin... tq b4..
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: DragonHung on 11 August 2010, 12:05:59 PM
Kita sering mendengar dan juga menyatakan "saya ingin berbuat baik"
sebenarnya seperti apakah definisi berbuat baik menurut agama Budha?
Yuk kita diskusikan bersama...


Gampang aja definisi "berbuat baik" bagi saya.  Selama perbuatan itu tidak merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya, maka itu adalah perbuatan baik.
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: F.T on 11 August 2010, 12:08:41 PM
Bisa baca2x jenis perbuatan baik versi Liao Fan : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1343.0

Title: Perbuatan baik dpt dilakukan seorang diri !
Post by: johan3000 on 11 August 2010, 01:04:04 PM
Apakah anda berpikir perbuatan baik diperlukan mahluk lain?
kira2 perbuatan baik apa yg tidak memerlukan mahluk lain?
apa ya?: ShowHide

meditasi

taukah kenapa bisa begitu?
Title: How to hack good karma ?
Post by: johan3000 on 11 August 2010, 01:07:38 PM
Dapatkah dua orang*** bekerja sama dgn tujuan
mengumpulkan perbuatan baik sebanyak mungkin?

maksudnya didesa ini hanya terdiri dari dua orang ini...
jadi mereka sepakat utk mengumpulkan perbuatan baik
sebanyak dan secepat mungkin...

kira2 bagaimana mereka melakukan hal tsb ya?  :P :P

thx sebelumnya
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: dhammadinna on 11 August 2010, 03:48:35 PM
Saya mau komen, tapi ini bukan definisi menurut Buddhism. Saya gak mau menanggung beban seberat itu ;D

Salah satu aspek kebaikan yang saya tahu adalah kemurahan hati. Mungkin kata yang lebih umum adalah tulus, ikhlas, atau tanpa pamrih. Memberi ya hanya memberi. Membantu ya hanya membantu. Melakukan perbuatan baik, ya just do. Bukan hal yang mudah, tapi inilah perbuatan baik yang sesungguhnya.

Ketika saya memberi namun tidak tulus (mengharapkan imbalan), saya merasakan bahwa kebahagiaan yang saya pancarkan keluar, tidak terpancar ke dalam diri saya sendiri. Padahal perbuatan baik yang sesungguhnya adalah perbuatan baik yang bukan hanya memberi manfaat untuk orang lain tapi juga untuk diri sendiri.
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: seniya on 11 August 2010, 06:07:23 PM
Suatu perbuatan dikatakan perbuatan baik (kusala kamma) jika dilandasi oleh akar kebaikan (kusalamula), yaitu tanpa keserakahan (alobha), tanpa kebencian (adosa), dan tanpa kebodohan batin (amoha). Sebaliknya jika dilandasi oleh keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin (moha) atau disebut akar kejahatan (akusalamula) maka dikategorikan sebagai perbuatan buruk (akusala kamma).
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: yasavaddhano on 12 August 2010, 08:15:21 AM
Perbuatan baik tentu didasari niat mulia  dan akar kebaikan. Tetapi bila dilakukan dengan cara yang salah, belum tentu perbuatan itu benar.
Perbuatan baik belum tentu benar, tetapi perbuatan yang benar sudah pasti baik.
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: seniya on 12 August 2010, 07:29:40 PM
Perbuatan baik tentu didasari niat mulia  dan akar kebaikan. Tetapi bila dilakukan dengan cara yang salah, belum tentu perbuatan itu benar.
Perbuatan baik belum tentu benar, tetapi perbuatan yang benar sudah pasti baik.

Setuju bro, suatu perbuatan baik harus dilakukan dengan cara yang benar juga, dalam hal ini faktor kebijaksanaan/panna juga harus menyertai perbuatan tersebut.
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: seniya on 12 August 2010, 07:30:59 PM
Ini definisi ukuran perbuatan baik dan buruk menurut kacamata agama Buddha (diambil dari forum tetangga):

Menurut ajaran Buddha, suatu perbuatan dapat dikategorikan baik (kusala) atau buruk (akusala) bergantung pada 3 faktor:

]1. Motivasi atau dorongan yang melandasi perbuatan tersebut, yang dikenal sebagai akar kejahatan atau kebaikan. Jika akar kejahatan (akusala-mula) yang terdiri dari keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin (moha) yang melandasi perbuatan tersebut, maka perbuatan itu dikatakan perbuatan buruk (akusala kamma). Jika yang melandasi adalah akar kebajikan (kusala-mula) yang terdiri dari tanpa keserakahan (alobha), tanpa kebencian (adosa), dan tanpa kebodohan batin (amoha), maka dikatakan sebagai perbuatan baik (kusala kamma). Pedoman untuk menilai apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk berdasarkan motivasi ini dapat kita temukan dalam Kalama Sutta:

Quote
4. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Kalau keserakahan (lobha) timbul dalam diri seorang manusia, apakah itu membawa keuntungan atau kerugian?"
"Akan membawa kerugian, Yang Mulia."
"Sekarang, warga suku Kalama, seseorang yang serakah dicengkeram oleh keserakahan dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi; apakah orang itu tidak mungkin akan membunuh makhluk hidup, mengambil sesuatu yang tidak diberikan, melakukan perzinahan, mengucapkan kata-kata yang tidak benar, dan juga menyebabkan orang lain berbuat demikian; bukankah hal itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian, Yang Mulia."

5. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Kalau kebencian (dosa) timbul dalam diri seorang manusia, apakah itu akan membawa keuntungan atau kerugian?"
"Akan membawa kerugian, Yang Mulia."
"Sekarang, warga suku Kalama, seseorang yang membenci, dicengkeram oleh kebencian dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi; apakah orang itu tidak mungkin akan membunuh makhluk hidup, mengambil sesuatu yang tidak diberikan, melakukan perzinahan, mengucapkan kata-kata yang tidak benar, dan juga menyebabkan orang lain berbuat demikian; bukankah hal itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian, Yang Mulia."

6. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Kalau kegelapan batin (moha) timbul dalam diri seorang manusia, apakah itu akan membawa keuntungan atau kerugian?"
"Akan membawa kerugian, Yang Mulia."
"Sekarang, warga suku Kalama, seseorang yang diliputi kegelapan batin (moha), dicengkeram oleh kegelapan batin dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi; apakah orang itu tidak mungkin akan membunuh makhluk hidup, mengambil sesuatu yang tidak diberikan, melakukan perzinahan, mengucapkan kata-kata yang tidak benar, dan juga menyebabkan orang lain berbuat demikian; bukankah hal itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian, Yang Mulia."

7. "Kalau begitu, warga suku Kalama, bagaimana pendapatmu? Apakah hal-hal tersebut baik atau tidak baik?"
"Tidak baik, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut tercela atau tidak tercela?"
"Tercela, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut dibenarkan atau tidak dibenarkan oleh para Bijaksana?"
"Tidak dibenarkan, Yang Mulia."
"Kalau terus dilakukan, apakah itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan?"
"Akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, Yang Mulia. Demikianlah pendapat kami."

8. "Karena itu, warga suku Kalama, itulah yang Kumaksud dengan mengatakan, 'Janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu; atau oleh karena sesuatu yang merupakan tradisi; atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang dikatakan di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang katanya sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya merupakan hasil dari suatu penelitian; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang terlihat cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.'
Tetapi, warga suku Kalama, kalau setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan,' maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."

..... [omitted]

10. "Bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Apabila seseorang telah terbebas dari keserakahan (lobha), apakah hal ini merupakan keuntungan atau kerugian?"
"Keuntungan, Yang Mulia."
"Bukankah orang ini, yang telah terbebas dari keserakahan dan tidak lagi dicengkeram oleh keserakahan, dan oleh karena ia dapat mengendalikan dirinya dengan baik, akan berhenti membunuh makhluk hidup, berhenti mengambil sesuatu yang tidak diberikan (mencuri), berhenti melakukan perzinahan berhenti mengucapkan kata-kata yang tidak benar, berhenti menjadi penyebab yang menyesatkan orang lain, tidak akan mendapatkan kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian halnya, Yang Mulia."

11. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Apabila seseorang telah terbebas dari kebencian (dosa), apakah hal ini merupakan keuntungan atau kerugian?"
"Keuntungan, Yang Mulia."
"Bukankah orang ini, yang telah terbebas dari kebencian tidak lagi dicengkeram oleh kebencian….., berhenti menjadi penyebab yang menyesatkan orang lain, tidak akan mendapatkan kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian halnya, Yang Mulia."

12. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Apabila seseorang telah terbebas dari kegelapan batin (moha), apakah hal ini merupakan keuntungan atau kerugian?"
"Keuntungan, Yang Mulia."
"Bukankah orang ini, yang telah terbebas dari kegelapan batin dan tidak lagi dicengkeram oleh kegelapan batin ….., berhenti menjadi penyebab yang menyesatkan orang lain, tidak akan mendapat kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian halnya, Yang Mulia."

13. "Kalau begitu, warga suku Kalama, bagaimana pendapatmu? Apakah hal-hal tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan?"
"Menguntungkan, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut tercela atau tidak tercela?"
"Tidak tercela, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut dibenarkan atau tidak dibenarkan oleh para Bijaksana?"
"Dibenarkan, Yang Mulia."
"Kalau terus dilakukan, apakah akan membawa kebahagiaan atau tidak?"
"Tentu akan membawa kebahagiaan. Demikianlah pendapat kami."

14. "Demikianlah, warga suku Kalama, itulah yang Kumaksud dengan mengatakan, 'Janganlah percaya begitu saja….., Tetapi apabila setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui hal ini berguna; hal ini tidak tercela; hal ini dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan, maka sudah selayaknya kamu menerima dan hidup sesuai dengan hal-hal tersebut.' Itulah sebabnya, mengapa Aku mengucapkan kata-kata tersebut."

Sumber: Kalama Sutta

2. Akibat langsung dari perbuatan tersebut terhadap diri sendiri dan orang lain apakah menyebabkan kebahagiaan atau penderitaan. Hal ini dijelaskan dalam Cula-rahulovada Sutta sebagai berikut:

Quote
“Kapan pun kamu ingin melakukan perbuatan melalui jasmani, kamu harus bercermin: ‘Perbuatan melalui jasmani yang ingin kulakukan ini – akankah ia membawa pada penderitaan bagi diri sendiri, orang lain, atau keduanya? Apakah ia suatu perbuatan jasmani yang tidak baik, dengan akibat yang menyedihkan, hasil yang menyakitkan?’ Jika, dalam bercermin, kamu mengetahui bahwa ia akan membawa pada penderitaan bagi diri sendiri, orang lain, atau keduanya; ia adalah perbuatan jasmani yang tidak baik dengan akibat yang menyedihkan, hasil yang menyakitkan, maka segala perbuatan jasmani yang semacam itu sesungguhnya tidak pantas kamu lakukan. Namun jika dalam bercermin kamu mengetahui bahwa ia tidak akan mengakibatkan penderitaan… ia adalah perbuatan jasmani yang baik dengan akibat yang membahagiakan, hasil yang menyenangkan, maka segala perbuatan jasmani yang semacam itu pantas kamu lakukan.”

“Saat kamu melakukan suatu perbuatan jasmani, kamu harus bercermin: ‘Perbuatan jasmani yang kulakukan ini – apakah membawa pada penderitaan bagi diri sendiri, orang lain, atau keduanya? Apakah ia suatu perbuatan jasmani yang tidak baik, dengan akibat yang menyedihkan, hasil yang menyakitkan?’ Jika, dalam bercermin, kamu mengetahui bahwa ia membawa pada penderitaan bagi diri sendiri, orang lain, atau keduanya… kamu harus menghentikannya. Namun jika dalam bercermin kamu mengetahui bahwa ia bukan… kamu dapat melanjutkannya.”

“Setelah melakukan suatu perbuatan jasmani, kamu harus bercermin padanya…. Jika, dalam bercermin, kamu mengetahui bahwa ia membawa pada penderitaan bagi diri sendiri, orang lain, atau keduanya; ia adalah perbuatan jasmani yang tidak baik dengan akibat yang menyakitkan, hasil yang menyedihkan, maka kamu harus mengakuinya, mengungkapkannya, mengatakannya secara terbuka kepada Sang Guru atau kepada seorang sahabat yang berpengetahuan dalam kehidupan suci. Setelah mengakuinya… kamu harus berlatih mengendalikan diri pada masa yang akan datang. Namun jika dalam bercermin kamu mengetahui bahwa ia tidak membawa pada penderitaan… ia adalah perbuatan jasmani yang baik dengan akibat yang menyenangkan, hasil yang membahagiakan, maka kamu harus tetap tersegarkan secara mental dan bergembira, dengan berlatih siang dan malam dalam kualitas mental yang baik.”

..... [dst berlaku juga untuk perbuatan melalui ucapan dan pikiran]

Sumber: Cula-rahulovada Sutta

3. Kontribusi atau pengaruh perbuatan tersebut pada kemajuan batin, yaitu apakah perbuatan tsb bisa membawa pada pelenyapan dukkha, Pencerahan, dan Nibbana atau tidak. Perbuatan yang bermanfaat (kusala) adalah perbuatan yang dapat membawa pada kemajuan batin, yaitu sesuai dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan; perbuatan yang tidak bermanfaat adalah kebalikannya.

Berdasarkan ketiga faktor di atas, suatu perbuatan dikatakan benar-benar perbuatan baik jika dilandasi oleh alobha, adosa, dan amoha, menyebabkan kebahagiaan orang lain dan diri sendiri, serta membawa kemajuan batin hingga tercapainya Nibbana.
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Apui on 12 August 2010, 11:12:11 PM
Mmm.. kalo kejadiannya kita memberi sedekah k LSM, ternyata LSM nya yang ga bener, termasuk perbuatan baik ga ya? apa yang penting kita tulus aja klo kasih sedekah?
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 12 August 2010, 11:20:56 PM
dana tetap dana, meskipun kepada binatang sekalipun.
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Juice_alpukat on 18 August 2010, 07:29:44 PM
Suatu perbuatan dikatakan perbuatan baik (kusala kamma) jika dilandasi oleh akar kebaikan (kusalamula), yaitu tanpa keserakahan (alobha), tanpa kebencian (adosa), dan tanpa kebodohan batin (amoha). Sebaliknya jika dilandasi oleh keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin (moha) atau disebut akar kejahatan (akusalamula) maka dikategorikan sebagai perbuatan buruk (akusala kamma).
ayee nggak mengerti nih, bukannye kite masih diliputi LDM, kalau begto gimane mungkinlah kite bise buat baik, kalo kite buat baek artinya ga ada lobha,dosa,moha, artine kite udah mencapai kesucian/nibbana donggg
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Jerry on 18 August 2010, 08:22:08 PM
Perbuatan kita bisa berdasarkan pada LDM tapi bisa pula pada ALADAM. Kalau melulu LDM ya ngarep ampe kapan juga ngga bakal lepas dari Samsara. Tapi karena ada kualitas ALADAM yang bisa kita kembangin makanya kita bisa lepas dari Samsara dan mencapai Nibbana.
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Juice_alpukat on 18 August 2010, 08:43:27 PM
Aladam opo pulak tuh
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: seniya on 18 August 2010, 08:52:25 PM
Suatu perbuatan dikatakan perbuatan baik (kusala kamma) jika dilandasi oleh akar kebaikan (kusalamula), yaitu tanpa keserakahan (alobha), tanpa kebencian (adosa), dan tanpa kebodohan batin (amoha). Sebaliknya jika dilandasi oleh keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin (moha) atau disebut akar kejahatan (akusalamula) maka dikategorikan sebagai perbuatan buruk (akusala kamma).
ayee nggak mengerti nih, bukannye kite masih diliputi LDM, kalau begto gimane mungkinlah kite bise buat baik, kalo kite buat baek artinya ga ada lobha,dosa,moha, artine kite udah mencapai kesucian/nibbana donggg

Baik LDM (lobha, dosa, moha) maupun A-LDM (alobha, adosa, amoha) sama2 diliputi oleh Avijja (ketidaktahuan), namun untuk A-LDM kadar Avijja-nya tidak sebesar LDM. Sedangkan perbuatan mereka yang sudah tercerahkan bukan LDM maupun bukan A-LDM (disebut kiriya) dan tidak diliputi oleh Avijja melainkan Vijja (pengetahuan/kebijaksanaan).

Skemanya kurang lebih (cmiiw):

1. Avijja --> Tanha --> LDM --> Akusala kamma, misalnya mencuri

2. Avijja --> Tanha -> A-LDM --> Kusala kamma, misalnya berdana

3. Vijja --> Panna & Karuna --> Bukan LDM maupun bukan A-LDM --> kiriya, misalnya perbuatan Sang Buddha dan para Arahat

Jadi perbuatan mereka yang telah mencapai Pencerahan bebas dari dualitas LDM maupun A-LDM (di luar batasan baik dan buruk)
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Juice_alpukat on 18 August 2010, 08:53:45 PM
Bukanna kalau udah gak ada ldm alias aladam bukanna udah mencpai kesucian gmn ne
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Juice_alpukat on 18 August 2010, 08:58:36 PM
Suatu perbuatan dikatakan perbuatan baik (kusala kamma) jika dilandasi oleh akar kebaikan (kusalamula), yaitu tanpa keserakahan (alobha), tanpa kebencian (adosa), dan tanpa kebodohan batin (amoha). Sebaliknya jika dilandasi oleh keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin (moha) atau disebut akar kejahatan (akusalamula) maka dikategorikan sebagai perbuatan buruk (akusala kamma).
ayee nggak mengerti nih, bukannye kite masih diliputi LDM, kalau begto gimane mungkinlah kite bise buat baik, kalo kite buat baek artinya ga ada lobha,dosa,moha, artine kite udah mencapai kesucian/nibbana donggg

Baik LDM (lobha, dosa, moha) maupun A-LDM (alobha, adosa, amoha) sama2 diliputi oleh Avijja (ketidaktahuan), namun untuk A-LDM kadar Avijja-nya tidak sebesar LDM. Sedangkan perbuatan mereka yang sudah tercerahkan bukan LDM maupun bukan A-LDM (disebut kiriya) dan tidak diliputi oleh Avijja melainkan Vijja (pengetahuan/kebijaksanaan).

Skemanya kurang lebih (cmiiw):

1. Avijja --> Tanha --> LDM --> Akusala kamma, misalnya mencuri

2. Avijja --> Tanha -> A-LDM --> Kusala kamma, misalnya berdana

3. Vijja --> Panna & Karuna --> Bukan LDM maupun bukan A-LDM --> kiriya, misalnya perbuatan Sang Buddha dan para Arahat

Jadi perbuatan mereka yang telah mencapai Pencerahan bebas dari dualitas LDM maupun A-LDM (di luar batasan baik dan buruk)
oh begitu yo terimakasih sudah mengertilah sedikit kiraen tanpa LDM kitenye udah suci nian
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Jerry on 18 August 2010, 09:02:31 PM
Bukanna kalau udah gak ada ldm alias aladam bukanna udah mencpai kesucian gmn ne
Perbuatan yang dilakukan dengan dasar aladam menumbuhkan & mengembangkan kusala yang pada akhirnya mengondisikan pada berkurang & berakhirnya kamma. Ngga serta merta dong Bro.
Gampangnya gini:
Orang yang perbuatannya aladam tidak pasti sudah mencapai kesucian.
Orang yang suci perbuatannya pasti sudah aladam. Lebih tepatnya arahat perbuatannya sudah aladam. Kalo sotapanna, sakadagami, anagami masih sedang dalam progres ke sana.
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Jerry on 18 August 2010, 09:06:39 PM
Suatu perbuatan dikatakan perbuatan baik (kusala kamma) jika dilandasi oleh akar kebaikan (kusalamula), yaitu tanpa keserakahan (alobha), tanpa kebencian (adosa), dan tanpa kebodohan batin (amoha). Sebaliknya jika dilandasi oleh keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin (moha) atau disebut akar kejahatan (akusalamula) maka dikategorikan sebagai perbuatan buruk (akusala kamma).
ayee nggak mengerti nih, bukannye kite masih diliputi LDM, kalau begto gimane mungkinlah kite bise buat baik, kalo kite buat baek artinya ga ada lobha,dosa,moha, artine kite udah mencapai kesucian/nibbana donggg

Baik LDM (lobha, dosa, moha) maupun A-LDM (alobha, adosa, amoha) sama2 diliputi oleh Avijja (ketidaktahuan), namun untuk A-LDM kadar Avijja-nya tidak sebesar LDM. Sedangkan perbuatan mereka yang sudah tercerahkan bukan LDM maupun bukan A-LDM (disebut kiriya) dan tidak diliputi oleh Avijja melainkan Vijja (pengetahuan/kebijaksanaan).

Skemanya kurang lebih (cmiiw):

1. Avijja --> Tanha --> LDM --> Akusala kamma, misalnya mencuri

2. Avijja --> Tanha -> A-LDM --> Kusala kamma, misalnya berdana

3. Vijja --> Panna & Karuna --> Bukan LDM maupun bukan A-LDM --> kiriya, misalnya perbuatan Sang Buddha dan para Arahat

Jadi perbuatan mereka yang telah mencapai Pencerahan bebas dari dualitas LDM maupun A-LDM (di luar batasan baik dan buruk)
Utk poin 2, maap Bro Seniya.. Selain Tanha, ada juga Chanda. Keinginan akan pencerahan dan keinginan yang mendasari kusala kamma bukan dikategorikan didasari oleh tanha, tapi chanda.
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: seniya on 18 August 2010, 09:22:55 PM

Utk poin 2, maap Bro Seniya.. Selain Tanha, ada juga Chanda. Keinginan akan pencerahan dan keinginan yang mendasari kusala kamma bukan dikategorikan didasari oleh tanha, tapi chanda.

Thx atas koreksinya, saya cuma ambil "mudahnya" aja.... :)

Sepertinya tanha juga masih ada dalam perbuatan baik, misalnya berdana karena ingin menjadi terkenal di kalangan masyarakat selain untuk memupuk karma baik.....

Jadi poin ke-2 dapat dikoreksi menjadi: Avijja --> Tanha/Chanda -> A-LDM --> Kusala kamma, misalnya berdana
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Juice_alpukat on 18 August 2010, 09:31:14 PM
apa ne contoh dari perbuatan baik tanpa disertai moha lobha dan dosa??
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: tesla on 18 August 2010, 09:36:58 PM
Kita sering mendengar dan juga menyatakan "saya ingin berbuat baik"
sebenarnya seperti apakah definisi berbuat baik menurut agama Budha?
Yuk kita diskusikan bersama...


perbuatan baek = perbuatan yg niatnya memberi manfaat, mengakhiri (atau mengurangi) penderitaan diri sendiri maupun mahkluk lain.
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: ryu on 18 August 2010, 09:37:07 PM
apa ne contoh dari perbuatan baik tanpa disertai moha lobha dan dosa??

Marilah kita menjalankan ajaran2 Sang Buddha ( jangan pedulikan orang lain )...
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Jerry on 18 August 2010, 09:39:28 PM

Utk poin 2, maap Bro Seniya.. Selain Tanha, ada juga Chanda. Keinginan akan pencerahan dan keinginan yang mendasari kusala kamma bukan dikategorikan didasari oleh tanha, tapi chanda.

Thx atas koreksinya, saya cuma ambil "mudahnya" aja.... :)

Sepertinya tanha juga masih ada dalam perbuatan baik, misalnya berdana karena ingin menjadi terkenal di kalangan masyarakat selain untuk memupuk karma baik.....

Jadi poin ke-2 dapat dikoreksi menjadi: Avijja --> Tanha/Chanda -> A-LDM --> Kusala kamma, misalnya berdana

Yup, tanha masih mendasari punna alias perbuatan baik aka meritorious deed, ini golongan kamma terang dengan hasil terang menurut Sang Buddha.
Sedangkan chanda mendasari kusala kamma alias perbuatan bermanfaat aka skillful deed, ini golongan kamma bukan gelap bukan terang yang menuntun pada berakhirnya kamma.
Berdana bisa punna bisa kusala, tergantung mindset si pendana.
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Juice_alpukat on 18 August 2010, 09:43:15 PM
apa ne contoh dari perbuatan baik tanpa disertai moha lobha dan dosa??

Marilah kita menjalankan ajaran2 Sang Buddha ( jangan pedulikan orang lain )...:=))

Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: seniya on 18 August 2010, 09:45:57 PM
apa ne contoh dari perbuatan baik tanpa disertai moha lobha dan dosa??


Kalau dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita pernah melihat pengemis yang lumpuh/cacat kemudian secara spontan timbul rasa belas kasihan (karuna) dan ingin menolong tanpa pamrih yang hanya didasari oleh rasa belas kasihan tersebut (tanpa ada buruk sangka misalnya mengganggap itu hanya pura-pura, pemalas, dst). Lalu serta merta merogoh kantung kita untuk memberikan dana kepada sang pengemis.
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Juice_alpukat on 18 August 2010, 09:47:36 PM

Utk poin 2, maap Bro Seniya.. Selain Tanha, ada juga Chanda. Keinginan akan pencerahan dan keinginan yang mendasari kusala kamma bukan dikategorikan didasari oleh tanha, tapi chanda.

Thx atas koreksinya, saya cuma ambil "mudahnya" aja.... :)

Sepertinya tanha juga masih ada dalam perbuatan baik, misalnya berdana karena ingin menjadi terkenal di kalangan masyarakat selain untuk memupuk karma baik.....

Jadi poin ke-2 dapat dikoreksi menjadi: Avijja --> Tanha/Chanda -> A-LDM --> Kusala kamma, misalnya berdana

Yup, tanha masih mendasari punna alias perbuatan baik aka meritorious deed, ini golongan kamma terang dengan hasil terang menurut Sang Buddha.
Sedangkan chanda mendasari kusala kamma alias perbuatan bermanfaat aka skillful deed, ini golongan kamma bukan gelap bukan terang yang menuntun pada berakhirnya kamma.
Berdana bisa punna bisa kusala, tergantung mindset si pendana.
wadao bahasanyo ketiinggiaan buanget apa itu skliiful deed apa itu meritoruuis deed???????
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Juice_alpukat on 18 August 2010, 09:52:15 PM


Kalau dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita pernah melihat pengemis yang lumpuh/cacat kemudian secara spontan timbul rasa belas kasihan (karuna) dan ingin menolong tanpa pamrih yang hanya didasari oleh rasa belas kasihan tersebut (tanpa ada buruk sangka misalnya mengganggap itu hanya pura-pura, pemalas, dst). Lalu serta merta merogoh kantung kita untuk memberikan dana kepada sang pengemis.
oh begitu terima kasih lagi........... apa contohnya pebuatan disertai moha tapi tanpa disertai lobha dan dosa??

pa contohnya perbuatan disertahi moha dan disertahi dosa tapi gak disertai lobha?
pa contaohnya perbuatan yang disertai lobha tapi tidak disertai dosa dan moha?
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Jerry on 18 August 2010, 09:56:52 PM


Kalau dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita pernah melihat pengemis yang lumpuh/cacat kemudian secara spontan timbul rasa belas kasihan (karuna) dan ingin menolong tanpa pamrih yang hanya didasari oleh rasa belas kasihan tersebut (tanpa ada buruk sangka misalnya mengganggap itu hanya pura-pura, pemalas, dst). Lalu serta merta merogoh kantung kita untuk memberikan dana kepada sang pengemis.
oh begitu terima kasih lagi........... apa contohnya pebuatan disertai moha tapi tanpa disertai lobha dan dosa??

pa contohnya perbuatan disertahi moha dan disertahi dosa tapi gak disertai lobha?
pa contaohnya perbuatan yang disertai lobha tapi tidak disertai dosa dan lobha?
ngomong ga jelas. :))
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Juice_alpukat on 18 August 2010, 10:01:32 PM


Kalau dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita pernah melihat pengemis yang lumpuh/cacat kemudian secara spontan timbul rasa belas kasihan (karuna) dan ingin menolong tanpa pamrih yang hanya didasari oleh rasa belas kasihan tersebut (tanpa ada buruk sangka misalnya mengganggap itu hanya pura-pura, pemalas, dst). Lalu serta merta merogoh kantung kita untuk memberikan dana kepada sang pengemis.
oh begitu terima kasih lagi........... apa contohnya pebuatan disertai moha tapi tanpa disertai lobha dan dosa??

pa contohnya perbuatan disertahi moha dan disertahi dosa tapi gak disertai lobha?
pa contaohnya perbuatan yang disertai lobha tapi tidak disertai dosa dan lobha?
ngomong ga jelas. :))
woww menghinakah atau hiburkah??

Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Juice_alpukat on 18 August 2010, 10:02:36 PM
gimana tanggapan temen-teman nanggapin

Nibbana yang dapat dilihat

Suatu ketika brahmana Janussoni menghampiri Sang Buddha...
dan berkata kepada Beliau demikian:

“Telah dikatakan, Guru Gotama,’Nibbana dapat dilihat secara langsung’. guru Gotama, dengan cara apakah nibbana dapat dilihat secara langsung, segera, mengundang orang untuk datang dan melihat, berharga untuk dilaksanakan, untuk dialami sendiri oleh para bujaksana?”

“Brahmana, bila seseorang dipenuhi nafsu... buruk akhlaknya karena kebencian... bingung karena kebodohan batin, maka dia merencanakan kerugian bagi dirinya sendiri, kerugian bagi yang lain, kerugian bagi keduanya; dan dipikirannya dia mengalami penderitaan dan kesedihan. Tetapi, bila nafsu, kebencian dan kebodohan batin telah ditinggalkan, dia tidak lagi merencanakan kerugian bagi dirinya sendiri, tidak juga kerugian bagi yang lain, tidak juga kerugian bagi keduanya; dan dipikirannya dia tidak mengalami penderitaan dan kesedihan. Dengan cara inilah, brahmana, nibbana dapat dilihat secara langsung, segera, mengundang orang untuk datang dan melihat, berharga untuk dilaksanakan, untuk dialami sendiri oleh para bijaksana.

Karena dia mengalami hancur totalnya nafsu, kebencian dan kebodohan batin, dengan cara ini, brahmana, nibbana dapat dilihat secara langsung, segera, mengundang orang untuk datang dan melihat, berharga untuk dilaksanakan, untuk dialami sendiri oleh para bijaksana.”
(Anggutara Nikaya III, 55)

Jika kita meneliti dan menganalisis sutta ini dengan seksama, nibbana digambarkan dapat dicapai saat ini juga!!
(ditandai dengan warna hitam)

Nibbana yang dimaksud bukan sesuatu yang di luar konsep pemikiran manusia. Namun, sangat dekat dengan kita yaitu dalam pikiran kita. Jadi pengertian nibbana digambarkan oleh Buddha Gotama sebagai suatu kondisi batin (pikiran sadar & bawah-sadar, kesadaran, perasaan)!

Kita cermati kata-kata Sang Buddha "bila nafsu, kebencian dan kebodohan batin telah ditinggalkan"
Dikatakan bahwa nibbana memenuhi syarat berikut:
1. Nafsu ditinggalkan
Keserakahan juga dimaksud. Ini tak lain merupakan kehancuran bagi keserakahan (lobha) atau kemelekatan.
2. Kebencian ditinggalkan
Ini berarti kebencian (dosa) telah dilenyapkan.
3. Kebodohan batin ditinggalkan
Ini berarti pikiran, kesadaran, perasaan, persepsi atau batin telah terbebas dari ketidakpahaman terhadap realita dunia atau dengan kata lain telah mencapai kebijaksanaan sejati.
Jadi nibbana dapat dikatakan sebagai musnahnya nafsu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin.

Selanjutnya cermati kata-kata "dia tidak lagi merencanakan kerugian bagi dirinya sendiri, tidak juga kerugian bagi yang lain, tidak juga kerugian bagi keduanya; dan dipikirannya dia tidak mengalami penderitaan dan kesedihan". Itu adalah akibat dari lenyapnya nafsu, kebencian, dan kebodohan batin.

Jadi ketika seseorang telah melenyapkan ketiga akar penderitaan, maka:
1. Tidak mungkin ia akan merencanakan (berkehendak) melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri. Contohnya bunuh diri, menyiksa diri sendiri, minum-minuman keras, menggunakan narkoba.
2. Tidak mungkin ia akan merencanakan atau berniat melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Contohnya bergosip, memfitnah, menyiksa orang lain atau hewan, korupsi, mencuri, membunuh.
3. Juga tidak mungkin merencanakan atau ada niat yang merugikan diri sendiri sekaligus orang lain. Contohnya saling berperang, saling memukul, merusak lingkungan.
4. Pikirannya tidak mengalami penderitaan dan kesedihan. Ini jelas karena tindakan seseorang tidak pernah negatif atau yang buruk sehingga tidak ada tekanan bagi pikiran. Jika seseorang masih diliputi kebencian misalnya, maka tindakannya akan merugikan orang lain atau diri sendiri atau kedua-keduanya sehingga pikirannya tidak akan tenang karena takut, cemas, malu ketika berbuat salah.

Orang yang telah terbebas tersebut akan membuat orang lain tertarik untuk mengetahui dan ikut berusaha melenyapkan kekotoran batin juga. Hal ini karena orang yang telah terbebas atau setidak-tidaknya orang yang melatih terus akan terlihat damai, tenang, dan selalu riang di mana pun ia berada sehingga akan menarik banyak orang untuk berlatih juga. Contohnya Sang Buddha sendiri.

(Willy Yandi Wijaya
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Jerry on 18 August 2010, 10:09:09 PM


Kalau dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita pernah melihat pengemis yang lumpuh/cacat kemudian secara spontan timbul rasa belas kasihan (karuna) dan ingin menolong tanpa pamrih yang hanya didasari oleh rasa belas kasihan tersebut (tanpa ada buruk sangka misalnya mengganggap itu hanya pura-pura, pemalas, dst). Lalu serta merta merogoh kantung kita untuk memberikan dana kepada sang pengemis.
oh begitu terima kasih lagi........... apa contohnya pebuatan disertai moha tapi tanpa disertai lobha dan dosa??

pa contohnya perbuatan disertahi moha dan disertahi dosa tapi gak disertai lobha?
pa contaohnya perbuatan yang disertai lobha tapi tidak disertai dosa dan lobha?
yang ke-3, gimana coba perbuatan disertai LOBHA tapi tidak disertai dosa dan LOBHA?
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Juice_alpukat on 18 August 2010, 10:13:22 PM


Kalau dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita pernah melihat pengemis yang lumpuh/cacat kemudian secara spontan timbul rasa belas kasihan (karuna) dan ingin menolong tanpa pamrih yang hanya didasari oleh rasa belas kasihan tersebut (tanpa ada buruk sangka misalnya mengganggap itu hanya pura-pura, pemalas, dst). Lalu serta merta merogoh kantung kita untuk memberikan dana kepada sang pengemis.
oh begitu terima kasih lagi........... apa contohnya pebuatan disertai moha tapi tanpa disertai lobha dan dosa??

pa contohnya perbuatan disertahi moha dan disertahi dosa tapi gak disertai lobha?
pa contaohnya perbuatan yang disertai lobha tapi tidak disertai dosa dan lobha?
yang ke-3, gimana coba perbuatan disertai LOBHA tapi tidak disertai dosa dan LOBHA?

iyayah w baru ngelihat coryyy.........:-[
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Jerry on 18 August 2010, 10:17:50 PM
Jadi kira2 saya menghina atau menghibur? ;)
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Juice_alpukat on 18 August 2010, 10:33:22 PM
Jadi kira2 saya menghina atau menghibur? ;)
ya gitu dehhh
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: indavadi on 19 August 2010, 12:11:06 AM
Perbuatan baik adalah perbuatan yang tidak jahat! ya kalau menurut saya cuman itu sich.
Selama kita mampu mendeskripsikan perbuatan jahat ya kita itu bakalan tahu perbuatan baik itu apa.
Btw saya cuman ingin menambahkan teori umat awam atau teori dunia yang sangat membumi, yakni jangan kita pernah menyimpulkan bahwa perbuatan baik itu tidak akan merugikan orang lain dan makhluk lain, kamma sendiri aja sekali berbuah langsung berbuah 2 kondisi yakni buruk dan baik dalam satu waktu.
Bagi saya perbuatan baik itu apabila suatu perbuatan itu menyebabkan 51% orang senang dan 49% orang tidak senang, nah itu perbuatan baik deh.
Selama tidak ada yang dirugikan maka tidak akan ada juga yang diuntungkan dan sebaliknya.
Peace!!
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Indra on 19 August 2010, 12:17:26 AM
Perbuatan baik adalah perbuatan yang tidak jahat! ya kalau menurut saya cuman itu sich.
Selama kita mampu mendeskripsikan perbuatan jahat ya kita itu bakalan tahu perbuatan baik itu apa.
Btw saya cuman ingin menambahkan teori umat awam atau teori dunia yang sangat membumi, yakni jangan kita pernah menyimpulkan bahwa perbuatan baik itu tidak akan merugikan orang lain dan makhluk lain, kamma sendiri aja sekali berbuah langsung berbuah 2 kondisi yakni buruk dan baik dalam satu waktu.
Bagi saya perbuatan baik itu apabila suatu perbuatan itu menyebabkan 51% orang senang dan 49% orang tidak senang, nah itu perbuatan baik deh.
Selama tidak ada yang dirugikan maka tidak akan ada juga yang diuntungkan dan sebaliknya.
Peace!!


menurut anda seorang yg duduk diam tidak melakukan apa2, apakah ini perbuatan jahat? kalau tidak jahat apakah ini perbuatan baik?
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: indavadi on 19 August 2010, 12:35:06 AM
Perbuatan baik adalah perbuatan yang tidak jahat! ya kalau menurut saya cuman itu sich.
Selama kita mampu mendeskripsikan perbuatan jahat ya kita itu bakalan tahu perbuatan baik itu apa.
Btw saya cuman ingin menambahkan teori umat awam atau teori dunia yang sangat membumi, yakni jangan kita pernah menyimpulkan bahwa perbuatan baik itu tidak akan merugikan orang lain dan makhluk lain, kamma sendiri aja sekali berbuah langsung berbuah 2 kondisi yakni buruk dan baik dalam satu waktu.
Bagi saya perbuatan baik itu apabila suatu perbuatan itu menyebabkan 51% orang senang dan 49% orang tidak senang, nah itu perbuatan baik deh.
Selama tidak ada yang dirugikan maka tidak akan ada juga yang diuntungkan dan sebaliknya.
Peace!!


menurut anda seorang yg duduk diam tidak melakukan apa2, apakah ini perbuatan jahat? kalau tidak jahat apakah ini perbuatan baik?

Well saya bukanlah praktisi Buddhist yang baik, tetapi Guru kita itu pernah menyatakan bahwa "Janganlah berbuat kejahatan" kemudian baru "tambahkanlah kebajikan", jadi mungkin pertanyaan saudara itu lebih cocok ke kalimat "janganlah berbuat kejahatan" ya, alias belum tentu dia berbuat baik.
Perbuatan itu biasanya tidak digolongkan baik atau jahat deh, sorry jika salah ya.
Peace!!
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: Indra on 19 August 2010, 01:34:25 AM
Perbuatan baik adalah perbuatan yang tidak jahat! ya kalau menurut saya cuman itu sich.
Selama kita mampu mendeskripsikan perbuatan jahat ya kita itu bakalan tahu perbuatan baik itu apa.
Btw saya cuman ingin menambahkan teori umat awam atau teori dunia yang sangat membumi, yakni jangan kita pernah menyimpulkan bahwa perbuatan baik itu tidak akan merugikan orang lain dan makhluk lain, kamma sendiri aja sekali berbuah langsung berbuah 2 kondisi yakni buruk dan baik dalam satu waktu.
Bagi saya perbuatan baik itu apabila suatu perbuatan itu menyebabkan 51% orang senang dan 49% orang tidak senang, nah itu perbuatan baik deh.
Selama tidak ada yang dirugikan maka tidak akan ada juga yang diuntungkan dan sebaliknya.
Peace!!


menurut anda seorang yg duduk diam tidak melakukan apa2, apakah ini perbuatan jahat? kalau tidak jahat apakah ini perbuatan baik?

Well saya bukanlah praktisi Buddhist yang baik, tetapi Guru kita itu pernah menyatakan bahwa "Janganlah berbuat kejahatan" kemudian baru "tambahkanlah kebajikan", jadi mungkin pertanyaan saudara itu lebih cocok ke kalimat "janganlah berbuat kejahatan" ya, alias belum tentu dia berbuat baik.
Perbuatan itu biasanya tidak digolongkan baik atau jahat deh, sorry jika salah ya.
Peace!!

kalau begitu bukankah statement baru anda ini kontradiktif dengan statement sebelumnya spt yg di-bold di atas?
Title: Re: Definisi perbuatan baik
Post by: indavadi on 19 August 2010, 09:22:37 AM
Perbuatan baik adalah perbuatan yang tidak jahat! ya kalau menurut saya cuman itu sich.
Selama kita mampu mendeskripsikan perbuatan jahat ya kita itu bakalan tahu perbuatan baik itu apa.
Btw saya cuman ingin menambahkan teori umat awam atau teori dunia yang sangat membumi, yakni jangan kita pernah menyimpulkan bahwa perbuatan baik itu tidak akan merugikan orang lain dan makhluk lain, kamma sendiri aja sekali berbuah langsung berbuah 2 kondisi yakni buruk dan baik dalam satu waktu.
Bagi saya perbuatan baik itu apabila suatu perbuatan itu menyebabkan 51% orang senang dan 49% orang tidak senang, nah itu perbuatan baik deh.
Selama tidak ada yang dirugikan maka tidak akan ada juga yang diuntungkan dan sebaliknya.
Peace!!


menurut anda seorang yg duduk diam tidak melakukan apa2, apakah ini perbuatan jahat? kalau tidak jahat apakah ini perbuatan baik?

Well saya bukanlah praktisi Buddhist yang baik, tetapi Guru kita itu pernah menyatakan bahwa "Janganlah berbuat kejahatan" kemudian baru "tambahkanlah kebajikan", jadi mungkin pertanyaan saudara itu lebih cocok ke kalimat "janganlah berbuat kejahatan" ya, alias belum tentu dia berbuat baik.
Perbuatan itu biasanya tidak digolongkan baik atau jahat deh, sorry jika salah ya.
Peace!!

kalau begitu bukankah statement baru anda ini kontradiktif dengan statement sebelumnya spt yg di-bold di atas?

Ohhhh iya ya bener juga ya Om kontradiktif ya ? hahahaha