5.BERKAH-BERKAH TERMULIA(31) Melatih pegendalian diri(32) Hidup sesuai dengan Jalan Ariya Berunsur Delapan(33) Memahami Empat Kebenaran Mulia(34) Mencapai Nibbana(35) Tidak tergoyahkan oleh kondisi duniawi(36) Bebas dari kesedihan(37) Bebas dari noda(38) Memiliki ketenangan dan perlindungan sejatiPada tahap ini, perkembangan duniawi tidak lagi menjadi prioritas utama. Tujuan dari hidup telah berubah. Ini adalah tingkatan dari pelatihan spiritual yang serius yang diarahkan pada pencapaian berkah-berkah termulia dari jalan, buah dari jalan, pada Nibbana.
Jalan menuju Nibbana(31)
Melatih pengendalian diri~Sekarang kita telah memasuki tahap tertinggi dimana usaha yang lebih besar dibutuhkan untuk kemajuan selanjutnya. Kita tidak boleh dengan mudah dipengaruhi oleh hasrat duniawi atau ketidak-nyaman jasmani. Kita harus melatih diri kita untuk senantiasa fokus di jalan tersebut. Cara yang paling mendasar adalah pengamalan Lima Sila secara ketat, atau yang lebih baik adalah pangamalan Delapan Sila. Untuk banyak praktisi Buddhis, merupakan suatu tradisi untuk mengamalkan Delapan Sila pada bulan muda atau bulan purnama, tetapi Delapan Sila dapat juga diamalkan pada hari lainnya.
Cara terbaik untuk melatih diri kita dalam pengendalian diri adalah dengan mengikuti retret meditasi dimana kita dapat melatih Delapan Sila dalam waktu yang lumayan panjang. Hal ini juga mengijinkan kita menjalani cara hidup mengasingkan diri yang sederhana, mempersiapkan kita disiplin mental dan jasmani untuk diikuti dengan cermat menuju Jalan Ariya Berunsur Delapan. Meditasi, khususnya Vipassana atau Meditasi pandangan terang, juga melatih kita dalam cara pengendalian diri yang terbaik, yang merupakan kesinambungan kewaspadaan.
Delapan Sila1. Menghindari pembunuhan makhluk hidup manapun.
2. Menghindari pengambilan sesuatu yang tidak diberikan.
3. Menghindari perbuatan asusila.
4. Menghindari perkataan bohong dan yang tidak benar.
5. Menghindari konsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang.
6. Menghindari makan setelah petang.
7. Menghindari nyanyian, tarian, musik, pertunjukkan, parfum, kosmetik dan aksesoris perhiasan.
8. Menghindari pemakaian tempat duduk atau tempat tidur yang tinggi dan mewah.
(32)
Hidup sesuai dengan Jalan Ariya Berunsur Delapan~Pada tahap kematangan spiritual ini, berkah ini bukan berarti pengamalan yang asal-asalan dari Jalan Ariya Berunsur Delapan. Pada tahap ini, ia berarti ketaatan yang serius dan waspada atas setiap faktor dari Jalan Ariya. Semua berkah yang terdahulu adalah persiapan bagi kita untuk mengikuti jalan ini dengan ketetapan hati dan ketekunan. Jalan Ariya Berunsur Delapan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian dari sila (moralitas), samadhi (pengembangan batin), dan panna (kebijaksanaan).
JALAN ARIYA BERUNSUR DELAPANKelompok moralitas1. Ucapan benar
Menghindari kebohongan, fitnah, ucapan kasar dan gosip. Mengamalkan ucapan yang jujur, mendamaikan, yang baik dan bermanfaat.
2. Perbuatan benar
Menghindari pembunuhan, pencurian dan perbuatan asusila. Mengamalkan cinta kasih, kejujuran dan kesetiaan.
3. Penghidupan benar
Menghindari pekerjaan yang meliputi pembunuhan (manusia dan hewan), menjual daging hewan, perdagangan manusia, senjata, racun dan minuman yang memabukkan. Pekerjaan yang tidak etis, tidak bermoral dan tidak sesuai dengan hukum yang seharusnya juga dihindari.
Kelompok pengembangan batin4. Usaha benar
Menerapkan disiplin mental dalam mencegah timbulnya pikiran jahat, dan untuk menghilangkan pikiran jahat yang telah timbul. Dalam mengembangkan pikiran baik, dan untuk mempertahankan pikiran baik yang telah timbul.
5. Perhatian benar
Memperhatikan tubuh, posisi tubuh dan sensasi. Memperhatikan pikiran dan bentuk-bentuk pemikiran, emosi dan perasaan.
6. Konsentrasi benar
Mempraktekkan meditasi untuk melatih pikiran yang terpusat dan disiplin dalam mengembangkan dan memperoleh kebijaksanaan.
Kelompok kebijaksanaan7. Pemahaman benar
Memahami dan menerima Empat Kebenaran Mulia.
8. Pikiran benar
Mengembangkan pikiran yang dermawan, cinta kasih dan belas kasih.
(33)
Memahami Empat Kebenaran Mulia~Dengan mengikuti Jalan Berunsur Delapan, pemahamn sejati dari Empat Kebenaran Mulia akan timbul. Hal ini berbeda dengan pengetahuan akademi yang didapatkan dari bangku sekolah, atau pemahaman yang berasal dari pemikiran belaka. Tetapi realisasi yang mendalam dan bersifat langsung akan kebenaran dari kenyataan dan keberadaan, yang timbul dari latihan yang tekun dalam moralitas, pengembangan mental dan kebijaksanaan.
Setiap aspek dari Jalan Berunsur Delapan menyokong latihan dan pengembangan dari aspek-aspek lainnya. Sebagai contohnya, mengamalkan moralitas merupakan fondasi yamg diperlukan bagi pengembangan mental, yang menuntun pada kebijaksanaan. Kebijaksanaan memungkinkan kita melihat manfaat moralitas, yang membuat kita lebih perhatian dalam mengamatinya.
Standar moralitas yang lebih tinggi mengijinkan tingkat perkembangan mental yang lebih besar yang mengakibatkan pemahaman kebijaksanaan yang bahkan lebih mendalam. Dalam siklus dari pertumbuhan spiritual berlanjut ke puncak menuju pemahaman sejati dari Empat Kebenaran Mulia dan pada akhirnya pencapaian Nibbana.
EMPAT KEBENARAN MULIA1. Semua makhluk adalah sasaran Dukkha.
Dukkha biasanya diterjemahkan sebagai penderitaan tetapi sesungguhnya ia meliputi jangkauan luas dari perasaan negatif termasuk tekanan, ketidak-puasan dan penderitaan jasmani. Dukkha timbul sebab semua makhluk merupakan sasaran dari penyakit, berpisah dengan yang dicintai, tidak mendapatkan apa yang diinginkan, mengalami penuaan dan kematian.
2. Dukkha timbul dari hasrat dan keinginan
Semua makhluk menginginkan sensasi yang menyenangkan, dan juga berhasrat untuk menghindari sensasi yang tidak menyenangkan. Sensasi-sansasi ini dapat berupa jasmani maupun mental dan dukkha timbul ketika hasrat dan keinginan tidak dapat dipenuhi.
3. Dukkha dapat diatasi dengan mengakhiri hasrat dan keinginan.
Nibbana adalah suatu keadaan tenang dimana semua ketamakan, kebencian, demikian dukkha, telah diakhiri.
4. Ada cara mengakhiri Dukkha, yakni Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Dukkha dapat dikurangi, dilemahkan dan akhirnya dilenyapkan dan Nibbana dicapai dengan mengikuti jalan yang telah diajari Buddha.
(34)
Mencapai Nibbana~Semua dari kita mampu mencapai Nibbana. Kita mungkin tidak mencapai pencerahan secara langsung tetapi memungkinkan bagi kita untuk mencapai suatu tingkatan dimana perolehan Nibbana telah terjamin. Pencerahan tidak seperlunya dialami dengan seketika atau sepenuhnya. Untuk kebanyakan orang, hal itu dialami secara bertahap.
Ada empat tingkatan yang menuntun pada pencerahan yakni pemasuk arus (Sotapanna), yang kembali sekali lagi (Sakadagami), yang tidak kembali lagi (Anagami) dan pencerahan penuh (Araht). Siapapun yang telah mencapai tiga tingkat yang pertama dapat maju ke tingkat yang lebih tinggi tergantung pada latihan mereka. Untuk mencapai pencerahan penuh, sepuluh belenggu atau halangan harus dipatahkan.
Sepuluh belenggu1. Percaya bahwa tidak ada yang tersisa setelah kematian, pada satu ektrim. Atau percaya pada satu hal yang sungguh ada (keabadian jiwa) yang permanen dan tidak berubah yang bertahan setelah kematian, pasa ektrim lainnya.
*2. Keragu-raguan yang bersifat irasional mengenai ajaran Buddha, khususnya ajaran tentang kamma dan kelahiran kembali.
3. Percaya bahwa seseorang dapat disucikan lewat pengorbanan, ritual atau upacara.
4. Kemelekatan pada kesenangan duniawi.
5. Kemarahan dan niat jahat.
6. Keinginan akan keberadaan di alam materi halus (alam surgawi).
7. Keinginan akan keberadaan di alam tanpa bentuk (alam surgawi yang bahkan lebih halus).
8. Kesombongan dan harga diri.
9. Kegelisahan dan tidak puas.
10. Keidak-tahuan dan khayalan.
*Hal ini jangan dibingungkan dengan khayalan tentang diri yang sepenuhnya dipatahkan hanya oleh para Arahat ketika mereka mencapai pencerahan penuh.
Pemasuk arus adalah mereka yang memiliki paling banyak tujuh kali kehidupan lagi sebelum mencapai pencerahan penuh. Mereka telah ‘memasuki arus’ menuju Nibbana. Dalam sisa kehidupan mereka, mereka hanya akan terlahir kembali di alam manusia atau alam surga, dan tidak akan pernah di alam rendah. Pemasuk arus telah mematahkan tiga belenggu pertama. Namun, jalan yang akan dilalui masih panjang karena masih harus melemahkan dua belenggu yang lainnya (5&6) atau sepenuhnya mematahkan belenggu-belenggu yang lainnya.
Karakteristik dari pemasuk arus adalah mereka mengamalkan Lima Sila secara ketat namun dengan mudah, dan benar-benar tidak menyenangi perbuatan yang merugikan/berbahaya manapun juga. Karakteristik mereka yang lainnya adalah keyakinan yang tidak tergoyahkan kepada Buddha, Dhamma, Sangha (para Ariya). Karakteristik-karakteristik ini dapat tumbuh secara alami, secara kemungkinan terbawa dari kehidupan masa lampau, atau mengembangkannya di kehidupan saat ini lewat pengamalan yang serius dari Jalan Berunsur Delapan.
Yang kembali sekali lagi hanya memiliki satu kali kelahiran lagi di alam manusia atau alam surga sebelum mencapai pencerahan penuh. Mereka telah mematahkan tiga belenggu yang pertama dan melemahkan, tetapi belum sepenuhnya mematahkan dua yang berikutnya (5&6). Yang tidak kembali lagi akan memiliki kehidupan akhir di alam surga yang sangat tinggi dan halus dan akan memperoleh pencerahan penuh di alam tersebut. Mereka telah mematahkan lima belenggu yang pertama. Arahat telah berhasil mematahkan semua sepuluh belenggu dan menjadi sepenuhnya tercerahkkan. Mereka telah membebaskan diri mereka dari kelahiran kembali dan mencapai Nibbana.
Kita semua harus berjuang keras untuk menjadi setidaknya pemasuk arus. Hal ini berada di alam jangkauan semua umat Buddha yang tulus, apakah mereka bhikkhu, bhikkhuni atau umat awam, yang menerima dan memiliki keyakinan pada Dhamma dan hidup sesuai dengan Jalan Berunsur Delapan. Dengan tekad bulat dan ketulusan hati, hal ini dapat diraih di kehidupan sekarang. Pencapaian Nibbana dengan demikian berserah pada waktu saja.
Buah dari jalanYang berikut di atas adalah buah dari Jalan, atau berkah termulia yang dicapai oleh mereka yang tercerahkan. Sementara kita masih belum dapat mencapai semua berkah-berkah tersebut, kita setidaknya mampu mengalami atau merasakan buah dari Jalan ke Nibbana. Mencicipi sedikit dari Nibbana dapat mendorong kita untuk berjuang.
(35)
Tidak tergoyahkan oleh kondisi duniawi~Akan selalu ada perubahan dalam hidup kita, sebagian memberikan kebahagiaan sementara yang lainnya membawakan kesedihan. Merupakan sifat alami dari kehidupan bahwa perubahan senantiasa berlangsung dan perubahan yang berhubungan dengan kehidupan kita selalu saja naik turun di antara peristiwa kehidupan. Menyadari sifat alami yang senantiasa berubah dari kehidupan kita dan mempraktekkan keseimbangan batin memungkinkan seseorang untuk tidak terpengaruh oleh kondisi-kondisi duniawi ini.
DELAPAN KONDISI DUNIAWIUntung dan rugi
Dihormati dan direndahkan
Dipuji dan dicela
Senang dan susah(36)
Bebas dari kesedihan~Kesedihan, penderitaan, ratap tangis dan kekhawatiran adalah bagian dari kehidupan kita dan berasal dari kemelakatan dan keterikatan pada sesuatu yang kita inginkan dan cintai. Mereka yang tercerahkan menyadari kebenaran dari ketidak-kekalan bakan segala sesuatu yang timbul akan lenyap pada suatu hari nanti. Berhadapan dengan kebenaran ini secara langsung dan memahaminya ,seseorang akan bebas dari kesedihan.
(37)
Bebas dari noda~Noda dari ketamakan, kebencian dan kebodohan adalah akar yang menyebabkan semua penderitaan dan ketidak-puasan. Bahkan aspek yang paling halus dari noda-noda ini harus dilenyapkan. Aspek-aspek yang halus ini meliputi hasrat keinginan dan kemelakatan, rasa tidak suka dan cepat marah, dan tidak berkepentingan serta ketidak-tahuan. Mereka yang tercerahkan sepenuhnya terbebaskan dari noda-noda ini.
(38)
Memiliki ketenangan dan perlindungan sejati~Berbeda dengan sifat alami yang senantiasa berubah dan dipenuhi ketidak-puasan dari kehidupan duniawi kita, ketenangan dan kebahagiaan Nibbana adalah abadi. Bahkan sedikit saja rasa dari Nibbana memberi manfaat banyak. Oleh sebab itu, pencapaian Nibbana adalah pencapaian berkah tertinggi dari ketenangan dan perlindungan yang sempurna dan menyeluruh.
Kesimpulan:Bagi mereka yang mematuhi ajaran ini,
Mereka telah membangun keamanan yang sepenuhnya,
Dan mencapai kebahagiaan tanpa akhir dimanapun mereka berada.
Ini adalah 38 berkah-berkah tertinggi.