[mod]Split dari topik "Merespon Pertanyaan Rekan-rekan" di Jurnal Pribadi.[/mod]
jhana 1 dengan 5 faktor, jhana2 lainnya dengan faktor2nya masing2. yg ingin saya sampaikan adalah bahwa dengan memiliki faktor2 (sesuai jhananya) maka ia dikatakan berdiam dalam jhana. saya berpendapat bahwa mungkin saja seseorang berdiam dalam jhana sambil makan
Kalo sambil beraktivitas keknya gak bisa jhana, kalo dibilang di sela-sela aktivitas kemungkinan bisa (bagi yang sudah mahir).
Alasannya, kalo kita perhatikan samatha, walau dalam posisi duduk diam apabila obyeknya tidak mendukung maka tidak mungkin bisa masuk ke dalam jhana, dari sekian obyek tidak semua obyek dapat mengantarkan ke Jhana, apalagi pada saat beraktivitas karena obyeknya berpindah2.
Memang ada penulis yang berpendapat bahwa dalam aktivitas dapat dibarengi keadaaan Jhana bahkan termasuk Jhana 4. Dalam hal ini saya tidak sependapat. Dalam beraktivitas tetap saja tidak dapat di dalam keadaan Jhana, tetapi harus tingkat konsentrasi di bawahnya. Saya tidak pernah mendengar ada orang yang mampu masuk keadaan Jhana sewaktu meditasi jalan, tetapi dalam meditasi jalan tetap dapat dicapai konsentrasi yang tinggi hanya saja tidak sampe Jhana, lagipula meditasi jalan keknya emang lebih cenderung pada pengamatan fenomena daripada Jhana.
Tapi yang jelas apabila seseorang sudah mampu/mahir dalam jhana, maka tingkat konsentrasinya pada saat beraktivitas lebih tinggi daripada yang tidak. Kemampuan konsentrasi ini apabila tidak dibarengi dengan panna tetap saja dapat terjerumus ke dalam kilesa, di lain pihak dengan bekal konsentrasi ini proses pengamatan batin dapat dilakukan dengan baik, jadi konsentrasi mendukung pengamatan yang diharapkan akan menimbulkan panna sehingga dengan panna inilah kilesa dapat dikikis.
Kalo merujuk pada kisah Bhante Moggallana dan Naga, apabila dalam beraktivitas bisa Jhana, saya pikir tidak menunggu sampe Naga menyemburkan api untuk masuk ke dalam Jhana guna menahan serangan.