//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 583576 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #690 on: 05 July 2011, 03:39:07 PM »
Mau tanya,

1. Apa yang membedakan praktik Dhutanga dengan praktik ke-bhikkhu-an biasa? Kalau tidak salah, salah satunya adalah makan satu kali sehari? siapa yang menetapkan peraturannya (apakah si bhikkhu sendiri)?
Praktik pertapaan keras (dhutanga) adalah praktik untuk lebih mendisiplinkan diri. Kalau tidak salah, pertapaan keras ini memang sudah ada tradisinya, tapi yang diperbolehkan oleh Buddha adalah 13 praktik. Pertapaan ini juga pilihan dan boleh dijalani oleh mereka yang cocok & mampu.

Spoiler: ShowHide
Dari wikipedia:

1. paṃsukūla (Abandoned Robes) - this is the austerity of using any cloth found on the road as material for making robes.

2. tecīvarika (Three Robes)- this is the austerity of only using the three robes of a bhikkhu as garments.

3. piṇḍapāta (Begged Food) - this is the austerity of eating only what one gains on almsround (pindapata), whether it be a little or a lot or even nothing at all. NB: bhikkhus do not beg per se, since they are not allowed under Monastic rules (Vinaya) to ask/beg for food. The bhikkhu observing this dhutanga declines invitations to take meals at the houses of Lay people.

4. sapadānacārika (Regular Alms round) - this is the austerity where if a bhikkhu gains tasty food from a particular house on his almsround, then he avoids that house in future

5. ekāsanika (One eating) - this is the austerity where the bhikkhu will eat only in one place and not eat a little in one spot and then eat more in another.

6. pattapiṇḍika (Measured food) - this is the austerity of eating only a certain measure of food. The bhikkhu sees fault in indulging his appetite.

7. khalupacchābhattika (no longer accepting any extra food after having started to take the meal) - this is the austerity of no longer accepting any extra food after having started to take the meal

8. āraññika (Dwelling in a peaceful place) - this is the austerity where the bhikkhu does not dwell in a village or noisy temple. This is meant to help with meditation, as it is very hard to meditate in a noisy place.

9. rukkhamūla (Dwelling under a tree) - this is the austerity of not dwelling under a roof.

10. abbhokāsika (Dwelling in a dewy place) - this is the austerity of dwelling neither under a roof or a tree, but in the open

11. susānika (Dwelling among the graves) - this is the austerity of living/dwelling in a cemetery. NB cemeteries in Ancient & modern India often have corpses left out in the open or only partially cremated. Also places where ghosts & malevolent spirits were known to inhabit...a frightening place.

12. yathāsantatika (Any chanced upon place) - this is the austerity of at the end of a days walking/wandering to sleep wherever the bhikkhu happened to be so long as it was safe.

13. nesajjika (Always sitting and not lying down) - this is the austerity of not sleeping stretched out. Usually the bhikkhu sleeps propped against a wall or even in the meditation posture.



Quote
2. Apa perbedaan praktik Dhutanga dengan praktik menyiksa diri (satu dari dua ekstrem)?
Dhutanga masih dalam cakupan jalan tengah karena tujuannya adalah mendisiplinkan indriah untuk menunjang latihan. Berbeda dengan menyiksa diri yang memang untuk menimbulkan perasaan tidak menyenangkan pada tubuh.


Quote
3. Apa tujuan praktik Dhutanga?
Sebetulnya dhutanga atau tidak, sama saja bagi seorang bhikkhu tujuannya adalah pengikisan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin. Bedanya dhutanga adalah bentuk yang lebih keras saja. Mahakassapa, Mahasavaka terunggul dalam dhutanga menolak menghentikan dhutanga-nya walaupun umurnya sudah tua karena ingin memberikan contoh bagi generasi berikut agar mengambil jalan yang sama, dan mencapai hasil yang sama sepertinya (nibbana).

Offline thres

  • Teman
  • **
  • Posts: 62
  • Reputasi: 4
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #691 on: 05 July 2011, 03:55:00 PM »
Mau tanya lagi,

Apakah ada peraturan misalnya seorang bhikkhuni tidak boleh tinggal sendirian di hutan, karena berbahaya?

Saya pernah membaca tentang kisah seorang bhikkhuni (Arahat) yang dihadang oleh seorang pria di hutan. Pria ini jatuh cinta padanya dan memuji mata bhikkhuni ini (dikatakan indah), tapi bhikkhuni tsb menasehati pria ini bahwa mata adalah salah satu bagian tubuh yang menjijikkan. Lalu di akhir cerita, bhikkhuni ini mengeluarkan bola matanya.

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #692 on: 05 July 2011, 03:58:59 PM »
Untuk seorang bhikkhu, sila yang dijalankan adalah 227 sila.  Hal ini mirip dengan mata pelajaran standard di SMU, sedangkan dhutanga kalau diumpamakan lebih mirip dengan kegiatan ekstrakurikuler seperti les piano, matematika kumon, melukis dll yang sifatnya untuk mengembangkan potensi diri yang ada dalam diri seseorang.

Setiap bagian dari dhutanga mempunyai tujuan untuk mengurangi suatu keterikatan seseorang yang berlebihan  pada sesuatu hal.  Biasanya dengan praktek sila standar akan kurang cepat dalam mengurangi keterikatan itu.

Contohnya, sebelumnya saya tidak menyadari bahwa saya ini orang yang gemar tidur (kemalasan berlebihan), maka oleh guru saya setelah mengetahui ini saya disarankan latihan dhutanga untuk tidur dengan tidak berbaring.
Di lain waktu ada seorang samanera yang sewaktu mendapat makanan, timbul keserakahan yang berlebihan.  Beliau di tegur oleh guru saya dan dianjurkan untuk makan hanya sekali dalam sehari.

Jadi setiap orang mempunyai kadar keterikatan yang berbeda2 pada suatu hal, nah tujuan dhutanga adalah untuk mengatasi hal ini, agar nantinya kemajuan spritual yang dicapai bisa lebih cepat.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #693 on: 05 July 2011, 04:02:49 PM »
Mau tanya lagi,

Apakah ada peraturan misalnya seorang bhikkhuni tidak boleh tinggal sendirian di hutan, karena berbahaya?

Saya pernah membaca tentang kisah seorang bhikkhuni (Arahat) yang dihadang oleh seorang pria di hutan. Pria ini jatuh cinta padanya dan memuji mata bhikkhuni ini (dikatakan indah), tapi bhikkhuni tsb menasehati pria ini bahwa mata adalah salah satu bagian tubuh yang menjijikkan. Lalu di akhir cerita, bhikkhuni ini mengeluarkan bola matanya.
Ada peraturan bhikkhuni tidak tinggal jauh dari kota. Hal ini karena kejadian Upalavanna (Aggasavika) yang diperkosa oleh sepupunya.

Kisah wanita yang mencabut matanya itu kalau tidak salah adalah Subha Jivakambhavanika, saya kurang ingat. Ia belum menjadi bhikkhuni, tapi sepertinya sudah mencapai kesucian dan ingin menjadi bhikkhuni. Ia dihalangi oleh pria yang jatuh cinta padanya dan melarangnya agar tidak menjadi bhikkhuni. Ia bertanya, bagian mana dari tubuh kotornya yang telah membuat orang itu jatuh cinta, dan dijawab matanya yang indah. Ia mencabut bola matanya, dan kemudian pria itu jatuh dan meminta maaf atas perbuatannya.

Ralat: ia memang sudah menjadi bhikkhuni pada saat itu. Ketika Subha datang menghadap Buddha, matanya sembuh seperti semula ketika ia melihat Buddha.
« Last Edit: 05 July 2011, 04:08:49 PM by Kainyn_Kutho »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #694 on: 05 July 2011, 10:25:54 PM »
Kalo dalam konteks Jhana 1, iya.
Tapi keknya kalo dalam konteks Jhana 2, faktor pertama "ditinggalkan".
Satu persatu faktor ditinggalkan sampai tinggal Ekagata pada Jhana 4.

jhana 1 dengan 5 faktor, jhana2 lainnya dengan faktor2nya masing2. yg ingin saya sampaikan adalah bahwa dengan memiliki faktor2 (sesuai jhananya) maka ia dikatakan berdiam dalam jhana. saya berpendapat bahwa mungkin saja seseorang berdiam dalam jhana sambil makan

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #695 on: 05 July 2011, 11:13:07 PM »
Untuk seorang bhikkhu, sila yang dijalankan adalah 227 sila.  Hal ini mirip dengan mata pelajaran standard di SMU, sedangkan dhutanga kalau diumpamakan lebih mirip dengan kegiatan ekstrakurikuler seperti les piano, matematika kumon, melukis dll yang sifatnya untuk mengembangkan potensi diri yang ada dalam diri seseorang.

Setiap bagian dari dhutanga mempunyai tujuan untuk mengurangi suatu keterikatan seseorang yang berlebihan  pada sesuatu hal.  Biasanya dengan praktek sila standar akan kurang cepat dalam mengurangi keterikatan itu.

Contohnya, sebelumnya saya tidak menyadari bahwa saya ini orang yang gemar tidur (kemalasan berlebihan), maka oleh guru saya setelah mengetahui ini saya disarankan latihan dhutanga untuk tidur dengan tidak berbaring.
Di lain waktu ada seorang samanera yang sewaktu mendapat makanan, timbul keserakahan yang berlebihan.  Beliau di tegur oleh guru saya dan dianjurkan untuk makan hanya sekali dalam sehari.

Jadi setiap orang mempunyai kadar keterikatan yang berbeda2 pada suatu hal, nah tujuan dhutanga adalah untuk mengatasi hal ini, agar nantinya kemajuan spritual yang dicapai bisa lebih cepat.
om dragon
*dari postingan2 om,Keknya kualitas guru anda sudah tinggi..
Kalo boleh share profil guru om dong,*lewat PM juga boleh* agar menambah viriya ;D

Sy kenal satu bhikkhu,(cmiiw) tidurnya pake springbed,kamarnya ber-ac,di antara jubahnya ada kantung buat menyimpan kunci(uang?),keluar-masuk kamar selalu dikunci..
Pertanyaannya;apakah "lumrah" bhikkhu "berfasilitas" demikian??
**salahkah saya jika berprasangka buruk terhadap bhikkhu tersebut??
Thank

buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #696 on: 06 July 2011, 08:20:25 AM »
 [at] Mr. Jhonz
* Guru saya 'galak' kata banyak orang, banyak yang gak tahan.  Padahal setahu saya, beliau hanya galak jika orang yang dilatihnya tidak benar2 serius latihan atau banyak memiliki pemikiran yg nyeleneh.

** No comment deh terhadap bhikkhu yang demikian.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline Trick or Treat

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 28
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #697 on: 08 July 2011, 02:13:46 PM »
wawh.. udh kelewat jauh...  :o

Thx bwt jawaban yg kemaren bro kainyn..
bro, krmn ini saya jg kepikiran ttg kisah Buddha matteya yg berkorban untuk harimau betina...

kl dr sisi harimaunya, apakah harimau betina tsb ga terhitung membunuh? apakah dia bs mendapatkan kamma buruk dr pengorbanan Buddha Matteya?

mohon penjelasannya.
Trmksh. :)

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #698 on: 08 July 2011, 02:29:55 PM »
wawh.. udh kelewat jauh...  :o

Thx bwt jawaban yg kemaren bro kainyn..
bro, krmn ini saya jg kepikiran ttg kisah Buddha matteya yg berkorban untuk harimau betina...

kl dr sisi harimaunya, apakah harimau betina tsb ga terhitung membunuh? apakah dia bs mendapatkan kamma buruk dr pengorbanan Buddha Matteya?

mohon penjelasannya.
Trmksh. :)

Kayaknya belum ada Buddha Metteya deh... mgkn kisah bodhisatta kali yang dalam proses menyempurnakan parami dana dengan mengorbankan diri untuk induk harimau yang kelaparan..krn cinta kasih takut induk harimau memakan anaknya sendiri jd Boddhisatta mendanakan tubuhnya untuk dimakan....

Kalo masalah kamma ini saya kurang tau... tapi kalo seseorang sudah mendanakan dg suka rela harusnya sih tidak...krn kalo dana tsb tidak diterima kan si pendonor tidak memperoleh berkah..... jd kalo kita berdana harusnya kita berterimakasih kepada yang menerima sehingga memberikan kita kesempatan untuk berdana...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #699 on: 08 July 2011, 02:31:06 PM »
wawh.. udh kelewat jauh...  :o

Thx bwt jawaban yg kemaren bro kainyn..
bro, krmn ini saya jg kepikiran ttg kisah Buddha matteya yg berkorban untuk harimau betina...

kl dr sisi harimaunya, apakah harimau betina tsb ga terhitung membunuh? apakah dia bs mendapatkan kamma buruk dr pengorbanan Buddha Matteya?

mohon penjelasannya.
Trmksh. :)
Yang berkorban itu Bodhisatta Gotama. Bodhisatta Metteyya itu murid utamanya yang disuruh pergi mencari sisa makanan.

Kalau menurut saya, sepertinya berbeda antara manusia dan harimau dalam hal pembunuhan. Harimau dan binatang buas lain memang terkondisi untuk hidup dari membunuh mangsa. Walaupun sepertinya juga sama-sama kamma buruk, tapi berbeda dengan manusia yang memang membunuh karena kebencian. Kalau dalam cerita pengorbanan bodhisatta, harimaunya tidak membunuh, tapi bodhisatta yang mengorbankan diri.


Offline Trick or Treat

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 28
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #700 on: 12 July 2011, 10:13:57 AM »
Yang berkorban itu Bodhisatta Gotama. Bodhisatta Metteyya itu murid utamanya yang disuruh pergi mencari sisa makanan.

Kalau menurut saya, sepertinya berbeda antara manusia dan harimau dalam hal pembunuhan. Harimau dan binatang buas lain memang terkondisi untuk hidup dari membunuh mangsa. Walaupun sepertinya juga sama-sama kamma buruk, tapi berbeda dengan manusia yang memang membunuh karena kebencian. Kalau dalam cerita pengorbanan bodhisatta, harimaunya tidak membunuh, tapi bodhisatta yang mengorbankan diri.

oh.. iya sorry... ok deh, Trmksh Bro Kainyn & William  :)

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #701 on: 15 July 2011, 05:14:15 PM »
Bro Kainyn,

Saya pernah membaca sebuah artikel. Di artikel itu si penulis bercerita bahwa ada temannya yang sedang berjuang mengatasi masalah personalnya (karir, percintaan, rasa kebahagiaan). Dia mengatakan bahwa dia ingin menulis sebuah buku yang judulnya refleksional menurut saya.

Menurut bro kainyn, apa jawaban yang tepat untuk judul buku tersebut  ;D

"If i am not special, then who am i ?"

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #702 on: 15 July 2011, 06:50:45 PM »
Bro Kainyn,

Saya pernah membaca sebuah artikel. Di artikel itu si penulis bercerita bahwa ada temannya yang sedang berjuang mengatasi masalah personalnya (karir, percintaan, rasa kebahagiaan). Dia mengatakan bahwa dia ingin menulis sebuah buku yang judulnya refleksional menurut saya.

Menurut bro kainyn, apa jawaban yang tepat untuk judul buku tersebut  ;D

"If i am not special, then who am i ?"

Saya belum baca bukunya, jadi hanya jawab seadanya saja dan mungkin tidak tepat.
Menurut saya, istimewanya seseorang hanyalah masalah persepsi. Untuk apa kita memperjuangkan sebuah pengakuan, bahkan kadang mengorbankan kebahagiaan kita.

"... then I'm just an ordinary someone and I am content with that. Why should I strive to be other's special someone?"


Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #703 on: 15 July 2011, 07:16:30 PM »
Saya belum baca bukunya, jadi hanya jawab seadanya saja dan mungkin tidak tepat.
Menurut saya, istimewanya seseorang hanyalah masalah persepsi. Untuk apa kita memperjuangkan sebuah pengakuan, bahkan kadang mengorbankan kebahagiaan kita.

"... then I'm just an ordinary someone and I am content with that. Why should I strive to be other's special someone?"

Bukunya sih belum ada, baru keinginan  ;D

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #704 on: 16 July 2011, 09:26:47 AM »
Bukunya sih belum ada, baru keinginan  ;D
Saya masih kurang tangkap apakah maksudnya memotivasi bahwa kita semua adalah spesial atau menanggapi kondisi ketika kita tidak dianggap spesial?

 

anything