//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Majjhima Nikaya (Diskusi)  (Read 86059 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #105 on: 10 February 2013, 10:42:19 AM »
Kelompok Panjang Berpasangan (Mahāyamakavagga)
31  Cūḷagosinga Sutta - Khotbah Pendek di Gosinga
Spoiler: ShowHide
Quote
7. “Yang Mulia, sehubungan dengan hal itu, aku berpikir: ‘adalah suatu keuntungan bagiku, adalah keuntungan besar bagiku, bahwa aku hidup bersama dengan teman-teman demikian dalam kehidupan suci.’ Aku mempertahankan perbuatan jasmani cinta kasih terhadap para mulia itu baik secara terbuka maupun secara pribadi; Aku mempertahankan ucapan cinta kasih terhadap para mulia itu baik secara terbuka maupun secara pribadi; Aku mempertahankan pikiran cinta kasih terhadap para mulia itu baik secara terbuka maupun secara pribadi.  Aku mempertimbangkan: ‘Mengapa Aku tidak [207] mengesampingkan apa yang ingin kulakukan dan melakukan apa yang para mulia ini ingin lakukan?’ kemudian aku mengesampingkan apa yang ingin kulakukan dan melakukan apa yang para mulia ini ingin lakukan. Kami berbeda secara jasmani, Yang Mulia, tetapi kami satu dalam pikiran.”
[...]
20. Setelah mereka menyertai Sang Bhagavā, hingga jarak tertentu dan kembali lagi, Yang Mulia [210] Nandiya dan Yang Mulia Kimbila bertanya kepada Yang Mulia Anuruddha: “Pernahkah kami melaporkan kepada Yang Mulia Anuruddha bahwa kami telah mencapai kediaman dan pencapaian itu yang oleh Yang Mulia Anuruddha, di hadapan Sang Bhagavā, katakan berasal dari kami hingga pada hancurnya noda-noda?”

“Para Mulia tidak pernah melaporkan kepadaku bahwa mereka telah mencapai kediaman dan pencapaian itu. Namun dengan melingkupi pikiran para mulia dengan pikiranku, Aku mengetahui bahwa mereka telah mencapai kediaman dan pencapaian itu. Dan dewa juga telah melaporkan kepadaku: ‘Para mulia ini telah mencapai kediaman dan pencapaian itu.’ Maka aku mengatakannya ketika secara langsung ditanya oleh Sang Bhagavā.”
"a" tidak kapital


34  Cūḷagopālaka Sutta - Khotbah Pendek tentang Penggembala Sapi
Spoiler: ShowHide
semua kata "sungai Gangga" menjadi "Sungai Gangga"
dan "negeri Videha" menjadi "Negeri Videha"


Spoiler: ShowHide
35  Cūḷasaccaka Sutta - Khotbah Pendek kepada Saccaka
Quote
2. Pada saat itu Saccaka putera Nigaṇṭha sedang menetap Di Vesālī, seorang pendebat dan pembicara cerdas yang dianggap oleh banyak orang sebagai orang suci.  ia membuat pernyataan di hadapan kumpulan orang-orang Vesālī: “Aku tidak melihat ada petapa atau brahmana, pemimpin suatu aliran, pemimpin suatu kelompok, guru dari suatu kelompok, bahkan seorang yang mengaku telah sempurna dan tercerahkan sempurna, yang tidak terguncang, menggigil, dan gemetar, dan ketiaknya berkeringat jika ia terlibat dalam perdebatan denganku. Bahkan jika aku berdebat dengan tiang yang mati, tiang itu akan terguncang, menggigil, dan gemetar jika tiang terlibat dalam perdebatan denganku, apalagi manusia?”
"di Vesali"
"I" kapital
semua kata "putera" pada paragraf selanjutnya menjadi "putra"

Quote
5. Pada saat itu lima ratus Licchavi berkumpul di dalam sebuah aula pertemuan untuk suatu urusan. Kemudian Saccaka putera Nigaṇṭha mendatangi mereka dan berkata: “Marilah, para Licchavi yang baik, datanglah! Hari ini akan ada suatu perdebatan antara aku dan Petapa Gotama. Jika Petapa Gotama mempertahankan di depanku apa yang telah dipertahankan di depanku oleh salah satu siswa terkenalNya, bhikkhu bernama Assaji, maka bagaikan seorang kuat dapat mencengkeram seekor domba jantan berbulu lebat pada bulunya dan menariknya berputar, demikian pula dalam perdebatan itu aku akan menarik Petapa Gotama ke sana dan menarik Beliau ke sini dan menariknya berputar. Bagaikan seorang pembuat minuman keras yang kuat dapat melemparkan sebuah panci minuman besar ke dalam tangki air yang dalam, dan dengan memegang salah satu ujungnya, menariknya ke sana dan menariknya ke sini dan menariknya berputar, demikian pula dalam perdebatan itu aku akan menarik Petapa Gotama ke sana dan menarik Beliau ke sini dan menariknya berputar. Bagaikan seorang pengaduk minuman keras yang kuat [229] dapat memegang tepi saringan dan mengguncangnya ke bawah dan mengguncangnya ke atas dan mengguncangnya ke segala arah, demikian pula dalam perdebatan itu aku akan mengguncang Petapa Gotama ke atas dan mengguncang Beliau ke bawah dan mengguncang Beliau ke segala arah. Dan bagaikan seekor gajah berumur enam puluh tahun mencebur ke dalam kolam dan menikmati permainan mencuci rami, demikian pula aku akan menikmati permainan mencuci rami dengan Petapa Gotama.  Marilah, para Licchavi yang baik, datanglah! Hari ini akan ada suatu perdebatan antara aku dan Petapa Gotama.”
"N" kapital merujuk pada Sang Buddha

Quote
10. “Sebuah perumpamaan muncul padaku, Guru Gotama.”

“Jelaskanlah, Aggivessana,” Sang Bhagavā berkata.

“Seperti halnya ketika benih dan tanaman, apapun jenisnya, tumbuh, berkembang, dan matang, semuanya terjadi dengan bergantung pada tanah, berlandaskan pada tanah; dan seperti halnya pekerjaan keras, apapun jenisnya, yang dilakukan, semua dilakukan dengan bergantung pada tanah, berlandaskan pada tanah – demikian pula, Guru Gotama, seseorang memiliki bentuk materi sebagai diri, dan berlandaskan pada bentuk materi itu ia menghasilkan kebajikan atau kejahatan. Seseorang memiliki perasaan sebagai diri, dan berlandaskan pada perasaan ia menghasilkan kebajikan atau kejahatan. Seseorang memiliki persepsi sebagai diri, dan berlandaskan pada persepsi ia menghasilkan kebajikan atau kejahatan. Seseorang memiliki bentukan=bentukan sebagai diri, dan berlandaskan pada bentukan-bentukan ia menghasilkan kebajikan atau kejahatan. Seseorang memiliki kesadaran sebagai diri, dan berlandaskan pada kesadaran ia menghasilkan kebajikan atau kejahatan.”
garis datar "-"

Quote
12. “Maka, Aggivessana, aku akan mengajukan pertanyaan kepadamu sebagai jawaban. Jawablah dengan apa yang menurutmu benar. [231] Bagaimana menurutmu, Aggivessana? Apakah seorang raja agung yang sah – misalnya, Raja Pasenadi dari Kosala atau Raja Ajātasattu Vedehiputta dari Magadha – akan menjalankan kekuasaannya untuk mengeksekusi mereka yang harus dieksekusi, menghukum mereka yang harus dihukum, dan mengusir mereka yang harus diusir?”

“Guru Gotama, seorang raja agung yang sah – misalnya, Raja Pasenadi dari Kosala atau Raja Ajātasattu Vedehiputta dari Magadha – akan menjalankan kekuasaannya untuk mengeksekusi mereka yang harus dieksekusi, menghukum mereka yang harus dihukum, dan mengusir mereka yang harus diusir. Karena bahkan komunitas [oligarki]  seperti para Vajji ini para Malla menjalankan menjalankan kekuasaannya untuk mengeksekusi mereka yang harus dieksekusi, menghukum mereka yang harus dihukum, dan mengusir mereka yang harus diusir; apalagi raja mulia yang sah seperti Raja Pasenadi dari Kosala atau Raja Ajātasattu Vedehiputta dari Magadha. Ia akan menjalankannya, Guru Gotama, dan ia selayaknya menjalankannya.”
double kata "mejalankan"

Quote
27. Ketika hal ini dikatakan, Saccaka putera Nigaṇṭha [236] menjawab: “Guru Gotama, kami sungguh berani dan lancang berpikir bahwa kami dapat menyerang Guru Gotama dalam perdebatan. Seseorang dapat menyerang seekor gajah gila dan selamat, namun ia tidak dapat menyerang Guru Gotama dan selamat. Seseorang dapat menyerang kobaran api yang menyala-nyala dan selamat, namun ia tidak dapat menyerang Guru Gotama dan selamat. Seseorang dapat menyerang seekor ular berbisa yang mengerikan dan selamat, namun ia tidak dapat menyerang Guru Gotama dan selamat. kami sungguh berani dan lancang berpikir bahwa kami dapat menyerang Guru Gotama dalam perdebatan.
"K" kapital


36  Mahāsaccaka Sutta - Khotbah Panjang kepada Saccaka
Spoiler: ShowHide
Quote
2. Pada saat itu, di pagi hari, Sang Bhagavā telah merapikan jubah dan telah mengambil mangkuk dan jubah luarnya, hendak memasuki Vesālī untuk menerima dana makanan.
"N" kapital

Quote
3. Kemudian, ketika Saccaka putera Nigaṇṭha sedang berjalan sambil berolah-raga, ia tiba di Aula Beratap Lancip di Hutan Besar.  Dari jauh Yang Mulia Ānanda melihat kedatangannya dan berkata kepada Sang Bhagavā: “Yang Mulia, Saccaka putera Nigaṇṭha, seorang pendebat dan pembicara yang cerdas yang dianggap oleh banyak orang sebagai orang suci, sedang datang ke sini. Ia ingin mendiskreditkan Sang Buddha, Dhamma, dan Sangha. Baik sekali jika Bhagavā sudi duduk sebentar demi belas kasihan.”  Sang Bhagavā duduk di tempat yang telah dipersiapkan. Kemudian Saccaka putera Nigaṇṭha mendatangi Sang Bhagavā dan saling bertukar sapa dengan Beliau. Ketika ramah-tamah ini berakhir, ia duduk di satu sisi dan berkata kepada Sang Bhagavā:
semua kata "putera" menjadi "putra"

Quote
17. “Sekarang ketiga perumpamaan ini muncul padaKu secara spontan yang belum pernah terdengar sebelumnya.
[...]
Ini adalah perumpamaan pertama yang muncul padaku secara spontan yang belum pernah terdengar sebelumnya.

18. “Kemudian, Aggivessana, perumpamaan ke dua muncul padaKu secara spontan yang belum pernah terdengar sebelumnya.
[...]
Ini adalah perumpamaan ke dua yang muncul padaku secara spontan, yang belum pernah terdengar sebelumnya.
"K" kapital

Quote
19. “Kemudian, Aggivessana, perumpamaan ke tiga muncul padaKu [242] secara spontan, yang belum pernah terdengar sebelumnya. Misalkan terdapat sebatang kayu kering terletak di atas tanah kering yang jauh dari air, dan seseorang datang dengan sebatang kayu-api, dengan berpikir: ‘Aku akan menyalakan api, aku akan menghasilkan panas.’ Bagaimana menurutmu, Aggivessana? Dapatkah orang itu menyalakan api dan menghasilkan panas dengan menggosokkan kayu api dengan kayu kering yang terletak di atas tanah kering yang jauh dari air?”

“Dapat, Guru Gotama. Mengapa? Karena kayu itu adalah kayu kering, dan kayu itu terletak di atas tanah kering yang jauh dari air.”

“Demikian pula, Aggivessana, sehubungan dengan para petapa dan brahmana itu yang masih hidup dengan jasmani yang terasing dari kenikmatan indria, dan yang keinginan indrianya, cintanya, ketergila-gilaannya, dahaganya, dan demamnya akan kenikmatan indria telah sepenuhnya ditinggalkan dan ditekan secara internal, bahkan jika para petapa dan brahmana baik itu merasakan perasaan-perasaan yang menyakitkan, menyiksa, menusuk karena usaha, mereka akan mampu mencapai pengetahuan dan penglihatan dan pencerahan tertinggi; dan bahkan jika para petapa dan brahmana baik itu tidak merasakan perasaan-perasaan yang menyakitkan, menyiksa, menusuk karena usaha, mereka akan mampu mencapai pengetahuan dan penglihatan dan pencerahan tertinggi.  Ini adalah perumpamaan ke tiga yang muncul padaku secara spontan, yang belum pernah terdengar sebelumnya. Ini adalah tiga perumpamaan yang muncul padaku secara spontan yang belum pernah terdengar sebelumnya.
"K" kapital
kalimatnya double.

Quote
20.  “Aku berpikir: ‘Bagaimana jika, dengan mengertakkan gigiku dan menekan lidahku ke langit-langit mulutku, aku menekan, mendesak, dan menggilas pikiran dengan pikiran.’ Maka dengan gigiku dikertakkan dan lidahku menekan langit-langit mulut, aku menekan, mendesak, dan menggilas pikiran dengan pikiran. Sewaktu aku melakukan demikian, keringat menetes dari ketiakKu. Bagaikan seorang kuat mampu mencengkeram seorang yang lebih lemah pada kepala atau bahunya dan menekannya, mendesaknya, dan menggilasnya, demikian pula, gigiku terkatup dan lidahku menekan langit-langit mulut, aku menekan, mendesak, dan menggilas pikiran dengan pikiran, dan keringat menetes dari ketiakKu. Tetapi walaupun kegigihan yang tidak kenal lelah telah dibangkitkan dalam diriKu dan perhatian yang tidak mengendur telah kokoh, tubuhku kelelahan [243] dan tidak tenang karena Aku terlalu letih oleh usaha yang menyakitkan. Tetapi perasaan menyakitkan demikian yang muncul padaKu tidak menyerbu pikiranKu dan tidak menetap di sana.
"K" dan "A" kapital, merujuk pada Sang Buddha.
demikian juga paragraf2 selanjutnya.

Quote
30. “Aku berpikir: ‘Para petapa atau brahmana manapun di masa lampau telah mengalami perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk Karena usaha ini, ini adalah yang terjauh, tidak ada yang melampaui ini. Dan para petapa atau brahmana manapun di masa depan akan mengalami perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk Karena usaha ini, ini adalah yang terjauh, tidak ada yang melampaui ini. Dan para petapa atau brahmana manapun di masa sekarang mengalami perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk Karena usaha ini, ini adalah yang terjauh, tidak ada yang melampaui ini. Tetapi melalui latihan keras yang menyiksa ini Aku tidak mencapai kondisi melampaui manusia apapun, keluhuran apapun dalam pengetahuan dan penglihatan selayaknya para mulia. Apakah ada jalan lain menuju pencerahan?”
"k" tidak kapital

Quote
33. “Aku mempertimbangkan: ‘Tidaklah mudah untuk mencapai kenikmatan demikian dengan badan yang sangat kurus. Bagaimana jika Aku memakan sedikit makanan padat – sedikit nasi dan bubur.’ Dan Aku memakan sedikit makanan padat – sedikit nasi dan bubur. Pada saat itu lima bhikkhu melayaniku, dengan berpikir: ‘Jika Petapa Gotama kita mencapai kondisi yang lebih tinggi, Beliau akan memberitahu kita.’ Tetapi ketika Aku memakan nasi dan bubur, kelima bhikkhu itu menjadi jijik dan meninggalkan Aku, dengan berpikir: ‘Petapa Gotama sekarang hidup dalam kemewahan; ia telah meninggalkan usahaNya dan kembali pada kemewahan.’

34. “Ketika Aku telah memakan sedikit makanan padat dan memperoleh kembali kekuatanKu, maka dengan cukup terasing dari kenikmatan indria, terasing dari kondisi-kondisi tidak bermanfaat, Aku masuk dan berdiam dalam jhāna pertama, yang disertai dengan awal pikiran dan kelangsungan pikiran, dengan kegembiraan dan kenikmatan yang muncul dari keterasingan. Tetapi perasaan menyenangkan yang muncul padaKu itu tidak menyerbu pikiranku dan tidak menetap di sana.

35-37. “Dengan menenangkan awal pikiran dan kelangsungan pikiran, Aku masuk dan berdiam dalam jhāna ke dua ... Dengan meluruhnya kegembiraan ... Aku masuk dan berdiam dalam jhāna ke tiga ... Dengan  meninggalkan kenikmatan dan kesakitan ... Aku masuk dan berdiam dalam jhāna ke empat ... Tetapi perasaan menyenangkan yang muncul padaKu itu tidak menyerbu pikiranku dan tidak menetap di sana.

[...]

39. “Ini adalah pengetahuan sejati pertama yang dicapai olehKu pada jaga pertama malam itu. Kebodohan tersingkir dan pengetahuan sejati muncul, kegelapan tersingkir dan cahaya muncul, seperti yang terjadi dalam diri seorang yang berdiam dengan tekun, rajin dan bersungguh-sungguh. Tetapi perasaan menyenangkan yang muncul padaKu itu tidak menyerbu pikiranku dan tidak menetap di sana.

[...]

41. “Ini adalah pengetahuan sejati ke dua yang dicapai olehKu pada jaga ke dua malam itu. Kebodohan tersingkir dan pengetahuan sejati muncul, [249] kegelapan tersingkir dan cahaya muncul, seperti yang terjadi dalam diri seorang yang berdiam dengan tekun, rajin dan bersungguh-sungguh. Tetapi perasaan menyenangkan yang muncul padaKu itu tidak menyerbu pikiranku dan tidak menetap di sana.

[...]

44. “Ini adalah pengetahuan sejati ke tiga yang dicapai olehKu pada jaga ke tiga malam itu. Kebodohan tersingkir dan pengetahuan sejati muncul, kegelapan tersingkir dan cahaya muncul, seperti yang terjadi dalam diri seorang yang berdiam dengan tekun, rajin dan bersungguh-sungguh. Tetapi perasaan menyenangkan yang muncul padaKu itu tidak menyerbu pikiranku dan tidak menetap di sana.

[..]

46. “Aku ingat, Aggivessana, di bulan terakhir musim panas, ketika kembali dari perjalanan menerima dana makanan, setelah makan Aku menggelar jubah luarku yang dilipat empat, dan berbaring pada sisi kananKu, Aku jatuh tertidur dengan penuh perhatian dan penuh kewaspadaan.”
"K" kapital

Quote
48. Ketika hal ini dikatakan, Saccaka putera Nigaṇṭha berkata: “Sungguh menakjubkan, Guru Gotama, sungguh mengagumkan bagaimana ketika Guru Gotama menerima kata-kata sindiran lagi dan lagi, diserang oleh ucapan yang tidak sopan, warna kulitNya menjadi cerah dan raut wajahnya jernih, seperti yang seharusnya diharapkan dari seorang yang sempurna dan tercerahkan sempurna. Aku ingat, Guru Gotama, ketika terlibat perdebatan dengan Pūraṇa Kassapa, dan kemudian ia berbicara berbelit-belit, mengalihkan permbicaraan, dan menunjukkan kemarahan, kebencian, dan kekesalan. Tetapi ketika Guru Gotama menerima kata-kata sindiran lagi dan lagi, diserang oleh ucapan yang tidak sopan, warna kulitNya menjadi cerah dan raut wajahnya jernih, seperti yang seharusnya diharapkan dari seorang yang sempurna dan tercerahkan sempurna. Aku ingat, Guru Gotama, ketika terlibat perdebatan dengan Makkhali Gosāla ... Ajita Kesakambalin ... Pakudha Kaccāyana ... Sañjaya Belaṭṭhiputta ... Nigaṇṭha Nātaputta, [251] dan berbicara berbelit-belit, mengalihkan permbicaraan, dan menunjukkan kemarahan, kebencian, dan kekesalan. Tetapi ketika Guru Gotama menerima kata-kata sindiran lagi dan lagi, diserang oleh ucapan yang tidak sopan, warna kulitNya menjadi cerah dan raut wajahnya jernih, seperti yang seharusnya diharapkan dari seorang yang sempurna dan tercerahkan sempurna. Dan sekarang, Guru Gotama, kami pergi. Kami sibuk dan banyak hal yang harus kami lakukan.”
"N" kapital
"Sañjaya Belaṭṭhaputta"
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #106 on: 10 February 2013, 10:43:12 AM »
Kelompok Panjang Berpasangan (Mahāyamakavagga)
38  Mahātaṇhāsankhaya Sutta - Khotbah Panjang tentang Hancurnya Keinginan
Spoiler: ShowHide
2. Pada saat itu suatu pandangan sesat telah muncul pada seorang bhikkhu bernama Sāti, putera seorang nelayan, sebagai berikut: “Seperti Dhamma yang kupahami yang diajarkan oleh Sang Bhagavā, adalah kesadaran yang sama ini yang berlanjut dan mengembara di sepanjang lingkaran kelahiran, bukan yang lain.”
semua kata "putera" --> "putra"

Quote
5. Kemudian Sang Bhagavā memanggil seorang bhikkhu: “Pergilah, [258] bhikkhu, beritahu BHikkhu Sāti, putera seorang nelayan atas namaKu bahwa Sang Guru memanggilnya.” – “Baik, Yang Mulia,” ia menjawab, dan ia mendatangi Bhikkhu Sāti dan memberitahunya: Sang Guru memanggilmu, Teman Sāti.”
"h"

Quote
21. “’Dengan lenyapnya kelahiran, maka lenyap pula penuaan dan kematian’: demikianlah dikatakan. Sekarang, para bhikkhu, apakah penuaan dan kematian lenyap dengan lenyapnya kelahiran atau tidak, atau begaimanakah kalian memahaminya dalam  kasus ini?”

“Penuaan dan kematian lenyap dengan lenyapnya kelahiran, Yang Mulia. Demikianlah kami memahaminya dalam kasus ini:’Dengan lenyapnya kelahiran, maka lenyap pula penuaan dan kematian.’”

“’Dengan lenyapnya penjelmaan, maka lenyap pula kelahiran’ … ‘Dengan lenyapnya kemelekatan, maka lenyap pula penjelmaan’ … ‘Dengan lenyapnya keinginan, maka lenyap pula kemelekatan’ … Dengan lenyapnya perasaan, maka lenyap pula keinginan’ … ‘Dengan lenyapnya kontak, maka lenyap pula perasaan’ [264] … ‘Dengan lenyapnya enam landasan, maka lenyap pula kontak’ … ‘Dengan lenyapnya batin-jasmani, maka lenyap pula enam landasan’ … ‘Dengan lenyapnya kesadaran, maka lenyap pula batin-jasmani’ … ‘Dengan lenyapnya bentukan-bentukan, maka lenyap pula kesadaran’ … ’Dengan lenyapnya kebodohan, maka lenyap pula bentukan-bentukan’: demikianlah dikatakan. Sekarang, para bhikkhu, apakah bentukan-bentukan lenyap dengan lenyapnya kebodohan atau tidak, atau begaimanakah kalian memahaminya dalam  kasus ini?”
"bagaimanakah"


39  Mahā-Assapura Sutta - Khotbah Panjang di Assapura
Spoiler: ShowHide
Quote
21. “Ketika konsentrasi pikirannya sedemikian murni, cerah, tanpa noda, bebas dari ketidak-sempurnaan, lunak, lentur, kokoh, dan mencapai keadaan tanpa-gangguan, ia mengarahkannya pada pengetahuan hancurnya noda-noda. ia memahami sebagaimana adanya: ‘Ini adalah penderitaan’; … ‘Ini adalah asal-mula penderitaan’; … ‘Ini adalah lenyapnya penderitaan’; … ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’; … ‘Ini adalah noda-noda’; … ‘Ini adalah asal-mula noda-noda’; … ‘Ini adalah lenyapnya noda-noda’ … ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya noda-noda.’
"I" kapital


40  Cūḷa-Assapura Sutta - Khotbah Pendek di Assapura
Spoiler: ShowHide
Quote
6. [...]
“Jika dengan ketelanjangan seorang petapa telanjang yang tamak meninggalkan ketamakan ... Jika dengan berlumuran tanah dan debu ... Jika dengan melakukan ritual mandi... Jika dengan menetap di bawah pohon ... Jika dengan menetap di ruang terbuka ... jika dengan terus-menerus berdiri ... Jika dengan makan pada interval waktu yang telah ditentukan ... Jika dengan membaca mantera ... Jika dengan berambut kusut ... [283] ... dan itulah sebabnya mengapa Aku tidak mengatakan bahwa status petapa datang dari seorang petapa berambut kusut hanya karena berambut kusut.
"Jika"
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #107 on: 10 February 2013, 03:12:22 PM »

"Sañjaya Belaṭṭhaputta"

ini sumbernya dari mana?

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
« Last Edit: 10 February 2013, 06:28:56 PM by hemayanti »
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #109 on: 11 February 2013, 06:18:29 AM »
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_2:_S%C4%81ma%C3%B1%C3%B1aphala_Sutta

Majjhima Nikaya diterjemahkan dari sumber dan penerjemah yg berbeda dengan Digha Nikaya

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #110 on: 11 February 2013, 10:32:21 PM »
Kelompok Pendek Berpasangan (Cūḷayamakavagga)
41  Sāleyyaka Sutta - Brahmana Sālā
Spoiler: ShowHide
Quote
2. para brahmana perumah tangga dari Sālā mendengar: “Petapa Gotama, putera Sakya yang meninggalkan keduniawian dari suku Sakya, telah mengunjungi negeri Kosala bersama banyak Sangha para bhikkhu dan telah tiba di Sālā. Sekarang berita baik sehubungan dengan Guru Gotama telah menyebar sebagai berikut: ....
"P" kapital
"putra"


44  Cūḷavedalla Sutta - Rangkaian pendek Tanya-Jawab
Spoiler: ShowHide
Quote
29. “Yang Mulia, apakah pasangan dari perasaan menyenangkan?”
[...]
“Teman Visākha, engkau melewati batas mengajukan pertanyaan terlalu jauh, engkau tidak mampu menangkap batasan pertanyaan-pertanyaan.  Karena kehidupan suci, teman Visākha, berlandaskan dpada Nibbāna, memuncak dalam Nibbāna, berakhir dalam Nibbāna. Jika engkau menghendaki, teman Visākha, temuilah Sang Bhagavā dan tanyakan kepada Beliau mengenai makna ini. Sebagaimana Sang Bhagavā menjelaskan kepadamu, demikianlah engkau harus mengingatnya.”


47  Vīmaṁsaka Sutta - Penyelidik
Spoiler: ShowHide
Quote
12. “Jika ditanya, ‘Ada atau tidakkah terdapat pada Sang Tathāgata kondisi campuran apapun yang dapat dikenali melalui mata atau melalui telinga?’S Sang Tathāgata akan menjawab: ‘Tidak ada kondisi campuran apapun yang dapat dikenali melalui mata atau melalui telinga yang dapat ditemukan pada Sang Tathāgata.’


49  Brahmanimantanika Sutta - Undangan Brahmā
Spoiler: ShowHide
Quote
6. “Ketika hal ini dikatakan, Aku memberitahu Māra: ‘Aku mengenalmu, Sang Jahat. Jangan berpikir: “Ia tidak mengenalku.” Engkau adalah Māra, si Jahat, dan Brahmā dan kelompok Brahmā dan para pengikut Kelompok Brahmā semuanya telah jatuh ke dalam genggamanmu, mereka telah jatuh ke dalam kekuatanMu. Engkau, si Jahat, berpikir: “Yang ini juga telah jatuh ke dalam genggamanku, yang ini juga telah jatuh ke dalam kekuatanKu.”; tetapi Aku tidak jatuh ke dalam genggamanmu, Sang Jahat, Aku tidak jatuh ke dalam kekuatanmu.’
"mu" dan "ku" tidak kapital --> murujuk pada Mara

Quote
7. “Ketika hal ini dikatakan, Brahmā Baka berkata kepadaKu: ‘Tuan, aku mengatakan yang kekal sebagai kekal, [328] yang bertahan selamanya sebagai bertahan selamanya, yang abadi sebagai abadi, yang seluruhnya sebagai seluruhnya, yang tidak tunduk pada kematian sebagai tidak tunduk pada kematian, yang tidak terlahir juga tidak menua juga tidak mati juga tidak meninggal dunia juga tidak muncul kembali sebagai tidak terlahir juga tidak menua juga tidak mati juga tidak meninggal dunia juga tidak muncul kembali; dan ketika tidak ada jalan membebaskan diri dari hal-hal ini, aku mengatakan tidak ada jalan membebaskan diri dari hal-hal ini. Sebelum Engkau, Bhikkhu, terdapat para petapa dan brahmana di dunia ini yang menjalani pertapaan seumur hidupMu. Mereka mengetahui, jika ada jalan membebaskan diri, maka ada jalan membebaskan diri, dan ketika tidak ada jalan membebaskan diri, maka tidak ada jalan membebaskan diri. Maka, Bhikkhu, aku memberitahukan kepadamu: Engkau tidak akan menemukan jalan membebaskan diri, dan akhirnya Engkau hanya akan menemui kelelahan dan kekecewaan. Jika engkau menggenggam tanah, maka engkau akan dekat denganku, dalam wilayahku, melakukan kehendakku dan menghukum untukku.  Jika engkau menggenggam air ... api ... udara ... makhluk-makhluk ... para dewa ... Pajāpati ... Brahmā, maka engkau akan dekat denganku, dalam wilayahku, melakukan kehendakku dan menghukum untukku.’
"Mu" --> merujuk pada Sang Buddha

Quote
26. “’Tuan, aku akan menghilang dari hadapanMu.’

“Menghilanglah dari hadapanKu jika engkau mampu, Brahmā.’

“Kemudian Brahmā Baka, dengan berkata: ‘Aku akan menghilang dari hadapan Petapa Gotama, Aku akan menghilang dari hadapan Petapa Gotama,’ tidak mampu menghilang. Kemudian Aku berkata: ‘Brahmā, Aku akan menghilang dari hadapanmu.’

“Menghilanglah dari hadapanKu jika engkau mampu, Tuan.’

“Kemudian Aku mengerahkan kekuatan batin sehingga Brahmā dan kelompok Brahmā dan para pengikut kelompok Brahmā dapat mendengar suaraKu namun tidak dapat melihatKu. Setelah aku menghilang, Aku mengucapkan syair ini:
"ku" tidak kapital --> merujuk pada Brahma
"Aku"

Quote
29. “Kemudian Māra si Jahat menguasai salah satu pengikut Kelompok Brahmā, dan berkata kepadaKu: ‘Tuan, jika itu adalah apa yang Engkau ketahui, jika itu adalah apa yang telah engkau temukan, janganlah Engkau menuntun para siswa [awam] atau mereka yang meninggalkan keduniawian, janganlah Engkau mengajarkan Dhamma kepada para siswa [awam] atau mereka yang meninggalkan keduniawian, janganlah Engkau membangkitkan kerinduan pada para siswa [awam] atau mereka yang meninggalkan keduniawian.
"Engkau"


50 Māratajjanīya Sutta - Teguran kepada Māra
Spoiler: ShowHide
Quote
[332] 1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Yang Mulia Mahā Moggallāna sedang menetap di negeri Bhagga di Suṁsumāragira di Hutan Bhesakaḷā, Taman Rusa.
"N" kapital

Quote
8. “Pernah terjadi suatu ketika, Yang Jahat, aku adalah Māra bernama Dūsi,  dan aku memiliki saudara perempuan bernama Kāli. Engkau adalah puteranya, maka engkau adalah keponakanku,
(titik)

Quote
13. “Kemudian, Yang Jahat, Māra Dūsi menguasai para brahmana perumah tangga, dengan mengatakan kepada mereka: “Marilah, caci, maki, cela, dan ganggulah para bhikkhu bermoral dan berkarakter baik; dan mungkin ketika mereka dicaci, dimaki, dicela, dan diganggu oleh kalian, beberapa perubahan akan terjadi dalam pikiran mereka di mana Māra Dūsi akan memperoleh kesempatan.’ Kemudian, ketika Māra Dūsi telah menguasai para brahmana perumah tangga, mereka mencaci, memaki, mencela, dan mengganggu para bhikkhu bermoral dan berkarakter baik sebagai berikut:  ‘Para petapa berkepala gundul ini, budak-budak berkulit gelap keturunan kaki Leluhur,  mengaku: “Kami adalah meditator, kami adalah meditator!” dan dengan bahu membungkuk, kepala menunduk, dan seluruh tubuh lemas, mereka bermeditasi, mengulangi meditasi, melampaui meditasi, dan bermeditasi secara keliru.  Seperti halnya seekor burung hantu yang menghinggapi sebuah dahan menunggu seekor tikus, bermeditasi, mengulangi meditasi, melampaui meditasi, dan bermeditasi secara keliru, atau seperti halnya seekor serigala di tepi sungai menunggu ikan,  bermeditasi, mengulangi meditasi, melampaui meditasi, dan bermeditasi secara keliru, atau seperti halnya seekor kucing, menunggu seekor tikus di lorong atau saluran pembuangan atau tempat sampah, bermeditasi, mengulangi meditasi, melampaui meditasi, dan bermeditasi secara keliru, atau seperti halnya seekor keledai yang tanpa beban, berdiri di dekat tiang pintu atau tempat sampah atau saluran pembuangan, bermeditasi, mengulangi meditasi, melampaui meditasi, dan bermeditasi secara keliru, demikian pula, Para petapa berkepala gundul ini, budak-budak berkulit gelap keturunan kaki Leluhur, mengaku: “Kami adalah meditator, kami adalah meditator!” dan dengan bahu membungkuk, kepala menunduk, dan seluruh tubuh lemas, mereka bermeditasi, mengulangi meditasi, melampaui meditasi, dan bermeditasi secara keliru.’  Sekarang, Yang Jahat, pada masa itu sebagian besar manusia, ketika mati, muncul kembali setelah hancurnya jasmani, setelah kematian, dalam kondisi buruk, di alam yang tidak bahagia, dalam kesengsaraan, bahkan di neraka. [335]
"p" tidak kapital


Bagian 1 selesai. :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #111 on: 20 February 2013, 07:24:21 PM »
KELOMPOK TENTANG PERUMAH TANGGA (GAHAPATIVAGGA)
51  Kandaraka Sutta - Kepada Kandaraka
Spoiler: ShowHide
Quote
[339] 1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Campā di tepi Danau Gaggarā bersama sejumlah besar Sangha para bhikkhu. Kemudian Pessa, putera penungangg gajah, dan Kandaraka si pengembara mendatangi Sang Bhagavā. Pessa, setelah bersujud kepada Sang Bhagavā, duduk di satu sisi, sementara Kandaraka saling bertukar sapa dengan Sang Bhagavā, dan setelah ramah-tamah ini berakhir, ia berdiri di satu sisi.  Sambil berdiri di sana, ia mengamati Sangha para bhikkhu yang sedang duduk dalam keheningan sepenuhnya,  dan kemudian ia berkata kepada Sang Bhagavā:
"putra" di paragraf dan sutta setelahnya juga.

Quote
4. Ketika hal ini dikatakan, Pessa, putera penunggang gajah, berkata: “Sungguh menakjubkan, Yang Mulia, Sungguh mengagumkan betapa baiknya empat landasan perhatian telah dibabarkan oleh Sang Bhagavā: untuk pemurnian makhluk-makhluk, untuk mengatasi dukacita dan ratapan, untuk lenyapnya kesakitan dan kesedihan, untuk pencapaian jalan sejati, untuk penembusan Nibbāna. Karena, Yang Mulia, kami para umat awam berbaju-putih juga dari waktu ke waktu juga berdiam dengan pikiran kami kokoh dalam empat landasan perhatian ini.  Di sini, Yang Mulia, kami berdiam dengan merenungkan jasmani sebagai jasmani … perasaan sebagai perasaan … pikiran sebagai pikiran … obyek-obyek pikiran sebagai obyek-obyek pikiran, tekun, penuh kewaspadaan, dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan ketamakan dan kesedihan akan dunia. Sungguh menakjubkan, Yang Mulia, Sungguh mengagumkan betapa di tengah-tengah kekusutan, kecurangan, dan muslihat manusia, Sang Bhagavā mengetahui kesejahteraan dan bahaya pada makhluk-makhluk. Karena manusia adalah kekusutan sedangkan binatang lebih terbuka. Yang Mulia, aku dapat menunggang seekor gajah yang harus dijinakkan, dan dalam waktu selama yang diperlukan untuk berjalan bolak-balik di Campā, gajah itu akan memperlihatkan segala jenis tipu daya, muslihat, ketidak-jujuran, dan kecurangan [yang mampu ia lakukan].  Tetapi mereka yang disebut budak, kurir, dan pelayan kami berperilaku dalam satu cara melalui jasmaninya, dalam cara lain melalui ucapannya, sementara pikirannya bekerja dalam cara lain lagi. Sungguh menakjubkan, Yang Mulia, Sungguh mengagumkan betapa di tengah-tengah kekusutan, kecurangan, dan muslihat manusia, Sang Bhagavā mengetahui kesejahteraan dan bahaya pada makhluk-makhluk. Karena manusia adalah kekusutan sedangkan binatang lebih terbuka.”
"s" tidak kapital

Quote
6. “Tetapi, Pessa, mengapakah tiga yang pertama tidak memuaskan pikiranmu?”

“Yang Mulia, jenis orang yang menyiksa dirinya dan melakukan praktik menyiksa dirinya, menyiksa dan melukai dirinya walaupun ia menginginkan kesenangan dan menjauhi kesakitan; itulah sebabnya jenis orang ini tidak memuaskan pikiranku. Dan jenis orang yang menyiksa makhluk lain dan melakukan praktik menyiksa makhluk lain, menyiksa dan melukai makhluk lain yang menginginkan kesenangan dan menjauhi kesakitan; itulah sebabnya jenis orang ini tidak memuaskan pikiranku. Dan jenis orang yang menyiksa dirinya dan melakukan praktik menyiksa dirinya, dan ia juga menyiksa makhluk lain dan melakukan praktik menyiksa makhluk lain, menyiksa dan melukai dirinya dan makhluk lain, yang mana keduanya menginginkan kesenangan dan menjauhi kesakitan; itulah sebabnya jenis orang ini tidak memuaskan pikiranku. [342] Tetapi jenis orang yang tidak menyiksa dirinya dan tidak melakukan praktik menyiksa dirinya, dan ia juga tidak menyiksa makhluk lain dan tidak melakukan praktik menyiksa makhluk lain; yang, karena tidak menyiksa dirinya dan orang kain, ia di sini dan saat ini tidak merasa lapar, padam, dan sejuk, dan ia berdiam dengan mengalami kebahagiaan, setelah ia sendiri menjadi suci – ia tidak menyiksa dan melukai dirinya maupun makhluk lain, yang mana keduanya menginginkan kesenangan dan menjauhi kesakitan. Itulah sebabnya jenis orang ini memuaskan pikiranku. Dan sekarang, Yang Mulia, kami pergi. Kami sibuk dan banyak urusan yang harus dilakukan.”

[...]

28. “Ini, para bhikkhu, disebut jenis orang yang yang tidak menyiksa dirinya dan tidak melakukan praktik menyiksa dirinya, dan ia juga tidak menyiksa makhluk lain dan tidak melakukan praktik menyiksa makhluk lain [349] – seorang yang, karena tidak menyiksa dirinya dan orang kain, ia di sini dan saat ini tidak merasa lapar, padam, dan sejuk, dan ia berdiam dengan mengalami kebahagiaan, setelah ia sendiri menjadi suci.”
"lain"

Quote
7. Segera setelah ia pergi, Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut: “Para bhikkhu, Pesa, putera penunggang gajah, adalah seorang bijaksana, ia memiliki kebijaksanaan luas. Jika ia duduk sedikit lebih lama hingga Aku membabarkan kepadanya secara terperinci tentang ke empat jenis orang ini, ia akan sangat beruntung. Namun ia tetap sudah memperoleh manfaat besar bahkan sebanyak ini.”

“Ini adalah saatnya, Bhagavā, ini adalah waktu, Yang Mulia, bagi Sang Bhagabā untuk membabarkan secara terperinci tentang ke empat jenis orang ini, para bhikkhu akan mengingatnya.”
"Sang Bhagavā"


52  Aṭṭhakanāgara Sutta - Orang dari Aṭṭhakanāgara
Spoiler: ShowHide
Quote
4. “Di sini, perumah tangga, dengan cukup terasing dari kenikmatan indria, terasing dari kondisi-kondisi tidak bermanfaat, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam jhāna pertama, yang disertai dengan awal pikiran dan kelangsungan pikiran, dengan kegembiraan dan kenikmatan yang muncul dari keterasingan. Ia merenungkan dan memahami sebagai berikut: ‘Jhāna pertama ini adalah terkondisi dan dihasilkan melalui kehendak.  Tetapi apapun yang terkondisi dan dihasilkan melalui kehendak adalah tidak kekal, tunduk pada lenyapnya.’ Jika ia kokoh dalam hal itu, ia mencapai hancurnya noda-noda.  Tetapi jika ia tidak mencapai hancurnya noda-noda karena keinginan pada Dhamma itu, kegembiraan dalam Dhamma itu,  maka dengan hancurnya lima belenggu yang lebih rendah ia menjadi seorang yang muncul secara spontan [di Alam Murni] dan di sana akan mencapai Nibbāna akhir tanpa pernah kembali ke alam ini.

“Ini adalah satu hal yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā yang mengetahui dan melihat, sempurna dan terceerahkan sempurna, di mana jika seorang bhikkhu berdiam dengan rajin, tekun, dan teguh, maka pikirannya yang belum terbebaskan menjadi terbebaskan, noda-nodanya yang belum dihancurkan menjadi dihancurkan, dan ia mencapai keamanan tertinggi dari belenggu yang belum ia capai sebelumnya.
koreksi yang sama di paragraf 14


53  Sekha Sutta - Siswa dalam Latihan yang Lebih Tinggi
Spoiler: ShowHide
Quote
1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di negeri Sakya di Kapilavatthu di Taman Nigrodha.
"N" kapital

Quote
5. Kemudian, setalah Sang Bhagavā memberikan instruksi, mendorong, membangkitkan semangat, dan menggembirakan orang-orang Sakya Kapilavatthu dengan khotbah Dhamma sepanjang malam, Beliau berkata kepada Yang Mulia Ānanda: “Ānanda, babarkanlah kepada orang-orang Sakya Kapilavatthu tentang siswa dalam latihan yang lebih tinggi yang telah memasuki sang jalan.  PunggungKu tidak nyaman. Aku akan beristirahat.”

Quote
9. “Dan bagaimanakah seorang siswa mulia makan secukupnya? Di sini, dengan merenungkan dengan bijaksana, seorang siswa mulia memakan makanan bukan untuk kesenangan juga bukan untuk mabuk juga bukan demi kecantikan dan kemenarikan fisik, tetapi hanya untuk ketahanan dan kelangsungan tubuh ini, untuk mengakhiri ketidak-nyamanan, untuk menunjang kehidupan suci, dengan mempertimbangkan: ‘Dengan demikian aku akan mengakhiri perasaan lama tanpa membangkitkan perasaan baru dan aku akan menjadi sehat dan tanpa cela dan dapat hidup dalam kenyamanan.’ Itu adalah bagaiman seorang siswa mulia makan secukupnya.


54  Potaliya Sutta - Kepada Potaliya
Spoiler: ShowHide
Quote
3. Potaliya si perumah tangga, sewaktu berjalan mondar-mandir untuk berolah-raga, mengenakan pakaian lengkap dengan payung dan sandal, juga pergi ke hutan itu, dan setelah memasuki hutan, ia mendatangi Sang Bhagavā dan saling bertukar sapa dengan Beliau. Ketika ramah-tamah ini berakhir, ia berdiri di satu sisi. Sang Bhagavā berkata kepadanya: ‘Ada tempat duduk, perumah tangga, duduklah jika engkau menginginkan.’”

Ketika hal ini dikatakan, perumah tangga Potaliya berpikir: ‘Petapa Gotama memanggilku dengan ‘perumah tangga,’” dan marah serta tidak senang, ia berdiam diri.

Untuk ke dua kalinya Sang Bhagavā berkata kepadanya: “Ada tempat duduk, perumah tangga, duduklah jika engkau menginginkan.” Dan untuk ke dua kalinya tangga Potaliya berpikir: ‘Petapa Gotama memanggilku denga ‘perumah tangga,’” dan marah serta tidak senang, ia berdiam diri.

Untuk ke tiga kalinya Sang Bhagavā berkata kepadanya: “Ada tempat duduk, perumah tangga, duduklah jika engkau menginginkan.” Dan untuk ke tiga kalinya tangga Potaliya berpikir: ‘Petapa Gotama memanggilku sebagai ‘perumah tangga,’” dan marah serta tidak senang, ia berkata kepada Sang Bhagavā: [360] “Guru Gotama, adalah tidak selayaknya juga tidak tepat bahwa Engkau memanggilku dengan ‘perumah tangga.’”
"perumah tangga"

Quote
10. “’Dengan dukungan tanpa merampas dan tanpa keserakahan, maka merampas dan keserakahan ditinggalkan.] demikianlah dikatakan ...
"D" kapital

Quote
26. “Mengagumkan, Guru Gotama! Mengagumkan, Guru Gotama! Guru Gotama telah membabarkan Dhamma dalam berbagai cara, seolah-olah Beliau menegakkan apa yang terbalik, mengungkapkan apa yang tersembunyi, menunjukkan jalan bagi yang tersesat, atau menyalakan pelita adalam kegelapan agar mereka yang memiliki penglihatan dapat melihat bentuk-bentuk. Aku berlindung pada Guru Gotama dan pada Dhamma dan pada Sangha para bhikkhu. Sejak hari ini sudilah Guru Gotama mengingatku sebagai seorang umat awam yang telah menerima perlindungan seumur hidup.”


55  Jīvaka Sutta - Kepada Jīvaka
Spoiler: ShowHide
semua kata putera --> "putra"
Quote
7. “Ya, Yang Mulia. Aku telah mendengar ini, Yang Mulia: ‘Brahmā berdiam dalam cinta kasih.’ Yang Mulia, Sang Bhagavā adalah bukti terlihat akan hal itu; karena Sang Bhagavā berdiam dalam cinta-kasih.”

“Jivaka, nafsu apapun juga, [370] kebencian apapun juga, kebodohan apapun juga yang karenanya niat buruk dapat muncul telah ditinggalkan oleh Sang Tathāgata, terpotong di akarnya, dibuat seperti tunggul pohon palem, telah disingkirkan sehingga tidak mungkin muncul kembali di masa depan.  Jika apa yang engkau katakan adalah merujuk pada hal itu, maka menyetujuinya.”
"maka menyetujuinya" atau "maka Aku menyetujuinya" ?

Quote
7. “Ya, Yang Mulia. Aku telah mendengar ini, Yang Mulia: ‘Brahmā berdiam dalam keseimbangan.’ Yang Mulia, Sang Bhagavā adalah bukti terlihat akan hal itu; karena Sang Bhagavā berdiam dalam keseimbangan.”

“Jivaka, nafsu apapun juga, kebencian apapun juga, kebodohan apapun juga yang karenanya niat buruk dapat muncul telah ditinggalkan oleh Sang Tathāgata, terpotong di akarnya, dibuat seperti tunggul pohon palem, telah disingkirkan sehingga tidak mungkin muncul kembali di masa depan.  Jika apa yang engkau katakan adalah merujuk pada hal itu, maka menyetujuinya.” [371]
paragraf ke 11, bukan 7 lagi.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #112 on: 20 February 2013, 07:26:34 PM »
56  Upāli Sutta - Kepada Upāli
Spoiler: ShowHide
Quote
4. Kemudian Nigaṇṭha Dīgha Tapassī bertanya kepada Sang Bhagavā: “Dan Engkau, Teman Gotama, berapa banyakkah jenis tongkat yang digambarkan olehMu sebagai pelaksanaan perbuatan buruk, dalam melakukan perbuatan buruk?”

“Tapassī, Sang Tathāgata tidak menggunakan penggambaran ‘tongkat, tongkat’; Nigaṇṭha Nātaputta biasanya menggunakan penggambaran ‘perbuatan, perbuatan.’”
"Sang Tathāgata"

Quote
7. Ketika hal ini dikatakan, perumah tangga Upāli berkata kepada Nigaṇṭha Nātaputta: “Bagus, bagus, Yang Mulia, [di pihak] Dīgha Tapassī! Yang Mulia Tapassī telah menjawab Petapa Gotama seperti seorang siswa yang telah diajarkan dengan baik yang memahami ajaran gurunya dengan benar. Apalah artinya tongkat pikiran yang halus bila dibandingkan dengan tongkat jasmani yang kasar? Sebaliknya, tongkat jasmani adalah yang paling tercela bagi pelaksanaan perbuatan buruk, dalam melakukan perbuatan buruk, sedangkan tongkat ucapan dan tongkat pikiran tidak terlalu tercela. Sekarang, Yang Mulia, aku akan pergi dan membantah doktrin Petapa Gotama berdasarkan pada pernyataan ini. Jika Petapa Gotama di hadapanku mempertahankan apa yang Yang Mulia Dīgha Tapassī membuat Beliau mempertahankan, maka bagaikan seorang kuat  mencengkeram seekor domba jantan berbulu lebat pada bulunya dan menariknya berputar, demikian pula dalam perdebatan itu aku akan menarik Petapa Gotama ke sana dan menarik Beliau ke sini dan menariknya berputar. Bagaikan seorang pembuat minuman keras yang kuat dapat melemparkan sebuah panci minuman besar ke dalam tangki air yang dalam, dan dengan memegang salah satu sudutnya, menariknya ke sana dan menariknya ke sini dan menariknya berputar, demikian pula dalam perdebatan itu aku akan menarik Petapa Gotama ke sana dan menarik Beliau ke sini dan menariknya berputar. Bagaikan seorang pengaduk minuman keras yang kuat dapat memegang tepi saringan dan mengguncangnya ke bawah dan mengguncangnya ke atas dan mengguncangnya ke segala arah, demikian pula dalam perdebatan itu aku akan mengguncang Petapa Gotama ke bawah [375] dan mengguncang Beliau ke bawah dan mengguncang Beliau ke segala arah. Dan bagaikan seekor gajah berumur enam puluh tahun mencebur ke dalam kolam dan menikmati permainan mencuci rami, demikian pula aku akan menikmati permainan mencuci rami dengan Petapa Gotama. Yang Mulia, aku akan pergi dan membantah doktrin Petapa Gotama berdasarkan pada pernyataan ini..”

“Pergilah, perumah tangga, dan bantahlah doktrin Petapa Gotama berdasarkan pada pernyataann ini. Apakah aku yang membantah doktrin Petapa Gotama atau Nigaṇṭha Dīgha Tepassī atau engkau sendiri.”
"Nya"
Tepassī atau Tapassī? (kasus yang sama di paragraf-paragraf selanjutnya)

Quote
9. “Baik, Yang Mulia,” perumah tangga Upāli menjawab, dan ia bangkit dari duduknya, dan setelah bersujud kepada Nigaṇṭha Nātaputta, dengan ia di sisi kanannya, ia pergi mendatangi Sang Bhagavā di Hutan Mangga pāvārika. [376] Di sana, setelah bersujud kepada Sang Bhagavā, ia duduk di satu sisi dan bertanya kepada Sang Bhagavā: “Yang Mulia, apakah Nigaṇṭha Dīghā Tapassī datang ke sini?”
"P" kapital

Quote
11. “Bagaimana menurutmu, perumah tangga? Di sini beberapa Nigaṇṭha mungkin mengalami kesusahan, menderita, dan sakit keras (dengan penyakit yang membutuhkan perawatan dengan air dingin, yang tidak diperbolehkan oleh sumpahnya] dan ia akan menolak air dingin [walaupun menginginkannya] dan hanya menggunakan air panas [yang diperbolehkan dan dengan demikian menjaga sumpanya secara jasmani dan ucapan.] Karena tidak mendapatkan air dingin maka ia akan mati. Sekarang, perumah tangga, di manaakah Nigaṇṭha Nātaputta menggambarkan kelahiran kembalinya [terjadi]?”
"sumpahnya"
"manakah"

Quote
15. “Yang Mulia, aku merasa puas dan senang sejak perumpamaan Bhagavā yang pertama. Namun demikian, aku pikir aku harus membantah Sang Bhagavā seperti itu karena aku ingin mendengarkan dari Sang Bhagavā berbagai solusi atas permasalahan. Mengagumkan, Yang Mulia! Mengagumkan, Yang Mulia! Guru Gotama telah membabarkan Dhamma dalam berbagai cara, seolah-olah Beliau menegakkan apa yang terbalik, mengungkapkan apa yang tersembunyi, menunjukkan jalan bagi yang tersesat, atau menyalakan pelita adalam kegelapan agar mereka yang memiliki penglihatan dapat melihat bentuk-bentuk. Yang Mulia, Aku berlindung pada Sang Bhagavā [379] dan pada Dhamma dan pada Sangha para bhikkhu. Sudilah Bhagavā mengingatku sebagai seorang umat awam yang telah menerima perlindungan seumur hidup.”

Quote
26. “sungguh menguntungkan sekali sihir pengalihan itu, Yang Mulia, sungguh baik sekali sihir pengalihan itu!  Yang Mulia,
"S" kapital

Quote
29. “Dalam hal ini, Yang Mulia, dengarlah siswa siapa aku ini:

  [...]

   Bebas dari kebingungan, Beliau berdiam dalam kepuasan,
   Menolak perolehan duniawi, wadah kegembiraan;
   Seorang manusia yang telah menyelesaikan tugas Pertapaan,
   Seorang yang membawa jasmani terakhirnya;
   Belaiu sama sekali tanpa tanding dan sama sekali tanpa noda:
   Beliau adalah Sang Bhagavā, dan aku adalah siswaNya.

   Beliau bebas dari keragu-raguan dan terampil,
   Yang mendisiplinkan dan pemimpin yang unggul.
   Tidak seorangpun melampaui kualitas-kualitasnya yang gilang-gemilang;
   Tanpa bimbang, Beliau adalah penerang;
   Setelah mematahkan keangkuhan, Beliau adalah pahlawan:
   Beliau adalah Sang Bhagavā, dan aku adalah siswaNya.

   Sang Pemimpin kelompok, Beliau tidak terukur,
   Kedalamamnya tidak terukur, Beliau mencapai keheningan;
   Pemberi keamanan, pemilik pengetahuan,
   Beliau berdiri dalam Dhamma, dengan batin terkendali;
   Setelah mengatasi segala belenggu, Beliau terbebaskan:
   Beliau adalah Sang Bhagavā, dan aku adalah siswaNya.

   Gajah yang bersih tanpa noda, hidup di tempat terpencil,
   Dengan belenggu-belenggu seluruhnya dihancurkan, sepenuhnya terbebas;
   Terampil dalam berdiskusi, penuh dengan kebijaksanaan,
   Panjinya telah diturunkan,  Beliau tidak lagi bernafsu;
   Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tidak lagi berproliferasi:
   Beliau adalah Sang Bhagavā, dan aku adalah siswaNya.

   Yang terbaik di antara para petapa,  tanpa rencana curang,
   Memperoleh tiga pengetahuan, mencapai kesucian;
   Batinnya dibersihkan, seorang yang menguasai khotbah,
   Beliau selalu hidup dalam ketenangan, penemu pengetahuan;
   Yang pertama dari semua pemberi, Beliau selalu mampu:
   Beliau adalah Sang Bhagavā, dan aku adalah siswaNya.

[...]

   Beliau telah mematahkan keinginan dan menjadi Yang Tercerahkan,
   Memghalau segala kabut, sepenuhnya tanpa noda;
   Yang paling layak menerima persembahan, makhluk yang paling perkasa,
   Orang yang paling sempurna, melampaui penghormatan;
   Terbaik dalam kemegahan, mencapai puncak keagungan:
   Beliau adalah Sang Bhagavā, dan aku adalah siswaNya.
"Nya"


57  Kukkuravatika Sutta - Petapa Berperilaku-Anjing
Spoiler: ShowHide
Quote
1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di negeri Koliya di mana terdapat sebuah pemukiman Koliya bernama Haliddavasana.

2. Kemudian Puṇṇa, putera Koliya, seorang petapa berperilaku sapi, dan Seniya, seorang petapa telanjang berperilaku-anjing,
"N"
semua kata "putra"

Quote
2. [...]
“Baiklah, Puṇṇa, karena Aku tidak dapat membujukmu ketika Aku mengatakan: ‘Cukup, Puṇṇa, biarkanlah demikian. Jangan menanyakan hal itu kepadaKu.’ Oleh karena itu aku akan menjawabmu.
"Aku"
di paragraf 4 juga

Quote
13. Tetapi Seniya, si petapa telanjang berperilaku anjing berkata kepada Sang Bhagavā: “Mengagumkan, Yang Mulia, mengagumkan, Yang Mulia! Sang Bhagavā telah membabarkan Dhamma dalam berbagai cara, seolah-olah Beliau menegakkan apa yang terbalik, mengungkapkan apa yang tersembunyi, menunjukkan jalan bagi yang tersesat, atau menyalakan pelita adalam kegelapan agar mereka yang memiliki penglihatan dapat melihat bentuk-bentuk. Aku berlindung pada Guru Gotama dan pada Dhamma dan pada Sangha para bhikkhu. Aku ingin menerima pelepasan keduniawian di bawah Sang Bhagavā, aku ingin menerima penahbisan penuh.”

Quote
15. “Kemudian Seniya si petapa telanjang berperilaku anjing menerima pelepasan keduniawian di bawah Sang Bhagavā, dan ia menerima penahbisa penuh. Dan segera, tidak lama setelah penahbisan penuhnya, dengan berdiam sendirian, terasing, [392] rajin, tekun, dan teguh, Yang Mulia Seniya, dengan menembusnya untuk dirinya sendiri dengan pengetahuan langsung, di sini dan saat ini masuk dan berdiam dalam tujuan tertinggi kehidupan suci yang dicari oleh para anggota keluarga yang meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Ia secara langsung mengetahui: ‘Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak akan ada lagi penjelmaan menjadi kondisi makhluk apapun.’ Dan Yang Mulia Seniya menjadi salah satu di antara para Arahant.


58  Abhayarājakumāra Sutta - Kepada Pangeran Abhaya
Spoiler: ShowHide
Quote
3. “Pergilah, Pangeran, bantahlah doktrin Petapa Gotama, dan berita baik tentangmu akan menyebar sebagai berikut: ‘Pangeran Abhaya telah membantah doktrin Petapa Gotama, yang begitu berkuasa dan perkasa.’”

“Tetapi bagaimanakah, Yang Mulia, aku membantah doktrinNya?”

“Pergilah, Pangeran, temui Petapa Gotama dan katakan: ‘Yang Mulia, apakah Sang Tathāgata akan mengucapkan kata yang tidak disukai dan tidak menyenangkan bagi orang lain?’ Jika ketika ditanya demikian, Petapa Gotama menjawab: ‘Sang Tathāgata, Pangeran, akan mengucapkan kata yang tidak disukai dan tidak menyenangkan bagi orang lain,’ maka katakan kepada Beliau: ‘Kalau begitu, Yang Mulia, apakah perbedaan antara Engkau dan seorang biasa? Karena seorang biasa juga akan mengucapkan kata yang tidak disukai dan tidak menyenangkan bagi orang lain.’ Tetapi jika ketika ditanya demikian, Petapa Gotama menjawab: ‘Sang Tathāgata, Pangeran, tidak akan mengucapkan kata [393] yang tidak disukai dan tidak menyenangkan bagi orang lain,’ maka katakan kepada Beliau: ‘Kalau begitu, Yang Mulia, mengapa engkau mengatakan tentang Devadatta: “Devadatta ditakdirkan terlahir di alam sengsara, Devadatta ditakdirkan terlahir di neraka, Devadatta akan tetap [berada di neraka] selama satu kappa, Devadatta tidak dapat diselamatkan”? Devadatta marah dan tidak senang dengan kata-kataMu itu.’ Jika Petapa Gotama diajukan kedua pertanyaan bertanduk ganda ini olehmu, Beliau tidak akan mampu memuntahkannya atau menelannya. Seperti sebatang paku besi yang tersangkut di tenggorokan seseorang, ia tidak akan mampu memuntahkannya atau menelannya; demikian pula, Pangeran, jika Petapa Gotama diajukan kedua pertanyaan bertanduk ganda ini olehmu, Beliau tidak akan mampu memuntahkannya atau menelannya.
"Engkau"

Quote
4. “Baik, Yang Mulia,” Pangeran Abhaya menjawab. Kemudian ia bangkit dari duduknya, dan setelah bersujud pada Nigaṇṭha Nātaputta, dengan Nigaṇṭha Nātaputta tetap di sisi kanannya, ia pergi dan menghadap Sang Bhagavā. Setelah bersujud pada Sang Bhagavā, ia duduk di satu sisi, menatap matahari, dan berpikir: “Sudah terlambat hari ini untuk membantah doktrin Sang Bhagavā. Aku akan membantah doktrin Sang Bhagavā di rumahku sendiri besok.” Kemudian ia berkata kepada Sang Bhagavā: “Yang Mulia, sudilah Sang Bhagavā bersama dengan tiga lainnya menerima undangan makan dariku besok.” Sang Bhagavā menerima dengan berdiam diri.
yang bagian ini mau tanya, "tiga lainnya" itu maksudnya siapa ya?

Quote
8. “Demikian pula, Pangeran, kata-kata yang diketahui oleh Sang Tathāgata sebagai tidak benar, tidak tepat, dan tidak bermanfaat, dan juga yang tidak disukai dan tidak menyenangkan bagi orang lain: kata-kata demikian tidak diucapkan oleh Sang Tathāgata. kata-kata yang diketahui oleh Sang Tathāgata sebagai benar, tepat, tetapi tidak bermanfaat, dan juga yang tidak disukai dan tidak menyenangkan bagi orang lain: kata-kata demikian tidak diucapkan oleh Sang Tathāgata. kata-kata yang diketahui oleh Sang Tathāgata sebagai benar, tepat, dan bermanfaat, tetapi tidak disukai dan tidak menyenangkan bagi orang lain: Sang Tathāgata mengetahui waktunya untuk mengucapkan kata-kata itu.  kata-kata yang diketahui oleh Sang Tathāgata sebagai tidak benar, tidak tepat, dan tidak bermanfaat, tetapi disukai dan menyenangkan bagi orang lain: kata-kata demikian tidak diucapkan oleh Sang Tathāgata. kata-kata yang diketahui oleh Sang Tathāgata sebagai benar, tepat, tetapi tidak bermanfaat, dan disukai dan menyenangkan bagi orang lain: kata-kata demikian tidak diucapkan oleh Sang Tathāgata. kata-kata yang diketahui oleh Sang Tathāgata sebagai benar, tepat, dan bermanfaat, dan juga yang disukai dan menyenangkan bagi orang lain: Sang Tathāgata mengetahui waktunya untuk mengucapkan kata-kata itu. Mengapakah? Karena Sang Tathāgata berbelas kasihan pada makhluk-makhluk.”
"K" kapital


60  Apaṇṇaka Sutta - Ajaran yang Tidak Dapat Dibantah
Spoiler: ShowHide
Quote
2. para brahmana perumah tangga di Sālā mendengar: “Petapa Gotama, putera Sakya yang meninggalkan keduniawian dari suku Sakya,
"P" kapital
"putra"

Quote
13. (A) “Para perumah tangga, ada beberapa petapa dan brahmana yang menganut doktrin dan pandangan sebagai berikut:  ‘Ketika seseorang melakukan atau menyuruh orang lain melakukan, ketika seseorang melukai atau menyuruh orang melukai, ketika seseorang menyiksa atau menyuruh orang lain menjatuhkan siksaan, ketika seseorang menyebabkan dukacita atau menyuruh orang lain menyebabkan dukacita, ketika seseorang menindas atau menyuruh orang lain melakukan penindasan, ketika seseorang mengintimidasi atau menyuruh orang lain mengintimidasi, ketika seseorang membunuh makhluk-makhluk hidup, mengambil apa yang tidak diberikan, mendobrak masuk ke rumah, merampas kekayaan, melakukan perampokan, penyerangan di jalan raya, menggoda istri orang lain, mengucapkan kebohongan – maka tidak ada kejahatan yang dilakukan oleh si pelaku. Jika, dengan roda berpisau, seseorang mengubah makhluk-makhluk hidup di bumi ini menjadi sekumpulan daging, menjadi gunung daging, karena hal ini maka tidak ada kejahatan atau akibat kejahatan. Jika seseorang berjalan di sepanjang tepi selatan sungai Gangga membunuh dan membantai, melukai dan menyuruh orang lain melukai, menyiksa dan menyuruh orang lain menjatuhkan siksaan, karena hal ini maka tidak ada kejahatan dan tidak ada akibat kejahatan. Jika seseorang berjalan di sepanjang tepi utara sungai Gangga memberikan persembahan dan menyuruh orang lain memberikan persembahan, karena hal ini maka tidak ada jasa kebajikan dan tidak ada akibat dari jasa kebajikan. Dengan memberi, dengan menjinakkan diri sendiri, dengan pengendalian, dengan mengucapkan kebenaran, maka tidak ada jasa kebajikan dan tidak ada akibat dari jasa kebajikan.’
"Sungai Gangga"

Quote
15. (A.i) “Sekarang, para perumah tangga, dari para petapa dan brahmana yang menganut doktrin dan pandangan bahwa: ‘Ketika seseorang melakukan atau menyuruh orang lain melakukan ... maka tidak ada jasa kebajikan dan tidak ada akibat dari jasa kebajikan,’ dapat diharapkan bahwa mereka akan menghindari tiga kondisi bermanfaat ini, yaitu, perilaku jasmani benar, perilaku ucapan benar, dan perilaku pikiran benar, dan bahwa meraka akan menjalani dan mempraktikkan tiga kondisi tidak bermanfaat, yaitu, perilaku jasmani salah, perilaku ucapan salah, dan perilaku pikiran salah. Mengapakah? Karena para petapa dan brahmana itu tidak melihat bahaya, kemunduran, dan kekotoran dalam kondisi-kondisi tidak bermanfaat, juga mereka tidak melihat berkah pelepasan keduniawian dan aspek pembersihan dalam kondisi-kondisi bermanfaat.
koreksi yang sama di paragraf 18 dan 26.

Quote
39. Orang jenis apakah, para perumah tangga, yang tidak menyiksa dirinya dan tidak melakukan praktik menyiksa dirinya, dan ia juga tidak menyiksa makhluk lain dan tidak melakukan praktik menyiksa makhluk lain – seorang yang, karena tidak menyiksa dirinya dan orang kain, ia di sini dan saat ini tidak merasa lapar, padam, dan sejuk, dan ia berdiam dengan mengalami kebahagiaan, setelah ia sendiri menjadi suci?i suci?

Quote
57. Ketika hal ini dikatakan, para brahmana perumah tangga dari Sālā berkata kepada Sang Bhagavā: “Mengagumkan, Guru Gotama! Mengagumkan, Guru Gotama! Guru Gotama telah membabarkan Dhamma dalam berbagai cara, seolah-olah Beliau menegakkan apa yang terbalik, mengungkapkan apa yang tersembunyi, menunjukkan jalan bagi yang tersesat, atau menyalakan pelita adalam kegelapan agar mereka yang memiliki penglihatan dapat melihat bentuk-bentuk. Kami berlindung pada Guru Gotama dan pada Dhamma dan pada Sangha para bhikkhu. Sejak hari ini sudilah Guru Gotama menerima kami sebagai umat-umat awam yang telah menerima perlindungan seumur hidup.”
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #113 on: 20 February 2013, 08:23:57 PM »
yang bagian ini mau tanya, "tiga lainnya" itu maksudnya siapa ya?

Sutta tidak menyebutkan siapa "tiga lainnya" itu, jadi mustahil untuk bisa mengetahuinya, tapi informasi itu sepertinya tidak penting dalam sutta ini, yg perlu diketahui adalah bahwa Pangeran Abhaya mengundang Sang Buddha plus tiga orang bhikkhu untuk menerima dana makanan. siapa tiga itu sptnya Pangeran Abhaya juga tidak peduli, biarlah Sang Buddha sendiri yang menentukan.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #114 on: 14 March 2013, 08:02:11 AM »
KELOMPOK TENTANG PARA BHIKKHU (BHIKKHUVAGGA)
61  Ambalaṭṭhikārāhulovāda Sutta - Nasihat kepada Rāhula di Ambalaṭṭhika
Spoiler: ShowHide
Quote
18. “Rāhula, petapa dan brahmana mana pun di masa lampau telah memurnikan dalam perbuatan jasmani, perbuatan ucapan, dan perbuatan pikiran mereka, semuanya melakukannya dengan merefleksikan berulang-ulang seperti demikian. petapa dan brahmana mana pun di masa depan yang akan memurnikan dalam perbuatan jasmani, perbuatan ucapan, dan perbuatan pikiran mereka, semuanya akan melakukannya dengan merefleksikan berulang-ulang seperti demikian. petapa dan brahmana mana pun di masa sekarang
"P" kapital


62  Mahārāhulovāda Sutta - Khotbah Panjang Nasihat kepada Rāhula
Spoiler: ShowHide
Quote
2. Kemudian, pada suatu pagi, Sang Bhagavā merapikan jubah, dan membawa mangkuk dan jubah luarnya, pergi ke Sāvatthī untuk menerima dana makanan. Yang Mulia Rāhula juga [421] merapikan jubah, dan membawa mangkuk dan jubah luarnya, mengikuti persis di belakang Sang Bhagavā.
"N" kapital

Quote
3. Kemudian Sang Bhagavā melihat ke belakang dan berkata kepada Yang Mulia Rāhula sebagai berikut:  “Rāhula, segala jenis bentuk materi apakah di masa lampau, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat, semua bentuk materi harus dilihat sebagaimana adanya sengan kebijaksanaan benar sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan milikku.’”
"dengan"

Quote
6. Kemudian, pada malam harinya, Yang Mulia Rahula bangkit dari meditasinya dan menghadap Sang Bhagaā. Setelah bersujud kepada Beliau, ia duduk di satu sisi dan bertanya kepada Sang Bhagavā:
"Bhagavā"

Quote
12. “Apakah, Rāhula, unsur ruang?  Unsur ruang dapat berupa internal maupun eksternal. Apakah unsur udara internal?
"ruang"

Quote
13. “Rāhula, kembangkanlah meditasi yang seperti tanah; karena jika engkau mengembangkan meditasi yang seperti tanah, maka kontak-kontak yang menyenangkan dan tidak menyenangkan yang telah muncul tidak akan menyerbu batinmu dan menetap di sana.  seperti halnya orang-orang .....

14. “Rāhula, kembangkanlah meditasi yang seperti air; karena jika engkau mengembangkan meditasi yang seperti air, maka kontak-kontak yang menyenangkan dan tidak menyenangkan yang telah muncul tidak akan menyerbu batinmu dan menetap di sana. seperti halnya orang-orang mencuci benda-benda yang bersih dan benda-benda yang kotor, tinja, air kencing, ludah, nanah, dan darah ke tanah, dan air tidak menolak, malu, dan jijik karena hal itu, demikian pula, [424] Rāhula, kembangkanlah meditasi yang seperti air; karena jika engkau mengembangkan meditasi yang seperti air, maka kontak-kontak yang menyenangkan dan tidak menyenangkan yang telah muncul tidak akan menyerbu batinmu dan menetap di sana.
"S" kapital, di paragraf 15, 16, dan 17 juga.
"ke tanah" atau "air"?

Quote
30. “Rāhula, itu adalah bagaimana perhatian pada pernafasan dikembangkan dan dilatih, sehingga berbuah besar dan bermanfaat besar. Ketika perhatian pada pernafasan dikembangkan dan dilatih dengan cara ini, [426] maka bahkan nafas masuk dan nafas keluar terakhir dapat diketahui pada saat lenyapnya, bukan tidak diketahui.”

Itu adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Yang Mulia Rāhula merasa puasa dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā.
"puas"


64  Mahāmālunkya Sutta - Khotbah Panjang kepada Mālunkyāputta
Spoiler: ShowHide
Quote
15. “Kemudian, dengan sepenuhnya melampaui landasan kesadaran tanpa batas, menyadari bahwa ‘tidak ada apa-apa,’ seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam landasan kekosongan.

“Apapun yang ada di sana dari bentuk materi, perasaan, persepsi, bentukan-bentukan, dan kesadaran, ia melihat kondisi-kondisi itu sebagai tidak kekal, sebagai penderitaan, sebagai penyakit, sebagai tumor, sebagai duri, sebagai bencana, sebagai malapetaka, sebagai makhluk asing, sebagai kehancuran, sebagai kehampaan, sebagai bukan diri. Ia mengalihkan pikirannya dari kondisi-kondisi tersebut dan mengarahkannya kepada unsur keabadian sebagai berikut: ‘ini damai, ini luhur, yaitu, tenangnya segala bengukan, lepasnya segala kemelekatan, hancurnya keinginan, kebosanan, lenyapnya, Nibbāna.
"bentukan"

Quote
16.  “Yang Mulia, jika ini adalah jalan, cara untuk meninggalkjan kelima belenggu yang lebih rendah, maka bagaimanakah beberapa bhikkhu di sini [dikatakan] mencapai kebebasan pikiran dan beberapa [dikatakan] mencapai kebebasan melalui kebijaksanaan?”
"meninggalkan"


65  Bhaddāli Sutta - Kepada Bhaddāli
Spoiler: ShowHide
Quote
11. “Bagaimana menurutmu, Bhaddāli? Misalkan seorang bhikkhu di sini adalah seorang yang terbebaskan-dalam-kedua-cara,  dan Aku berkata kepadanya: ‘Mari, bhikkhu, jadilah papan bagiku untuk menyeberangi lumpur.’ Akankah ia menyeberang sendiri,  atau akankah ia melakukan sebaliknya, atau akankah ia mengatakan ‘Tidak’?”

“Tidak, Yang Mulia.”

“Bagaimana menurutmu, Bhaddāli? Misalkan seorang bhikkhu di sini adalah seorang yang terbebaskan-melalui-kebijaksanaan ... seorang penglihat-jasmani ... seorang yang-mencapai-pandangan ... seorang yang-terbebaskan-melalui-keyakinan ... seorang pengkut-Dhamma ...
"pengikut", di paragraf 12 juga.

Quote
13. .....

“Tentu saja, Bhaddāli, suatu pelanggaran menguasaimu, seperti seorang dungu, bingung, dan melakukan kesalahan besar, ketika suatu peraturan latihan ditetapkan olehKu, ketika Sangha para bhikkhu menjalani latihan, engkau menyatakan penolakanmu untuk menuruti peraturan. Tetapi karena engkau melihat pelanggaranmu seperti demikian dan melakukan perbaikan sesuai Dhamma, maka kami memaafkan engkau; karena adalah kemajuan dalam Disiplin Yang Mulia ketika seseorang melihat pelanggaran seperti demikian dan melakukan pelanggaran sesuai Dhamma dengan menjalani pengendalian di masa depan.
melakukan pelanggaran sesuai Dhamma dengan menjalani pengendalian di masa depan?

Quote
33. “Bhaddāli, misalkan seorang pelatih kuda yang cerdas memperoleh seekor kuda muda dari keturunan murni yang baik. Pertama-tama ia membuatnya terbiasa mengenakan tali kekang. Sewaktu kuda muda itu dibiasakan mengenakan tali kekang, karena ia melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya, ia memperlilhatkan perlawanan, menggeliat, dan memberontak, namun melalui pengulangan terus-menerus dan latihan secara bertahap, ia menjadi tenang dalam tindakan tersebut.
"memperlihatkan"

Quote
34. “Demikian pula, Bhaddāli, ketika seorang bhikkhu memiliki sepuluh kualitas, ia layak menerima pemberian, layak menerima keramahan, layak menerima persembahan, layak menerima penghormatan, ladang menanam jasa yang tanpa bandingnya di dunia. Apakah sepuluh ini? Di sini, Bhaddāli, seorang bhikkhu memiliki pandangan benar seorang yang melampaui latihan,  kehendak benar seorang yang melampaui latihan, ucapan benar seorang yang melampaui latihan, perbuatan benar seorang yang melampaui latihan, penghidupan benar seorang yang melampaui latihan, usaha benar seorang yang melampaui latihan, [447] perhatian benar seorang yang melampaui latihan, konsentrasi benar seorang yang melampaui latihan, pengetahuan beanr seorang yang melampaui latihan, dan kebebasan benar seorang yang melampaui latihan.  Ketika seorang bhikkhu memiliki sepuluh kualitas, ia layak menerima pemberian, layak menerima keramahan, layak menerima persembahan, layak menerima penghormatan, ladang menanam jasa yang tanpa bandingnya di dunia.”
"benar"


66  Laṭukikopama Sutta - Perumpamaan Burung Puyuh
Spoiler: ShowHide
Quote
11. ....
– baginya adalah adalah tali yang lunak, lemah, lapuk dan tanpa inti.’ Apakah orang itu berkata dengan benar?”

Quote
12. “Misalkan, Udāyin, ada seorang perumah tangga kaya atau putera perumah tangga kaya,
"putra"  ;D

Quote
15. “Di sini, Udāyin, seseorang mempraktikkan jalan untuk meninggalkan perolehan, untuk melepaskan perolehan. Ketika ia mempraktikkan jalan itu, ingatan dan kehendak yang berhubungan dengan perolehan menyerbunya. Ia tidak menerimanya; ia meninggalkannya, melenyapkannya, menyingkirkannya, dan memusnahkannya. Orang demikian juga Kusebut terbelenggu, bukan tidak terbelenggu. Mengapakah? Karena Aku telah mengetahui keberagaman indria tertentu dalam diri orang ini.
"tidak terbelenggu, bukan terbelenggu"

Quote
18. “Ada, Udāyin, lima utas kenikmatan indria. Apakah lima ini? Bentuk-bentuk yang dikenali oleh mata yang yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu. Suara-suara yang dikenali oleh telinga ... bau-bauan yang dikenali oleh hidung ... rasa kecapan yang dikenali oleh lidah ... obyek-obyek sentuhan yang dikenali oleh badan yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu. Ini adalah lima utas kenikmatan indria.


67  Cātumā Sutta - Di Cātumā
Spoiler: ShowHide
Quote
6. Pada saat itu para Sakya di Cātumā sedang berkumpul di aula pertemuan mereka untu suatu urusan. Dari jauh melihat kedatangan para bhikkhu, mereka mendatang para bhikkhu itu dan bertanya: “Kemana kalian akan pergi, Para Mulia?”
"untuk"


68  Naḷakapāna Sutta - Di Naḷakapāna
Spoiler: ShowHide
Quote
5. “Bagus, bagus, Anuruddha! Adalah selayaknya bagi kalian anggota-anggota keluarga yang telah meninggalkan keduniawian karena keyakinan dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah untuk bergenbira di dalam kehidupan suci.
"bergembira"

Quote
7. “Bagaimana, Anuruddha, apakah kalian semua berpikir tentang Aku sebagai berikut: ‘Sang Tathāgata belum meninggalkan noda-noda yang mengotori, yang membawa penjelmaan baru, memberikan kesulitan, matang dalam penderitaan, dan menuntun menuju kelahiran, penuaan, dan kematian di masa depan. Itulah sebabnya mengapa Sang Tathāgata menggunakan sesuatu setelah merenungkan, mempertahankan sesuatu lainnya setelah merenungkan, menghindari sesuatu lainnya lagi setelah merenungkan, dan melenyapkan sesuatu lainnya lagi setelah merenungkan.’?”

“Tidak, Yang Mulia, kami berpikir tentang Sang Bhagavā sebagai berikut: ‘Sang Tathāgata telah meninggalkan noda-noda yang mengotori, yang membawa penjelmaan baru, memberikan kesulitan, matang dalam penderitaan, dan manuntun menuju kelahiran,
"menuntun"

Quote
14. “Di sini seorang bhikkhunī mendengar sebagai berikut: ‘Bhikkhu bernama itu telah meninggal dunia; Sang Bhagavā telah menyatakan tentang dirinya: “Ia mencapai pengetahuan akhir.”’
"Bhikkhu" atau "bhikkhunī" ?


69  Gulissāni Sutta - Gulissāni
Spoiler: ShowHide
Quote
9. “Ketika seorang bhikkhu penghuni hutan mengunjungi Sangha dan menetap di dalam Sangha, ia harus mudah dikoreksi dan harus bergaul dengan tema-teman yang baik. Jika ia sulit dikoreksi dan bergaul dengan teman-teman yang buruk, maka akan ada di antara mereka yang mengatakan tentangnya: ‘Apakah yang telah diperoleh Yang Mulia penghuni hutan ini dengan menetap sendirian di dalam hutan, melakukan apa yang ia sukai, karena ia sulit dikoreksi dan bergaul dengan teman-teman yang buruk?’ Karena akan ada di antara mereka yang mengatakan hal ini tentangnya, maka seorang bhikkhu penghuni hutan yang telah datang mengunjungi Sangha dan menetap di dalam Sangha harus mudah dikoreksi dan harus bergaul dengan tema-teman yang baik.
"teman-temannya"


70  Kīṭāgiri Sutta - Di Kīṭāgiri
Spoiler: ShowHide
Quote
1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menegmbara di negeri Kāsi bersama dengan sejumlah besar Sangha para bhikkhu. Di sana Beliau berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut:
"mengembara"

Quote
3. kemudian, ketika Sang Bhagavā mengembara secara bertahap di negeri Kāsi, akhirnya Beliau tiba di sebuah kota Kāsi bernama Kīṭāgiri. Di sana Beliau menetap di kota Kāsi ini, Kīṭāgiri.
"K" kapital

Quote
6. Kemudian Sang Bhagavā berkata seorang bhikkhu sebagai berikut: “Pergilah, bhikkhu, beritahu para bhikkhu yang dipimpin oleh Assaji dan Punabbasuka atas namaKu bahwa Sang Guru memanggil mereka.”

“Baik, Yang Mulia,” mereka menjawab, dan ia mendatangi para bhikkhu yang dipimpin oleh Assaji dan Punabbasuka dan memberitahu mereka: “Sang Guru memanggil kalian, teman-teman.”
"berkata kepada seorang bhikkhu" ?

"mereka" atau "ia" ?
kan cuma seorang. ;D

Quote
15. “Orang jenis apakah yang-terbebaskan-dalam-kedua-cara? Di sini seseorang menyentuh dengan tubuhnya dan berdiam dalam kebebasan-kebebasan yang damai dan tanpa-materi, melampaui bentuk-bentuk, dan noda-nodanya dihancurkan melalui penglihatannya dengan kebijaksanaan. Orang jenis ini disebut seorang yang yang-terbebaskan-dalam-kedua-cara.  Aku tidak mengatakan tentang bhikkhu demikian bahwa ia masih harus melakukan tugas dengan tekun. Mengapakah? Ia telah melakukan tugas mereka dengan tekun; ia tidak lagi mampu menjadi lalai.
"ia telah melakukan tugas mereka" ?

Quote
16. “Orang jenis apakah yang-terbebaskan-melalui-kebijaksanaan? Di sini seseorang tidak menyentuh dengan tubuhnya dan tidak berdiam dalam kebebasan-kebebasan yang damai dan tanpa-materi, melampaui bentuk-bentuk, tetapi noda-nodanya dihancurkan melalui penglihatannya dengan kebijaksanaan. Orang jenis ini disebut seorang yang yang-terbebaskan-melalui-kebijaksanaan.  [478] Aku tidak mengatakan tentang bhikkhu demikian bahwa ia masih harus melakukan tugas dengan tekun. Mengapakah? Ia telah melakukan tugas mereka dengan tekun; ia tidak lagi mampu menjadi lalai.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #115 on: 14 March 2013, 09:24:03 AM »
Bagaimana kalau naskah doc-nya dikasih ke Hemayanti?

Jadi sis Hema lebih mudah ngeditnya...

Naskah yang dikasih ke Hemayanti tsb, adalah naskah yang sudah diedit oleh Yumi dan Yi Fang. Jadi bisa dicek lagi oleh Hema (tapi diberi warna jika ada perubahan).

Karena setau saya, Yumi dan Yi Fang sudah edit MN. Dan jika kesalahan yang sama diperbaiki dua kali (jadinya kerja dua kali).

Pertama, lebih mudah bagi sis Hemayanti, kedua lebih mudah saat (Hendra Susanto??) mengedit final MN.
« Last Edit: 14 March 2013, 09:26:40 AM by dhammadinna »

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #116 on: 14 March 2013, 03:27:22 PM »
Bagaimana kalau naskah doc-nya dikasih ke Hemayanti?

Jadi sis Hema lebih mudah ngeditnya...

Naskah yang dikasih ke Hemayanti tsb, adalah naskah yang sudah diedit oleh Yumi dan Yi Fang. Jadi bisa dicek lagi oleh Hema (tapi diberi warna jika ada perubahan).

Karena setau saya, Yumi dan Yi Fang sudah edit MN. Dan jika kesalahan yang sama diperbaiki dua kali (jadinya kerja dua kali).

Pertama, lebih mudah bagi sis Hemayanti, kedua lebih mudah saat (Hendra Susanto??) mengedit final MN.

Setuju, kontribusi Hemayanti gw akui untuk tracing error naskahnya.  ^:)^
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #117 on: 14 March 2013, 03:39:13 PM »
Bagaimana kalau naskah doc-nya dikasih ke Hemayanti?

Jadi sis Hema lebih mudah ngeditnya...

Naskah yang dikasih ke Hemayanti tsb, adalah naskah yang sudah diedit oleh Yumi dan Yi Fang. Jadi bisa dicek lagi oleh Hema (tapi diberi warna jika ada perubahan).

Karena setau saya, Yumi dan Yi Fang sudah edit MN. Dan jika kesalahan yang sama diperbaiki dua kali (jadinya kerja dua kali).

Pertama, lebih mudah bagi sis Hemayanti, kedua lebih mudah saat (Hendra Susanto??) mengedit final MN.

Setuju, kontribusi Hemayanti gw akui untuk tracing error naskahnya.  ^:)^

repotnya kami belum menemukan cara jitu untuk melakukan editing secara keroyokan, karena resiko pekerjaan editor yg satu akan di-overwrite oleh editor lain. persoalan spelling adalah yg paling sederhana dan paling mudah terdeteksi dalam pekerjaan editing, tapi editing bukan sekedar persoalan spelling-checking. tapi kami akan mempertimbangkan hal ini dan berusaha mencari solusinya

Offline sl99

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 409
  • Reputasi: 33
  • Gender: Male
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #118 on: 24 March 2013, 09:03:03 AM »
Keroyokan pakai google doc?

Kendalanya jika yg edit tidak punya koneksi internet.
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Majjhima Nikaya (Diskusi)
« Reply #119 on: 26 March 2013, 07:12:22 PM »
om indra, ada bagian yg hilang d sutta 79, dari paragraf 14 langsung 21.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."