Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: dhammadinna on 01 May 2013, 07:59:05 AM

Title: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 01 May 2013, 07:59:05 AM
ughh.... saya tidak setuju dengan "cara marketing yang diiming-imingi blessing".

ughh lagi... kok seolah-olah kehadiran para bhikkhu dijadikan sarana pengumpulan dana...

ughh lagi dan lagi... harus sampe segitunyakah?? apa daya tarik Dhamma kalah telak dengan itu semua??


[gmod=KK]Split dari Gebyar Waisak (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24121.0.html).[/gmod]
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: juanpedro on 01 May 2013, 09:46:35 AM
ughh.... saya tidak setuju dengan "cara marketing yang diiming-imingi blessing".

ughh lagi... kok seolah-olah kehadiran para bhikkhu dijadikan sarana pengumpulan dana...

ughh lagi dan lagi... harus sampe segitunyakah?? apa daya tarik Dhamma kalah telak dengan itu semua??
kan disesuaikan selera pasar, ci ^:)^


wah andai waisak taun ini gw bisa ke borobudur 8->
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Indra on 01 May 2013, 10:02:20 AM
kan disesuaikan selera pasar, ci ^:)^


wah andai waisak taun ini gw bisa ke borobudur 8->

why not? di lapangan banteng, dulu katanya sop buntutnya enak ...
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: juanpedro on 01 May 2013, 10:10:39 AM
why not? di lapangan banteng, dulu katanya sop buntutnya enak ...
saat ini jadwal hidupku belum teratur Om  :))
oh ya to? dekat dengan komplek candinya kah? dah dari 2010 saya belum kesana lagi :(
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Indra on 01 May 2013, 10:15:37 AM
saat ini jadwal hidupku belum teratur Om  :))
oh ya to? dekat dengan komplek candinya kah? dah dari 2010 saya belum kesana lagi :(

dekat stasiun gambir
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: juanpedro on 01 May 2013, 10:25:37 AM
dekat stasiun gambir
hubungan borobudur sama stasiun gambir apa Om?  :hammer:
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: sanjiva on 01 May 2013, 10:31:44 AM
Hotel Borobudur Jakarta dekat Gambir
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 01 May 2013, 10:39:13 AM
kan disesuaikan selera pasar, ci ^:)^

ya sudahlah... makin lama, vihara makin didominasi ritual atau ngumpul2 (bersosialisasi) aja..
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: juanpedro on 01 May 2013, 10:45:15 AM
Hotel Borobudur Jakarta dekat Gambir
kena guwa =)) =)) =)) =)) :hammer:

ya sudahlah... makin lama, vihara makin didominasi ritual atau ngumpul2 (bersosialisasi) aja..
jangan menyerah :)
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Piggy on 01 May 2013, 10:59:07 AM
ughh.... saya tidak setuju dengan "cara marketing yang diiming-imingi blessing".

ughh lagi... kok seolah-olah kehadiran para bhikkhu dijadikan sarana pengumpulan dana...

ughh lagi dan lagi... harus sampe segitunyakah?? apa daya tarik Dhamma kalah telak dengan itu semua??

Itulah kenyataan dunia saat ini utk menyelenggarakan suatu festival dibutuhkan sarana duniawi berupa “uang”............jika cece melia ingin mencari festival yg free marketing dan berisikan suatu dhamma sejati ............ada baiknya cece mengikuti perayaan waisak di pedalaman hutan Thailand bersama para bhikhu2 hutan disana.....ato kalo gak mau yg jauh2 cece melia dpt merayakan waisak bersama di panti2 asuhan dan jompo berbasis buddhis........jadi sekali menyelam minum air.......merayakan waisak sambil berbagi metta dgn segenap makhluk alam semesta..........insyaBuddha deposit buah kamma cece melia akan bertambah sadhu3 _/\_
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 01 May 2013, 11:21:52 AM
Itulah kenyataan dunia saat ini utk menyelenggarakan suatu festival dibutuhkan sarana duniawi berupa “uang”............

 :) Saya rasa sih, itu bukan kenyataan dunia saat ini. Jaman dulu juga kalo mau adain acara, pasti butuh modal. Tapi kalau mau galang dana, ya galang aja… tidak perlu bhikkhu nya dijadikan “pemanis”.

Quote
jika cece melia ingin mencari festival yg free marketing dan berisikan suatu dhamma sejati ............ada baiknya cece mengikuti perayaan waisak di pedalaman hutan Thailand bersama para bhikhu2 hutan disana.....

Saya tidak bilang kalo saya mencari festival demikian. Dan saya tidak merasa perlu mengikuti perayaan waisak dimanapun.

Quote
ato kalo gak mau yg jauh2 cece melia dpt merayakan waisak bersama di panti2 asuhan dan jompo berbasis buddhis........jadi sekali menyelam minum air.......merayakan waisak sambil berbagi metta dgn segenap makhluk alam semesta..........insyaBuddha deposit buah kamma cece melia akan bertambah sadhu3 _/\_

Kalo saya mau berbuat baik, akan saya lakukan tanpa embel-embel: "dalam rangka perayaan waisak", dan tanpa perlu mencari yang berbasis buddhis. Dan akan saya lakukan karena saya senang melakukannya, dan saya merasakan manfaat yang nyata dari perbuatan itu. Bukan demi sesuatu ga jelas yang berjudul “pertambahan deposit”.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: sanjiva on 01 May 2013, 11:32:17 AM
Kalau ga ada figur, bagaimana mau penggalangan dana?

Adakah penggalangan dana yang tidak memakai / menonjolkan sosok figur?
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 01 May 2013, 11:48:40 AM
^ ^ ^ kan katanya dana akan digunakan untuk berbagai kegiatan (misalnya baksos). Nah, katakanlah butuh dana untuk baksos, ya uda.. bilang aja kalo dibutuhkan dana untuk baksos. Baksos apa, perencanaannya gimana, di mana, dst. Gitu kan cukup? Memang ga perlu figur kok...

Dan satu lagi... semoga para bhikkhu tidak merasa perlu mengikuti "selera pasar". Dan semoga bhikkhu tidak dihubung-hubungkan dengan tukang blessing, tukang bagi amulet, tukang ceramah, dan sakti.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: sanjiva on 01 May 2013, 12:08:56 PM
Dan satu lagi... semoga para bhikkhu tidak merasa perlu mengikuti "selera pasar". Dan semoga bhikkhu tidak dihubung-hubungkan dengan tukang blessing, tukang bagi amulet, tukang ceramah, dan sakti.

Faktanya di masyarakat buddhis gitu sis, liat aja:
-  Dalam acara buddhis, boleh saja umat ada yg berkeliaran ke mana2 saat baca paritta or ceramah, tapi begitu menjelang blessing dengan pemercikan air oleh bhikkhu, semuanya ngumpul dan duduk rapi.  ;D
-  Pas pindapatta, meja dan makanan bekas makan para bhante ludes diserbu massa setelah bhantenya meninggalkan tempat. Makanan bekas bhante barokah katanya ^-^
-  Ceramah bhikkhu dikemas kayak paket seminar motivasi.
-  dll.......
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 01 May 2013, 12:22:19 PM
^ ^ ^

Dulu juga saya pernah disuruh minum dari gelas bekas minum bhikkhu. Tapi ga jadi, karena saya ga ngerti. Saya kira gelas itu dikasih ke saya untuk dibawa ke dapur.. Kalo dipikir-pikir, seandainya diminum pun, barokahnya dimana coba? ;D

Trus, waktu sodara sy nikah, kan ada dana makan untuk bhante. Konon katanya, kalo cuci patta bhante, bisa cepat nikah lhooo....  :))  Aneh banget..
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: sanjiva on 01 May 2013, 12:28:57 PM
^ ^ ^

Dulu juga saya pernah disuruh minum dari gelas bekas minum bhikkhu. Tapi ga jadi, karena saya ga ngerti. Saya kira gelas itu dikasih ke saya untuk dibawa ke dapur.. Kalo dipikir-pikir, seandainya diminum pun, barokahnya dimana coba? ;D

Trus, waktu sodara sy nikah, kan ada dana makan untuk bhante. Konon katanya, kalo cuci patta bhante, bisa cepat nikah lhooo....  :))  Aneh banget..
Nah, lucu2 khan?  ;D

Ayo ada cerita apalagi soal kepercayaan2 seputar bhante kayak di atas?  Yang mau cerita, monggo......
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: ge2004 on 01 May 2013, 06:19:21 PM
Namo Buddhaya

Terima Kasih kepada saudara2 se Dhamma yang sudah me-reply di posting ini. Jika memang ada yang kurang berkenan dengan hal ini, mohon di-maafkan. Dan kalau memang saya melakukan kesalahan, mohon bimbingannya.

Thanks
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Indra on 01 May 2013, 07:51:51 PM
click THANK YOU untuk Dhammadina dan Sanjiva
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Piggy on 01 May 2013, 08:12:30 PM
:) Saya rasa sih, itu bukan kenyataan dunia saat ini. Jaman dulu juga kalo mau adain acara, pasti butuh modal. Tapi kalau mau galang dana, ya galang aja… tidak perlu bhikkhu nya dijadikan “pemanis”.

Saya tidak bilang kalo saya mencari festival demikian. Dan saya tidak merasa perlu mengikuti perayaan waisak dimanapun.

Kalo saya mau berbuat baik, akan saya lakukan tanpa embel-embel: "dalam rangka perayaan waisak", dan tanpa perlu mencari yang berbasis buddhis. Dan akan saya lakukan karena saya senang melakukannya, dan saya merasakan manfaat yang nyata dari perbuatan itu. Bukan demi sesuatu ga jelas yang berjudul “pertambahan deposit”.

se7 sm cece melia ;) 

berbuat suatu kebajikan sebaiknya disertai keikhlasan dan tanpa pamrih pada semua makhluk alam semesta tanpa term and condition/tanpa diskriminasi.......itulah metta karuna sejati.....

trims atas ketulusan dan kejujuran dr jawaban cece melia :)


Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: ge2004 on 02 May 2013, 12:04:06 AM
ughh.... saya tidak setuju dengan "cara marketing yang diiming-imingi blessing".

ughh lagi... kok seolah-olah kehadiran para bhikkhu dijadikan sarana pengumpulan dana...

ughh lagi dan lagi... harus sampe segitunyakah?? apa daya tarik Dhamma kalah telak dengan itu semua??



Hmmm, kenapa bisa kepikiran sejauh itu ya, saya tetap menghargai persepsi dan argumen semua. Yang penting dalam benak dan pikiran saya tidak berbuat seperti itu, just be positif thinking....atau mungkin memang saya tidak sebijaksana para sesepuh sekalian.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: adi lim on 02 May 2013, 06:00:36 AM
Hmmm, kenapa bisa kepikiran sejauh itu ya, saya tetap menghargai persepsi dan argumen semua. Yang penting dalam benak dan[b] pikiran saya tidak berbuat seperti itu[/b], just be positif thinking....atau mungkin memang saya tidak sebijaksana para sesepuh sekalian.


Pikiran mendahului semua kondisi batin, pikiran adalah pemimpin, segalanya diciptakan oleh pikiran.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: adi lim on 02 May 2013, 06:08:58 AM
Nah, lucu2 khan?  ;D

Ayo ada cerita apalagi soal kepercayaan2 seputar bhante kayak di atas?  Yang mau cerita, monggo......

sekitar prilaku umat buddhis,
jika ada bhikkhu yang punya 'kesaktian' datang berkunjung ke vihara, maka vihara itu ramai terus selama bhikkhu itu berkunjung, jika bhikkhu nya sudah pergi, sepi .... :(
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Piggy on 02 May 2013, 06:55:31 AM
sekitar prilaku umat buddhis,
jika ada bhikkhu yang punya 'kesaktian' datang berkunjung ke vihara, maka vihara itu ramai terus selama bhikkhu itu berkunjung, jika bhikkhu nya sudah pergi, sepi .... :(

tak perlu jauh2 bhikkhu yg memiliki abhinna........wong bhikkhu yg terkenal seperti ajahn brahm saat datang ke indo saja dpt membuat para fansnya berbondong2 datang ke tempat beliau berkunjung.............di sini kita dapat melihat kecendrungan umat Buddha di indo masih lebih condong pd siapa bhikkhunya(penceramahnya) dibandingkan topik dhamma yg sedang dibahas saat itu......istilahnya masih tergantung pada vocal point dan point of interest.......sepertinya paradigma ini perlu diubah agar seseorang datang ke vihara dgn tujuan yg right to target
kalo koko adi sendiri termasuk yg mana  :D
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: khiong on 02 May 2013, 10:33:39 AM
tak perlu jauh2 bhikkhu yg memiliki abhinna........wong bhikkhu yg terkenal seperti ajahn brahm saat datang ke indo saja dpt membuat para fansnya berbondong2 datang ke tempat beliau berkunjung.............di sini kita dapat melihat kecendrungan umat Buddha di indo masih lebih condong pd siapa bhikkhunya(penceramahnya) dibandingkan topik dhamma yg sedang dibahas saat itu......istilahnya masih tergantung pada vocal point dan point of interest.......sepertinya paradigma ini perlu diubah agar seseorang datang ke vihara dgn tujuan yg right to target
kalo koko adi sendiri termasuk yg mana  :D
menurut saya justru ceramah Dharmanya yang bikin Bhikkhu tersebut terkenal. :))
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 02 May 2013, 10:36:18 AM
 [at] ge2004: sebelumnya, sori juga kalo ada kata-kata saya yang kurang berkenan yaa...

Hmmm, kenapa bisa kepikiran sejauh itu ya, saya tetap menghargai persepsi dan argumen semua. Yang penting dalam benak dan pikiran saya tidak berbuat seperti itu, just be positif thinking....atau mungkin memang saya tidak sebijaksana para sesepuh sekalian.

 Kenapa saya bisa kepikiran sejauh itu?

Sebetulnya ga jauh juga sih.. Karena yang saya baca: “waisak tanggal sekian, akan dihadiri dan diblessing oleh… (bhikkhu yang terkenal dengan blessing amulet ayam keberuntungan). Bagi yang ingin berdana, dapat ditujukan ke: BCA….”

Jadi, Pengumpulan dana tidak dijelaskan untuk apa. Hanya dijelaskan bahwa di vihara tsb ada acara waisak. Ada bhikkhu yang hadir, dengan deskripsi begini dan begini. Lalu dicantumkan nomor rekening kalau mau berdana. Jadi, ga jelas ini dananya untuk apa. Lalu apa hubungannya dengan bhikkhu tersebut? Karena justru yang dijelaskan adalah tentang bhikkhu tsb ::)

Namo Buddhaya

Terima Kasih kepada saudara2 se Dhamma yang sudah me-reply di posting ini. Jika memang ada yang kurang berkenan dengan hal ini, mohon di-maafkan. Dan kalau memang saya melakukan kesalahan, mohon bimbingannya.

Thanks

Sebetulnya yang kurang sreg bagi saya adalah:

Bhikkhu kenapa bagi-bagi amulet.. kok nambah lagi tugasnya? Di posternya ada dua ayam pula diphotoshop di samping bhikkhu itu. Kalo saya jadi bhikkhu itu sih, saya malu ya… Sebetulnya saya belum pernah ketemu bhikkhu yang bagi amulet, tapi pernah ketemu bhikkhu yang baca garis tangan. Dan saya pernah posting ini, ada tentang garis tangan dan ahli jimat:

[…]
Bagian panjang tentang Moralitas

1.21. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, berpenghidupan dari keterampilan, penghidupan salah seperti membaca garis tangan,[28] meramal dari gambaran-gambaran, tanda-tanda, mimpi, tanda-tanda jasmani, gangguan tikus, pemujaan api, persembahan dari sesendok sekam, tepung beras, beras, ghee atau minyak, atau darah, dari mulut, membaca ujung jari, pengetahuan rumah dan kebun, ahli dalam jimat, pengetahuan setan, pengetahuan rumah tanah,[29] pengetahuan ular, pengetahuan racun, pengetahuan tikus, pengetahuan burung, pengetahuan gagak, meramalkan usia kehidupan seseorang, jimat melawan anak panah, pengetahuan tentang suara-suara binatang, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.”’

1.22. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti menilai tanda-tanda permata, tongkat, pakaian, pedang, tombak, anak panah, senjata, perempuan, laki-laki, anak-anak, gadis-gadis, budak perempuan dan laki-laki, gajah, kuda, kerbau, banteng, sapi, kambing, domba, ayam, burung puyuh, iguana, tikus bambu,[30] kura-kura, rusa, Petapa Gotama menjauhi keterampilan demikian.”’

1.23. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti meramalkan: ‘Pemimpin[31] akan berjalan keluar – pemimpin akan berjalan kembali’, ‘Pemimpin kita [10] akan bergerak maju dan pemimpin musuh akan bergerak mundur’, ‘Pemimpin kita akan menang dan pemimpin musuh akan kalah’, ‘Pemimpin musuh akan menang dan pemimpin kita akan kalah’, ‘Demikianlah akan ada kemenangan di satu pihak dan kekalahan di pihak lainnya’, Petapa Gotama menjauhi keterampilan demikian.”’

1.24. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti meramalkan gerhana bulan, matahari, bintang; bahwa matahari dan bulan akan bergerak sesuai jalur yang benar – akan bergerak tidak menentu; bahwa bintang akan bergerak sesuai jalur yang benar – akan bergerak tidak menentu; bahwa akan terjadi hujan meteor, suatu kebakaran dahsyat di angkasa, gempa bumi, guruh; matahari, bulan, dan bintang yang terbit, terbenam, gelap dan terang; dan ‘demikianlah akibat dari benda-benda ini’, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.”’ [11]

1.25. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti meramalkan hujan yang baik atau buruk; panen yang baik atau buruk; keamanan, bahaya; penyakit, kesehatan, atau mencatat, menentukan, menghitung, komposisi syair, menjelaskan alasan-alasan, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.”’

1.26. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti mengatur pemberian dan penerimaan dalam suatu pernikahan, pertunangan dan perceraian; [menyatakan waktu untuk] menabung dan belanja, membawa kebaikan dan keburukan, melakukan aborsi,[32] menggunakan mantra untuk mengikat lidah, mengikat rahang, menyebabkan tangan gemetar, menyebabkan tuli, mencari jawaban dari cermin, menjadi gadis-medium, dewa; memuja matahari atau Maha Brahma, meniupkan api, memanggil dewi keberuntungan, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.”’

1.27. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, berpenghidupan dengan keterampilan demikian, penghidupan salah seperti menenangkan para dewa dan menepati janji terhadap para dewa, membuat jimat rumah tanah, memberikan kekuatan dan kelemahan, mempersiapkan dan menyucikan bangunan, memberikan upacara pembersihan dan pemandian, memberikan korban, memberikan obat pencahar, obat penawar, obat batuk dan pilek, memberikan obat-telinga, -mata, -hidung, salep dan salep-penawar, pembedahan mata, pembedahan, pengobatan bayi, menggunakan balsam untuk melawan efek samping dari pengobatan sebelumnya, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.”[33] Ini, para bhikkhu, untuk hal-hal mendasar, persoalan kecil inilah, maka orang-orang biasa memuji Sang Tathagata.’
_________
Note: kalau mau lebih lengkap atau kalau mau baca catatan kakinya, silakan ke klik link berikut.

http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_1:_Brahmajala_Sutta#Bagian_panjang_tentang_Moralitas (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_1:_Brahmajala_Sutta#Bagian_panjang_tentang_Moralitas)
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: K.K. on 02 May 2013, 10:57:56 AM
Ketika mendengar blessing (kalau saya tidak salah duga, pakai air), saya jadi teringat cuplikan usang ini:

[...]
“Guru Gotama, sungai Bāhukā dianggap oleh banyak orang dapat memberikan kebebasan, sungai itu dianggap oleh banyak orang dapat memberikan kebaikan, dan banyak yang mencuci perbuatan jahat mereka di sungai Bāhukā.”

20. Kemudian Sang Bhagavā menjawab Brahmana Sundarika Bhāradvāja dalam syair:

   “Bāhukā dan Adhikakkā,
   Gayā dan Sundarikā juga,
   Payāga dan Sarassatī,
   Dan arus Bahumatī -
   Si dungu boleh saja mandi selamanya di sana
   Namun tidak akan menyucikan perbuatan gelap mereka.

   Apakah yang dapat dibersihkan  oleh Sundarikā?
   Dan Payāga? Dan Bāhukā?
   Sungai-sungai itu tidak dapat memurnikan pelaku-kejahatan
   Seorang yang telah melakukan perbuatan-perbuatan kejam dan kasar

   Seseorang yang murni dalam pikiran selamanya memiliki
   Pesta musim semi, Hari Suci,
   Seorang yang baik dalam tindakan, seorang yang murni dalam pikiran
   Mengarahkan moralitasnya menuju kesempurnaan.

   Adalah di sini, brahmana, engkau harus mandi,
   Untuk menjadikan dirimu, sebuah perlindungan bagi semua makhluk.
   Dan jika engkau tidak mengucapkan kebohongan
   Juga tidak bekerja dengan mencelakai makhluk-makhluk hidup,
   Juga tidak mengambil apa yang tidak diberikan,
   Dengan keyakinan dan bebas dari kekikiran,
   Mengapa engkau perlu pergi ke Gayā?
   Karena sumur apapun akan menjadi sungai Gayā bagimu.”
[...]



Melihat 'jimat ayam', saya juga teringat cuplikan usang lainnya:

[...]
“‘Sementara beberapa petapa dan Brāhmaṇa memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, berpenghidupan dari keterampilan, penghidupan salah seperti membaca garis tangan, meramal dari gambaran-gambaran, tanda-tanda, mimpi, tanda-tanda jasmani, gangguan tikus, pemujaan api, [...] ahli dalam jimat, pengetahuan setan, pengetahuan rumah tanah, pengetahuan ular, pengetahuan racun, pengetahuan tikus, pengetahuan burung, pengetahuan gagak, meramalkan usia kehidupan seseorang, jimat melawan anak panah, pengetahuan tentang suara-suara binatang, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.
[...]

‘“Sementara beberapa petapa dan Brāhmaṇa memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, berpenghidupan dengan keterampilan demikian, penghidupan salah seperti menenangkan para dewa dan menepati janji terhadap para dewa, membuat jimat rumah tanah, memberikan kekuatan dan kelemahan, mempersiapkan dan menyucikan bangunan, memberikan upacara pembersihan dan pemandian, memberikan korban, memberikan obat pencahar, obat penawar, obat batuk dan pilek, memberikan obat-telinga, -mata, -hidung, salep dan salep-penawar, pembedahan mata, pembedahan, pengobatan bayi, menggunakan balsam untuk melawan efek samping dari pengobatan sebelumnya, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.”[33]  Ini, para bhikkhu, untuk hal-hal mendasar, persoalan kecil inilah, maka orang-orang biasa memuji Sang Tathāgata.’
[...]”



Hanya share numpang lewat saja. Tidak bermaksud menghalangi orang berbuat baik. Lagipula tentunya Luang Pu dan bhante terkenal lainnya pasti lebih tahu apa yang harus diajarkan ke umat.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: sanjiva on 02 May 2013, 11:21:58 AM
Ketika mendengar blessing (kalau saya tidak salah duga, pakai air), saya jadi teringat cuplikan usang ini:

[...]
“Guru Gotama, sungai Bāhukā dianggap oleh banyak orang dapat memberikan kebebasan, sungai itu dianggap oleh banyak orang dapat memberikan kebaikan, dan banyak yang mencuci perbuatan jahat mereka di sungai Bāhukā.”

20. Kemudian Sang Bhagavā menjawab Brahmana Sundarika Bhāradvāja dalam syair:

   “Bāhukā dan Adhikakkā,
   Gayā dan Sundarikā juga,
   Payāga dan Sarassatī,
   Dan arus Bahumatī -
   Si dungu boleh saja mandi selamanya di sana
   Namun tidak akan menyucikan perbuatan gelap mereka.
Harap dibedakan antara mandi di sungai berharap supaya jadi suci dan 'hapus dosa2nya', dengan pemercikan air pemberkahan. 

Setahu gw tidak ada blessing bhikkhu dengan mandi di sungai, jadi pemaparan sutta di atas tidak tepat utk kasus ini.  Yang ada cuma pemercikan air.

Lagipula blessing dengan pemercikan air sudah ada sejak jaman Buddha dan dicontohkan Buddha sendiri dengan menyuruh bhante Ananda pada peristiwa Ratana Sutta. 

Dengan demikian, blessing dengan pemercikan air merupakan tradisi buddhis dari jaman Buddha.

 _/\_
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: K.K. on 02 May 2013, 11:31:04 AM
Harap dibedakan antara mandi di sungai berharap supaya jadi suci dan 'hapus dosa2nya', dengan pemercikan air pemberkahan. 
Bisa dijelaskan pemercikan air ini untuk apa?

Quote
Setahu gw tidak ada blessing bhikkhu dengan mandi di sungai, jadi pemaparan sutta di atas tidak tepat utk kasus ini.  Yang ada cuma pemercikan air.
Saya tidak menyamakan percik dan mandi, tapi menekankan pada 'keampuhan air'.


Quote
Lagipula blessing dengan pemercikan air sudah ada sejak jaman Buddha dan dicontohkan Buddha sendiri dengan menyuruh bhante Ananda pada peristiwa Ratana Sutta. 
Boleh diceritakan di sini dalam rangka apa percikan + Ratanasutta dilakukan, supaya jelas di sini?


Quote
Dengan demikian, blessing dengan pemercikan air merupakan tradisi buddhis dari jaman Buddha.

 _/\_
Walaupun tidak ada tradisinya dulu, bukan berarti satu 'ritual' salah. Dan sebaliknya, walaupun ada kasusnya dalam tradisi Buddhis jaman dulu, belum tentu pasti pelaksanaannya sesuai.

Silahkan penjelasannya.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 02 May 2013, 12:20:42 PM
[...]
Karena sumur apapun akan menjadi sungai Gayā bagimu.”
[...]

 :lotus:

bagus....

Saya googling, ternyata dari Majjhima Nikaya 7 (Perumpamaan Kain - Vatthūpama Sutta)

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17327.5 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17327.5)
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: ge2004 on 02 May 2013, 12:56:35 PM
Ketika mendengar blessing (kalau saya tidak salah duga, pakai air), saya jadi teringat cuplikan usang ini:

[...]
“Guru Gotama, sungai Bāhukā dianggap oleh banyak orang dapat memberikan kebebasan, sungai itu dianggap oleh banyak orang dapat memberikan kebaikan, dan banyak yang mencuci perbuatan jahat mereka di sungai Bāhukā.”

20. Kemudian Sang Bhagavā menjawab Brahmana Sundarika Bhāradvāja dalam syair:

   “Bāhukā dan Adhikakkā,
   Gayā dan Sundarikā juga,
   Payāga dan Sarassatī,
   Dan arus Bahumatī -
   Si dungu boleh saja mandi selamanya di sana
   Namun tidak akan menyucikan perbuatan gelap mereka.

   Apakah yang dapat dibersihkan  oleh Sundarikā?
   Dan Payāga? Dan Bāhukā?
   Sungai-sungai itu tidak dapat memurnikan pelaku-kejahatan
   Seorang yang telah melakukan perbuatan-perbuatan kejam dan kasar

   Seseorang yang murni dalam pikiran selamanya memiliki
   Pesta musim semi, Hari Suci,
   Seorang yang baik dalam tindakan, seorang yang murni dalam pikiran
   Mengarahkan moralitasnya menuju kesempurnaan.

   Adalah di sini, brahmana, engkau harus mandi,
   Untuk menjadikan dirimu, sebuah perlindungan bagi semua makhluk.
   Dan jika engkau tidak mengucapkan kebohongan
   Juga tidak bekerja dengan mencelakai makhluk-makhluk hidup,
   Juga tidak mengambil apa yang tidak diberikan,
   Dengan keyakinan dan bebas dari kekikiran,
   Mengapa engkau perlu pergi ke Gayā?
   Karena sumur apapun akan menjadi sungai Gayā bagimu.”
[...]



Melihat 'jimat ayam', saya juga teringat cuplikan usang lainnya:

[...]
“‘Sementara beberapa petapa dan Brāhmaṇa memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, berpenghidupan dari keterampilan, penghidupan salah seperti membaca garis tangan, meramal dari gambaran-gambaran, tanda-tanda, mimpi, tanda-tanda jasmani, gangguan tikus, pemujaan api, [...] ahli dalam jimat, pengetahuan setan, pengetahuan rumah tanah, pengetahuan ular, pengetahuan racun, pengetahuan tikus, pengetahuan burung, pengetahuan gagak, meramalkan usia kehidupan seseorang, jimat melawan anak panah, pengetahuan tentang suara-suara binatang, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.
[...]

‘“Sementara beberapa petapa dan Brāhmaṇa memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, berpenghidupan dengan keterampilan demikian, penghidupan salah seperti menenangkan para dewa dan menepati janji terhadap para dewa, membuat jimat rumah tanah, memberikan kekuatan dan kelemahan, mempersiapkan dan menyucikan bangunan, memberikan upacara pembersihan dan pemandian, memberikan korban, memberikan obat pencahar, obat penawar, obat batuk dan pilek, memberikan obat-telinga, -mata, -hidung, salep dan salep-penawar, pembedahan mata, pembedahan, pengobatan bayi, menggunakan balsam untuk melawan efek samping dari pengobatan sebelumnya, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.”[33]  Ini, para bhikkhu, untuk hal-hal mendasar, persoalan kecil inilah, maka orang-orang biasa memuji Sang Tathāgata.’
[...]”



Hanya share numpang lewat saja. Tidak bermaksud menghalangi orang berbuat baik. Lagipula tentunya Luang Pu dan bhante terkenal lainnya pasti lebih tahu apa yang harus diajarkan ke umat.

Saudara Sedhamma Sekalian, mohon maaf saya tidak pernah menyebutkan atau menjanjikan kalau Luang Pu akan bagi-bagi amulet di acara waisak ini (kok jadi pada berpikir ada bagi2 amulet???). Tidak juga menyebutkan dan menjanjikan bahwa dapat blessing dari Luang Pu pasti bisa sukses. Dan karena yang datang kali ini adalah Luang Pu Suang bhikkhu senior dari Thailand yang sangat dihormati (plus Luang Pu Rut dan nanti lebih dari 30 Bhikkhu yang hadir) tentunya dalam poster acara, kita kedepankan sosok Luang Pu Suang. Gak mungkinkan Luang Pu Suang yang datang, yang kita kasih profil diposter ketua panitia waisak kan ? Jadi mohon jangan ditarik kemana-mana (bagi yang tidak suka ya tidak masalah, karena setiap orang punya pemikiran sendiri).

Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 02 May 2013, 01:57:05 PM
Saudara Sedhamma Sekalian, mohon maaf saya tidak pernah menyebutkan atau menjanjikan kalau Luang Pu akan bagi-bagi amulet di acara waisak ini (kok jadi pada berpikir ada bagi2 amulet???).

Saya juga ga berpikir kalo luang pu mau bagi-bagi amulet...

Saya hanya merasa kurang setuju kalau seorang bhikkhu bagi-bagi amulet, bhikkhu di manapun, siapapun... (terlepas dari Luang Pu, atau bukan. Acara waisak, atau bukan)

Quote
Tidak juga menyebutkan dan menjanjikan bahwa dapat blessing dari Luang Pu pasti bisa sukses.

Memang tidak... Mungkin yang perlu diluruskan adalah 'apa tujuan blessing'..

Quote
Dan karena yang datang kali ini adalah Luang Pu Suang bhikkhu senior dari Thailand yang sangat dihormati (plus Luang Pu Rut dan nanti lebih dari 30 Bhikkhu yang hadir) tentunya dalam poster acara, kita kedepankan sosok Luang Pu Suang. Gak mungkinkan Luang Pu Suang yang datang, yang kita kasih profil diposter ketua panitia waisak kan ? Jadi mohon jangan ditarik kemana-mana (bagi yang tidak suka ya tidak masalah, karena setiap orang punya pemikiran sendiri).

Tentang poster, saya komennya berdasarkan semua komposisi gambar dan tulisan. Lalu saya menarik kesimpulan berdasarkan itu semua (jadi tidak semata-mata hanya dari gambar). Tapi kalo km merasa ga benar, ya sudah, ga perlu dibahas lagi..
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: sanjiva on 02 May 2013, 02:08:07 PM
Bisa dijelaskan pemercikan air ini untuk apa?
Saya tidak menyamakan percik dan mandi, tapi menekankan pada 'keampuhan air'.

Boleh diceritakan di sini dalam rangka apa percikan + Ratanasutta dilakukan, supaya jelas di sini?

Walaupun tidak ada tradisinya dulu, bukan berarti satu 'ritual' salah. Dan sebaliknya, walaupun ada kasusnya dalam tradisi Buddhis jaman dulu, belum tentu pasti pelaksanaannya sesuai.

Silahkan penjelasannya.

Penjelasan lengkap bisa dibaca di RAPB (Riwayat Agung Para Buddha) karya Tipitakadhara Mingun Sayadaw halaman 1111 s/d 1120.   Salah satu penyunting buku ini adalah om Kaynin Kutho yang menanyakan pertanyaan di atas.  8-} ^-^  Ebooknya bisa didownload di DC.

Karena kepiawaian pembuat ebook ini, tulisan di dalamnya sudah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak bisa dicopy paste ke sini.  Huruf2 copasnya jadi tak terbaca. :'(   Karena itu, silahkan dibaca (kembali) sendiri.  ;D

Ringkasnya cerita mengenai Ratana Sutta ini sbb:
Ketika itu, di kota Vesali mengalami wabah kelaparan yang mengakibatkan banyak korban kematian bagi penduduknya terutama kaum miskin. Karena adanya mayat yang membusuk, makhluk halus mulai bergentayangan di kota itu; yang kemudian diikuti dengan wabah penyakit. Mewabahnya ketiga jenis ketakutan ini: kelaparan, mahluk halus jahat, dan wabah penyakit mengakibatkan penduduk mencari bantuan kepada Sang Buddha yang saat itu berdiam di Rajagaha.

Diikuti dengan sejumlah besar Bhikkhu termasuk Yang Mulia Ananda, pengikut setiaNya, Sang Buddha datang ke kota Vesali. Tibanya Sang Buddha diikuti dengan hujan teramat lebat dan deras, yang menyapu semua mayat membusuk hingga udara menjadi jernih dan kota menjadi bersih.

Setelahnya, Sang Buddha membabarkan Sutra Permata (Ratana Sutta) ini kepada Yang Mulia Ananda, dan memberikan perintah kepadanya mengenai bagaimana Ia harus berkeliling kota bersama penduduk Licchavi membaca Sutra untuk tanda perlindungan bagi penduduk Vesali. Yang Mulia Ananda mengikuti perintah tersebut dan memercikkan air suci dari mangkok Sang Buddha kepada penduduk kota. Karenanya, semua makhluk jahat terusir dan wabah penyakitpun menyusut.

Sekian dan semoga cukup jelas. 
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: K.K. on 02 May 2013, 02:22:25 PM
Saudara Sedhamma Sekalian, mohon maaf saya tidak pernah menyebutkan atau menjanjikan kalau Luang Pu akan bagi-bagi amulet di acara waisak ini (kok jadi pada berpikir ada bagi2 amulet???). Tidak juga menyebutkan dan menjanjikan bahwa dapat blessing dari Luang Pu pasti bisa sukses. Dan karena yang datang kali ini adalah Luang Pu Suang bhikkhu senior dari Thailand yang sangat dihormati (plus Luang Pu Rut dan nanti lebih dari 30 Bhikkhu yang hadir) tentunya dalam poster acara, kita kedepankan sosok Luang Pu Suang. Gak mungkinkan Luang Pu Suang yang datang, yang kita kasih profil diposter ketua panitia waisak kan ? Jadi mohon jangan ditarik kemana-mana (bagi yang tidak suka ya tidak masalah, karena setiap orang punya pemikiran sendiri).
Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung anda. Memang tidak ada dikatakan demikian, tapi di gambarnya ada menyinggung Luang Pu tersebut ahli bikin amulet ayam dan saya pribadi kurang cocok. Itu saja kok, tidak memaksa orang lain sependapat, apalagi kalau sampai menghalangi acaranya. Jadi silahkan lanjutkan saja. Perbedaan pendapat sudah biasa di sini, tidak berarti anda melanggar peraturan kok. :)
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: K.K. on 02 May 2013, 02:23:28 PM
Penjelasan lengkap bisa dibaca di RAPB (Riwayat Agung Para Buddha) karya Tipitakadhara Mingun Sayadaw halaman 1111 s/d 1120.   Salah satu penyunting buku ini adalah om Kaynin Kutho yang menanyakan pertanyaan di atas.  8-} ^-^  Ebooknya bisa didownload di DC.

Karena kepiawaian pembuat ebook ini, tulisan di dalamnya sudah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak bisa dicopy paste ke sini.  Huruf2 copasnya jadi tak terbaca. :'(   Karena itu, silahkan dibaca (kembali) sendiri.  ;D

Ringkasnya cerita mengenai Ratana Sutta ini sbb:
Ketika itu, di kota Vesali mengalami wabah kelaparan yang mengakibatkan banyak korban kematian bagi penduduknya terutama kaum miskin. Karena adanya mayat yang membusuk, makhluk halus mulai bergentayangan di kota itu; yang kemudian diikuti dengan wabah penyakit. Mewabahnya ketiga jenis ketakutan ini: kelaparan, mahluk halus jahat, dan wabah penyakit mengakibatkan penduduk mencari bantuan kepada Sang Buddha yang saat itu berdiam di Rajagaha.

Diikuti dengan sejumlah besar Bhikkhu termasuk Yang Mulia Ananda, pengikut setiaNya, Sang Buddha datang ke kota Vesali. Tibanya Sang Buddha diikuti dengan hujan teramat lebat dan deras, yang menyapu semua mayat membusuk hingga udara menjadi jernih dan kota menjadi bersih.

Setelahnya, Sang Buddha membabarkan Sutra Permata (Ratana Sutta) ini kepada Yang Mulia Ananda, dan memberikan perintah kepadanya mengenai bagaimana Ia harus berkeliling kota bersama penduduk Licchavi membaca Sutra untuk tanda perlindungan bagi penduduk Vesali. Yang Mulia Ananda mengikuti perintah tersebut dan memercikkan air suci dari mangkok Sang Buddha kepada penduduk kota. Karenanya, semua makhluk jahat terusir dan wabah penyakitpun menyusut.

Sekian dan semoga cukup jelas. 
OK, bagaimana dengan blessing percik yang biasa dilakukan itu? Bagaimana praktik dan pengertiannya?
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: ge2004 on 02 May 2013, 09:17:20 PM
Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung anda. Memang tidak ada dikatakan demikian, tapi di gambarnya ada menyinggung Luang Pu tersebut ahli bikin amulet ayam dan saya pribadi kurang cocok. Itu saja kok, tidak memaksa orang lain sependapat, apalagi kalau sampai menghalangi acaranya. Jadi silahkan lanjutkan saja. Perbedaan pendapat sudah biasa di sini, tidak berarti anda melanggar peraturan kok. :)


Siiippp. Thanks.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: ge2004 on 02 May 2013, 09:18:45 PM
Saya juga ga berpikir kalo luang pu mau bagi-bagi amulet...

Saya hanya merasa kurang setuju kalau seorang bhikkhu bagi-bagi amulet, bhikkhu di manapun, siapapun... (terlepas dari Luang Pu, atau bukan. Acara waisak, atau bukan)

Memang tidak... Mungkin yang perlu diluruskan adalah 'apa tujuan blessing'..

Tentang poster, saya komennya berdasarkan semua komposisi gambar dan tulisan. Lalu saya menarik kesimpulan berdasarkan itu semua (jadi tidak semata-mata hanya dari gambar). Tapi kalo km merasa ga benar, ya sudah, ga perlu dibahas lagi..

OK. Thanks atas replynya.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: andry on 02 May 2013, 11:08:30 PM
wuahhhh jd panjang. suruh siapa di tonjolkan mengenai amulet di poster.

kan bisa, "bikkhu hutan masa vassa sekian xx tahun"...
untung org2 DC msh kritis....
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: K.K. on 03 May 2013, 09:47:34 AM
OK, bagaimana dengan blessing percik yang biasa dilakukan itu? Bagaimana praktik dan pengertiannya?

Karena belum ada jawaban, saya akan coba jelaskan perbedaannya.

Ratanasutta itu sendiri adalah sebuah ajakan untuk semua makhluk agar hidup damai, memahami dhamma, dan memuji Tiratana. Tidak ada hubungannya dengan percik-memercik.

Kisah yang melatar-belakangi pembabaran Ratanasutta mengisahkan masa kelaparan di Vesali yang menyebabkan banyak orang meninggal. Entah karena orang-orang yang mati kelaparan di sana terlahir sebagai hantu di sana, atau mayat-mayat yang menarik makhluk-makhluk tersebut, kota tersebut jadi banyak gangguan hantu, dan tentu saja kalau banyak mayat yang tak terurus, otomatis penyakit menyebar, sehingga menyebabkan lebih banyak lagi kesusahan.

Para penduduk di sana meminta bantuan dari Buddha Gotama, yang kemudian ke sana bersama sejumlah bhikkhu, dan bersamaan dengan kedatangan Buddha dan Sangha ke sana, hujan yang sangat lebat turun membersihkan mayat-mayat dan kotoran. Kemudian Buddha menyuruh Ananda membacakan Ratanasutta ini keliling kota dan memercikkan air (dari patta Buddha sendiri) dan akibatnya para makhluk halus itu tidak lagi mengganggu.

Kisah ini terdapat hanya dalam komentar Sutta Nipata aliran Theravada. Padanan Ratanasutta, Svastyanagatha, tidak memiliki komentar serupa.


Nah, yang saya mau tahu acara blessing ini bagaimana penjelasan dan prinsipnya. Kalau saya pernah alami, sepertinya air itu dibacakan paritta, lalu yang terciprat akan jadi 'hoki', yang menyebabkan terbesitnya pikiran tentang kesamaan dengan pandangan mandi di sungai tertentu bisa mengubah kehidupan seseorang. Sama-sama 'air sakti', padahal bahkan komentar itu sendiri tidak menjelaskan tentang air yang bermuatan 'hoki', namun pembacaan sutta yang mengajak semua makhluk hidup memuji Tiratana.

Dan sekali lagi, terlepas apakah acara ini sesuai dengan dhamma, kurang sesuai, atau bahkan bertentangan, saya tidak punya kepentingan untuk menghalangi. Silahkan saja kalau mau ikutan.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Rico Tsiau on 03 May 2013, 09:59:59 AM
Karena belum ada jawaban, saya akan coba jelaskan perbedaannya.

Ratanasutta itu sendiri adalah sebuah ajakan untuk semua makhluk agar hidup damai, memahami dhamma, dan memuji Tiratana. Tidak ada hubungannya dengan percik-memercik.

Kisah yang melatar-belakangi pembabaran Ratanasutta mengisahkan masa kelaparan di Vesali yang menyebabkan banyak orang meninggal. Entah karena orang-orang yang mati kelaparan di sana terlahir sebagai hantu di sana, atau mayat-mayat yang menarik makhluk-makhluk tersebut, kota tersebut jadi banyak gangguan hantu, dan tentu saja kalau banyak mayat yang tak terurus, otomatis penyakit menyebar, sehingga menyebabkan lebih banyak lagi kesusahan.

Para penduduk di sana meminta bantuan dari Buddha Gotama, yang kemudian ke sana bersama sejumlah bhikkhu, dan bersamaan dengan kedatangan Buddha dan Sangha ke sana, hujan yang sangat lebat turun membersihkan mayat-mayat dan kotoran. Kemudian Buddha menyuruh Ananda membacakan Ratanasutta ini keliling kota dan memercikkan air (dari patta Buddha sendiri) dan akibatnya para makhluk halus itu tidak lagi mengganggu.

Kisah ini terdapat hanya dalam komentar Sutta Nipata aliran Theravada. Padanan Ratanasutta, Svastyanagatha, tidak memiliki komentar serupa.


Nah, yang saya mau tahu acara blessing ini bagaimana penjelasan dan prinsipnya. Kalau saya pernah alami, sepertinya air itu dibacakan paritta, lalu yang terciprat akan jadi 'hoki', yang menyebabkan terbesitnya pikiran tentang kesamaan dengan pandangan mandi di sungai tertentu bisa mengubah kehidupan seseorang. Sama-sama 'air sakti', padahal bahkan komentar itu sendiri tidak menjelaskan tentang air yang bermuatan 'hoki', namun pembacaan sutta yang mengajak semua makhluk hidup memuji Tiratana.

Dan sekali lagi, terlepas apakah acara ini sesuai dengan dhamma, kurang sesuai, atau bahkan bertentangan, saya tidak punya kepentingan untuk menghalangi. Silahkan saja kalau mau ikutan.

good point..

untuk itu klik +1
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: K.K. on 03 May 2013, 10:09:11 AM
good point..

untuk itu klik +1
Sorry, blom bisa bales. :)
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Rico Tsiau on 03 May 2013, 10:16:42 AM
Sorry, blom bisa bales. :)

no problem  8)

nah lanjutkan, jika saat ini katakanlah saya sangat bernafsu mendapat air kepretan yang katanya suci ini, lalu setelah keciprat lalu saya merasa (mungkin secara sugesti) lebih nyaman dan aman (aduh gimana sih bahasa yang tepatnya?) diberkahi air suci ini. menurut abang kainyn, apakah hal ini tidak bermanfaat atau bermanfaat? dan apakah bhikkhu layak melakukan hal ini?
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: juanpedro on 03 May 2013, 10:25:01 AM
:) Saya rasa sih, itu bukan kenyataan dunia saat ini. Jaman dulu juga kalo mau adain acara, pasti butuh modal. Tapi kalau mau galang dana, ya galang aja… tidak perlu bhikkhu nya dijadikan “pemanis”.

Saya tidak bilang kalo saya mencari festival demikian. Dan saya tidak merasa perlu mengikuti perayaan waisak dimanapun.

Kalo saya mau berbuat baik, akan saya lakukan tanpa embel-embel: "dalam rangka perayaan waisak", dan tanpa perlu mencari yang berbasis buddhis. Dan akan saya lakukan karena saya senang melakukannya, dan saya merasakan manfaat yang nyata dari perbuatan itu. Bukan demi sesuatu ga jelas yang berjudul “pertambahan deposit”.
saya kagum sama cici yang pemahamannya sudah sampai di tingkat ini. saluut ^:)^
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: K.K. on 03 May 2013, 10:59:13 AM
no problem  8)

nah lanjutkan, jika saat ini katakanlah saya sangat bernafsu mendapat air kepretan yang katanya suci ini, lalu setelah keciprat lalu saya merasa (mungkin secara sugesti) lebih nyaman dan aman (aduh gimana sih bahasa yang tepatnya?) diberkahi air suci ini. menurut abang kainyn, apakah hal ini tidak bermanfaat atau bermanfaat? dan apakah bhikkhu layak melakukan hal ini?
Kalau masalah sugesti bisa berpengaruh, saya pikir memang bisa. Banyak juga sugesti dan keyakinan dari dateng ke dukun, shaman, 'medicine man', yang membuat efek positif bagi seseorang. Seperti placebo effect saja.

Namun apakah sugesti dari anggapan tersebut sesuai dengan pandangan benar?
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Rico Tsiau on 03 May 2013, 11:14:35 AM
Kalau masalah sugesti bisa berpengaruh, saya pikir memang bisa. Banyak juga sugesti dan keyakinan dari dateng ke dukun, shaman, 'medicine man', yang membuat efek positif bagi seseorang. Seperti placebo effect saja.

Namun apakah sugesti dari anggapan tersebut sesuai dengan pandangan benar?

sep.. i see the point.

mod, jika perlu, mungkin diskusi dari post #14 bisa di split menjadi thread tersendiri. kayaknya bagus juga diskusinya.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: sanjiva on 03 May 2013, 02:46:18 PM
Ada kontradiksi dalam pernyataan anda. (bold)

Karena belum ada jawaban, saya akan coba jelaskan perbedaannya.

Ratanasutta itu sendiri adalah sebuah ajakan untuk semua makhluk agar hidup damai, memahami dhamma, dan memuji Tiratana. Tidak ada hubungannya dengan percik-memercik.

Kisah yang melatar-belakangi pembabaran Ratanasutta mengisahkan masa kelaparan di Vesali yang menyebabkan banyak orang meninggal. Entah karena orang-orang yang mati kelaparan di sana terlahir sebagai hantu di sana, atau mayat-mayat yang menarik makhluk-makhluk tersebut, kota tersebut jadi banyak gangguan hantu, dan tentu saja kalau banyak mayat yang tak terurus, otomatis penyakit menyebar, sehingga menyebabkan lebih banyak lagi kesusahan.

Para penduduk di sana meminta bantuan dari Buddha Gotama, yang kemudian ke sana bersama sejumlah bhikkhu, dan bersamaan dengan kedatangan Buddha dan Sangha ke sana, hujan yang sangat lebat turun membersihkan mayat-mayat dan kotoran. Kemudian Buddha menyuruh Ananda membacakan Ratanasutta ini keliling kota dan memercikkan air (dari patta Buddha sendiri) dan akibatnya para makhluk halus itu tidak lagi mengganggu.

Kisah ini terdapat hanya dalam komentar Sutta Nipata aliran Theravada. Padanan Ratanasutta, Svastyanagatha, tidak memiliki komentar serupa.


Nah, yang saya mau tahu acara blessing ini bagaimana penjelasan dan prinsipnya. Kalau saya pernah alami, sepertinya air itu dibacakan paritta, lalu yang terciprat akan jadi 'hoki', yang menyebabkan terbesitnya pikiran tentang kesamaan dengan pandangan mandi di sungai tertentu bisa mengubah kehidupan seseorang. Sama-sama 'air sakti', padahal bahkan komentar itu sendiri tidak menjelaskan tentang air yang bermuatan 'hoki', namun pembacaan sutta yang mengajak semua makhluk hidup memuji Tiratana.

Dan sekali lagi, terlepas apakah acara ini sesuai dengan dhamma, kurang sesuai, atau bahkan bertentangan, saya tidak punya kepentingan untuk menghalangi. Silahkan saja kalau mau ikutan.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: K.K. on 03 May 2013, 03:43:39 PM
Ada kontradiksi dalam pernyataan anda. (bold)


Ratanasutta itu sendiri adalah sebuah ajakan untuk semua makhluk agar hidup damai, memahami dhamma, dan memuji Tiratana. Tidak ada hubungannya dengan percik-memercik.

Kisah yang melatar-belakangi pembabaran Ratanasutta mengisahkan masa kelaparan di Vesali yang menyebabkan banyak orang meninggal. Entah karena orang-orang yang mati kelaparan di sana terlahir sebagai hantu di sana, atau mayat-mayat yang menarik makhluk-makhluk tersebut, kota tersebut jadi banyak gangguan hantu, dan tentu saja kalau banyak mayat yang tak terurus, otomatis penyakit menyebar, sehingga menyebabkan lebih banyak lagi kesusahan.

Para penduduk di sana meminta bantuan dari Buddha Gotama, yang kemudian ke sana bersama sejumlah bhikkhu, dan bersamaan dengan kedatangan Buddha dan Sangha ke sana, hujan yang sangat lebat turun membersihkan mayat-mayat dan kotoran. Kemudian Buddha menyuruh Ananda membacakan Ratanasutta ini keliling kota dan memercikkan air (dari patta Buddha sendiri) dan akibatnya para makhluk halus itu tidak lagi mengganggu.

Kisah ini terdapat hanya dalam komentar Sutta Nipata aliran Theravada. Padanan Ratanasutta, Svastyanagatha, tidak memiliki komentar serupa.

[...]


Saya kasih padanan bahwa Dhammapada 5 tidak ada hubungannya dengan poligami.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: seniya on 03 May 2013, 04:08:29 PM
Nyimak aja, gan ;D
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: sanjiva on 03 May 2013, 04:51:48 PM
Nyimak aja, gan ;D

Aye jugak  ;D :whistle:
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: adi lim on 03 May 2013, 09:03:00 PM
Aye jugak  ;D :whistle:

nah lho ! ???
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: adi lim on 03 May 2013, 09:05:28 PM
wuahhhh jd panjang. suruh siapa di tonjolkan mengenai amulet di poster.

nah itu, kebetulan gue shio nya ayam, makanya mau pakai amulet ayam, syukur2 bisa tambah hoki =)) =))
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: sanjiva on 03 May 2013, 09:38:29 PM
nah itu, kebetulan gue shio nya ayam, makanya mau pakai amulet ayam, syukur2 bisa tambah hoki =)) =))

Kalau begitu buruan transfer, sebelum kehabisan ayamnya.  :whistle: ;D
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Indra on 03 May 2013, 09:58:20 PM
Kalau begitu buruan transfer, sebelum kehabisan ayamnya.  :whistle: ;D

kalo kehabisan ayam bisa ganti pake celengan
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: adi lim on 04 May 2013, 09:59:00 AM
kalo kehabisan ayam bisa ganti pake celengan

tabung celengan pasti hoki
kurang budget bisa di pakai isi celengannya  :))
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: hemayanti on 04 May 2013, 04:11:03 PM
Aye jugak  ;D :whistle:
heh? bukannya om jadi salah satu tokoh utama disini? :))
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: ryu on 04 May 2013, 05:08:42 PM
Untung ga nimbrung
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: andry on 05 May 2013, 01:22:02 AM
itu buktinya nimbrung...
eh, ente udah di baptis ya? di gereja X
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: andry on 05 May 2013, 01:26:39 AM
nampaknya akan bnyk lobha mula citta pd waktunya...heheheh
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: adi lim on 05 May 2013, 06:59:54 AM
nampaknya akan bnyk lobha mula citta pd waktunya...heheheh

jika tidak mendapat yang diingikan, langkah berikutnya timbul dosa mula citta
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: sanjiva on 05 May 2013, 09:23:14 AM
heh? bukannya om jadi salah satu tokoh utama disini? :))
Gw cuman pemeran pembantu koq.  ;D
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: adi lim on 05 May 2013, 03:43:49 PM
Gw cuman pemeran pembantu koq.  ;D

jangan suka merendah ah  ;D
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: ge2004 on 11 May 2013, 07:42:35 PM
Waduh, jadi panjang nih ceritanya.....hehehe

oiya, teman-teman yang mau lihat profil Luang Pu Suang, silahkan ke https://www.facebook.com/luangpusuang, tapi jangan berdebat disana ya (maksudnya di facebooknya).
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Indra on 11 May 2013, 08:12:02 PM
Kalau ga ada figur, bagaimana mau penggalangan dana?

Adakah penggalangan dana yang tidak memakai / menonjolkan sosok figur?

kalau DC menggalang dana untuk cetak buku, sosok siapakah yg ditonjolkan?
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: tommy88lim on 12 May 2013, 01:03:17 AM
Sesama Buddhis dah minoritas masih aja saling kritik.
Biarkan aja deh mereka mau buat apa.
Beres kan.
Gitu aja kok repot.
Mau blessing , mau amulet
mau apa aja tuh urusan mereka yg percaya.
bagi yg ga percaya, ga usah ikuti.


 ;D
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: will_i_am on 12 May 2013, 01:07:46 AM
Sesama Buddhis dah minoritas masih aja saling kritik.
Biarkan aja deh mereka mau buat apa.
Beres kan.
Gitu aja kok repot.
Mau blessing , mau amulet
mau apa aja tuh urusan mereka yg percaya.
bagi yg ga percaya, ga usah ikuti.


 ;D
kalo ga kritis, makin banyak yang percaya, makin hancur lah buddhis... ;D
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Indra on 12 May 2013, 09:53:53 AM
Sesama Buddhis dah minoritas masih aja saling kritik.
Biarkan aja deh mereka mau buat apa.
Beres kan.
Gitu aja kok repot.
Mau blessing , mau amulet
mau apa aja tuh urusan mereka yg percaya.
bagi yg ga percaya, ga usah ikuti.


 ;D


anda sendiri apakah bukan sedang mengkritik pengkritik?
jika anda buddhis, bukankah anda dan para pengkritik di sini sama2 minoritas
kenapa anda tidak membiarkan para pengkritik itu melakukan apa yg mrk mau?
beres kan?
Beres kan.
Gitu aja kok repot.
Mau kritik, mau tidak percaya
mau apa aja tuh urusan mereka yg mengkritik.
bagi yg ga suka kritik, ga usah baca.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: andry on 12 May 2013, 01:27:55 PM
kalau DC menggalang dana untuk cetak buku, sosok siapakah yg ditonjolkan?
sosok ente
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: seniya on 12 May 2013, 03:30:38 PM
sosok ente

Bukan kumisnya?
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: andry on 12 May 2013, 06:40:54 PM
Bukan kumisnya?
betul, salah satunya.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: sanjiva on 13 May 2013, 12:21:50 PM
kalau DC menggalang dana untuk cetak buku, sosok siapakah yg ditonjolkan?
sosok ente

Sosok yg satu ini ga kalah sama bhante kalo menggalang dana nyetak buku.  ;D

Ga sekalian direalisasikan?    ****kaburrrr.........
 ^:)^ ^:)^
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Indra on 13 May 2013, 01:02:58 PM
sosok ente

Bukan kumisnya?

betul, salah satunya.

Sosok yg satu ini ga kalah sama bhante kalo menggalang dana nyetak buku.  ;D

Ga sekalian direalisasikan?    ****kaburrrr.........
 ^:)^ ^:)^

silakan baca http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23498.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23498.0.html)
apakah ada sebut2 indra or kumis di sana.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: ge2004 on 13 May 2013, 05:18:47 PM
kalo ga kritis, makin banyak yang percaya, makin hancur lah buddhis... ;D

Wah seram kali cakap macam tu
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: seniya on 13 May 2013, 05:51:50 PM
silakan baca http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23498.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23498.0.html)
apakah ada sebut2 indra or kumis di sana.

Ampun Batara  ^:)^
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: sanjiva on 13 May 2013, 06:00:08 PM
silakan baca http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23498.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23498.0.html)
apakah ada sebut2 indra or kumis di sana.

Ga ada, adanya nyebut2 Benny tapi bukan suhu.  ;D
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: adi lim on 13 May 2013, 08:19:59 PM
Ga ada, adanya nyebut2 Benny tapi bukan suhu.  ;D

untung gue ndak ikut ngomong si kumis :))
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 04 August 2014, 09:03:52 AM
Kemaren di vihara, terdengar percakapan:

A: kalung baru ya?
B: iya tadi dapat dari bhante.. saya beli pake angpao..
A: kok beli? "dana" kali...
A: iya, maksudnya saya berdana pake angpao..

-__-

kok bhante jadi jualan? beda istilah sih tapi esensinya sama.

Saya penasaran, beberapa bhikkhu punya banyak liontin, gelang, dst. Ga tau dapat darimana.. Nah itu yang biasanya beberapa bhikkhu bagi-bagikan. Biasanya gratis, tapi saya baru tau ada yang bales pake angpao.

_____________________

bhante kan artinya "guru". Nah kalo saya tidak mau panggil seorang bhikkhu dengan sebutan "bhante", panggilnya gimana ya? panggil "bhikkhu" saja gitu?
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 04 August 2014, 09:17:47 AM
oh ya, ada satu lagi. Share aja, dan saya akui ini termasuk menceritakan kejelekan orang..

Hari Rabu. Ada yang minta nomor HP saya, entah dia itu sudah bhikkhu atau masih samanera. Sore harinya dia SMS. Dia tanya, kapan saya pulang. Saya bilang jumat pagi.

Keesokan harinya dia SMS lagi, dia tanya apakah saya sudah pulang atau masih di vihara. Padahal kemarin saya sudah bilang kalo saya pulang hari jumat. Sekarang kan baru kamis. Saya tidak balas sms-nya.

Hari jumat pagi, pas pula ketemu dia. Dia tanya lagi kapan pulang. Saya bilang, pagi ini. Dia tanya, pulangnya sama siapa. Saya bilang, sendirian. Trus dia bilang: "oo.. sendirian.. hati-hati ya". Saya bilang: "ahh saya sudah biasa... sudah sering ke sini."

*saya setting nomor hp nya ke spam number (entah nanti sms nya mental atau gimana, saya ga tau)

Sore harinya, dia telpon. Tapi tidak saya angkat. Dan segeralah saya setting nomor hp nya ke reject number.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Sukma Kemenyan on 04 August 2014, 10:46:25 AM
oh ya, ada satu lagi. Share aja, dan saya akui ini termasuk menceritakan kejelekan orang..

Hari Rabu. Ada yang minta nomor HP saya, entah dia itu sudah bhikkhu atau masih samanera. Sore harinya dia SMS. Dia tanya, kapan saya pulang. Saya bilang jumat pagi.

Keesokan harinya dia SMS lagi, dia tanya apakah saya sudah pulang atau masih di vihara. Padahal kemarin saya sudah bilang kalo saya pulang hari jumat. Sekarang kan baru kamis. Saya tidak balas sms-nya.

Hari jumat pagi, pas pula ketemu dia. Dia tanya lagi kapan pulang. Saya bilang, pagi ini. Dia tanya, pulangnya sama siapa. Saya bilang, sendirian. Trus dia bilang: "oo.. sendirian.. hati-hati ya". Saya bilang: "ahh saya sudah biasa... sudah sering ke sini."

*saya setting nomor hp nya ke spam number (entah nanti sms nya mental atau gimana, saya ga tau)

Sore harinya, dia telpon. Tapi tidak saya angkat. Dan segeralah saya setting nomor hp nya ke reject number.
Semprot aja... dengan patimokha (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18200.0)
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 04 August 2014, 11:05:02 AM
^  iya juga:

Quote
7. Jika seorang bhikkhu mengajarkan Dhamma kepada seorang wanita, dan berbicara lebih dari enam kata, dia melakukan Pacittiya. Kecuali ada orang laki-laki yang hadir dan mengikuti apa yang dibicarakan.

kalo ngobrol via telpon atau sms, tidak ada saksi..
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Sukma Kemenyan on 04 August 2014, 11:09:10 AM
^  iya juga:

kalo ngobrol via telpon atau sms, tidak ada saksi..
Good Luck... :D
Mengenai tata-cara nyemprot... di selidiki dulu ya...
Biar ngga melanggar kesopanan
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 04 August 2014, 11:27:17 AM
^ oke.. saya berapi-apinya di pikiran saja.. alhamdulilah kalo ngomong, masih terkendali :p
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Shasika on 04 August 2014, 11:22:06 PM
oh ya, ada satu lagi. Share aja, dan saya akui ini termasuk menceritakan kejelekan orang..

Hari Rabu. Ada yang minta nomor HP saya, entah dia itu sudah bhikkhu atau masih samanera. Sore harinya dia SMS. Dia tanya, kapan saya pulang. Saya bilang jumat pagi.

Keesokan harinya dia SMS lagi, dia tanya apakah saya sudah pulang atau masih di vihara. Padahal kemarin saya sudah bilang kalo saya pulang hari jumat. Sekarang kan baru kamis. Saya tidak balas sms-nya.

Hari jumat pagi, pas pula ketemu dia. Dia tanya lagi kapan pulang. Saya bilang, pagi ini. Dia tanya, pulangnya sama siapa. Saya bilang, sendirian. Trus dia bilang: "oo.. sendirian.. hati-hati ya". Saya bilang: "ahh saya sudah biasa... sudah sering ke sini."

*saya setting nomor hp nya ke spam number (entah nanti sms nya mental atau gimana, saya ga tau)

Sore harinya, dia telpon. Tapi tidak saya angkat. Dan segeralah saya setting nomor hp nya ke reject number.
=)) =)) =))

Btw, ajarin donkkkk...gmn utk "reject number"
aq berkali2 di sms dari "unexpected one" udh kumasukkan dlm black list tp sms tetap masuk, telp tetap masuk, wlu smua nya tidak kubalas.....
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 05 August 2014, 07:12:35 AM
^ ^ ^

*tidak tau fitur di hp kita sama atau beda.

Saya setting nomor yang bersangkutan ke spam list. Barusan saya cek, sms tetap masuk tapi masuk ke spam (ga muncul di inbox). Kalo mau benar-benar diblock, harus download aplikasinya.

Kalau reject telpon masuk secara otomatis, tinggal klik nomor hp tersebut, pilih option lalu "add to reject numbers". Kalo orang itu telpon, tidak akan masuk.

Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 05 August 2014, 07:37:34 AM
 [at] all: jangan mengenalisir yaa.. ada juga bhikkhu/samanera yang baik.

Dan, baca sutta itu penting. Ada yang ngajar sesuai sutta, ada juga yang tidak (kayak improvisasi sendiri dan menjadi aneh).

Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: kullatiro on 05 August 2014, 07:54:48 AM
^  iya juga:

kalo ngobrol via telpon atau sms, tidak ada saksi..

pakai sosial chat seperti bbm, line,dll, buat dalam "group massage" yg berisi minimal 10 orang  jadi ada org ketiga, ke empat dst hingga ada monitor nya jadi tdk kebablasan
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 05 August 2014, 09:08:17 AM
^ iya, bisa juga.. thanks :)
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Shasika on 08 August 2014, 07:46:17 PM
^ ^ ^

*tidak tau fitur di hp kita sama atau beda.

Saya setting nomor yang bersangkutan ke spam list. Barusan saya cek, sms tetap masuk tapi masuk ke spam (ga muncul di inbox). Kalo mau benar-benar diblock, harus download aplikasinya.

Kalau reject telpon masuk secara otomatis, tinggal klik nomor hp tersebut, pilih option lalu "add to reject numbers". Kalo orang itu telpon, tidak akan masuk.

Iya sis, hp menu nya kgk sama, beda merk beda menu, hp sy ada menu "tambahkan dalam blacklist" tp tetap aja sms ato tlp dari org yg tdk oma kehendaki tetap masuk.  :))
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: Shasika on 08 August 2014, 07:47:43 PM
[at] all: jangan mengenalisir yaa.. ada juga bhikkhu/samanera yang baik.

Dan, baca sutta itu penting. Ada yang ngajar sesuai sutta, ada juga yang tidak (kayak improvisasi sendiri dan menjadi aneh).
SETUJU sis, masih banyak bhikkhu/samanera yang baik.
Title: Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
Post by: dhammadinna on 08 September 2014, 10:03:06 AM
Kemaren di vihara, terdengar percakapan:

A: kalung baru ya?
B: iya tadi dapat dari bhante.. saya beli pake angpao..
A: kok beli? "dana" kali...
A: iya, maksudnya saya berdana pake angpao..

-__-

kok bhante jadi jualan? beda istilah sih tapi esensinya sama.

Saya penasaran, beberapa bhikkhu punya banyak liontin, gelang, dst. Ga tau dapat darimana.. Nah itu yang biasanya beberapa bhikkhu bagi-bagikan. Biasanya gratis, tapi saya baru tau ada yang bales pake angpao.

_____________________

bhante kan artinya "guru". Nah kalo saya tidak mau panggil seorang bhikkhu dengan sebutan "bhante", panggilnya gimana ya? panggil "bhikkhu" saja gitu?

Sudah dapat jawabannya:

Bisa panggil bhikkhu saja... Tidak masalah. Sebenarnya kata bhante lebih mengacu pada arti "yang terhormat". Dalam bahasa inggris disebut venerable.