Kesimpulan
Sejak zaman dahulu manusia selalu terkagum-kagum dengan luasnya alam semesta dan berusaha mencari akhir dunia eksternal ini hingga berkembang berbagai pandangan tentang alam semesta. Di zaman modern ini para ilmuwan masih terus mencari jawaban atas pertanyaan ini, dengan meluncurkan berbagai wahana antariksa untuk menemukan akhir alam semesta dan mengembangkan berbagai teori yang cocok dengan hasil pengamatan mereka atas alam semesta ini. Namun demikian, lebih dari 2500 tahun yang lampau, Sang Buddha berdasarkan pengalaman dan pencapaian Beliau di bawah pohon Bodhi menyatakan bahwa akhir dunia tidak dapat dicapai dengan menjelajahi alam semesta ataupun akhir penderitaan bukan tidak dapat dicapai dengan akhir dunia. Ini sebuah pernyataan yang begitu dalam maknanya dan menunjuk pada dunia internal atau dunia pengalaman semua makhluk yang dapat dihentikan melalui penembusan Empat Kesunyataan Mulia dan praktek Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Alam semesta ini selalu berada dalam siklus pembentukan dan kehancuran; satu siklus kehancuran akan diikuti dengan siklus pembentukan yang kemudian mengalami kehancuran lagi, demikianlah seterusnya. Namun kehancuran alam semesta ini hanyalah akhir dunia fisik, bukan akhir dari dunia internal. Selama ketidaktahuan dan keinginan masih membelenggu batin para makhluk, selama itulah dunia internal para makhuk akan terus berlangsung. Hanya dengan melenyapkan akar ketidaktahuan dan keinginan ini, maka akhir dunia yang sebenarnya tercapai. Dengan mencapai akhir dunia yang demikian, seseorang akan mencapai akhir dukkha dan tidak berkelana lagi dalam dunia eksternal yang tiada batas akhirnya ini.
Sumber:
1. Rohitassa Sutta: To Rohitassa, translated from the Pali by Thanissaro Bhikkhu (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an04/an04.045.than.html (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an04/an04.045.than.html))
2. Rohitassa Sutta: The Discourse to Rohitassa, translated & annotated by Piya Tan (http://dharmafarer.org/wordpress/wp-content/uploads/2009/12/7.2-Rohitassa-S-s2.26-piya.pdf (http://dharmafarer.org/wordpress/wp-content/uploads/2009/12/7.2-Rohitassa-S-s2.26-piya.pdf))
3. Sutta Pitaka, Samyutta Nikaya Vol. IV Salayatanavaggo, Samyutta 34 Salayatana Samyutta, Chapter 12 LokakamagunaVaggo (http://awake.kiev.ua/dhamma/tipitaka/2Sutta-Pitaka/3Samyutta-Nikaya/Samyutta4/34-Salayatana-Samyutta/12-Lokakamagunavaggo-E.html (http://awake.kiev.ua/dhamma/tipitaka/2Sutta-Pitaka/3Samyutta-Nikaya/Samyutta4/34-Salayatana-Samyutta/12-Lokakamagunavaggo-E.html))
4. Buddhist Dictionary: Manual of Buddhist Term and Doctrines, by Bhikkhu Nyanatiloka (http://www.buddhanet.net/pdf_file/palidict.pdf (http://www.buddhanet.net/pdf_file/palidict.pdf))
5. Dhamma Vibhaga (Penggolongan Dhamma) Jilid II Kelompok Tiga (http://samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=814&multi=T&hal=0 (http://samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=814&multi=T&hal=0))
6. Sammaditthi Sutta (http://samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=193 (http://samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=193))
7. Ananda Vagga, Anguttara Nikaya dalam http://whitelotuzz.wordpress.com/2008/07/24/ananda-vagga-anguttara-nikaya/ (http://whitelotuzz.wordpress.com/2008/07/24/ananda-vagga-anguttara-nikaya/)
8. Cullamalunkyaputta Sutta (http://samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=713 (http://samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=713))