//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Delapan "Kebohongan" Seorang Ibu Dalam Hidupnya  (Read 5442 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Meong

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 8
Delapan "Kebohongan" Seorang Ibu Dalam Hidupnya
« on: 29 October 2007, 05:03:21 PM »
Delapan "Kebohongan" Seorang Ibu Dalam Hidupnya





Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan
membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah
ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna
sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan
terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong
mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.



Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang
anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan
saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi
nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata:
"Makanlah nak, aku tidak lapar..." ~"KEBOHONGAN" IBU YANG PERTAMA~



Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan
waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu
berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan
bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan
yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu,
ibu duduk disamping dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel
di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku
melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan
sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat
menolaknya, ia berkata: "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan..."
~"KEBOHONGAN" IBU YANG KEDUA~



Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan
kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api
untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang
untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun
dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan
dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku
berkata: "Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus
kerja."

Ibu tersenyum dan berkata: "Cepatlah tidur nak, aku tidak capek..."
~"KEBOHONGAN" IBU YANG KETIGA~



Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku
pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari,
ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama
beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah
selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah
disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental
tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.
Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk
ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata: "Minumlah nak, aku tidak
haus..." ~"KEBOHONGAN" IBU YANG KEEMPAT~



Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap
sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu,
dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita
pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat
kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati
yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar
maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat
kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk
menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan
nasehat mereka, ibu berkata: "Saya tidak butuh cinta..." ~"KEBOHONGAN"
IBU YANG KELIMA~



Setelah aku, kakakku, dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah
dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu
tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan
sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku
yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk
membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau
menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu
berkata: "Saya punya duit..." ~"KEBOHONGAN" IBU YANG KEENAM~



Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian
memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika
berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja
di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud
membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik
hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku:
"Aku tidak terbiasa..." ~"KEBOHONGAN" IBU YANG KETUJUH



Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker
lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di
seberang Samudra Atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk
ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya
setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku
dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya
terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas
betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat
lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air
mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti
ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata: "Jangan menangis anakku, aku
tidak kesakitan..." ~"KEBOHONGAN" IBU YANG KEDELAPAN~



Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta
menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa
tersentuh dan ingin sekali mengucapkan: " Terima kasih ibu..."

Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon
ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita
untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita
yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk
meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah
dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita
pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan
kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas
apakah dia bahagia bila di samping kita.

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita?
Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita
sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita
renungkan kembali lagi...

Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu
kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di
kemudian hari.


Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Delapan "Kebohongan" Seorang Ibu Dalam Hidupnya
« Reply #1 on: 29 October 2007, 10:17:00 PM »
Quote
Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa
tersentuh dan ingin sekali mengucapkan: " Terima kasih ibu..."
cerita yg mengharukan... tapi dikehidupan ini karma gua ga cukup untuk mendapatkan ibu kaya gini...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Delapan "Kebohongan" Seorang Ibu Dalam Hidupnya
« Reply #2 on: 30 October 2007, 07:05:28 AM »
cerita yg mengharukan... tapi dikehidupan ini karma gua ga cukup untuk mendapatkan ibu kaya gini...

hah?
saya malah berharap jangan adalagi ibu2 yg spt di atas...
saya maksud tdk ada lagi kemiskinan shg tidak perlu ibu2 ini melakukan kebohongan untuk menutupi rasa laparnya :|
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Delapan "Kebohongan" Seorang Ibu Dalam Hidupnya
« Reply #3 on: 30 October 2007, 10:40:08 AM »
cerita yg mengharukan... tapi dikehidupan ini karma gua ga cukup untuk mendapatkan ibu kaya gini...

hah?
saya malah berharap jangan adalagi ibu2 yg spt di atas...
saya maksud tdk ada lagi kemiskinan shg tidak perlu ibu2 ini melakukan kebohongan untuk menutupi rasa laparnya :|

maksud gua cinta kasihnya lho...
ibu gua selalu nuntut ini itu dari gua...






soal kemiskinan, baca di Pizza Hut kemaren:
ada 800 juta orang di dunia ini harus pergi tidur dengan perut kosong
kebanyakan dari mereka adalah wanita & anak2
tiap 5 detik (mungkin menit... lupa) ada kematian yg disebabkan kelaparan
hanya dibutuhkan Rp.2000,- untuk memberi makan 1 anak 1 hari.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Delapan "Kebohongan" Seorang Ibu Dalam Hidupnya
« Reply #4 on: 30 October 2007, 11:12:13 AM »
Buddha mengatakan bahwa tidaklah mungkin bagi kita untuk dapat membalas jasa ibu kita. Perumpamaannya: jika kita menggendong kedua orang tua kita dan berkeliling selama seratus tahun, itupun masih belom cukup untuk membalas jasa-jasa mereka...

Tapi, di kenyataan seringkali kita kecewa dengan kedua orang tua kita. Salah satu penyebab yg umum yaitu:  kedua ortu kita menuntut terlalu banyak kepada kita. Mengharapkan terlalu banyak dari kita. Sebenarnya sikap ortu begitu tidaklah salah, apa yg mereka inginkan semuanya adalah demi kita jua, agar kita sempurna. Bisa hidup lebih baik dan unggul dari orang2 yg lain.

"Niat" mereka tidaklah salah, yg salah adalah "cara" mereka. Seringkali ortu kita tidak bijaksana dalam meng-implementasikan harapan mereka tsb. Akibatnya, anak menjadi stress, malas, bahkan menentang. Ujung2nya hubungan bisa tidak enak (pada tingkat yg parah, disebut: 'ciong'  ;D)

Untuk itu, salah satu pihak harus mengalah.
Dari pihak ortu sudah kecillah harapan untuk merubah pandangan dan caranya.
Yang bisa diharapkan adalah: kitalah yg bisa merubah pandangan kita dan cara kita menyikapi kehendak ortu tsb.

Caranya?
Langkah awal sudah kita jalankan, yaitu kita mengikuti forum DC ini, belajar Buddha Dhamma, "kebijaksanaan" kita dapatkan dalam bentuk pelajaran2 dan diskusi (sutamayapanna). Ini modal awal kita.

Selanjutnya implementasi ke kehidupan, pelan2 kita pasti akan mendapatkan jalan yg bijaksana untuk mengatasi situasi sulit kita....kebijaksanaan dari pengalamanpun akan kita dapatkan (cintamayapanna).

"adalah lebih logis: kita yg sudah belajar Dhamma untuk mengalah dan berubah; daripada ortu kita yg tidak mempunyai modal Dhamma disuruh untuk berubah"

catatan: ini bukan ditujukan untuk membalas postingan teman2 di thread inis, karena aku sendiri juga ngalamin seperti ini, pas ada thread yg cocok, ya di-sharing aja.....

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Delapan "Kebohongan" Seorang Ibu Dalam Hidupnya
« Reply #5 on: 30 October 2007, 11:49:19 AM »
iyah... memang ga bisa membalas jasa atas kelahiran kita di dunia ini...

kasus gua bukan niat/cara ortu...
misalnya gini:
"tesla, nanti belikan karoke set itu ya"
"oke deh. yg mana?"
"yang itu"
"(hah 31juta???) lho itukan mahal bgt..."
"kamu harus ingat mama ini siapa... yg lahirin kamu sapa..."
"iya... tapi bayar biaya kuliah adik aja udah berat ma..."
"uang kamu tuh uang mama juga tau??? urusan kuliah adik itu gampang lah"
dst...

maklum lah dulu keluarga gua miskin bgt... pas sekarang agak lumayan, ortu gua pengen show off ke teman-teman & kerabat lain. (hehehe kok jadi curhat?)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Delapan "Kebohongan" Seorang Ibu Dalam Hidupnya
« Reply #6 on: 30 October 2007, 12:26:24 PM »
Buddha mengatakan bahwa tidaklah mungkin bagi kita untuk dapat membalas jasa ibu kita. Perumpamaannya: jika kita menggendong kedua orang tua kita dan berkeliling selama seratus tahun, itupun masih belom cukup untuk membalas jasa-jasa mereka...

Tapi, di kenyataan seringkali kita kecewa dengan kedua orang tua kita. Salah satu penyebab yg umum yaitu:  kedua ortu kita menuntut terlalu banyak kepada kita. Mengharapkan terlalu banyak dari kita. Sebenarnya sikap ortu begitu tidaklah salah, apa yg mereka inginkan semuanya adalah demi kita jua, agar kita sempurna. Bisa hidup lebih baik dan unggul dari orang2 yg lain.

"Niat" mereka tidaklah salah, yg salah adalah "cara" mereka. Seringkali ortu kita tidak bijaksana dalam meng-implementasikan harapan mereka tsb. Akibatnya, anak menjadi stress, malas, bahkan menentang. Ujung2nya hubungan bisa tidak enak (pada tingkat yg parah, disebut: 'ciong'  ;D)

Untuk itu, salah satu pihak harus mengalah.
Dari pihak ortu sudah kecillah harapan untuk merubah pandangan dan caranya.
Yang bisa diharapkan adalah: kitalah yg bisa merubah pandangan kita dan cara kita menyikapi kehendak ortu tsb.

Caranya?
Langkah awal sudah kita jalankan, yaitu kita mengikuti forum DC ini, belajar Buddha Dhamma, "kebijaksanaan" kita dapatkan dalam bentuk pelajaran2 dan diskusi (sutamayapanna). Ini modal awal kita.

Selanjutnya implementasi ke kehidupan, pelan2 kita pasti akan mendapatkan jalan yg bijaksana untuk mengatasi situasi sulit kita....kebijaksanaan dari pengalamanpun akan kita dapatkan (cintamayapanna).

"adalah lebih logis: kita yg sudah belajar Dhamma untuk mengalah dan berubah; daripada ortu kita yg tidak mempunyai modal Dhamma disuruh untuk berubah"

catatan: ini bukan ditujukan untuk membalas postingan teman2 di thread inis, karena aku sendiri juga ngalamin seperti ini, pas ada thread yg cocok, ya di-sharing aja.....

::


Bro Willi....
Anumodana atas sharingnya...

Di Dalam Anguttara Nikaya (Book The Twos, Chapter IV, par. 2) Sang Buddha bersabda :
"Para bhikkhu, saya katakan, seseorang tidak pernah bisa membalas jasa dua orang. Siapakah kedua orang tersebut? Ayah dan Ibu. Walaupun seseorang memanggul ayahnya di pundak yang satu dan ibunya di pundak yang lain, dan dilakukan selama 100 tahun; dan andaikata ia mengurus dan menunjang kehidupan mereka dan membalurinya dengan minyak wangi....Andaikata ia juga menempatkan kedua orang tuanya pada kekuasaan yang tertinggi, dalam pengaturan dunia ini secara mutlak, berlimpah-limpah dengan tujuh macam harta karunnya - semuanya ini belum dapat membalas jasa kedua orang tuanya. Apakah yang menyebabkan semua ini? Para bhikkhu, orang tua telah banyak berbuat baik untuk anak-anaknya: mereka membesarkannya, memberi makan, mereka memperkenalkan anak-anaknya kepada dunia ini.
"Selanjutnya, para bhikkhu, barang siapa mengajak orang tuanya yang tidak berkeyakinan, menenangkan dan memantapkan mereka di dalam kenyakinan; barang siapa mengajak orang tuanya yang tak bermoral, menenangkan dan memantapkan mereka dalam moralitas; barang siapa mengajak orang tuanya yang kikir, menenangkan dan memantapkan mereka di dalam kedermawanan (kemurahan hati); barang siapa mengajak orang tuanya yang bodoh (tak mempunyai pengertian), menenangkan dan memantapkan mereka dalam kebjiaksanaan, - orang tersebut, berbuat dengan tepat, membalas jasa-jasa, melebihi apa yang harus dibalas kepada orang tuanya."


 _/\_   :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Delapan "Kebohongan" Seorang Ibu Dalam Hidupnya
« Reply #7 on: 30 October 2007, 01:13:52 PM »
pertama-tama, perlu diluruskan, bukanlah salah kita ataupun salah si mama sehingga kita tidak mendapatkan mama seperti di judul thread ini.

"Kehidupan kita" adalah gabungan kondisi2 yg sangat rumit dan saling berhubungan, sebab dan akibat.
Keadaan mama kita begitu, ada penyebabnya, yaitu: faktor batin mama kita ditambah dengan keadaan lingkungan yang menunjang terbentuknya tren batin mama kita yg sekarang.

Siapa saja bisa terjebak dalam kondisi batin seperti mama kita tersebut.

Yang seharusnya kita lakukan:
Menjaga keseimbangan batin kita melihat kondisi mama kita tsb, jangan sampai timbul suatu kekecewaan / kekesalan terhadap mama kita.
Orang yg terjebak dalam akusala citta (dalam hal ini adalah mama kita) perlu kita sikapi dengan belas kasihan (karuna), nah kalau pikiran kita sudah dalam lingkup karuna, maka keputusan2 yg kita ambil akan lebih bijaksana.
Kita akan dapat menerima kenyataan dan mengarahkan mama kita pelan2 dengan penuh pengertian dan kasih sayang....

Yah,
Mirip mama dulu merayu kita utk melakukan hal baik. Dia merayu kita, sabar, persue, pelanĀ²... Sepatutnya kita juga demikian...

perlu posisi tawar-menawar & tarik-ulur.
Beliau kan eforia, wajar lah. Kita juga pernah alami demikian...


::
« Last Edit: 30 October 2007, 01:18:36 PM by willibordus »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Delapan "Kebohongan" Seorang Ibu Dalam Hidupnya
« Reply #8 on: 30 October 2007, 01:32:23 PM »
Samsara ohhh samsara
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Delapan "Kebohongan" Seorang Ibu Dalam Hidupnya
« Reply #9 on: 31 October 2007, 11:28:34 AM »
thanks bro Willi & sis Lily...

sutta pertama telah memberi saya kesabaran
sutta kedua telah memberi saya harapan

Anumodana _/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

 

anything