//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada  (Read 14174 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #15 on: 21 April 2012, 10:16:38 PM »

hal ini, ide upaya penyatuan, hanya terjadi di indonesia saja. CMIIW.
upaya yang kongkrit dari sebagian orang adalah baik dan sudah dijadikan contoh yang baik.
tapi Anda juga tetap harus mempertimbangkan, kelompok yang tetap memegang teguh kelompoknya dengan catatan:
- memegang teguh nilai2 dasar yang ditulis paling atas (10 poin)
- menghormati kelompok yang lain dan saling berjalan beriringan.

bagi kami 2 catatan tsb sudah cukup,
kalau adapun sekte/kelompok lain yang ingin menamakan ini/itu, sekali lagi merujuk pada 10 poin yang telah ditulis diatas ndak boleh ditinggalkan. itu saja.

organisasi Buddhayana saya rasa cukup konkrit utk mewakili upaya penyatuan tersebut. Meski ndak secara eksplisit menyatakan diri sbg Mahayana (karena sbg wadah pemersatu, ia tentu tdk ingin disebut sbg satu sekte tertentu) , tapi semangat tsb muncul dari pemikiran2 mahayana.
 
« Last Edit: 21 April 2012, 10:20:43 PM by Mas Tidar »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline dakota

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 22
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #16 on: 21 April 2012, 10:45:10 PM »
hal ini, ide upaya penyatuan, hanya terjadi di indonesia saja. CMIIW.
upaya yang kongkrit dari sebagian orang adalah baik dan sudah dijadikan contoh yang baik.
tapi Anda juga tetap harus mempertimbangkan, kelompok yang tetap memegang teguh kelompoknya dengan catatan:
- memegang teguh nilai2 dasar yang ditulis paling atas (10 poin)
- menghormati kelompok yang lain dan saling berjalan beriringan.

bagi kami 2 catatan tsb sudah cukup,
kalau adapun sekte/kelompok lain yang ingin menamakan ini/itu, sekali lagi merujuk pada 10 poin yang telah ditulis diatas ndak boleh ditinggalkan. itu saja.

dua catatan ini kedengarannya idealis.  tapi  DC di sini sepertinya tdk mengindahkannya. Tercermin dr kesukaan cara mereka mencari celah2 sekte lain dengan cibiran/sindiran. Singkatnya 2 catatan di atas , semangatnya sangat tercermin dari organisasi Buddhayana, World Fellowship of Buddhist,  sebaliknya terkesan Kering kelontang kalo di DC. Yah stidaknya ini kesan yg muncul dari cara mereka berdiskusi. haha 

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #17 on: 21 April 2012, 10:54:22 PM »
ada idealis atau realistis, mau pilih mana ?

cibir mencibir itu sudah ... sudah biasa banget ... sudah lama banget ...
Sang buddha sndiri juga dicibir oleh devadatta, pertapa telanjang dll

cibiran juga bisa dijadikan bahan pertimbangan dan refleksi ke-2 dari belah pihak.
« Last Edit: 21 April 2012, 10:56:18 PM by Mas Tidar »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #18 on: 21 April 2012, 10:54:48 PM »
dua catatan ini kedengarannya idealis.  tapi  DC di sini sepertinya tdk mengindahkannya. Tercermin dr kesukaan cara mereka mencari celah2 sekte lain dengan cibiran/sindiran. Singkatnya 2 catatan di atas , semangatnya sangat tercermin dari organisasi Buddhayana, World Fellowship of Buddhist,  sebaliknya terkesan Kering kelontang kalo di DC. Yah stidaknya ini kesan yg muncul dari cara mereka berdiskusi. haha
ini termasuk cibiran bukan??   ??? ??? ???
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #19 on: 21 April 2012, 10:57:56 PM »
cibiran sekaligus ciuman akhir pekan kali yah ...  :x :x :x


ini termasuk cibiran bukan??   ??? ??? ???

dua catatan ini kedengarannya idealis.  tapi  DC di sini sepertinya tdk mengindahkannya. Tercermin dr kesukaan cara mereka mencari celah2 sekte lain dengan cibiran/sindiran. Singkatnya 2 catatan di atas , semangatnya sangat tercermin dari organisasi Buddhayana, World Fellowship of Buddhist,  sebaliknya terkesan Kering kelontang kalo di DC. Yah stidaknya ini kesan yg muncul dari cara mereka berdiskusi. haha 

« Last Edit: 21 April 2012, 10:59:32 PM by Mas Tidar »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline dakota

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 22
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #20 on: 21 April 2012, 11:19:16 PM »
ada idealis atau realistis, mau pilih mana ?

cibir mencibir itu sudah ... sudah biasa banget ... sudah lama banget ...
Sang buddha sndiri juga dicibir oleh devadatta, pertapa telanjang dll

cibiran juga bisa dijadikan bahan pertimbangan dan refleksi ke-2 dari belah pihak.

kalau sang buddha dicibir oleh devadatta dan  petapa telanjang, apa lantas para anggota DC pantas meniru kesalahan devadatta dan petapa telanjang? begitukah cara refleksi yang benar?   

Offline dakota

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 22
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #21 on: 21 April 2012, 11:31:14 PM »
ini termasuk cibiran bukan??   ??? ??? ???

itu pula yg anda tanggapi.
  bukan itu mas substansinya, tapi mengenai 2 catatan yg mas tidar paparkan.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #22 on: 21 April 2012, 11:51:17 PM »
sepertinya pertanyaan yang saya tanyakan masih wajar..
bagaimana saya bisa meneladani tulisan orang yang tidak mempraktikkannya sendiri??


intinya saya hanya bertanya, apakah tulisan di atas itu termasuk cibiran atau bukan??
cukup dijawab iya atau tidak (atau boleh bilang "tidak mau jawab" kalau memang perlu)
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #23 on: 21 April 2012, 11:54:20 PM »

mohon ditunjukan kesalahan para anggota DC sesuai dengan argumen Anda berdasarkan kesalahan yang telah dilakukan devadatta & pertapa telanjang.


kalau sang buddha dicibir oleh devadatta dan  petapa telanjang, apa lantas para anggota DC pantas meniru kesalahan devadatta dan petapa telanjang? begitukah cara refleksi yang benar?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline dakota

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 22
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #24 on: 22 April 2012, 12:05:09 AM »
mohon ditunjukan kesalahan para anggota DC sesuai dengan argumen Anda berdasarkan kesalahan yang telah dilakukan devadatta & pertapa telanjang.

ndak perlu. toh percuma, setelah saya tunjukkan juga orang akan dgn mudahnya berkilah lagi dan lagi.  :P
 
 

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #25 on: 22 April 2012, 12:15:04 AM »
ndak perlu. toh percuma, setelah saya tunjukkan juga orang akan dgn mudahnya berkilah lagi dan lagi.  :P
 
 
anda belum mencoba kok bisa tahu??

belum dibuktikan lho...
EHIPASSIKO... =)) =)) =))
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline dakota

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 22
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #26 on: 22 April 2012, 12:19:58 AM »
sepertinya pertanyaan yang saya tanyakan masih wajar..
bagaimana saya bisa meneladani tulisan orang yang tidak mempraktikkannya sendiri??


intinya saya hanya bertanya, apakah tulisan di atas itu termasuk cibiran atau bukan??
cukup dijawab iya atau tidak (atau boleh bilang "tidak mau jawab" kalau memang perlu)

sejak kapan anda merasa penting utk meneladani orang yg mempraktikkan sendiri apa yg mereka ucapkan? memangnya anda sendiri sudah mempraktikkan sendiri apa yg anda pelajari? saya jg merasa ndak ada yg perlu diteladani dari tulisan2 anda yg tidak mencerminkan anda sdh berpraktik sesuai dgn Dhamma. Saya jg tdk memaksa anda meneladani saya , setidaknya saya masih sadar mmg saya blm smpurna. :))
 
masalah cibiran ,saya bilang bukan substansi dari diskusi di atas ini menyambung dari diskusi dgn mas tidar. apa itu kurang jelas? memang saya tdk bermaksud mencibir, tapi hanya menyampaikan atas kesan yg terjadi dari rangkaian gaya diskusi di DC. tapi skali lagi, karena bukan substansi dari apa yg ingin saya sampaikan, maka saya tidak langsung menjawab.   
 

Offline dakota

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 22
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #27 on: 22 April 2012, 12:27:01 AM »
anda belum mencoba kok bisa tahu??

belum dibuktikan lho...
EHIPASSIKO... =)) =)) =))

saya blm pernah coba lho  loncat dari atas gedung 30 lantai, tapi saya tahu bakal mati.
bodoh 'kan kalo saya harus ehipassiko utk yg ini, hahahaha

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #28 on: 22 April 2012, 12:32:59 AM »
Salah satu masalah yang menyulitkan yang dihadapi oleh seorang pencari spiritual yang tekun dan berpikiran terbuka adalah kesulitan dalam memilih di antara keberagaman ajaran religius dan spiritual yang ada. Secara alamiah, di atas ketaatan kita ajaran-ajaran spiritual mengaku mutlak dan mencakup segalanya. Para penganut suatu kepercayaan tertentu cenderung menegaskan bahwa hanya agama mereka saja yang mengungkapkan kebenaran tertinggi tentang tempat kita di alam semesta dan tentang takdir kita; mereka dengan berani mengatakan bahwa hanya jalan mereka yang memberikan cara pasti menuju keselamatan abadi. Jika kita dapat menangguhkan semua janji-janji kepercayaan dan membandingkan doktrin-doktrin secara tidak memihak, menyerahkannya kepada pengujian empiris, maka kita akan memperoleh metode pasti untuk memutuskannya, dan kemudian siksaan kita akan berakhir. Tetapi hal ini tidaklah sesederhana itu. Agama-agama saingan semuanya mengusulkan – atau mengisyaratkan – doktrin-doktrin yang tidak dapat kita sahkan secara langsung melalui pengalaman pribadi; mereka menganjurkan ajaran-ajaran yang menuntut kepercayaan pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, ketika ajaran mereka tidak sesuai dengan praktik, maka kita menghadapi masalah dalam mencari cara-cara untuk memutuskan di antaranya dan menegosiasikan pengakuan mereka yang saling bersaing sebagai kebenaran.

Salah satu solusi untuk permasalahan ini adalah dengan menyangkal adanya konflik nyata antara sistem kepercayaan yang berbeda-beda. Para pengikut pendekatan ini yang dapat kita sebut sebagai universalis religius, mengatakan bahwa pada intinya semua tradisi spiritual mengajarkan hal yang sama. Formulasinya mungkin berbeda namun intinya sama, diungkapkan secara berbeda hanya untuk menyesuaikan dengan tingkat pemahaman yang berbeda. Apa yang harus kita lakukan, menurut universalis, ketika berhadapan dengan tradisi spiritual berbeda, adalah memeras inti sari kebenaran dari kelopak kepercayaan eksoteris mereka. Di tingkat dasar tujuan kita terlihat berbeda, namun di ketinggian kita akan menemukan bahwa tujuannya adalah sama; ini seperti memandang bulan dari berbagai puncak gunung yang berbeda. Universalis dalam hal doktrin sering kali mendukung sikap memilih-milih dalam praktik, menganggap bahwa kita dapat memilih praktik apa pun yang kita sukai dan menggabungkannya seperti mencampurkan makanan pada suatu pesta prasmanan.

Solusi terhadap permasalahan keberagaman religius ini memiliki suatu daya tarik kepada mereka yang kecewa dengan klaim eksklusif dari agama dogmatik. Akan tetapi, suatu perenungan kritis yang jujur akan menunjukkan bahwa pada kebanyakan hal yang penting, tradisi spiritual dan religius yang berbeda-beda mengambil sudut pandang yang berbeda. Tradisi-tradisi spiritual dan religius ini memberikan jawaban yang sangat berbeda pada pertanyaan-pertanyaan kita sehubungan dengan landasan dasar dan tujuan dari pencarian spiritual dan sering kali perbedaan ini tidak hanya secara verbal. Menganggapnya hanya suatu perbedaan verbal mungkin menjadi cara yang efektif untuk menjaga keharmonisan antara para penganut sistem kepercayaan yang berbeda-beda, tetapi hal ini tidak dapat bertahan terhadap pemeriksaan seksama. Pada akhirnya,
hal ini sama lemahnya seperti mengatakan bahwa, karena sama-sama memiliki paruh dan sayap, elang, burung pipit, dan ayam pada intinya adalah  hewan yang sama, perbedaan di antara hewan-hewan itu hanyalah secara verbal.

sumber: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,21311.msg376075.html#msg376075

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« Reply #29 on: 22 April 2012, 05:17:14 AM »
Pendapat saya:
Jika suatu ajaran tidak cocok menurut kita jangan terima.
Jika ada ajaran salah yg tidak membawa kebaikan kepada diri kita dan semua mahkhluk, kita harus berani katakan itu salah.
Tetapi berbeda dengan ajaran yg kita anut belum berarti salah.
Perbedaan jalan, cara pengungkapan, ritual, mungkin mempunyai inti dasar ajaran yg sama dengan apa yg kita anut
Ajaran yang kita anutpun belum tentu sampai ke detil-detilnya 100% benar
Kita hampir semuanya masih dalam taraf belajar dengan berpedoman pada kitab suci
Kita hampir semuanya belum mencapai pencerahan, bahkan belum mempraktekkan seluruh ajaran yg kita anut
Mengapa kita terbelenggu pada anggapan bahwa ajaran yang kita anut adalah paling benar?]
Bahkan kita terbelenggu bahwa kita yang paling benar?
Bukankan itu kesombongan?
KIta harus berusaha menilai segala sesuatu secara obyektif, walau sulit untuk dipraktekkan. (Biasanya hal2 yg baik sulit dipraktekkan)
Jika orang lain benar katakan benar, jika kita salah akuilah bahwa kita salah.
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA