Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Pengalaman Pribadi => Topic started by: williamhalim on 22 October 2007, 11:18:18 AM

Title: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: williamhalim on 22 October 2007, 11:18:18 AM
Topik ini sengaja saya buat baru untuk memfokuskan pembahasan.
Pertama,agar diskusi di topik lainnya, yaitu: "Tumbuhan: Makhluk Hidup?" bisa terfokus dan tidak terganggu.
Kedua, topik ini sendiri, yaitu: "Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?" merupakan topik yg cukup penting karena akan mempengaruhi motivasi kita dalam belajar Dhamma.

Pada saat-saat awal saya mengenal ajaran Buddha, saya pernah mengajukan pertanyaan sbb:
Saya: Apakah awal pertama dari alam semesta?
Teman: Berdasarkan ajaran Buddha, awal alam semesta adalah tidak terpikirkan
Saya: kok tidak terpikirkan? harus ada sesuatu yg awal dong.
Teman: kenapa sesuatu itu harus ada awalnya? Bukankah sesuatu itu tidak harus ada awal yg absolut adalah lebih masuk akal?
Saya: Lho, sesuatu itu harus ada awalnya dong, mana mungkin tiba2 ada
Teman: awal yg pertama adalah tidak terpikirkan, contoh: adakah bilangan yg terkecil atau adakah bilangan yg terbesar? jawabannya adalah tidak terpikirkan.

Saat itu saya langsung tersadarkan, bahwa selama ini pikiran saya telah "terkonsep" bahwa sesuatu itu harus ada awalnya, padahal kenyataan yg ada tidaklah begitu. Saat itu adalah salah satu peristiwa (selain banyak lagi persitiwa) dimana pola pandang saya langsung berubah drastis.

Peristiwa diatas merupakan salah satu contoh bahwa TIDAK ADA PERTANYAAN YANG SIA-SIA. Padahal pertanyaan saya itu termasuk kategori Accinteya (tidak ternalarkan oleh pikiran manusia biasa), tetapi: PERTANYAAN adalah PERTANYAAN. Pertanyaan timbul karena kita tidak mengerti sesuatu. Tidak ada yang salah bagi seorang yang tidak mengerti dan mengajukan pertanyaan.

Apakah si penanya, setelah mengajukan pertanyaan akan menjadi mengerti atau tidak, tergantung pada dua hal.
Pertama: Kepiawaian pihak yang mengerti dalam memberikan penjelasan
Kedua: Kebijaksanaan dan bathin si penanya dalam menerima dan mengolah jawaban

Jadi, kembali kepada contoh diatas, bagi sebagian orang pertanyaan saya kelihatannya pertanyaan dangkal dan hanya mencari kepuasan intelektual (bisa jadi begitu), namun ternyata dari jawaban yang diberikan, saya malah mendapatkan suatu pandangan baru yg memecahkan konsep lama saya.

IMO:
Tidak ada pertanyaan yang sia-sia, jika ragu tidak perlu takut untuk bertanya.

::
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: Sumedho on 22 October 2007, 11:44:41 AM
Quote
Pada saat-saat awal saya mengenal ajaran Buddha, saya pernah mengajukan pertanyaan sbb:
Saya: Apakah awal pertama dari alam semesta?
Teman: Berdasarkan ajaran Buddha, awal alam semesta adalah tidak terpikirkan
Saya: kok tidak terpikirkan? harus ada sesuatu yg awal dong.
Teman: kenapa sesuatu itu harus ada awalnya? Bukankah sesuatu itu tidak harus ada awal yg absolut adalah lebih masuk akal?
Saya: Lho, sesuatu itu harus ada awalnya dong, mana mungkin tiba2 ada
Teman: awal yg pertama adalah tidak terpikirkan, contoh: adakah bilangan yg terkecil atau adakah bilangan yg terbesar? jawabannya adalah tidak terpikirkan.

Saat itu saya langsung tersadarkan, bahwa selama ini pikiran saya telah "terkonsep" bahwa sesuatu itu harus ada awalnya, padahal kenyataan yg ada tidaklah begitu. Saat itu adalah salah satu peristiwa (selain banyak lagi persitiwa) dimana pola pandang saya langsung berubah drastis.

Peristiwa diatas merupakan salah satu contoh bahwa TIDAK ADA PERTANYAAN YANG SIA-SIA. Padahal pertanyaan saya itu termasuk kategori Accinteya (tidak ternalarkan oleh pikiran manusia biasa), tetapi: PERTANYAAN adalah PERTANYAAN. Pertanyaan timbul karena kita tidak mengerti sesuatu. Tidak ada yang salah bagi seorang yang tidak mengerti dan mengajukan pertanyaan.

Apakah si penanya, setelah mengajukan pertanyaan akan menjadi mengerti atau tidak, tergantung pada dua hal.
Pertama: Kepiawaian pihak yang mengerti dalam memberikan penjelasan
Kedua: Kebijaksanaan dan bathin si penanya dalam menerima dan mengolah jawaban

Jadi, kembali kepada contoh diatas, bagi sebagian orang pertanyaan saya kelihatannya pertanyaan dangkal dan hanya mencari kepuasan intelektual (bisa jadi begitu), namun ternyata dari jawaban yang diberikan, saya malah mendapatkan suatu pandangan baru yg memecahkan konsep lama saya.


Boleh di posting di DC ?
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: williamhalim on 22 October 2007, 11:50:26 AM
Silahkan Ben, dengan senang hati....
Semoga bermanfaat

::
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: Hikoza83 on 22 October 2007, 11:52:38 AM
judul topik ini : "Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?"
jawab gw : depend on. :)


By : Zen
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: tesla on 22 October 2007, 12:43:48 PM
sia-sia kalau: 'udah tau nanya'
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: Forte on 22 October 2007, 12:53:12 PM
Mungkin maksudnya sia2 itu bila pertanyaan tersebut tidak membawa kita ke pencerahan. Seperti yang pernah saya baca di komik Tsai Chih Chung, Sang Buddha menolak menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan metafisika karena jawaban tersebut tidak membantu untuk mencapai pencerahan
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: Forte on 22 October 2007, 12:54:51 PM
sia-sia kalau: 'udah tau nanya'
Wew Erika Sawajiri yang satu ini bermakna Zen nih jawabannya
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: Kelana on 22 October 2007, 12:55:20 PM
Jika kita bersikap optimis maka suatu pertanyaan tidak akan pernah sia-sia, tetapi jika kita bersikap pesimis, maka suatu pertanyaan merupakan suatu kesia-siaan. Dan bagaimana jika kita bersikap realitis? Marilah kita renungkan bersama-sama. :)
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: Kokuzo on 22 October 2007, 01:26:27 PM
Setuju.
Tidak ada.
Dan gw juga kurang sreg ama jawaban seperti "pertanyaan semacam itu ga bermanfaat  bagi kemajuan batin", untuk 'mengelak' dari pertanyaan2 seperti awal semesta, hukum alam darimana asalnya, apakah tumbuhan itu makluk hidup, dsb... Bagi yang pengetahuannya udah jauh, ya mungkin saja pertanyaan2 semacam ini ga da manfaatnya lagi... Tetapi bagi yang baru belajar ato umat non-buddhis, ya mungkin bisa sangat bermanfaat...

Contohnya waktu dulu baru2 kenal buddhism, yang banyak gw pertanyakan adalah tentang tuhan/asal mula semesta, memang sampai sekarang belum terjawab... Tetapi dari pertanyaan2 itu setidaknya kalo dijawab sebisa mungkin, bakal ngasi sesuatu buat si penanya, yang mungkin bisa mengajaknya berpikir lebih lagi, dan muncul pertanyaan lain, seterusnya sehingga pengetahuan dan pemahaman bisa bertambah... Bukannya membiarkan si penanya karena menganggap pertanyaan itu gak bermanfaat, buat yang awam, itu malah bikin makin bingung... Kaya beberapa waktu lalu gw ditanya tentang asal mula semesta dan hukum alam oleh umat agama lain, karena gak tau (kebanyakan pertanyaan gw dulu kan gak terjawab), gw gak bisa kasi jawaban memuaskan... Seandainya gw bisa kasi jawaban memuaskan kan mungkin aja dia jadi tertarik ama Buddhism...

Bermula dari pertanyaan tentang tuhan itu, disinilah gw sekarang, n sekarang gw ga peduli lagi dengan pertanyaan itu padahal masih belum terjawab  :)
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: morpheus on 22 October 2007, 01:37:12 PM
kadang jawaban tertentu bisa destruktif efeknya...
ada saatnya dijawab, ada saatnya dijawab sederhana, ada saatnya dijawab gila2an, ada saatnya tidak dijawab

mengenali kondisi si penanya itu sangat penting...
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: Lex Chan on 22 October 2007, 01:38:05 PM
Tergantung pertanyaannya sih..
Tapi mudah2an tidak sekedar puas menerima jawaban: "itu adalah rahasia Mr. T".. ^-^
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: Hikoza83 on 22 October 2007, 01:48:39 PM
kadang jawaban tertentu bisa destruktif efeknya...
ada saatnya dijawab, ada saatnya dijawab sederhana, ada saatnya dijawab gila2an, ada saatnya tidak dijawab

mengenali kondisi si penanya itu sangat penting...

bagus banget komentarnya bro morpheus. :)
kadang pertanyaan sama, tp sikon berbeda, hasilnya akan berbeda kalo dikasih jawaban sama.
contohnya sih pengalamanku : dulu pernah menjawab pertanyaan sama, tp situasi dan kondisi berbeda, hasilnya kacau. :))
sempet bikin org negatif thinking thd Buddhism...  :'(
lalu gw minta maaf sama yg nanya, gw masih perlu banyak belajar dari mereka.

jd inget ada seorang bhante pernah memberiku nasehat ini :
Belajar memahami orang lain, bisa jadi bijaksana.
Belajar memahami diri sendiri, bisa pencerahan.

Semoga bermanfaat untuk semua.


By : Zen
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: tesla on 22 October 2007, 02:16:59 PM
kalau dilihat sekilas 'bertanya' bukan sekedar ingin mendapatkan 'jawaban'.

ada kalanya orang bertanya namun mengharapkan jawaban yg diinginkan (nanya kok maksa?).

ada tujuan yg lebih jauh dari jawaban...

hanya spekulasi saya: datang kepada Buddha adalah untuk mencari pencerahaan. jadi kalau jawabannya akan menjauhkan dari pencerahaan, maka supaya ga OOT, Buddha ga mo jawab (walaupun harapan penanya adalah supaya lebih in-topic).
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: mushroom_kick on 30 November 2007, 11:28:06 AM
Tidak ada pertanyaan yg sia-sia, kecuali yang ditanya gk tau jawabannya :whistle:
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: Kembara on 30 November 2007, 01:57:57 PM
kadang jawaban tertentu bisa destruktif efeknya...
ada saatnya dijawab, ada saatnya dijawab sederhana, ada saatnya dijawab gila2an, ada saatnya tidak dijawab

mengenali kondisi si penanya itu sangat penting...


Betul sekali, saya telah belajar dari pengalaman, ada saatnya sebuah pertanyaan tidak perlu dijawab, dan kita tidak perlu merasa bersalah atau gengsi.

Selama pertanyaan dan jawabannya berguna bagi diri kita, bagi penanya dan bagi orang lain disekelilingnya yang turut mendengarkan / membaca, apabila kita menguasai permasalahannya patutlah kita jawab.

Akan tetapi, walaupun kita bisa jawab sebuah pertanyaan, tetapi pertanyaan yang diajukan mengandung maksud tertentu yang tidak baik, ada baiknya tidak usah dijawab agar tidak terjadi polemik dan hal2 yang tidak diinginkan.

Kata2 Bro Morpheus yang singkat sederhana, memberi makna yang dalam.

Anumodana.
Title: Re: Adakah Pertanyaan Yang Sia-Sia?
Post by: Brado on 05 April 2009, 05:34:37 AM
Kadang mendapat jawaban hanya untuk pemuasan logika semata, tapi tidak tertarik dalam pelaksanaan, seharusnya kan tak cukup hanya dengan teori saja, tapi harus praktek, setidaknya fifty fifty lah