Sudahkah kita berkelakuan BIJAKSANA??

[Kak4]

Teman2 buddhist sekalian, pernahkah kalian menyadari atau memikirkan perbuatan yang kalian lakukan?? apakah perbuatan yang kalian lakukan akhir-akhir ini sudah BIJAKSANA?? apakah itu BIJAKSANA?? apakah itu JALAN TENGAH?? apakah susah mempraktekkannya?? MOHON PENCERAHANNYA...

Akhir-akhir ini saya sering berpikir, apakah saya sudah cukup bijaksana terhadap orang-orang disekitar saya, teman2 saya dan orang tua saya?? seringkali saya membuat kecewa teman2 saya, pacar saya dan orang tua saya.. apa yang harus saya lakukan?? suatu ketika melakukan sesuatu yang melibatkan dua pihak, saya hanya bisa menyenangkan salah-satu pihak, akhirnya salah satu pihak yang dikecewakan hanya bisa menyalahkan saya dan saya hanya bisa menyalahkan diri saya sendiri karena tidak bertindak BIJAKSANA.. tapi apakah mereka selaku pihak yang berhubungan pernah berpikir apa yang mereka harapkan atau lakukan "tidak fair" buat saya??!!


 

[morpheus]

Akhir-akhir ini saya sering berpikir, apakah saya sudah cukup bijaksana terhadap orang-orang disekitar saya, teman2 saya dan orang tua saya?? seringkali saya membuat kecewa teman2 saya, pacar saya dan orang tua saya.. apa yang harus saya lakukan?? suatu ketika melakukan sesuatu yang melibatkan dua pihak, saya hanya bisa menyenangkan salah-satu pihak, akhirnya salah satu pihak yang dikecewakan hanya bisa menyalahkan saya dan saya hanya bisa menyalahkan diri saya sendiri karena tidak bertindak BIJAKSANA.. tapi apakah mereka selaku pihak yang berhubungan pernah berpikir apa yang mereka harapkan atau lakukan "tidak fair" buat saya??!!

saya pikir, yg kurang di atas adalah praktek metta...

praktek metta yg gimana? praktek metta ke diri anda sendiri...

seringkali kita merasa praktek metta hanyalah ditujukan kepada orang lain. harus baek dan simpati ama orang laen, harus ramah dan hormat sama orang lain.

tapi banyak yg lupa, kita juga harus baek kepada diri sendiri, harus ada self respect, harus ramah kepada diri sendiri...

saran saya, kasihilah diri anda sendiri... jangan memaksakan diri terlalu keras...

kalo anda mengasihi diri anda sendiri (tapi bukan selfish atau narciss), orang lain juga akan mengasihi anda. akan selalu ada orang yg menerima anda apa adanya. anda gak perlu berusaha disenangi orang lain...

relax and free your mind

[Sumedho]

Pertanyaan sulit.
Terkadang defisini bijaksana, jalan tengah itu sangat timpang pada aplikasinya di kehidupan sehari2x.

Yang perlu disadari bahwa adanya dukkha. Terkadang kita berada pada posisi dimana tidak bisa kita memuaskan semua pihak. Dan kita terjepit ditengah2x. Bahasa umumnya itu dilema.

Untuk mengambil keputusan tentu harus kita minimalisir efek dari tidak baiknya, jika kita tidak bisa mengambil jalan lain lagi yang tidak ada pihak yang dirugikan (termasuk kita sendiri).

Coba direnungkan dahulu fakta kehidupan, ketika sudah bisa menerima maka akan lebih lega. Dan tidak menyimpan benci dan penolakan terhadap kehidupan (posisi kita, orang2x yang terlibat).

Semoga bisa membantu

[avuso]

Sepertinya para anggota milis ini masih banyak yang bertindak tidak Bijaksana sesuai ajaran Dharma..  Misalkan tentang bermata pencaharian / usaha benar..   Saat para anggota milis membuat KTP, dan sudah mengetahui bahwa korupsi adalah tindakan yang melanggar sila.. tetapi tetap saja anda memberikan uang korupsi kepada para pejabat..   Demikian juga saat mengurus dokumen-dokumen..  Kalau diminta biaya siluman..  Walaupun menyadari hal tersebut tidak sesuai dengan sila.. tetap diberikan..   Nah menurut anda bagaimana untuk dapat melaksanakan sila dengan benar untuk hal-hal di atas  

[markosprawira]

 [at] avuso : mungkin harus dibedakan antara "keterpaksaan" dan "malas"

jika terpaksa, contoh mereka yang bekerja, pergi pagi dan pulang malam sehingga tidak memungkinkan untuk dapat menjalani sendiri proses pembuatan dokumen2 itu

jika malas, yah sudah tahu melanggar, tetap dilakukan... dan alasannya pun jelas : malas antri, malas urusan ama birokrat, de el el.......

singkatnya sih, modal pertama harus jujur pada diri sendiri dulu... selama orang lom bisa jujur pada diri sendiri, dia akan terus mengarang alasan2.....

[markosprawira]

 [at] KAK4 :

jadi inget temen gw waktu kuliah dulu..... dia demen banget menyesali apa yg udah berlalu, bukannya justru berusaha yang lebih baik untuk hari esok

contohnya begini:
waktu ujian hari senin, biasanya ada minggu tenang
jadi udah sama2 belajar dong.
pada H-1, dia biasanya dateng ke kos kita2, en belajar bareng
sering begadang, dan biasanya diskusi en tanya jawab
pd intinya sih, benernya dia dah tau
wkt ujian, ternyata semua yg dipelajarin keluar
mstnya dia sukses dong???
ternyata dia gagal, entah kenapa....

hal ini disesali terus... dia ngutak ngatik ujian tadi, padahal besok udah ada ujian yg laen.....
dia krg belajar, jadi ujian besok itu juga gagal lagi
dan dia ngutak ngatik lagi.....

demikian seterusnya, sehingga waktu lulus, IPK-nya hanya dua koma satu... sekedar lulus aja.....

semoga cerita saya ini bisa memberikan anda "Sesuatu" yah

[Hendra Susanto]

Sepertinya para anggota milis ini masih banyak yang bertindak tidak Bijaksana sesuai ajaran Dharma..  Misalkan tentang bermata pencaharian / usaha benar..   Saat para anggota milis membuat KTP, dan sudah mengetahui bahwa korupsi adalah tindakan yang melanggar sila.. tetapi tetap saja anda memberikan uang korupsi kepada para pejabat..   Demikian juga saat mengurus dokumen-dokumen..  Kalau diminta biaya siluman..  Walaupun menyadari hal tersebut tidak sesuai dengan sila.. tetap diberikan..   Nah menurut anda bagaimana untuk dapat melaksanakan sila dengan benar untuk hal-hal di atas  

bagaimana dgn anda sendiri?? klo gw mah ksih aja memang uda gt dr sononya.. pusing amat dgn perkara bgt?!!!

[Kokuzo]

Sepertinya para anggota milis ini masih banyak yang bertindak tidak Bijaksana sesuai ajaran Dharma..  Misalkan tentang bermata pencaharian / usaha benar..   Saat para anggota milis membuat KTP, dan sudah mengetahui bahwa korupsi adalah tindakan yang melanggar sila.. tetapi tetap saja anda memberikan uang korupsi kepada para pejabat..   Demikian juga saat mengurus dokumen-dokumen..  Kalau diminta biaya siluman..  Walaupun menyadari hal tersebut tidak sesuai dengan sila.. tetap diberikan..   Nah menurut anda bagaimana untuk dapat melaksanakan sila dengan benar untuk hal-hal di atas

sekitar setahun lalu, temen gw mau perpanjang SIM tuh... kalo 'nembak' tuh bayar 220rb... kalo 'ga nembak' cuma 60rb... karena ngerasa sayang ma duitnya, dia coba ikutan 'jalan yang benar', but bayangkan masa perpanjang doank kudu dites lagi? dan tebak hasilnya...... GAGAL...

seandainya maseh mau maen 'jujur2an' tentunya temen gw bakal ikutan tes ulang lagi dengan kemungkinan gagal lagi... kebayang ga dia kudu tes berapa kali supaya bisa lulus? dia mulai mengemudi bukan baru 2-3 ari lalu, udah bertaon2, n ngerasa ga ada yang salah dalam menjawab, kenapa bisa gagal?

kalo dalam kasus ktp dsb sebenarnya bukan korupsi kalo kata gw... apakah ada yang dirugikan? tidak. kalo kita ga mau repot n cepat, ya bayar lebih. kalo mau ribet n lama, silahkan 'jujur'... but ga ada yang dirugikan, tetapi ketika membayar lebih, kita diuntungkan (cepat beres) dan mereka juga diuntungkan (dapat jajan tambahan)...

maap, bro bisa jabarkan pelanggaran sila dalam kasus ini dimana? maklum newbie, pemahaman belum seberapa...


buat Kaka:

ga ada sesuatupun yang sempurna di dunia ini...
masalah2 itu dipengaruhi oleh banyak faktor, bukan oleh diri sendiri... ada saatnya ketika seseorang udah berusaha mati2an, tetapi usaha tersebut tetap gagal dikarenakan berbagai faktor luar...

sesuai dengan masalah loe, gw coba ambil contoh...
ada si A, ortunya menginginkannya kerja di luar negeri... sedangkan si A nggak mau, dia tetp mau di Indo karena ada pacarnya... nah kalo si A ikut keinginan ortu, si cewenya merasa dikecewakan... sebaliknya, kalo dia memilih tinggal dengan si cewenya, ortunya merasa kecewa... masalah bukan cuma di si A menurut gw... ortu si A juga mempunyai 2 pilihan, memaksakan kehedak mereka ato membiarkan si A memilih hidupnya sendiri... si cewe A juga punya pilihan diantara merelakan A ke luar negeri (mana tau bisa jadi orang hebat) ato tetap bersikeras pengen bareng si A (ceritanya sehidup semati, sam pek eng tay gitu deh)... nah sebenarnya masalahnya ada dimana? siapakah yang tidak bijaksana? bener kata bro Morphie, cobalah mencintai diri sendiri... jangan terlalu menyalahkan diri sendiri... kata Bang Rhoma Irama juga, "santaiiiiiiiiiiiiiii....." 

[Kak4]

yah, saya mana bisa napa2in lagi selain menyalahkan diri sendiri berada di sekitar orang yang ga pengertian menurut saya.. mungkin saya yang harus menyesuaikan diri dengan mereka dibanding mereka menyesuaikan diri dengan saya.. saya sudah akan berpisah dengan orang2 disekitar saya,jadi saya berusaha melakukan yg terbaik buat mereka...

 [at] markosprawira
saya ga menyesali tindakan saya ampe berlarut-larut kok, begitu tindakan saya merugikan org lain, y saya berusaha memperbaikinya... cm kdg perbaikannya tidak diterima org yang bersangkutan...

[Kokuzo]

Merasa ga bisa apa2 lagi lantas menyalahkan ciri sendiri? come on dude, ini hanya kata lain untuk 'frustasi'...
Hidup ini udah cukup banyak dipenuhi masalah, hanya menghadapi satu masalah cukup membuat frustasi, bagaimana mungkin loe bisa menghadapi masalah yang lain?

semua pilihan, baik ato buruk, tetep ada konsekuensinya... bahkan jika loe tidak memilih pilihan yang manapun, tetap akan ada konsekuensinya... apapun pilihan terakhir yang loe putusin, gw yakin itulah pilihan paling bijaksana buat loe untuk saat ini... dengan mencoba untuk melakukan yang terbaik selagi bisa, menurut gw itu juga sudah cukup bijaksana...

kita tidak perlu memaksa diri menjadi yang orang lain inginkan, dan tidak perlu juga memaksa orang lain menjadi seperti yang kita inginkan... 

[Upaseno]

Akhir-akhir ini saya sering berpikir, apakah saya sudah cukup bijaksana terhadap orang-orang disekitar saya, teman2 saya dan orang tua saya?? seringkali saya membuat kecewa teman2 saya, pacar saya dan orang tua saya.. apa yang harus saya lakukan?? suatu ketika melakukan sesuatu yang melibatkan dua pihak, saya hanya bisa menyenangkan salah-satu pihak, akhirnya salah satu pihak yang dikecewakan hanya bisa menyalahkan saya dan saya hanya bisa menyalahkan diri saya sendiri karena tidak bertindak BIJAKSANA.. tapi apakah mereka selaku pihak yang berhubungan pernah berpikir apa yang mereka harapkan atau lakukan "tidak fair" buat saya??!!
 

Hidup itu apa ada yang fair toh?

[Kak4]

Hahaha, justru itu bhante.. bahkan hidup dengan orang sekitar yang dekat pun "tidak fair"..

saya masih kurang ngerti bagaimana melaksanakan/praktek "Bijaksana" yang baik?? apa sifat bijaksana itu bisa dibentuk dalam diri kita?? bagaimana caranya??

mohon pencerahannya..

[Upaseno]

Hahaha, justru itu bhante.. bahkan hidup dengan orang sekitar yang dekat pun "tidak fair"..

saya masih kurang ngerti bagaimana melaksanakan/praktek "Bijaksana" yang baik?? apa sifat bijaksana itu bisa dibentuk dalam diri kita?? bagaimana caranya??

mohon pencerahannya..

Sorry Kakempat, blum ada kesempatan jawab sampe hari ini.

"saya masih kurang ngerti bagaimana melaksanakan/praktek "Bijaksana" yang baik??"---Asal fair untuk kita dan orang lain, itu uda cukup bijaksana.  Nah...porsinya, bagi sendiri aja.

"apa sifat bijaksana itu bisa dibentuk dalam diri kita??"---Ya lah...mau membentuk orang lain apa bisa?

"bagaimana caranya??"---kalo yang ini, perlu melewati banyak pengalaman dan benturan dalam hidup.  Sambil menyelam, minum air.

[Kelana]

Pendapat saya mengenai bijaksana adalah bagaimana kita bisa menempatkan diri kita sebagaimana mestinya, sebagaimana seharusnya, sebagaimana ”benar”nya. Jadi saya pikir tidak hanya menyangkut fair atau tidak fair.

[Kak4]

"bagaimana caranya??"---kalo yang ini, perlu melewati banyak pengalaman dan benturan dalam hidup.  Sambil menyelam, minum air.

kl tanpa melewati banyak pengalaman n benturan hidup bisa ga? terus terang pengalaman hidup saya belum gt banyak, wong masih 21 tahun.. saya sadar harus bertindak bijaksana, tapi kadang susah sekali memikirkan bagaimana tindakan yang bijaksana itu??

[langitbiru]

kl begitu, belajar dr pengalaman org lain

banyak membaca ato mendengar cerita org lain cukup membantu untuk mengerti pengalaman org lain. asal jgn lupa menganalisa pengalaman org lain itu apakah memang cocok diterapkan dgn diri saya.

bersikap bijaksana sendiri sulit dibuat ukurannya krn tergantung dr org2 dan kondisi yg ada.

ukuran plg sederhana : tdk merugikan org lain dan tdk merugikan diri sendiri.

ukuran agak kompleks :
tdk merugikan org lain dan tdk merugikan diri sendiri PLUS
membahagiakan org lain dan membahagiakan diri sendiri

ukuran kompleks :
tdk merugikan org lain dan tdk merugikan diri sendiri PLUS
membahagiakan org lain dan membahagiakan diri sendiri PLUS
membawa kemajuan batin untuk org lain dan membawa kemajuan batin untuk diri sendiri.

[Kokuzo]

kl tanpa melewati banyak pengalaman n benturan hidup bisa ga? terus terang pengalaman hidup saya belum gt banyak, wong masih 21 tahun.. saya sadar harus bertindak bijaksana, tapi kadang susah sekali memikirkan bagaimana tindakan yang bijaksana itu??

belum banyak? coba diingat2...

[Kak4]

^^ apa ini maksudnya???

[Kokuzo]

pengalaman hidup... 21 tahun pengalaman hidup belum banyak? kalo mau diperhatikan, dalam sehari aja kita bisa menemui berbagai pengalaman...