Palak itu saya rasa gak ada bedanya dengan menodong. Bedanya palak tidak lebih frontal daripada todong. Pemalak hanya hadir dengan 'bro, bagi duit dong', sedangkan penodong hadir dengan pisau dan 'serahkan duit lu.'
Palak itu berbeda dengan todong. Bedanya adalah dalam palak, ada intimidasi dan ancaman (mulut), namun tidak ada ancaman bahaya yang nyata. Dalam hal todong, sudah ada perbuatan ancaman yang nyata, apakah sekadar menarik kerah baju, atau menodongkan senjata.
Baik palak tau todong, pelakunya hanya punya 2 pilihan yg kedua2nya tidak mengenakkan bagi korban, (1) harta, atau (2) nyawa. Tapi sebenarnya ada pilihan ketiga, (3) minta tolong. Sayangnya minta tolong ini bisa2 malah menjadi mengorbankan nyawa.
Bagaimana jika si korban punya kemampuan untuk melumpuhkan si pemalak/penodong? Bukankah sebetulnya ada lebih banyak pilihan?
Rampok juga bisa dibilang todong. Jadi palak = rampok.
Berbeda, seperti sudah saya tulis definisinya di atas menurut KBBI. Saya coba kasih ilustrasi:
Kalau ditodong, maka si pelaku menyuruh korban melakukan sesuatu dengan ancaman.
Kalau rampok, maka si pelaku dengan menguasai korban, mengambil secara paksa. Dalam perampokan memang bisa dan biasanya disertai dengan penodongan juga.
Kalau jambret itu gak pake pilihan lagi, langsung ambil dan kabur. Pilihan bagi korban hanya: (1) pasrah, atau (2) kejar! (baik kejar sendiri atau minta tolong orang lain).
Betul. Berarti apakah pilihan respon antar orang dipalak/ditodong dengan dijambret adalah sama?
Perkosa itu mengajak hubungan seksual secara paksa. Pelaku tidak memberikan pilihan, korban harus mau terima diperkosa. Tetapi bagi korban sebenarnya ada dua pilihan, (1) pasrah, atau (2) melawan, baik melawan secara frontal atau minta tolong.
Dalam pemerkosaan, saya pikir semua orang juga pasti melawan (kalau tidak melawan namanya bukan pemaksaan). Perbedaannya adalah dalam melawan ini, jika seseorang masih berpegang pada harapan, maka ia mengusahakan sesuatu (apakah frontal atau minta tolong). Jika seseorang memang melihat tidak ada harapan lagi (misalnya pemerkosa sangat kuat dan tempat itu tidak ada orang lain), atau dia kehabisan tenaga, maka ia tidak melakukan usaha lagi. Tapi secara mendasar, dia pasti menolak dan melawan, namun tidak ada pilihan. Bagaimana menurut Mr. Wei?
Satu lagi, apakah keadaan diperkosa ini, lebih mirip dirampok atau dipalak? Kenapa?