//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?  (Read 34137 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #30 on: 29 July 2011, 11:08:32 PM »
Wah, maksudnya apa ini ya? kok jadi nggak paham?

Saya tidak pernah menyangkut-sangkutkan soal ini dengan agama lain. Kan teman2 yang pertama-tama membanding-bandingkannya dengan agama lain. Jawaban saya soal negara Islam hanya untuk merespon pengkaitannya dengan agama lain oleh Bro. wang ai lie yang ini:


tidak begitu, anda menjawab postingan saya seperti jelas terlihat pada quote di bawah ini. saya pikir belut sudah pergi dari forum ini.

benarkah? jadi kenapa paus harus laki2?

Kalau agama lain demikian, kenapa umat Buddhis harus ikut2an? Mengapa Umat Buddhis tidak ikutan mempercayai tuhan itu ada sekalian, agar sama dengan agama lain
« Last Edit: 29 July 2011, 11:10:38 PM by Indra »

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #31 on: 29 July 2011, 11:08:49 PM »
kalau peraturan dalam agama lain demikian dan peraturan negara juga demikian.. kenapa umat buddhis harus ikut2an? mengapa umat buddhis harus mempercayai tuhan? tidak ada larangan kan kalau kita berbeda?  :)

Ya justru itulah bro. Kalau agama lain melihat laki-laki dan perempuan tidak setara, maka tidak tepat dijadikan alasan Buddhis juga melakukan hal yang sama. Justru Buddhis seharusnya bisa menunjukkan diri sebagai agama yang berbeda dengan agama lain dengan bisa menerima norma internasional yang menawarkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Bukannya mempertahankan kekolotan seperti yang dilakukan oleh agama-agama lainnya: tidak mau mengakui kekeliruan  telah mendiskriminasikan perempuan.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #32 on: 29 July 2011, 11:11:16 PM »
tidak begitu, anda menjawab postingan saya seperti jelas terlihat pada quote di bawah ini. saya pikir belut sudah pergi dari forum ini.

Kalau agama lain demikian, kenapa umat Buddhis harus ikut2an? Mengapa Umat Buddhis tidak ikutan mempercayai tuhan itu ada sekalian, agar sama dengan agama lain


Rasanya anda salah paham. Justru saya hendak mengatakan kalau Buddhis tidak perlu menjadi sama dengan agama lain yang mendiskriminasikan perempuan.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #33 on: 29 July 2011, 11:14:44 PM »
hasil google sehubungan dengan Mettanando ini menghasilkan.

Mettanando Bhikkhu, was abbot of the Dhammakaya International Society of California, or Wat Dhammakaya California.

Dhammakaya adalah suatu aliran cult yg dianggap sesat di thailand.

lepas jubah kurang lebih 4 tahun lalu untuk mengikuti Pemilu di thailand, tapi gagal.
(He ran in the general election last year under the Chart Thai banner but failed to win a seat. )


bagaimana dengan Bhikkhuni Tathaaloka? saya rasa argumen serupa bukan datang dari Bhikkhu Mettanando saja.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #34 on: 29 July 2011, 11:17:26 PM »
Rasanya anda salah paham. Justru saya hendak mengatakan kalau Buddhis tidak perlu menjadi sama dengan agama lain yang mendiskriminasikan perempuan.

nah saya tadi sedang mempermasalahkan piagam pbb yg katanya para pesertanya mengutuk diskriminasi, apakah negara peserta itu ada yg beragama ka****k atau tidak? saya belum mulai ke arah buddhis harus sama atau harus tampil beda.

Sang Buddha menerima perempuan untuk menjadi bhikkhuni, ini saja sudah cukup membuktikan bahwa tidak ada diskriminasi dalam agama buddha. mengenai 8 peraturan, ini sama sekali tidak dapat dijadikan argumen bahwa agama buddha mendiskriminasi perempuan. walaupun diterima tapi perempuan tetap berbeda dengan laki-laki, memang sudah kodratnya bahwa perempuan lebih lemah secara fisik daripada laki2, dan Sang Buddha memberikan peraturan itu adalah dengan tujuan untuk melindungi Sasana dengan tanpa mengorbankan hak2 perempuan.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #35 on: 29 July 2011, 11:20:13 PM »
bagaimana dengan Bhikkhuni Tathaaloka? saya rasa argumen serupa bukan datang dari Bhikkhu Mettanando saja.

anda sepertinya sedang mencari cara untuk mendiskreditkan threvada dengan mengutip sumber2 yg diragukan kredibilitasnya. hal ini membuat saya jadi enggan untuk membaca rujukan2 anda. tapi baiklah, demi menghargai jerih payah anda, akan saya baca dulu.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #36 on: 29 July 2011, 11:20:50 PM »
Sang Buddha mengizinkan para bhikkhu untuk menerima persembahan vihara dan menetap di vihara. para bhikkhu tergabung dalam organisasi Sangha yg sudah dimulai sejak zaman Sang Buddha.

Sekadar bertanya, untuk menambah pengetahuan. Lalu sanghadisesa pendirian gubuk untuk apa?

"Jika seorang Bhikkhu sedang mendirikan gubuk, yang dari tanah hat/ campuran semen, dan yang ditempatinya sendiri tanpa ada penghuni lain, harus memenuhi praturan-peraturan tertentu seperti berikut : Panjang gubuk = 12 ukuran segitiga dan lebarnya harus = 7 Sugata, dan letak gubuk tersebut harus mendapat persetujuan dari Sangha akan letaknya. Jika lebih luas dari peraturan tersebut tadi, maka Bhikkhu tersebut melakukan Sanghadisesa."

Dan apa benar sangha di jaman dulu sudah berbentuk "organisasi" yang memiliki posisi dewan ini, dewan itu, sekjen, dll.?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #37 on: 29 July 2011, 11:25:16 PM »
anda sepertinya sedang mencari cara untuk mendiskreditkan threvada dengan mengutip sumber2 yg diragukan kredibilitasnya. hal ini membuat saya jadi enggan untuk membaca rujukan2 anda. tapi baiklah, demi menghargai jerih payah anda, akan saya baca dulu.

Saya hanya melihat theravada juga berkembang :) Terdapat banyak pendapat yang beragam dalam Theravada dalam isu demikian. Anda merasa terdiskreditkan semata-mata berada dalam satu pihak di dalam tradisi Theravada. Sedangkan terdapat banyak pihak lain di dalam Theravada yang mungkin setuju dengan pendapat bahwa sudah saatnya Bhikkhuni disejajarkan dengan Bhikkhu, atau setidaknya minimal tidak dihalangi untuk membentuk sangha bhikkhuni.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #38 on: 29 July 2011, 11:30:37 PM »
nah saya tadi sedang mempermasalahkan piagam pbb yg katanya para pesertanya mengutuk diskriminasi, apakah negara peserta itu ada yg beragama ka****k atau tidak? saya belum mulai ke arah buddhis harus sama atau harus tampil beda.

Menurt saya, tidak perlu memerdulikan agama lain melaksanakan atau tidak. Biar proses dinamika di internal mereka yang menentukan sendiri. Nah, Umat Buddhis yang harus menentukan apakah akan mengikutinya atau tidak dengan pertimbangan2 yang berasal dari dalam: sederhana kan?

Sang Buddha menerima perempuan untuk menjadi bhikkhuni, ini saja sudah cukup membuktikan bahwa tidak ada diskriminasi dalam agama buddha. mengenai 8 peraturan, ini sama sekali tidak dapat dijadikan argumen bahwa agama buddha mendiskriminasi perempuan. walaupun diterima tapi perempuan tetap berbeda dengan laki-laki, memang sudah kodratnya bahwa perempuan lebih lemah secara fisik daripada laki2, dan Sang Buddha memberikan peraturan itu adalah dengan tujuan untuk melindungi Sasana dengan tanpa mengorbankan hak2 perempuan.

Nah, apakah tujuan baik ini akan dipahami sama oleh orang di luar? 
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #39 on: 29 July 2011, 11:44:32 PM »
Sekadar bertanya, untuk menambah pengetahuan. Lalu sanghadisesa pendirian gubuk untuk apa?

"Jika seorang Bhikkhu sedang mendirikan gubuk, yang dari tanah hat/ campuran semen, dan yang ditempatinya sendiri tanpa ada penghuni lain, harus memenuhi praturan-peraturan tertentu seperti berikut : Panjang gubuk = 12 ukuran segitiga dan lebarnya harus = 7 Sugata, dan letak gubuk tersebut harus mendapat persetujuan dari Sangha akan letaknya. Jika lebih luas dari peraturan tersebut tadi, maka Bhikkhu tersebut melakukan Sanghadisesa."


IMO, itu untuk membatasi definisi gubuk itu sendiri, bisakah anda bayangkan jika seseorang membangun gubuk yg ukurannya 1000x1000m?

Quote
Dan apa benar sangha di jaman dulu sudah berbentuk "organisasi" yang memiliki posisi dewan ini, dewan itu, sekjen, dll.?

apakah organisasi harus memiliki posisi dewan ini, dewan itu, sekjen, dll? tapi minimal memang ada posisi ketua dalam Sangha pada masa Sang Buddha, dan juga ada yg diberi wewenang untuk memberikan bimbingan mewakili Sang Buddha yg dalam bahasa kita mungkin dapat dikatakan wakil ketua atau dewan ini dewan itu.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #40 on: 29 July 2011, 11:46:38 PM »
Menurt saya, tidak perlu memerdulikan agama lain melaksanakan atau tidak. Biar proses dinamika di internal mereka yang menentukan sendiri. Nah, Umat Buddhis yang harus menentukan apakah akan mengikutinya atau tidak dengan pertimbangan2 yang berasal dari dalam: sederhana kan?


karena dalam tradisi theravada, tidak ada kebiasaan mengamandemen vinaya, dan vinaya adalah peraturan yg dianggap wajib untuk dipatuhi. pertimbangan dari dalam kok mengubah vinaya?

Quote
Nah, apakah tujuan baik ini akan dipahami sama oleh orang di luar? 

apa kepentingan orang di luar dalam hal ini?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #41 on: 29 July 2011, 11:48:59 PM »
Saya hanya melihat theravada juga berkembang :) Terdapat banyak pendapat yang beragam dalam Theravada dalam isu demikian. Anda merasa terdiskreditkan semata-mata berada dalam satu pihak di dalam tradisi Theravada. Sedangkan terdapat banyak pihak lain di dalam Theravada yang mungkin setuju dengan pendapat bahwa sudah saatnya Bhikkhuni disejajarkan dengan Bhikkhu, atau setidaknya minimal tidak dihalangi untuk membentuk sangha bhikkhuni.


ada yg mendiskreditkan tapi tidak ada yg terdiskreditkan.

tentu saja saya setuju bahwa bhikkhuni memang sejajar dengan bhikkhu dalam hal tertentu. tapi vinaya yg dijalankan memang berbeda, jadi mau gimana? apakah anda sedang mengarag pada usul untuk merevisi vinaya?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #42 on: 30 July 2011, 12:00:53 AM »
Coba baca yang ini juga, sebagai pelengkap argumennya:


Kalau ini, Bhikkhuni Tathaaloka, apakah termasuk anggota sangha yang cari popularitas?

saya belum mengetahui reputasi bhikkhuni ini, jadi no comment.

tapi dari link yg anda berikan

"These points include consideration of the time frames in the placement of key characters in the story.  Ananda Thera is one such character.  Buddhist history places Mahapajapati Gotami and her 500 women's going forth at between five and six years after the Buddha's enlightenment, although this is difficult to substantiate with other than the Theri Apadana.  However, according to Theravada tradition, Ananda, who in the Culavagga story requests that women be allowed to "go forth," did not become a monk until substantially later and was not the Buddha's faithful attendant until twenty years after the enlightenment.  Thus, if the Theravadan traditional history is correct, Ananda's key placement as a monk and as the Buddha's attendant in this story must be mistaken in some way. Either that or the Pali texts might have to aquiesce that Ananda was actually the same age as the Buddha and became a monk earlier early on, as some traditions do relate.  However, all the traditions concur in Ananda's only becoming the Buddha's personal attendant later in the Buddha's lifetime."


Ananda sudah menjadi bhikkhu pada waktu itu walaupun belum menjadi pelayan tetap Sang Buddha. kekeliruan ini saja sudah membuat saya malas untuk melanjutkan. ini hanyalah usaha sia2 untuk menghilangkan 8 peraturan itu.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #43 on: 30 July 2011, 02:39:21 AM »
jadi inget soal kehancuran sangha .. kalau tidak salah menyangkut bhikkuni juga... apa ini mungkin kejadian awalnya seperti ini ya .. mengubah vinaya , mengkaitkan dengan dunia luar

semoga saja tidak terjadi  :-\ :-SS
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #44 on: 30 July 2011, 09:29:19 AM »
IMO, itu untuk membatasi definisi gubuk itu sendiri, bisakah anda bayangkan jika seseorang membangun gubuk yg ukurannya 1000x1000m?

cmiiw. Bukankah hal ini juga berarti seorang bhikkhu tidak boleh tinggal di tempat yang terlalu besar dan mewah?

apakah organisasi harus memiliki posisi dewan ini, dewan itu, sekjen, dll? tapi minimal memang ada posisi ketua dalam Sangha pada masa Sang Buddha, dan juga ada yg diberi wewenang untuk memberikan bimbingan mewakili Sang Buddha yg dalam bahasa kita mungkin dapat dikatakan wakil ketua atau dewan ini dewan itu.

Apakah ini berarti organisasi sangha sekarang berbeda dengan sangha di zaman Sang Buddha?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek