Nah, itu dia. Saya juga mau mengungkit kisah ini tadinya... Dalam Buddhisme, seorang Arahanta tentu saja tidak memiliki kebodohan batin. Tapi seorang Arahanta masih bisa melakukan kesalahan: misalnya kesalahan dalam memberikan bimbingan teori ataupun penjelasan. Bahkan saya yakin seorang Arahanta tidak selalu lebih bijaksana daripada motivator-motivator yang sering Anda lihat di televisi itu.
Kebijaksanaan seorang Arahanta hanya dinilai dari ketidak-melekatannya pada dunia dan nafsu indria.
Kembali ke Alat Ukur nya, Bro.
Kalo kita hendak menjadikan Sutta sebagai alat ukur kebenarannya, maka yang benar adalah "Seorang arahatapun masih bisa salah" Dan JIka benar seorang arahata sudah tidak memiliki kebodohan batin, maka salah bahwa seseorang yang sudah tidak memiliki kebodohan batin sudah tidak memunculkan teori yang salah lagi.
dan bila yang menjadi alat ukurnya adalah keyakinan kita masing-masing, maka yang benar adalah menurut pendapat kita masing-masing.
tetapi, di atas sutta dan diatas keyakinan kita masing-masing, ada kebenaran yang lebih universal, yaitu realitas. masalahnya, saya belumlah sampai pada kedudukan arahata, sehingga tidak dapat memastikan bagaimana sesungguhnya dari kondisi suatu arahata itu.
yang tertinggal sekarang, dari keseluruhan alat ukur adalah kebenaran logika, di mana premis-premisnya merupakan realitas-realitas yang bisa kita lihat secara langsung saat ini di sini, sebelum kita menjadi seorang arahata. artinya, untuk memahami bagaimana kondisi seorang arahata itu bisa dengan cara lain selain dengan langsung menjadi arahata itu sendiri. dengan cara apa? yaitu dengan logika akan hal-hal realistis. sesungguhnya dari logika itulah munculnya keyakinan saya.
tapi, masalahnya lagi. Logika adalah alat ukur kebenaran yang belum kita mufakati. Dengan demikian, pembahasan mengenai bagaimana sesungguhnya kondisi seorang arahata secara logika tidak akan dan tidak perlu saya bahas lebih lanjut. Bila, alat ukurnya belum dimufakati, maka nantinya akan muncul kebenaran-kebenaran yang berkesan "sangat subjektif".