tp bro satria..aku tidak melihat, anda menjelasnkan ttg jasmani bukan diri, maupun batin bukan diri secara logika...
knp? krn anda balik bertanya.. apa itu jasmani..apa itu diri, apa itu batin....
kan, prosesnya belum tuntas, bro!
Bila ditulis, memahami sesuatu dengan logika memang lambat dan sangat bertele-tele. Tapi, kelak kebenarnnya akan jelas dan sangat meyakinkan. Dan bila sudah terampil menggunakan logika di dalam pikiran, proses Logika yang lambat tadi akan menjadi sangat cepat di dalam batin.
Lagi pula, logika bukanlah suatu alat yang membuat kita tiba-tiba mengerti sesuatu, seperti seorang nabi yang mendapat wahyu. Logika hanyalah alat atau metoda tentang cara mencari tahu dengan cara berpikir yang tepat. tentu saja, saya dan kita semua tidak akan tiba-tiba menjadi tahu sesuatu tanpa diberi tahu oleh sumber pengetahuan. jadi, saya tidaklah merasa tahu segala sesuatu, tapi saya tahu metoda yang tepat untuk bisa memahami segala sesuatu dengan logika.
so..biar lebih mantap..
pertanyaan nya aku coba ganti...
menurut logika anda... apa itu jasmani?
menurut logika anda .. apa itu batin?
menurut logika anda ..apa itu diri??
sebenarnya kita tidak sedang mencari tau, apa itu jasmani menurut logika saya. tapi kita sedang mencari tau, apa itu jasmani menurut sang Buddha?
tapi bila kita tidak dapat menemukan pernyataan sang Buddha tentang definisi Jasmani, maka kita bisa menggunakan sumber lain untuk memahami apa itu jasmani. Kemudian dengan sumber lain itulah, kita mengukur kebenaran dari pernyataan sang Buddha.
seperti misalnya, saya mendefinisikan bahwa jasmani adalah unsur padat pada makhluk hidup. Sedangkan batin adalah unsur mental pada makhluk hidup.
dan berikut ini adalah proposisi :
Jasmani adalah "yang ada".
Batin adalah "yang ada"
Diri adalah "yang tiada"
Maka benar perkataan sang Buddha bahwa Jasmani itu bukan diri, karena Jasmani adalah bukan "yang tiada".
Kesimpulan ini benar 100 %. tidak diragukan sedikitpun. dan tidak dapat dibantah. seandainya ada yang membantah, kemungkinan orang itu tidak waras.
hal ini akan menjelaskan pernyataan sriyeklina,
"Yang saya perhatikan cuma karena perbedaan persepsi dalam mengartikan sesuatu makanya terjadi beda pendapat.
Dan yang membuat persepsi berbeda salah satu penyebabnya karena faktor pengetahuan, pengalaman, tingkat intelektual, memori dll."
krn pengetian jasmani menurut logika anda... pasti tdk selalu sama dgn org lain, begitu juga pengertian diri dan batin
menurut logika, pengertian yang ada di dalam pikiran itu disebut konsepsi. akan tetapi, konsepsi itu bukan lah menjadi urusan logika selama konsepsi itu hanya ada di dalam pikiran. Logika tidak mengurusi persepsi, melainkan hanya mengurusi kata-kata, bentuk-bentuk kalimat dan kesimpulan dari kalimat-kalimat.