Merujuk Dhamma yg tertinggi, musik tidak ada manfaat apa2 karena objek adalah netral dan pendengarlah yg merespon. Dan tidak benar2 membawa manfaat bagi perkembangan batin secara mendalam
Berarti secara Dhamma sendiri, tidak ada yang namanya musik rohani dan musik duniawi, yang ada hanyalah suara yang kemudian direspon oleh persepsi. Begitu maksudnya atau bukan?
Mengenai batasan lantunan dan lirik secara duniawi(dalam hal musik rohani) tentu lantunan harus lembut atau bersifat insipirasi (harus tanya yg buat musik ya ) dan tidak hura2, misal dibuat metal atau contoh yg dibuat om hendra...dan lirik tentu harus berisi dhamma.Nah ini juga kembali pada niat si pembuat musik itu, apa dia paham dhamma atau cuma untuk cari duit dan pendengar happy dan semakin termanjakan indrianya.
Kalau mengenai inspirasi dari lantunan/melodi, setiap orang juga berbeda. Ada yang denger musik keras, sakit kepala. Di lain pihak, denger musik slow, langsung ketiduran. Mengenai isinya sendiri, sama saja seperti meditasi, ada yang terinspirasi dengan lirik "brahmavihara", sementara orang lain terinspirasi dengan lirik "Asubha". Namun bagi orang tertentu, lirik "Asubha" ini "disturbing". Bagaimana menurut bond mengenai subjektifitas ini?