//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ajaran Buddha & Science  (Read 4061 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Ajaran Buddha & Science
« on: 17 October 2012, 11:46:13 AM »
unsur yang kita ketahui, yi: air/apo (cairan), udara/vayo (gas), tanah/pathavi & api/tejo. semua unsur materialitas tersusun oleh 4 unsur tsb.
kalau ada yang lain mohon dikoreksi.

berhubungan dengan buddhism, pernah baca sautu artikel & Sang buddha menceritakan ttg unsur pembentukan planet & tentu isinya, termasuk juga alam semesta (tata surya lain), yang terdiri dari 4 unsur tsb dan pada saat hancur juga karena 4 unsur tersebut.

nah, apakah ada info jika seorang buddha mengajarkan dhamma di suatu tempat diluar bumi pada kurun waktu yang berbeda ?
Pada Dhammacakka sutta ditulis 10 ribu tingkat alam berguncang, yang dimaksud disini tingkat alam dewa, brahmana, neraka (ikut berguncang ?)
atau alam tata surya yang lain juga ikut berguncang ?

secara logis, adakah jangkauan dhamma dari sang buddha tidak tercakup?
(dan disana ada seorang buddha yang mengajarkan dhamma setelah era kegelapan berakhir)



itu pertanyaan yg sering melintas dipikiran, mohon dicerah-kan.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Ajaran Buddha & Science
« Reply #1 on: 17 October 2012, 01:21:53 PM »
kalau kayu dan logam tidak termasuk ya?

Ia yah ada alam manusia selain bumi ga ya?

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Ajaran Buddha & Science
« Reply #2 on: 17 October 2012, 03:04:22 PM »
imo, ajaran buddha adalah ajaran spiritual, jangan coba2 diilmiahkan.

maksud dari 4 unsur itu adalah 4 wujud "materi". pengkategorian sederhana orang jaman dulu.
tanah di sana maksudnya wujud padat. api itu maksudnya panas, kalor.

jaman sekarang pembagian segala sesuatu jauh lebih rumit, ada tabel periodik unsur2 dan fisika modern malahan sampai kepada partikel yang lebih kecil (subatomik) dan antimatter.

mengenai 10 ribu alam berguncang, ya itu sekadar kepercayaan.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Ajaran Buddha & Science
« Reply #3 on: 17 October 2012, 08:58:48 PM »
unsur yang kita ketahui, yi: air/apo (cairan), udara/vayo (gas), tanah/pathavi & api/tejo. semua unsur materialitas tersusun oleh 4 unsur tsb.
kalau ada yang lain mohon dikoreksi.

berhubungan dengan buddhism, pernah baca sautu artikel & Sang buddha menceritakan ttg unsur pembentukan planet & tentu isinya, termasuk juga alam semesta (tata surya lain), yang terdiri dari 4 unsur tsb dan pada saat hancur juga karena 4 unsur tersebut.

nah, apakah ada info jika seorang buddha mengajarkan dhamma di suatu tempat diluar bumi pada kurun waktu yang berbeda ?
Pada Dhammacakka sutta ditulis 10 ribu tingkat alam berguncang, yang dimaksud disini tingkat alam dewa, brahmana, neraka (ikut berguncang ?)
atau alam tata surya yang lain juga ikut berguncang ?

secara logis, adakah jangkauan dhamma dari sang buddha tidak tercakup?
(dan disana ada seorang buddha yang mengajarkan dhamma setelah era kegelapan berakhir)



itu pertanyaan yg sering melintas dipikiran, mohon dicerah-kan.

Menurut kosmologi Buddhis, sepuluh ribu tata surya yg berguncang saat peristiwa2 penting dalam kehidupan seorang Buddha terjadi (Bodhisatta turun dari Tusita, lahir, mencapai Pencerahan, Buddha memutar roda Dhamma, wafat/Parinibbana) merupakan jangkauan "kelahiran" (jatikkhetta/field of birth) seorang Samma Sambuddha.

Ada juga jangkauan "otoritas" (field of authority) seorang Buddha, yaitu 1 milyar tata surya yg msh dijangkau oleh kekuatan paritta/perlindungan dr Sang Buddha,misalnya Ratana Sutta,Atanatiya Paritta,dst.

Dan yg terakhir, jangkauan "kemahatahuan" (field of omniscience), yaitu jangkauan pengetahuan/kemahatahuan Sang Buddha yg tdk terbatas dan tdk terpikirkan (acinteyya).

Karena Dhamma yg diajarkan Sang Buddha berasal dari kemahatahuan Beliau yg tdk terbatas, maka menurut saya, itu menjangkau seluruh alam semesta yg tdk terbatas.

Tapi kalo ada Buddha lain yg sedang mengajar di alam semesta lain, menurut pandangan Theravada bukan tidak mungkin spt yg dijelaskan pada kutipan di bawah ini:

Quote
Di antara sepuluh ribu cakkavala (tata surya) yang membentuk sebuah Jatikkhetta, Sang Buddha hanya lahir pada cakkavala ini seperti yang tersebut dalam Anguttara Nikaya Atthakatha i. 251 dan Digha Nikaya Atthakatha iii, 897. Menurut Ananda Vagga, Anguttara Nikaya, disebutkan bahwa dalam satu tisahassi mahasahassi lokadhatu terdapat satu milyar tata surya....dst. Alam semesta ini masih jauh lebih luas daripada tisahassi mahasahassi lokadhatu.

Berdasarkan uraian Ananda Vagga tersebut, berarti Jatikkhetta tempat kelahiran pada Buddha di alam semesta ini banyak sekali. Jadi ada kemungkinan pada satu masa terdapat banyak Buddha yang muncul bersama-sama di alam semesta ini pada Jatikkhetta mereka masing-masing. Atau dengan kata lain, pada saat sekarang ini ada kemungkinan ada banyak Samma Sambuddha yang muncul, walaupun bukan dalam Jatikkhetta (sepuluh ribu tata surya) kita ini.

Dalam Digha Nikaya ii. 225 dan iii. 144, disebutkan bahwa "pada satu waktu hanya ada satu Buddha yang muncul di dunia". Dengan kata lain, tidak akan ada dua Samma Sambuddha yang muncul bersamaan di bumi ini pada satu masa yang sama. Mengapa dapat terjadi demikian? Pertanyaan yang sama seperti ini telah muncul sejak Raja Milinda bertanya kepada Bhikkhu Nagasena pada abad III SM (Milinda Panha 237). Jawaban Bhikkhu Nagasena antara lain (disingkat) adalah sebagai berikut:

"Sepuluh ribu tata surya ini penopang seorang Buddha, tata surya-tata surya itu menopang kualitas khusus dari satu Tathagata saja. Bilamana Buddha kedua muncul, maka sepuluh ribu tata surya ini tidak akan sanggup menopangnya, sepuluh ribu tata surya ini akan bergetar, bergoyang, membengkak, mengerut, pecah berhamburan dan lenyap. Pertengkaran akan muncul pada masing-masing kelompok dengan membanding-bandingkan kualitas masing-masing Buddha-nya."

Sumber: Buku Dhamma Vibhanga (Penggolongan Dhamma) Jilid 2 hal. 33-34.

Buddhapadana, bab pertama dari Apadana, salah satu teks Buddhis yg mrpkan bagian dari Khuddaka Nikaya, Sutta Pitaka, menjelaskan adanya kemungkinan munculnya banyak Buddha dalam satu masa. Selengkapnya pernah dibahas di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19265.15
« Last Edit: 17 October 2012, 09:01:09 PM by ariyakumara »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Ajaran Buddha & Science
« Reply #4 on: 17 October 2012, 09:57:33 PM »
kalau kayu dan logam tidak termasuk ya?
==> termasuk unsur tanah (keras)

Ia yah ada alam manusia selain bumi ga ya?
==> mungkin ada / mungkin tidak ada, hanya spekulasi.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Ajaran Buddha & Science
« Reply #5 on: 17 October 2012, 09:59:28 PM »
reply #3, untuk saat ini memuaskan ke-ingin-tahuan kami   _/\_

blm bisa kirim cendol, tunggu waktu yang tepat setelah 720 jam
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Ajaran Buddha & Science
« Reply #6 on: 17 October 2012, 10:05:02 PM »

benar om Morph,

perlu adanya batasan dimana science & spiritual memiliki daerah-nya sendiri2.
tapi bagi kami ketidakmampuan science menjelaskan sesuatu atas hal spiritual (dalam hal ini khusus-nya buddhism) karena science masi terlalu "muda" & dangkal di bandingkan dhamma itu sendiri.


imo, ajaran buddha adalah ajaran spiritual, jangan coba2 diilmiahkan.

maksud dari 4 unsur itu adalah 4 wujud "materi". pengkategorian sederhana orang jaman dulu.
tanah di sana maksudnya wujud padat. api itu maksudnya panas, kalor.

jaman sekarang pembagian segala sesuatu jauh lebih rumit, ada tabel periodik unsur2 dan fisika modern malahan sampai kepada partikel yang lebih kecil (subatomik) dan antimatter.

mengenai 10 ribu alam berguncang, ya itu sekadar kepercayaan.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Ajaran Buddha & Science
« Reply #7 on: 17 October 2012, 11:32:13 PM »
tapi bagi kami ketidakmampuan science menjelaskan sesuatu atas hal spiritual (dalam hal ini khusus-nya buddhism) karena science masi terlalu "muda" & dangkal di bandingkan dhamma itu sendiri.
bukan tidak mampu, melainkan problem yang ingin dipecahkan berbeda.

sains tidak tertarik berbicara mengenai dukkha karena sains tidak mengenali adanya dukkha sebagai problem.
itulah mengapa sains tidak akan bisa mempunyai solusi untuk dukkha.
itulah keunggulan buddha dhamma.

namun untuk urusan materi, jelas sains lebih detail dan unggul karena buddha dhamma berpendapat urusan materi bukanlah solusi dukkha.
apabila kepercayaan atau dogma agama buddha ternyata tidak sesuai dengan fakta sains, saya pikir buddhis harus mengakuinya.
apabila kepercayaan atau dogma agama buddha ternyata tidak memiliki bukti2 empiris, sebaiknya diakui saja bahwa itu sebatas kepercayaan.
tidak perlu dicocok2kan.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Ajaran Buddha
« Reply #8 on: 16 December 2012, 05:27:18 PM »
Quote
107. Cara yang Benar untuk Mengajarkan Dhamma

Pada satu ketika Sang Buddha berdiam di Kosambi, di Vihara Ghosita. YM Udayi duduk di sana di tengah banyak umat awam dan mengajarkan Dhamma kepada mereka. Ketika melihat hal ini, YM Ananda pergi menghadap Yang Terberkahi dan melaporkan hal ini. (Yang Terberkahi kemudian berkata:)

“Ananda, adalah tidak mudah mengajarkan Dhamma kepada orang-orang lain. Ketika mengajarkan Dhamma kepada orang-orang lain, orang seharusnya membangun lima standar di dalam dirinya sendiri untuk melakukan hal itu. Apakah yang lima itu?

” ‘Saya akan  memberikan kotbah yang bertingkat:29 dengan cara itulah seharusnya Dhamma diajarkan kepada orang-orang lain.

” ‘Saya akan  memberikan khotbah yang masuk-akal‘: dengan cara itulah seharusnya Dhamma diajarkan kepada orang-orang lain.

” ‘Saya akan berbicara karena tergerak oleh simpati‘:30 dengan cara itulah seharusnya Dhamma diajarkan kepada orang-orang lain.

” ‘Saya akan berbicara bukan demi keuntungan duniawi‘: dengan cara itulah seharusnya Dhamma diajarkan kepada orang-orang lain.

” ‘Saya akan berbicara tanpa menyindir diri sendiri atau orang lain‘:31 dengan cara itulah seharusnya Dhamma diajarkan kepada orang-orang lain.

“Sungguh Ananda, adalah tidak mudah mengajarkan Dhamma kepada orang-orang lain. Ketika melakukannya, orang seharusnya membangun lima standar ini di dalam dirinya.

(V,159)
~http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/pancaka/




jika pada saat ini, sasana Buddha Gautama, pengajaran yang diajarkan dengan menerapkan kebijaksanaan (pañña) sesuai dengan tingkatan pendengarnya.
dengan penekanan pañña, kutipan diatas akan cocok tapi bagaimana jika Sang Buddha memiliki ciri khas sati, viriya dll?
bagaimana pengajaran yang akan dilakukan dengan sasana Buddha diwaktu yang lampau ataupun diwaktu yang akan datang ?


Pernah baca di RAPB (lagi2 lupa halaman berapa), masing2 sasana memiliki ciri khasnya tersendiri sesuai dengan ajaran Sang Buddha pada saat itu, misal: sati (perhatian), viriya (semangat) dll
« Last Edit: 16 December 2012, 05:35:01 PM by Mas Tidar »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Ajaran Buddha & Science
« Reply #9 on: 16 December 2012, 05:30:09 PM »
~http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/pancaka/




jika pada saat ini, sasana Buddha Gautama, pengajaran yang diajarkan dengan menerapkan kebijaksanaan (pañña) sesuai dengan tingkatan pendengarnya.
dengan penekanan pañña, kutipan diatas akan cocok tapi bagaimana jika Sang Buddha memiliki ciri khas sati, viriya dll?
bagaimana pengajaran yang akan dilakukan dengan sasana Buddha diwaktu yang lampau ataupun diwaktu yang akan datang ?


Pernah baca di RAPB (lagi2 lupa halaman berapa), masing2 sasana memiliki ciri khasnya tersendiri sesuai dengan ajaran Sang Buddha pada saat itu, misal: sati (perhatian), viriya (semangat) dll

IMO, cara pengajaran satu Buddha dengan Buddha lainnya adalah sama, yaitu juga memperhatikan lima cara mengajar Dhamma seperti kutipan sutta di atas. Misalnya dalam Mahapadana Sutta (DN 14) tentang Buddha Vipassi dikatakan:

Quote
3.11. ‘Dan Buddha Vipassī membabarkan khotbah bertingkat tentang kedermawanan, tentang moralitas dan tentang surga,[44] menunjukkan bahaya, penurunan dan kekotoran dari kenikmatan-indria, dan manfaat dari meninggalkan keduniawian. Dan ketika Buddha Vipassī mengetahui bahwa batin Khaṇḍa dan Tissa telah siap, lunak, bebas dari rintangan, gembira, dan tenang, kemudian Beliau membabarkan khotbah istimewa para Buddha secara ringkas: tentang penderitaan, tentang asal-mulanya, lenyapnya, dan sang jalan. Dan bagaikan kain yang bersih yang semua nodanya telah dihilangkan akan dapat diwarnai dengan sempurna, demikian pula Pangeran Khaṇḍa dan Tissa, putra Brāhmaṇa kerajaan, saat mereka duduk di sana, muncul Mata-Dhamma yang murni dan tanpa noda, dan mereka mengetahui: “Segala sesuatu yang mempunyai asal-mula pasti akan lenyap.”’

dhammacitta.org/dcpedia/DN_14:_Mahāpadāna_Sutta
« Last Edit: 16 December 2012, 05:39:26 PM by ariyakumara »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

 

anything