//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [tanya] janji yang tak terealisasi  (Read 15832 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: [tanya] janji yang tak terealisasi
« Reply #30 on: 09 September 2012, 08:46:12 PM »
dalam kasus ini bisa kebetulan dengan ucapan begitu, sepertinya sih si angkot nabrak karena perbuatannya saja yg ugal2an bukan karena sumpah orang lain..
sepertinya banyak orang sumpahin begitu kepada orang lain tapi tidak terjadi sumpahnya,,,
hahaha ya bisa saja begitu. who knows?  :)

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: [tanya] janji yang tak terealisasi
« Reply #31 on: 10 September 2012, 06:00:22 AM »
hahaha ya bisa saja begitu. who knows?  :)

kalau begitu saya mau sumpahin orang lain jadi kaya raya =))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: [tanya] janji yang tak terealisasi
« Reply #32 on: 10 September 2012, 06:28:12 AM »
mari kita berandai2 sejenak, jika seandainya Nanda tidak membebaskan Sang Buddha dari janji itu, apakah Arahat Nanda harus menerima 500 bidadari jika Sang Buddha menepati janjinya? saya tidak meragukan kemampuan Sang Buddha untuk menepati janjinya itu, tapi apa yg harus dilakukan oleh Arahat Nanda dengan 500 bidadari itu?

Hahahha, dibalikin bidadarinya ke surga
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [tanya] janji yang tak terealisasi
« Reply #33 on: 10 September 2012, 08:33:07 AM »
jadi dengan ucapan sumpah saja bisa buat sesuatu yg kita sumpah bisa terjadi( hutang kamma)? misal sumpah tabrakan, sumpah mati dll..
contoh
1. misal si A janji saja mau bayar hutang (cuma janji jadi tidak akan terjadi apa2 karena tidak sebut akibatnya)
2. misal si A sumpah mau bayar hutang, klo tidak bayar maka sumbah di tabrak motor (karena sumpah maka kalo tidak bayar maka nanti entah kapan akan
    dapat kammanya di tabrak motor)
Bisa, kalau dia punya buah kamma yang mendukung pula. Jadi kalau dia punya 'potensi' ditabrak motor tapi belum saatnya berbuah, namun dia sumpah ketabrak motor, maka sumpah itu bisa saja membuahkan kamma buruknya itu. Tapi kalau orang itu tidak punya potensi kamma yang belum berbuah, maka tentu tidak bisa. Misalnya saya bersumpah: "kalau saya tidak bayar hutang, maka ketiban rejeki 18 Milyar," tampaknya cenderung sulit sekali terjadi.


Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: [tanya] janji yang tak terealisasi
« Reply #34 on: 10 September 2012, 10:41:57 AM »
Buddha mengatakan bahwa "kehendak = kamma", jadi setiap kehendak akan menjadi kamma yang menghasilkan vipaka ?

Apakah mungkin untuk berkehendak buruk dan menjadikan kehendak itu nyata ?*koq kayak agama tetangga*

apa perbedaaan diantara "kehendak" dan "bertekad" ?

apa perbedaan antara "kehendak" dan "kesadaran" ?

apa perbedaan antara "kehendak" dan "pikiran" ?

Apa yang dimaksud kehendak ?

Apa yang dimaksud pikiran ?

Apa yang dimaksud kesadaran ?

thanks...
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: [tanya] janji yang tak terealisasi
« Reply #35 on: 10 September 2012, 01:02:41 PM »
jadi dengan ucapan sumpah saja bisa buat sesuatu yg kita sumpah bisa terjadi( hutang kamma)? misal sumpah tabrakan, sumpah mati dll..
contoh
1. misal si A janji saja mau bayar hutang (cuma janji jadi tidak akan terjadi apa2 karena tidak sebut akibatnya)
2. misal si A sumpah mau bayar hutang, klo tidak bayar maka sumbah di tabrak motor (karena sumpah maka kalo tidak bayar maka nanti entah kapan akan
    dapat kammanya di tabrak motor)

Bisa, kalau dia punya buah kamma yang mendukung pula. Jadi kalau dia punya 'potensi' ditabrak motor tapi belum saatnya berbuah, namun dia sumpah ketabrak motor, maka sumpah itu bisa saja membuahkan kamma buruknya itu. Tapi kalau orang itu tidak punya potensi kamma yang belum berbuah, maka tentu tidak bisa. Misalnya saya bersumpah: "kalau saya tidak bayar hutang, maka ketiban rejeki 18 Milyar," tampaknya cenderung sulit sekali terjadi.

Penggunaan istilah "hutang karma", sepertinya bisa menimbulkan kesalahpahaman?? Kalau dari contoh-contoh yang kalian tulis, mungkin lebih cocok disebut "ucapan kebenaran".

Kisah di RAPB, ada seorang anak yang digigit ular. Orangtua anak ini membawa si anak ke seorang petapa. Atas anjuran petapa ini, mereka sepakat untuk mengucapkan kebenaran. Ibunya berkata: "aku membenci suamiku sama seperti aku membenci ular yang mengigit anakku. Dengan ucapan kebenaran ini, semoga anakku sembuh". Lalu 'bisa' ular itu keluar dari tubuh anak itu. (Nanti ayahnya juga mengucapkan kebenaran, demikian pula si petapa). Akhirnya anak itu sembuh.

Ada keterangan juga bahwa orang jaman dulu jarang melanggar sila ke-4 (beda dengan orang jaman sekarang). Jadi, manjur atau tidaknya - salah satunya - tergantung orang yang mengucapkan kata-kata itu juga. Kira-kira begitu yang tertulis di buku itu.

Tentang efek ucapan kebenaran terhadap karma, saya juga tidak tau kenapa bisa begitu. Kalo pada akhirnya kita hanya berspekulasi, mungkin sebaiknya ga perlu dibahas?
« Last Edit: 10 September 2012, 01:16:56 PM by dhammadinna »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [tanya] janji yang tak terealisasi
« Reply #36 on: 10 September 2012, 04:18:52 PM »
Penggunaan istilah "hutang karma", sepertinya bisa menimbulkan kesalahpahaman?? Kalau dari contoh-contoh yang kalian tulis, mungkin lebih cocok disebut "ucapan kebenaran".

Kisah di RAPB, ada seorang anak yang digigit ular. Orangtua anak ini membawa si anak ke seorang petapa. Atas anjuran petapa ini, mereka sepakat untuk mengucapkan kebenaran. Ibunya berkata: "aku membenci suamiku sama seperti aku membenci ular yang mengigit anakku. Dengan ucapan kebenaran ini, semoga anakku sembuh". Lalu 'bisa' ular itu keluar dari tubuh anak itu. (Nanti ayahnya juga mengucapkan kebenaran, demikian pula si petapa). Akhirnya anak itu sembuh.

Ada keterangan juga bahwa orang jaman dulu jarang melanggar sila ke-4 (beda dengan orang jaman sekarang). Jadi, manjur atau tidaknya - salah satunya - tergantung orang yang mengucapkan kata-kata itu juga. Kira-kira begitu yang tertulis di buku itu.

Tentang efek ucapan kebenaran terhadap karma, saya juga tidak tau kenapa bisa begitu. Kalo pada akhirnya kita hanya berspekulasi, mungkin sebaiknya ga perlu dibahas?
Sacca-kiriya-gatha yah? Tentang yang digigit ular kalau tidak salah ada di Jataka Atthakatha, bodhisatta adalah anak yang digigit ular itu? Di Petavatthu juga ada kisah orang menyumpah kalau benar X, maka jadi peta type Y. Nah karena emang benar X, maka jadilah dia type peta Y. Tapi tampaknya itu bisa terjadi kalau ada timbunan kamma pendukung, atau ada 'iddhi' bermain di sana.

Tapi terlepas dari itu, memang 'sacca-kiriya-gatha' tersebut adalah independen dari janji yang kita ucapkan. Jika kita memang berpikiran untuk menepati, maka tidak ada ucapan salah. Kalau kita berpikir untuk ingkar, maka itu adalah ucapan salah. Jika tidak ada niat ingkar namun ternyata kondisi tidak mendukung untuk terjadi, tidak ada kamma baru tertanam di sana, jadi tidaklah perlu merasa bersalah. IMO sih...

-----
Meski kalau gagal memenuhi bukan penanaman kamma buruk, pengucapan janji juga sebaiknya tidak asal-asalan, dipikir matang-matang dulu karena kalau gampang bikin janji yang sering tidak terealisasi, secara sosial kita akan dianggap orang yang tidak memiliki integritas.


Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: [tanya] janji yang tak terealisasi
« Reply #37 on: 10 September 2012, 05:03:59 PM »
Sacca-kiriya-gatha yah?

Yup...

Quote
Tentang yang digigit ular kalau tidak salah ada di Jataka Atthakatha, bodhisatta adalah anak yang digigit ular itu?

Kalo di RAPB, si petapa adalah bodhisatta. Yang membuat saya "terpesona" adalah ucapan kebenaran yang beliau ucapkan (tidak saya tuliskan karena saya tidak ingat persisnya). Intinya (dalam bahasa saya), beliau mengatakan bahwa selama sekian puluh tahun menjadi petapa, beliau tidak bahagia, beliau menjalaninya dengan susah-payah. Cmiiw.

Quote
Di Petavatthu juga ada kisah orang menyumpah kalau benar X, maka jadi peta type Y. Nah karena emang benar X, maka jadilah dia type peta Y. Tapi tampaknya itu bisa terjadi kalau ada timbunan kamma pendukung, atau ada 'iddhi' bermain di sana.

Mungkin juga.. Saya juga pernah baca (lupa di mana), perlu juga kemanunggalan pikiran. Jadi memang tidak mudah sih, karena pikiran mayoritas orang belum bisa demikian.

Quote
Tapi terlepas dari itu, memang 'sacca-kiriya-gatha' tersebut adalah independen dari janji yang kita ucapkan. Jika kita memang berpikiran untuk menepati, maka tidak ada ucapan salah. Kalau kita berpikir untuk ingkar, maka itu adalah ucapan salah. Jika tidak ada niat ingkar namun ternyata kondisi tidak mendukung untuk terjadi, tidak ada kamma baru tertanam di sana, jadi tidaklah perlu merasa bersalah. IMO sih...

-----
Meski kalau gagal memenuhi bukan penanaman kamma buruk, pengucapan janji juga sebaiknya tidak asal-asalan, dipikir matang-matang dulu karena kalau gampang bikin janji yang sering tidak terealisasi, secara sosial kita akan dianggap orang yang tidak memiliki integritas.

Iya..

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: [tanya] janji yang tak terealisasi
« Reply #38 on: 11 September 2012, 09:48:26 AM »
Kalo di RAPB, si petapa adalah bodhisatta. Yang membuat saya "terpesona" adalah ucapan kebenaran yang beliau ucapkan (tidak saya tuliskan karena saya tidak ingat persisnya). Intinya (dalam bahasa saya), beliau mengatakan bahwa selama sekian puluh tahun menjadi petapa, beliau tidak bahagia, beliau menjalaninya dengan susah-payah. Cmiiw.

Ucapan kebenaran dari si petapa: "Karena lelah terhadap kehidupan bermasyarakat, aku menjadi seorang petapa. Tetapi aku berbahagia menjalani kehidupan sebagai petapa hanya selama tujuh hari. Sejak hari ke delapan sebagai petapa, aku tidak bahagia hingga hari ini selama lima puluh tahun. Aku dengan enggan bergulat dengan pengendalian diri. Berkat kekuatan dari ucapan kebenaran ini, semoga racun lenyap dan anak ini selamat". Kemudian racun yang ada di dada anak itu meresap ke tanah.

Saya terpesona karena ternyata Buddha dulu juga bergulat dengan pengendalian diri. Sama seperti kita saat ini. Memang ndak ada yang instan yak..

Kisah tersebut ada di RAPB, di Rincian 1 (tentang Kesempurnaan Kejujuran (Sacca Parami)), diambil dari Kanha Dipayana Jataka No.444. Saat itu Bodhisatta adalah seorang petapa bernama Kanha Dipayana.
_____________

Ada kisah lain juga di sana, dari Suvannasama Jataka. Suatu hari, bodhisatta Suvannasama (dipanggil 'Sama') yang sedang merawat orangtuanya yang buta, pergi mengambil air di sungai. Raja Piliyakkha yang sedang berburu, melihatnya dan menembakkan panahnya (karena keliru menganggapnya sebagai makhluk gaib). Bodhisatta menjadi tidak sadarkan diri karena racun dari anak panah itu. Raja membawa orangtua 'Sama' ke tempat di mana 'Sama' terbaring. Setelah tahu bodhisatta belum meninggal, ibu 'Sama' mengucapkan tujuh kata-kata kebenaran:

1.Putraku 'Sama' dulu selalu mempraktikkan kebajikan (Dhammacari). Jika ini benar, semoga racun yang menyerang putraku lenyap.

2. Putraku 'Sama' dulu selalu menjalani praktik mulia. Jika ini benar, semoga racun yang menyerang putraku lenyap.

3. Putraku 'Sama' dulu berbicara hanya yang benar. Jika ini benar, semoga racun yang menyerang putraku lenyap.

4. Putraku 'Sama' telah merawat orangtuanya. Jika ini benar, semoga racun yang menyerang putraku lenyap.

5. Putraku 'Sama' dulu selalu bersikap hormat kepada mereka yang lebih tua dalam keluarga. Jika ini benar, semoga racun yang menyerang putraku lenyap.

6. Aku menyayangi putraku 'Sama' melebihi diriku sendiri. Jika ini benar, semoga racun yang menyerang putraku lenyap.

7. Semoga racun dalam tubuh 'Sama'-ku lenyap berkat kebajikan yang telah dilakukan ayahnya dan diriku.

Ayah 'Sama' juga mengucapkan kata-kata kebenaran. Demikian pula seorang dewi bernama Bahusundari yang pernah menjadi ibu 'Sama' selama tujuh kehidupan dan sekarang menetap di Bukit Gandhamadana di Himalaya. Akhirnya bodhisatta sembuh.
« Last Edit: 11 September 2012, 10:15:24 AM by dhammadinna »

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: [tanya] janji yang tak terealisasi
« Reply #39 on: 11 September 2012, 04:07:37 PM »
di kutip dari Nanda Sutta

Kemudian, ketika malam telah berlalu, YM Nanda pergi kepada Sang Bhagava dan, ketika tiba, setelah menyalami beliau, duduk di satu sisi. Sementara ia tengah duduk di sana, ia berkata kepada Sang Bhagava: "Bhante, mengenai Sang Bhagava sebagai jaminanku untuk memperoleh 500 bidadari berkaki-merah-muda, aku dengan ini membebaskan Sang Bhagava dari janji tersebut."

Perlu menjadi renungan, kenapa YM Nanda perlu menyatakan hal itu 'membebaskan Sang Bhagava dari janji tersebut'?
imo, pembebasan janji YM Nanda itu lebih ke karena ia memang sudah tidak menginginkan apa yang dijanjikan kepadanya..
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: [tanya] janji yang tak terealisasi
« Reply #40 on: 14 September 2012, 07:58:54 AM »
....Tentang efek ucapan kebenaran terhadap karma, saya juga tidak tau kenapa bisa begitu. Kalo pada akhirnya kita hanya berspekulasi, mungkin sebaiknya ga perlu dibahas?
saya kira perlu dibahas mengingat hal ini merupakan fenomena yang bisa di temukan sehari-hari sehingga paling tidak kita bisa menentukan sikap yang kita anggap terbaik atas fenomena tersebut.

oh iya mau nanya lagi nih teman-teman,
dalam berbahasa kan sering di temui gaya bahasa/majas. beberapa majas tersebut digunakan untuk menjelaskan suatu hal yang tidak sesuai dengan kenyataan.
misalnya,
seseorang yang memiliki rumah ala real estate bilang, "Silahkan mampir ke gubukku yang reyot ini."

pertanyannya, apakah ucapan orang tersebut merupakan ucapan tidak benar karena tidak sesuai dengan kenyataan?  _/\_

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: [tanya] janji yang tak terealisasi
« Reply #41 on: 14 September 2012, 10:27:36 AM »
saya kira perlu dibahas mengingat hal ini merupakan fenomena yang bisa di temukan sehari-hari sehingga paling tidak kita bisa menentukan sikap yang kita anggap terbaik atas fenomena tersebut.

oh iya mau nanya lagi nih teman-teman,
dalam berbahasa kan sering di temui gaya bahasa/majas. beberapa majas tersebut digunakan untuk menjelaskan suatu hal yang tidak sesuai dengan kenyataan.
misalnya,
seseorang yang memiliki rumah ala real estate bilang, "Silahkan mampir ke gubukku yang reyot ini."

pertanyannya, apakah ucapan orang tersebut merupakan ucapan tidak benar karena tidak sesuai dengan kenyataan?  _/\_
itu kan cuma bahasa/gaya omongan setempat, tiap negara kan gaya bahasanya beda, dan yg mampir pun tahu itu cuma gaya bahasa saja dan bukan reyot sungguhan dan yg ngomong juga tidak ada maksus mau berbohong/menipu,, jadi menurut saya bukan ucapan tidak benar,,
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

 

anything