//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: pengemis  (Read 8976 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: pengemis
« Reply #15 on: 25 May 2012, 06:59:22 PM »
kalau tidak ada pengemis kalian tidak bisa berdana kan, jadi ngapain diributkan?.

ada nya pengemis baik juga membuat kita bisa berdana, menyentuh karuna kita.

kalau dia menipu dgn kata pura pura kita maafkan saja beres tidak repot memenuhi pikiran kita dengan kotoran bathin.

Sang Buddha sewaktu masih jadi bodhisatva pernah lahir sebagai pengemis; yang perlu di perhatikan ketika kita berdana kepada pengemis sebaik nya dalam bentuk makanan kalau bisa bukan dalam bentuk uang (meskipun daku masih berdana kepada pengemis dalam bentuk uang 500 rupiah, level nya belum sampai ke dana makanan [roti atau kue])
sebenarnya bukan masalah bisa berdana atau tidak om..
tapi untuk tau itu tidak baik agar tidak menjadi seperti itu. :)
atau mungkin bisa menyarankan si pengemis untuk jangan begitu lagi, karna kita sendiri sudah tau itu tidak baik, dan ingin melihat orang lain juga menjadi baik.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: pengemis
« Reply #16 on: 26 May 2012, 05:50:38 PM »
Kalau memang ragu berdana kpd pengemis yah lebih baik tidak usah dilakukan.
Berdana kepada gelandangan yg tidur di emperan toko. Di stasiun kereta api karang anyar ada beberapa org ibu2 tua gelandangan bahkan ada yg tidak bisa melihat. kasihan sekali melihatnya. mereka benar2 susah. kita bisa membantu mereka dgn memberikan selimut, baju hangat krn waktu malam pasti mereka kedinginan apalagi kalau hujan krn mereka tidur di alam terbuka, kasih obat2an sprti minyak angin, koyo, dll, kasih nasi bungkus, biskuit, dll.
Mereka jelas2 membutuhkan pertolongan. suatu waktu saya melihat ada org tua yg menyuruh anaknya memberikan makanan kpd mereka. Itu sangat bagus sekali krn sedari kecil anak sudah dididik utk berbuat baik sehingga anak itu nantinya bisa empati atau punya keperdulian thdp org2 yg kurang beruntung nasibnya.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Munika Jataka
« Reply #17 on: 30 May 2012, 05:31:07 PM »
Sekali waktu Brahmadatta
memerintah Benares, Bodhisatta
terlahir sebagai seekor sapi jantan,
yang bernama Mahālohita, ia tinggal
di tanah milik seorang penjaga
sebuah desa kecil. Bodhisatta
mempunyai seorang adik yang
bernama Cūḷalohita. Dua
bersaudara ini melakukan semua
pekerjaan tarik menarik barang bagi
tuan tanah mereka. Penjaga desa itu
memiliki seorang anak perempuan,
yang telah dilamar untuk menikah
dengan anak lelaki dari seorang pria
yang tinggal di kota. Orang tua gadis
itu, bermaksud menyediakan
makanan pilihan [197] bagi para
undangan pernikahan putri mereka,
mulai menggemukkan seekor babi
yang bernama Muṇika.
Melihat hal itu, Cūḷalohita berkata
kepada abangnya, “Semua barang
yang harus ditarik untuk keperluan
rumah tangga ini selalu dilakukan
oleh aku maupun kamu. Namun
semua usaha kita hanya dihargai
dengan memberikan sedikit rumput
dan jerami sebagai makanan kita.
Sementara babi itu diberi makan
nasi! Apa yang menyebabkan dia
mendapatkan makanan seistimewa
itu?”
Abangnya berkata, “Adikku, jangan iri
padanya; ia hanyalah seekor babi
yang sedang menikmati makanan
terakhirnya. Ia mendapat makanan
seperti itu untuk dijadikan makanan
pembuka untuk para undangan saat
pernikahan putri mereka. Hanya itu
alasan mereka memberikan makanan
seperti itu kepada babi tersebut.
Tunggulah beberapa saat lagi hingga
tamu-tamu berdatangan. Maka kamu
akan melihat babi itu berakhir dalam
empat potong sesuai dengan jumlah
kakinya, ia akan dibunuh dan akan
diproses menjadi kari.” Setelah
mengucapkan kata-kata tersebut, ia
mengulangi syair berikut ini :
Maka, jangan iri pada Muṇika
yang malang;
itu adalah makanan terakhir
yang sedang ia nikmati.
Dedakmu yang sederhana ini
mengandung janji dan
jaminan akan hari-hari yang
masih panjang.
Tidak lama kemudian para undangan
pun tiba. Muṇika dibunuh dan
dimasak menjadi berbagai jenis
hidangan. Bodhisatta berkata kepada
Cūḷalohita, “Apakah kamu telah
melihat Muṇika, Adikku?” “Tentu saja
saya telah melihatnya, Abangku,
pesta yang diselenggarakan dari
daging Muṇika. Makanan sederhana
seperti yang kita makan, lebih baik
seratus kali, tidak, seribu kali,
walaupun itu hanya rumput, jerami
dan dedak;— karena makanan kita
tidak akan membahayakan jiwa kita,
dan merupakan sebuah janji bahwa
hidup kita tidak akan dipersingkat.”

http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/munika-jataka/


bila perhatikan cerita ini menyeramkan taapi tentang kamma baik yang diterima munika dan dibandingkan dengan kerja keras sang sapi

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: pengemis
« Reply #18 on: 30 May 2012, 09:19:36 PM »
wah ijin nempel dimari ya  [-o<

mo ask nee,
sebenarnya tujuan utama berdana itu apa?
apakah tergantung kondis-kondisi yang ada?

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: pengemis
« Reply #19 on: 31 May 2012, 12:42:31 PM »
semoga ini bisa sedikit membantu om.
Quote
Kualitas dana berdasarkan motif / tujuannya:
  • Hina Dana : Dana yang bersifat rendah, yaitu dengan  mengharapkan kemasyuran, kekayaan, dsb.
  • Majjhima Dana : Dana yang bersifat menengah misalnya dengan   keinginan untuk dapat terlahirkan di alam surga.
  • Panita Dana : Dana yang bersifat luhur, dengan tujuan untuk meraih pembebasan sejati.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: pengemis
« Reply #20 on: 31 May 2012, 01:51:40 PM »
Barusan habis baca ceramahnya Bhante Pannyavaro, dan ketemu tulisan ini.
Sang Buddha menunjukkan - Aku mengajarkan engkau untuk berdana,
untuk membersihkan kekotoran batin, itulah Dhamma.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: pengemis
« Reply #21 on: 31 May 2012, 09:29:43 PM »
Barusan habis baca ceramahnya Bhante Pannyavaro, dan ketemu tulisan ini.
Sang Buddha menunjukkan - Aku mengajarkan engkau untuk berdana,
untuk membersihkan kekotoran batin, itulah Dhamma.


apakah sama artinya dengan melepas, cici?  :)
tantangannya muncul saat kita menilai pengemis itu patut untuk diberi atau tidak  :))
soalnya pengalaman, memberi dana ke pengemis tua dengan memberi dana ke pengemis muda rasanya beda  ^-^

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: pengemis
« Reply #22 on: 01 June 2012, 11:56:06 AM »
Masih mending drpd tidak berdana sama sekali....apalagi sudah tidak berdana masih berprasangka buruk pula  ;D
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: pengemis
« Reply #23 on: 01 June 2012, 12:34:48 PM »
apakah sama artinya dengan melepas, cici?  :)
tantangannya muncul saat kita menilai pengemis itu patut untuk diberi atau tidak  :))
soalnya pengalaman, memberi dana ke pengemis tua dengan memberi dana ke pengemis muda rasanya beda  ^-^
iya, sepertinya begitu om jup.. :)
iya, saya juga kadang suka dilema, cuma kalo ibu2 yang masih segar bugar sih saya jarang ngasih, kalo anak2 kadang g tega juga.
mungkin selain melepas juga harus berdana dengan bijak, kalo memang dana itu bisa membuat si penerima menjadi lebih baik, atau membantu dia maka berikan saja.
tapi kalo ibu2 yang masih segar bugar, saya sih mikirnya kalo ngasih maka akan membuat dia jadi malas nantinya, maka lebih baik tidak saya kasi. karna awalnya udah jelek pemikiran saya..
tapi g tau deh om. hehe..

penjelasan selengkapnya tentang dana bisa liat di DANA http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=651.0#msg10203
« Last Edit: 01 June 2012, 12:38:22 PM by hemayanti »
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: pengemis
« Reply #24 on: 02 June 2012, 10:40:58 AM »
iya, sepertinya begitu om jup.. :)
iya, saya juga kadang suka dilema, cuma kalo ibu2 yang masih segar bugar sih saya jarang ngasih, kalo anak2 kadang g tega juga.
mungkin selain melepas juga harus berdana dengan bijak, kalo memang dana itu bisa membuat si penerima menjadi lebih baik, atau membantu dia maka berikan saja.
tapi kalo ibu2 yang masih segar bugar, saya sih mikirnya kalo ngasih maka akan membuat dia jadi malas nantinya, maka lebih baik tidak saya kasi. karna awalnya udah jelek pemikiran saya..
tapi g tau deh om. hehe..

penjelasan selengkapnya tentang dana bisa liat di DANA http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=651.0#msg10203

wah siaap. mo iqro ke tkp dulu  :jempol:
penasaran apakah intinya sama dengan dana versi filsafat jawa  :))
thanks a bunch, cici  :-[

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: pengemis
« Reply #25 on: 02 June 2012, 10:36:10 PM »
sebagai perbandingan, apakah dalam berdana boleh pilih-pilih atau tidak..
gimna pendapat temen2??  ;D

Quote from:  Ittivutaka 75

“Wahai para bhikkhu, ada tiga macam orang di dunia sini.”

“Apakah tiga macam itu?”

“Orang yang bagaikan awan tanpa hujan, orang yang bagaikan hujan lokal, dan orang yang bagaikan hujan di mana-mana.”

“Seperti apakah orang yang bagaikan awan tanpa hujan?”

“Dalam hal ini, orang itu tidak memberi kepada siapa pun. Dia tidak memberi makanan, minuman, pakaian, kendaraan, bunga-bungaan, pengharum, minyak, tempat tidur, tempat bernaung, dan lampu kepada para pertapa dan brahmana, kepada orang yang miskin, kepada orang yang terlantar dan membutuhkan. Orang semacam ini bagaikan awan tanpa hujan.”

“Wahai para bhikkhu, seperti apakah orang yang bagaikan hujan lokal?”

“Dalam hal ini, orang itu memberi kepada beberapa orang tetapi tidak memberi kepada yang lain. Dia hanya memberikan makanan, minuman, pakaian, kendaraan, bunga-bungaan, pengharum, minyak, tempat tidur, tempat bernaung, dan lampu kepada beberapa pertapa dan brahmana, kepada beberapa orang yang miskin, kepada beberapa orang yang terlantar dan membutuhkan, tetapi tidak memberikannya kepada yang lain. Inilah orang bagaikan hujan lokal.”

“Wahai para bhikkhu, seperti apakah orang yang bagaikan hujan di mana-mana?”

“Dalam hal ini, orang itu memberi kepada semuanya. Dia memberikan makanan, minuman, pakaian, kendaraan, bunga-bungaan, pengharum, minyak, tempat tidur, tempat bernaung, dan lampu kepada semua pertapa dan brahmana, kepada orang yang miskin, kepada orang yang terlantar dan yang membutuhkan. Inilah orang yang bagaikan hujan di mana-mana.”

“Wahai para bhikkhu, demikianlah tiga macam orang yang ada di dunia ini.”

Tidak kepada para pertapa maupun brahmana Tidak juga kepada yang miskin dan terlantar Dia membagikan simpanan Makanan, minuman dan barang-barangnya; Orang yang dasarnya seperti itu disebut ‘Orang yang bagaikan awan tanpa hujan’. Kepada beberapa orang dia tidak memberi, Kepada beberapa orang dia menawarkan dana makanan; Oleh para bijaksana orang seperti itu disebut ‘Orang yang bagaikan hujan lokal’.

Orang yang dikenal karena kebesaran hatinya, Yang mengasihi semua makhluk, Membagikan dana dengan senang hati. ‘Beri! Beri!’ katanya.

Bagaikan awan yang tebal Yang menggelegar mencurahkan hujan Mengisi bagian yang rata dan cekung, Membasahi bumi dengan air, Seperti itulah orang ini.

Setelah dengan benar mengumpulkan kekayaan Yang dia peroleh dengan usahanya sendiri, Dia memberikan cukup makanan dan minuman Pada makhluk apa pun yang membutuhkan
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: pengemis
« Reply #26 on: 05 June 2012, 08:45:45 PM »
Inilah orang yang bagaikan hujan di mana-mana.”

kalau orang macam ini mah sudah lepas dari dualisme  =))

sementara kaum awam semacam ai masih melekat pada "nalar"  :-[

temen2 laen bagaimana?

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: pengemis
« Reply #27 on: 05 June 2012, 10:14:39 PM »
yah setapak setapak dulu kale, tukar kan uang 25.000,- anda kebank dengan uang coin "500", biarpun sedikit ada memberi.


Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: pengemis
« Reply #28 on: 06 June 2012, 09:13:27 AM »
sebagai perbandingan, apakah dalam berdana boleh pilih-pilih atau tidak..
gimna pendapat temen2??  ;D
IMO, kalo mau berdana yah berdana saja, kalo g mau yah jangan dipaksakan.
jangan berdana karena ikut2an. :)


yah setapak setapak dulu kale, tukar kan uang 25.000,- anda kebank dengan uang coin "500", biarpun sedikit ada memberi.

terkadang sesuatu yang tidak direncanakan itu lebih bisa mengetes sejauh mana kerelaan kita, apa masih melekat atau tidak.
misalnya pas lagi g bawa uang 500, pecahan paling kecil yang kit bawa adalah 20rb misalnya, apakah kita akan tetap memberi??
menurutku, ini saat yang paling tepat untuk menilai sejauh mana tingkat kerelaan ataupun kemelekatan kita.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: pengemis
« Reply #29 on: 06 June 2012, 12:20:52 PM »
IMO, kalo mau berdana yah berdana saja, kalo g mau yah jangan dipaksakan.
jangan berdana karena ikut2an. :)

hmm, tapi apakah berdana secara pilih2 itu bukanlah perbuatan yang benar??
karena menurut Sang Buddha seharusnya kita menjadi orang yang berdana kepada siapa saja (tidak peduli dia itu siapa)
mengingat banyak juga kisah Bodhisatta yang mengorbankan dirinya dan hartanya kepada orang lain yang bahkan tidak bermoral, apakah kita harus meneladani-Nya??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_